Begin of Flashback
81. Int. Kelas Sekolah - Pagi
Seorang guru sedang menerangkan sesuatu di depan kelas. Tania antusias mendengarkan di bangku depan.
Pada papan tulis, tertulis dengan besar huruf K, P dan K.
Cut to :
82. Int. Kelas Sekolah - siang
Tania memimpin teman-teman kelasnya menyanyikan sebuah lagu. Guru mengamati mereka dengan bangga.
Anak-anak
(Bernyanyi)
KPK di dadaku
KPK kebanggaanku
Kuyakin kebenaran pasti menang
Kobarkan semangatmu
Tunjukkan kebersihanmu
Kuyakin kebenaran pasti menang.
Cut to :
83. Ruang keluarga - malam
Tania dan papah menonton tayangan berita di televisi.
Tulisan "BREAKING NEWS" pada layar televisi.
News Anchor
Selamat malam pemirsa, kami baru saja mendapatkan sebuah video kiriman dari seorang yang telah dinyatakan sebagai buronan KPK.
Papah membesarkan volume dengan remote.
Foto seorang pria pada layar televisi.
Tania
Itu, bukannya Om teman kerjanya Papah, ya?
Papah sama sekali tidak bergeming.
Tayangan video mulai diputar.
Buronan KPK
Saya tidak sendiri. Masih banyak lagi yang terlibat dalam kasus ini. Saya mengajukan diri sebagai whistle blower jika ada yang berani menjamin keselamatan saya dan keluarga.
Tania memandang sebentar ke arah Papah, wajahnya sangat tampak serius.
Papah yang tadinya bersandar pada sofa, mulai mencondongkan tubuhnya ke depan dan kembali membesarkan volume televisi.
Buronan KPK
Yang terlibat ada anggota dewan sampai juga yang menduduki posisi menteri.
Papah sampai berdiri saking terkejutnya. Tania hanya bisa diam dan memandangi reaksinya.
Cut to :
84. Ext/Int Ruang keluarga - malam
Mamah keluar sambil berlari dari kamarnya. Wajahnya gugup luar biasa lalu memberikan telepon genggam Papah.
Mamah
Ibumu.
Papah segera mengangkat telepon tersebut, dari wajahnya, Tania bisa langsung tahu bahwa Nenek sedang mengomelinya.
Mamah yang barusan ketinggalan berita, juga ikut menunjukkan wajah tidak percayanya saat video itu diulang untuk kedua kalinya di televisi. Mamah menutup wajah dengan kedua tangannya sambil terduduk lesu.
Beberapa saat kemudian, Papah yang telah selesai menerima telepon dari nenek, ikut terduduk, merebahkan badannya sambil memandang langit-langit.
Sedangkan Tania yang duduk di antara mereka berdua hanya bisa terdiam kebingungan.
Secara perlahan-lahan, Tania mulai mengecilkan volume televisi.
Pada waktu yang bersamaan semua telepon yang ada di rumah berdering, dan sepertinya Mamah dan Papah tidak ada yang mau mengangkatnya.
Mamah
Itu bukan kamu kan Pah yang dimaksud?
Papah menatap Mamah dengan sangat serius.
Papah
Kamu sudah kenal aku berapa lama? Kamu pikir aku bisa terlibat hal itu?
Tania
Pah?
Kedua orangtua Tania segera memandangnya seperti sedang memberi isyarat.
Mamah
Tania. Cepat kamu masuk kamar dan tutup pintunya!
Cut to :
85. Ext/Int. Kamar Tania - Malam
Papah mengintip dari sela-sela pintu yang dibiarkan terbuka dan menemukan Tania yang belum tertidur. Tania masih duduk bersila di tempat tidur sambil melipat-lipat selembar kertas, membentuknya menyerupai seekor angsa.
Papah tersenyum, melangkah ke dalam, menutup pintunya dan ikut duduk di hadapan Tania. Tania membalas senyuman itu dan menunjukkan padanya angsa kertas tersebut.
Papah
(Sambil menerima)
Origami. Tania tuh benar-benar special, ya. Waktu Papah seumur sama Tania, Papah gak bisa bikin angsa kayak gini, paling banter bikin kapal-kapalan gak jelas.
Tania
Yah kan Papah mah cowok. Masa cowok bikin angsa-angsaan kayak gini.
Papah tertawa kecil setelah mendengar itu. Kemudian mulai dimainkannya angsa kertas itu. Menerbangkannya sambil meniru suara angsa.
Tania tertawa karena menurutnya suara yang dikeluarkan oleh Papah bukanlah suara dari angsa melainkan bebek. Papah tersadar bahwa telah keliru lalu menunjukkan ekspresi lucunya sambil mengkoreksi suara menjadi benar-benar seperti suara angsa.
Tania
Aku yakin kok, Papah gak terlibat.
Papah
Begitu, ya? Andai semua orang seperti Tania, sayang.
Tania
Kenapa ya, Pah. Om itu bisa jadi buronan KPK? Kenapa bisa korupsi?
Papah menyentuhkan jari-jarinya pada setiap lipatan yang ada pada angsa tersebut. Ia menggaruk pelan sebelah kelopak matanya.
Papah
Papah gak tahu Tania.
Tania
Tapi yang penting kan Papah di pihak yang baik. Yang penting Papah jangan stress aja. Nanti sakit lagi.
Papah menatap Tania dan mulai kembali untuk tersenyum. Seiring senyumnya yang mulai merekah maka berubah pula ekspresi wajahnya. Kemudian papah melukiskan mimik berpikirnya yang dibuat-buat, memandang ke atas seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu.
Papah
Tapi kayaknya Papah bakal stress deh kalau kita gak liburan cepet-cepet.
Tania
Liburan kemana? Aku kan belum libur.
Papah
Kan sabtu minggu, Tania gak sekolah.
Tania
Mau kemana memangnya?
Papah menunjukan wajah berpikirnya sekali lagi dengan gestur komedi.
Papah
(Antusias)
Singapore!
Tania
(Melongo)
Universal Studios?
Papah mengangguk-anggukkan kepalanya.
Tania
(Berteriak)
Yeah!
End of Flashback
Cut to :