25. INT – Seaworld - Pagi
Cast. Kinan, dan Hema
[Setelah membeli tiket, Hema dan Kinan masuk ke dalam Seaworld.]
Kinan
Wah!
Hema
Gimana? Bagus nggak?
Kinan
Hu… wow…
[Kinan tertawa bahagia sambil melihat sekitar. Dia berlari ke pinggir aquarium dan melihat ikan-ikan dari dekat.]
Hema
Jangan lari-larian. Nanti jatuh.
Kinan
Hem, lihat! Kenapa lo bisa ada disana?
[Kinan menunjuk ke arah ubur-ubur.]
Hema
Apa? Mana?
Kinan
Itu! Itu!
[Setelah melihat apa yang ditunjuk Kinan, Hema terdiam menatapnya sebentar.]
Hema
Heh! Lo pikir gue ubur-ubur?
[Kinan dibuat tertawa dengan perkataan Hema.]
Kinan
Hahaha! Hema tapi mirip banget!
[Hema dengan wajah datarnya hanya terdiam menatapi tawaan Kinan.]
26. INT – Meja Makan Rumah Kinan - Pagi
Cast. Ayah dan Bunda
[Setelah Jeha dan Tesa pergi, hanya tersisa Ayah dan Bunda di meja makan.]
Bunda
Bukankah udah kubilang untuk tidak membahas masalah ini didepan anak-anak?
Ayah
Kenapa harus kusembunyikan? Jeha dan Tesa itu udah dewasa. Udah sepantasnya mereka tau mengenai hal ini.
[Bunda membentak meja membuat Ayah menatapnya dengan sinis.]
Bunda
Gila!
Ayah
Apa-apaan kamu?! Berani-beraninya bentak!
Bunda
Udah kubilang kalau Kinan itu adalah anakmu.
Ayah
Aku merasa tidak pernah membuatnya.
Bunda
Gila! Kamu benar-benar udah gila!
[Ayah berdiri dan langsung menampar Bunda, sampai membuat Bunda terdiam menahan tangis.]
Ayah
Jangan berani-beraninya kamu bentak aku. Kamu itu cuma istri yang selalu aja bawa beban buat aku. Jika waktu itu Tesa tidak lahir, udah aku ceraikan kamu. Aku tetap mempertahankan pernikahan kita karena Jeha dan Tesa! Sedangkan Kinan! Sejak kamu memberi tauku kabar kamu hamil, aku makin membencimu dan juga anak dalam kandunganmu!
Bunda
Dari awal, kamu memang tidak mau menganggap Kinan untuk hadir di keluarga kita.
Ayah
Benar. Memang benar kamu, aku tidak pernah sekalipun menganggap dia. Jadi, kamu dengar baik-baik! Aku tidak akan mengulangi lagi perkataanku ini. Anak kandungku itu hanya Jeha dan Tesa, Kinan bukan siapa-siapa.
[Dengan kesal, Ayah mengambil kunci mobil dan pergi dari rumah. Sedangkan, Bunda langsung terduduk lemas di kursi sambil menangis.]