89. INT – Ruang Tamu Rumah – Sore
Cast. Ayah, Bunda, Jeha, Tesa, Hema dan Devan.
[Semuanya pulang dan Jeha terakhir sampai. Suasana rumah mendadak menjadi dingin. Sesampainya, Jeha hendak memberikan hadiah yang dibelinya untuk Kinan.]
Jeha
Kinan? Kakak punya hadiah untuk kamu nih. Kinan-
Ayah
Jeha! Mulai sekarang di keluarga Ari nggak ada anak yang namanya Kinan.
Jeha
Yah? Stop bertingkah seperti anak kecil lagi dong.
Ayah
JEHA! BERHENTI MEMBELA DIA! Gara-gara kamu selalu manjain dia, pergaulannya menjadi nggak benar!
Jeha
Ha? Maksud Ayah apa sih?
[Tesa dengan wajah datar berjalan mendekati Jeha dan memberikan ponsel Ayahnya. Jeha dibuat kaget.]
Jeha
Apa-apaan ini? Ayah dapat dari mana?
Ayah
Nggak peduli Ayah mau dapat itu dari mana. Yang jelas, Kinan bukan bagian dari keluarga Ari lagi!
[Jeha tidak memedulikan perkataan Ayahnya dan langsung menelepon Hema.]
Melakukan panggilan dengan Hema.
Jeha
Halo, Hema?
[Suaranya terdengar panik.]
Hema
Iya? Ada apa Kak?
Jeha
Kinan lagi sama kamu nggak ya?
Hema
Kinan? Nggak Kak. Ini Hema lagi diluar kumpul sama teman.
Jeha
Dia ada hubungin kamu nggak?
Hema
Ada Kak tadi pagi. Tapi nggak sempat angkat karena masih tidur. Memangnya ada apa Kak?
Jeha
Kinan menghilang. Tolong bantu Kakak untuk nyari dia.
Hema
Hilang? Oke Kak, Hema cari sekarang.
[Hema yang sedang diluar langsung memutar arah motornya dan mengebut mencari Kinan. Kemudian Jeha juga menelepon Devan yang sedang bersantai.]
Jeha
Halo, Van?
Devan
Halo? Iya Kak? Kenapa suara Kakak gemetaran gitu? Ada sesuatu terjadi?
Jeha
Kinan.
Devan
Kinan? Kenapa Kak?
Jeha
Rumor buruk tentang Kinan beredar.
Devan
Rumor apa?
Ting~
[Saat sedang teleponan, Devan mendapatkan notifikasi dari Hans yang memberi tahu apa yang barusan terjadi.]
Isi pesan :
Hans
Ada cewek yang mau bunuh diri di atas gedung sekolah terbengkalai belakang sekolah ALI. Saat ngelihat dia, gue ingat lo. Dia cewek yang lo temuin selesai turnamen kemarin.
[Devan berdiri kaget. Tangan dan matanya gemetar ketika mendapat pesan itu. Dia lanjut menelepon Jeha.]
Devan
Kak, nanti aku telepon lagi. Sepertinya aku tau keberadaan Kinan.
[Devan mematikan panggilan itu, dan langsung menelepon Hans.]
Devan
Dimana dia sekarang? IKUTIN DIA JANGAN SAMPAI KEHILANGAN!! Kalau sampai sesuatu terjadi padanya, bisa gila gue. Dalam 5 menit gue sampai, ah nggak. 2 menit. Jadi, gue mohon sama lo, tolong pastiin keadaan dia aman.
[Devan langsung mematikan panggilan itu dan bergegas pergi menggunakan motornya. Sedangkan Hans langsung berlari mengejar Kinan.]