CUT TO
54. EXT. DI JALAN – SORE
CAST: Ve dan Rafka
Ve berjalan seorang diri sepulang sekolah dengan tatapan kosong. Ve masih teringat perkataan Nura. Tiba-tiba sebuah motor berhenti di sampingnya. Ve pun menghentikan langkahnya.
RAFKA
(membuka helm dan menatap Ve dengan ekspresi datar)
Yuk aku anter pulang.
Ve menatap Rafka, teringat saat Brilian melakukan hal yang sama dulu. Lalu Ve mengalihkan pandangannya ke depan dan menggeleng.
RAFKA
Kalau nggak mau, aku turun dan gendong kamu naik ke motor. Mau?
VE
(menatap lurus ke depan tanpa mau memandang Rafka)
Kamu nggak ada urusannya sama aku. Jadi berhenti ngikutin aku.
RAFKA
Setelah Brilian nggak ada, aku yang akan jagain kamu.
VE
Jangan mengasihani aku.
RAFKA
Aku nggak mengasihani kamu. Aku peduli.
Rafka meraih tangan Ve dan memegangnya erat. Ve menatap Rafka dengan tatapan tajam. Lalu melepaskan tangannya dari genggaman Rafka. Ve mempercepat langkahnya meninggalkan Rafka. Rafka terus memandang Ve yang berjalan semakin menjauh. Rafka mengikuti Ve.
RAFKA
(sesekali menengok ke Ve yang berjalan di sampingnya)
Kalau kamu nggak mau aku boncengin, ya udah aku ikutin aja. Aku mau pastiin kalau kamu baik-baik aja di jalan dan bisa pulang dengan selamat.
Ve tidak menghiraukan Rafka dan terus berjalan dengan cepat.
CUT TO
55. EXT. DI DEPAN INDEKOS VE – SORE
CAST: Ve, Rafka, Shakira
Rafka terus mengikuti Ve hingga sampai di indekos Ve. Ve masuk dan menutup gerbangnya. Rafka berhenti di depan gerbang indekos Ve. Shakira menyambut Ve di halaman indekos.
SHAKIRA
(memandang ke arah Rafka)
Ve, itu Rafka? Kenapa kamu biarin dia di luar?
VE
Tolong suruh dia pergi. Aku nggak mau ketemu dia lagi.
SHAKIRA
(menatap Ve)
Aku tau dia emang bukan Brilian, tapi dia juga baik kok. Dia peduli sama kamu. Kenapa kamu secuek itu sama dia?
VE
(meneteskan air mata dan menatap lurus ke depan)
Yang aku butuhin Brilian, bukan Rafka.
Ve berjalan masuk meninggalkan Shakira. Shakira berjalan menghampiri Rafka dan membuka gerbang.
SHAKIRA
(menatap Rafka)
Kamu Rafka, kan?
Rafka membuka helm-nya dan mengangguk.
SHAKIRA
Ve masih butuh waktu untuk menerima semua yang terjadi. Aku mohon sama kamu, kamu jagain dia dan hibur dia. Gantiin posisi Brilian. Aku takut Ve depresi saat kaya gini. Dia butuh sosok sahabat.
RAFKA
Aku akan berusaha menjaga dia.
CUT TO
56. INT. KAMAR INDEKOS VE – SORE
CAST: Ve
Ve menutup pintu kamarnya, lalu membuka laci meja belajarnya. Ve mengeluarkan buku harian dan silet. Ve duduk bersandar pada meja, mengusap buku hariannya sambil menangis, lalu mulai menyayat tangannya beberapa kali dengan silet. Darah mulai menetes dari tangan Ve. Ve meringis menahan sakit.
VE
(menangis sambil mengusap buku harian)
Bri, kenapa kamu pergi? Jadi ini alasan kamu ngasih aku buku ini? Kamu nggak mau dengerin aku curhat lagi? Kamu nyuruh aku curhat ke buku ini? Aku mau kamu, Bri. Bukan buku. Apa kamu tau? Milka juga pergi ninggalin aku. Nura yang udah bikin Milka meninggal. Ternyata bener dugaanku kalau Nura itu jahat. Dia nggak tulus. Aku nggak punya siapa-siapa lagi. Aku mohon datang, Bri. Aku butuh kamu.
