39.Int- Ruang tengah - meja makan - sore
Tania duduk sendiri sambil memperhatikan selusin donut yang disusun layaknya piramida.
Beberapa menit kemudian Mas Randi ikut duduk. Randi memandang adiknya, kemudian ikut juga memperhatikan piramida donut tersebut.
Berbeda dengan Tania. Randi menggerakkan tangan untuk meraih sebuah donut lalu tiba-tiba terkejut karena Tania yang segera menggeram marah.
Randi terdiam, menarik tangannya sambil menggeleng-geleng kepala.
Randi
Kamu kalau begini, mirip banget sama mamah.
Tania kembali menggeram marah. Randi pergi dari ruangan tersebut. Masuk ke kamarnya sambil tertawa terbahak-bahak.
Tak lama kemudian, Mamah datang dan dengan santainya mengambil dua buah donut lalu meletakkannya di piring yang sedang dibawanya, menutup dengan beberapa lembar tisue, kemudian memberi piring itu ke hadapan Tania.
Mamah
Tadi Omah Ellies nanyain kamu. Ke sana gih daripada di sini bikin berisik saja. Sekalian kasih donut ini buat Omah.
Tania
Mah, kurang satu donutnya.
Tanpa berkata sepatah kata apa pun, Mamah mengambil sebuah donut lagi kemudian meletakannya di bawah tissue di piring tersebut.
Mamah
Jam lima sore harus sudah harus pulang.
Tania menganggukkan kepala.
Cut to :
40. Ext- depan rumah omah - sore
Tania berdiri di depan pintu rumah. Seseorang sudah memanggilnya dari belakang.
Gerimis
Woy, mau ngapain lagi kamu?
Tania
(Ketus)
Aku mau ketemu Omah.
Gerimis
Dia lagi gak ada di rumah.
Gerimis menggerakkan tangan mengisyaratkan agar Tania mendekat.
Tania berjalan mendekatinya di gerbang halaman rumah.
Tania
Omah di mana emangnya?
Gerimis
Itu apa?
Ia melongok piring yang sedang Tania bawa. Tania merespon dengan menjauhkan piring itu darinya.
Gerimis
Kamu mau ketemu dia? Ayo ikutin!
Cut to :
41. Ext - pepohonan - sore
Kemudian Gerimis memimpin perjalanan pendek, Tanio mengekor. Mereka berdua berjalan ke arah pepohonan di sebelah rumah, menyusuri jalan setapak.
Sampai dari kejauhan terlihat dataran rumput hijau di mana terdapat sebuah kebun kecil yang dipagari oleh bebatuan bersusun setinggi pinggang orang dewasa.
Omah Ellies sedang melambaikan tangannya ke arah Tania dan Gerimis.
42. Ext - kebun tomat - sore
Omah tersenyum seraya menyambut sajian yang dibawa oleh Tania
Omah
Ah Tania sayang!
Tania
Ini donut oleh-oleh dari Papah. Tadi waktu Papah ke rumah Omah, kelupaan kuenya katanya.
Omah
Oh baik sekali Tania ini.
Omah lalu mendongakkan kepala, menoleh ke kanan kemudian ke kiri. Omah seperti sedang mencari seseorang.
Omah
Ladies! Ada donut dari Tania nih.
Tak lama datanglah dua orang lagi. Yang satu adalah Gerimis dan yang satu lagi adalah perempuan kurus yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Perempuan itu sepertinya beberapa tahun lebih muda dari Mamah. Dia datang mendekat sambil menari dan bernyanyi. Rambutnya hitam ikal sebahu dan warna matanya yang coklat tampak mirip sekali dengan Omah.
Perempuan itu mendekati Tania, dengan lembut membelai telinga, wajah lalu mengambil sebuah donut, Gerimis setelahnya dan Omah Ellies yang terakhir. Menyisakan hanya piring kosong saja untuk Tania sendiri.
Mereka bertiga melahap donutnya. Setelah habis, Gerimis segera pergi menghilang sedangkan perempuan kurus itu berterimakasih sebelum kembali menari bernyanyi sambil berjalan menjauh.
Tania memandang Omah Ellies. Omah memberi ekspresi salah tingkah.
Omah
Ah, maafkan Omah ya, Sayang.
Sejenak mencoba menelan potongan donutnya yang terakhir.
Omah
Tadinya Omah pikir Tania tidak bisa melihat mereka.
Tania
Maksudnya?
Omah
Begini saja. anak perempuan yang seusia kamu itu Ellies kecil. Yang muda, yang doyan nari sama nyanyi itu Ellies muda, nah omah ini Ellies tua.
Tania
Hah?
Omah
Aduh ... Bagaimana ya cara Omah untuk menjelaskannya? Tapi ini rahasia loh, ya?
Tania menganggukkan kepala.
Omah
Jadi di rumah itu ada tiga Ellies. Ellies kecil, Ellies muda dan Ellies tua.
Selama beberapa menit, mereka terdiam. Tania tetap memandangi wajah Omah dengan ekspresi bingung. Mengangkat kedua alisnya memanyunkan bibir, beberapa kali menelan ludah, sambil terus menggaruk-menggaruk leherku mencoba memahami semua penjelasan barusan.
Sedangkan Omah terlihat sedang berpikir juga, sesekali mengumamkan sesuatu yang tidak jelas, seperti sedang merangkai kata-kata yang tepat dan saat ia ingin menggeluarkan kata-kata tersebut dengan jelas, ia kembali menggelengkan kepala, tanda bahwa kata-kata tersebut masih kurang tepat untuk diucapkan.
Tania
Aku ngerti kok, Omah. Jadi Ellies muda itu anak omah dan Ellies kecil itu cucu omah. Iya kan?
Omah
Kita memang terlihat seperti layaknya nenek, ibu dan anak. Walau pun sebenarnya...
Tania
(Memotong)
Sudah deh, Omah. Gak usah dipikirin lagi. Aku ngerti kok.
Omah
Yah kalau Tania mau menganggapnya seperti itu. Omah sih gak ada masalah.
Omah lalu memegang kedua bahu Tania sambil memandang gemas.
Omah
Nah, karena ini saatnya panen kecil. Tania mau ga bantuin Omah metik tomat?
Tania langsung mengangguk dengan sangat antusias. Pandangannya terus tertuju kepada buah-buah merah yang menggantung di dahannya.
Cut to :
Start of Montage
43. Int. Ruang tengah - meja makan - pagi
Tania dan Randi sarapan. Mamah merokok. Siti mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Cut to :
44. Ext. Teras depan - siang
Mamah merokok. Randi di depan laptopnya. Tania berpamitan.
Cut to :
45. Ext. Kebun Tomat - sore
Omah dan Tania menyantap buah tomat hasil petik. Ellies muda menari di dekat mereka. Gerimis menonton dari kejauhan.
Cut to :
46. Ext/Int. Kamar mamah - malam
Tania mengintip tayangan televisi dari luar. Mamah menutup pintunya.
Cut to :
47. Int. Ruang Tengah - meja makan - pagi
Tania sarapan sendiri. Randi menimba air untuk keperluan Siti.
Cut to :
48. Ext. Teras depan - siang
Randi membentak seseorang lewat sambungan telepon. Mamah menyimak dengan serius.
Cut to :
49. Int. Rumah omah - piano - sore
Omah mengajarkan Tania bermain piano. Ellies muda menari di dekat mereka. Gerimis menonton dari kejauhan.
Cut to :
50. Int. Ruang tengah - meja makan - malam
Randi dan Siti bercakap-cakap dengan seru. Tania bosan, masuk ke kamarnya.
End of Montage
Cut to :