Ve memeluk buku hariannya dan terus menangis terisak. Lalu Ve mulai mencurahkan kesedihannya di lembaran buku harian itu.
CUT TO
57. EXT. DI JALAN – MALAM
CAST: Ve dan Rafka
Ve berjalan di tengah derasnya hujan pada malam hari sambil menangis.
VE
(berteriak sambil menangis dan menoleh ke kanan kiri)
Brilian! Milka! Kalian di mana? Tolong kembali!
Orang-orang yang berkendara lalu lalang di jalan menatap Ve dengan tatapan heran, memandang Ve seperti orang gila.
VE
(berteriak sambil menangis)
Brilian! Kenapa kamu pergi? Milka! Aku mau kalian ada di sini! Aku nggak punya siapa-siapa lagi.
Ve berhenti dan duduk di tepi jalan sambil menangis. Rafka yang sedang mengendarai mobil dan melewati jalan itu mengernyit saat melihat Ve duduk di tepi jalan. Rafka menghentikan mobilnya di samping Ve. Rafka turun dengan memakai payung.
RAFKA
(jongkok, memayungi dan menatap Ve)
Ve, kamu ngapain di sini? Ini lagi hujan deres.
Ve tidak menjawab dan terus meneteskan air mata. Tatapan Ve kosong. Rafka menatap Ve dengan iba. Rafka melepaskan payungnya, lalu menggendong Ve dan membawanya masuk ke mobil. Rafka lalu masuk ke mobil dan menutup pintu mobil.
CUT TO
58. INT. MOBIL RAFKA – MALAM
CAST: Ve dan Rafka
Rafka mengusap air mata Ve. Rafka mengambil tisu dan mengelap wajah Ve yang basah karena air hujan. Rafka membuka jaketnya dan menyelimutkannya ke tubuh Ve.
RAFKA
(mengusap air mata Ve yang terus menetes)
Jangan menyiksa diri kamu seperti ini. Brilian nggak akan suka ini.
Ve masih tetap diam dengan tatapan kosong. Rafka menatap Ve dengan iba. Rafka mulai melajukan mobilnya. Sepanjang perjalanan Ve masih terus menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong dan matanya terus meneteskan air mata. Sesekali Rafka menatap Ve. Rafka menggaruk kepala, bingung harus berbuat apa untuk menghibur Ve. Perlahan mata Ve mulai terpejam dan kepala Ve tanpa sengaja jatuh ke bahu Rafka. Rafka menatap Ve. Rafka membiarkan kepala Ve bersandar di bahunya. Rafka melihat tangan Ve yang terluka.
RAFKA
(mengusap kepala Ve)
Aku nggak akan biarin kamu sendirian.
DISSOLVE TO
59. EXT. DI DEPAN INDEKOS VE – MALAM
CAST: Ve, Rafka, Shakira
Rafka tiba di depan indekos Ve. Rafka membunyikan klakson. Shakira berlari keluar dan membuka gerbang. Mobil Rafka pun masuk. Rafka membuka pintu dan turun dari mobil. Rafka membuka pintu dan menggendong Ve keluar mobil.
SHAKIRA
(terbelalak kaget)
Ve kenapa? Ya ampun, Ve.
RAFKA
(menatap Shakira)
Tadi dia nangis di jalan. Kebetulan aku lewat, jadi aku bawa masuk ke mobil. Dia nggak mau ngomong apa-apa selama di mobil. Lama-lama dia ketiduran.
SHAKIRA
Ya udah bawa masuk aja ke kamar.
Rafka menggendong Ve masuk.
CUT TO
60. INT. KAMAR INDEKOS VE – MALAM
CAST: Ve, Rafka, Shakira
Shakira membuka pintu kamar Ve. Rafka dan Shakira masuk. Rafka menidurkan Ve di tempat tidur dengan perlahan-lahan. Rafka memegang kening Ve.
RAFKA
(menatap Shakira)
Badannya panas. Tolong kompres dia, ya. Obati juga luka di tangannya. Aku harus pulang. Ini kan kosan putri. Aku nggak bisa lama-lama.
SHAKIRA
(menatap Rafka)
Iya, tenang aja. Aku akan jagain Ve.
Rafka berjalan meninggalkan kamar Ve. Sesekali Rafka menengok ke belakang seakan enggan meninggalkan Ve.