Kirim izin baca kepada penulis skrip ini?
Blurb
Penyelidikan kasus pembunuhan berantai. Penemuan jenazah yang telah diawetkan dan disimpan di dalam koper sangat menggemparkan, membuat media, masyarakat, dan kepolisian heboh sekaligus bertanya-tanya. Pencarian dalang di balik pembunuhan yang hanya meninggalkan jenazah dan kopernya selalu dihantui tanda tanya yang begitu sulit diungkap. Bahkan saksi harus meregang nyawa karena ulah angkat bicaranya.
Premis
Penyelidikan kasus pembunuhan koper yang dilakukan secara berantai. Tim investigasi dibuat kelimpungan oleh ulah seorang dokter psikopat yang membunuh korbannya dengan cara menginfuskan cairan formalin pada tubuh korban dalam keadaan hidup.
Pengenalan Tokoh
Penemuan jenazah yang terawetkan dan dibungkus koper membuat Bareskrim langsung membentuk tim invetigasi yang terdiri dari anggota Satreskrim Kepolisian Resor Kabupaten Cilacap dan menunjuk seorang kriminolog dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Pencarian bukti, penelusuran, dan invstigasi terus dilakukan. Berbekal pada hasil otopsi yang masih penuh tanda tanya dan tidak meninggalkan barang bukti yang bisa menentukan atau menunjukkan pelaku, tim investigasi terus menelusuri kasus.
Tim Investigasi yang bermarkas sementara di Kepolisian Sektor merasa terdesak saat jenazah ketiga ditemukan. Tanda tanya kembali muncul saat jenazah ketiga ditemukan dalam keadaan koper sudah dibuka dan diangkat dari air.
Kriminolog yang dikirim dari Kepolisian Daerah menaruh curiga pada seorang dokter dental dari klinik setempat. Kecurigaan demi kecurigaan membuatnya lengah dan akhirnya jatuh korban ke empat.
Dari empat korban, kepolisian bisa menarik kesimpulan bahwa pembunuh mengincar orang-orang yang bermasalah dengan orang tua masing-masing. Dan perburuan kembali dilakukan.
Di tengah tanda tanya dan tirai yang tak kunjung terbuka, muncul seorang saksi yang diam-diam memberi petunjuk. Namun, begitu identitas saksi ditemukan, dia tidak lagi hidup. Pembunuh berhasil mendahului polisi.
Berbekal petunjuk hasil otopsi, kesimpulan penyelidikan, dan keterangan saksi yang ditulis setenga-setengah, tim investigasi memfokuskan pada klinik dan kecurigaan pada dokter gigi semakin meningkat.
Dirasa sangat lambat dan sulit menemukan bukti, akhirnya kepolisian memutuskan untuk membuat umpan. Salah satu anggota dijadikan umpan untuk mendekati dokter gigi, namun di luar dugaan, anggota yang dijadikan umpan justru diculik oleh pemilik klinik.
Dokter gigi menghilang sehari sebelum penculikan dan membuat kepolisian menjadikannya buronan. Pencarian terus dilakukan. sampai akhirnya dokter gigi di temukan panti jompo di kabupaten sebelah. Dokter gigi akhirnya memberanikan diri untuk memberi informasi. Mengatakan bahwa ibunya dirawat di panti jompo dan hanya pemilik klinik yang tahu lokasinya. Saat dirinya menghilang, dia hanya sedang berusaha mencari di panti jompo, ingin menemukan ibunya dan memberikan saksi, namun tidak kunjung bertemu.
Anggota tim yang dijadikan umpan sudah menghabiskan dua hari dan memasuki hari ketiga. Pemilik klinik hampir membunuhnya saat tiba-tiba polisi mendatangi klinik. Klinik yang memiliki ruang bawah tanah dan ruang kontrol yang rumit, membuat kepolisian memerlukan waktu untuk menemukan akses ke ruang bawah tanah. Saat lampu mati, pemilik klinik berusaha kabur dan menyandera satu anggota wanita. Namun tanpa dia ketahui, dua anggota tim muncul dari belakang dan menembak kakinya.
Pelaku pembunuhan ditangkap dan dimintai keterangan. Tidak ada sedikitpun penyesalah. Dirinya mengaku sebagai alat Tuhan untuk menghukum orang-orang yang telah menyia-nyiakan orang tuanya. Sedangkan dirinya sendiri tumbuh dengan banyak pukulan dari ayahnya. Ibunya sudah meninggal dan dia awetkan di dalam rumahnya. Ayahnya adalah korban pertama kegilaanya. Waktu kelas dua SMP, dia mendorong ayahnya yang sering memukuli ibunya dari tangga. Sang ibu menutupi kasus tersebut dan menyebutnya kecelakaan biasa. Dan sejak itu, Pemilik Klinik sering melampiaskan kekesalannya dengan cara membakar burung hidup-hidup.
Tim Investigasi yang bermarkas sementara di Kepolisian Sektor merasa terdesak saat jenazah ketiga ditemukan. Tanda tanya kembali muncul saat jenazah ketiga ditemukan dalam keadaan koper sudah dibuka dan diangkat dari air.
Kriminolog yang dikirim dari Kepolisian Daerah menaruh curiga pada seorang dokter dental dari klinik setempat. Kecurigaan demi kecurigaan membuatnya lengah dan akhirnya jatuh korban ke empat.
Dari empat korban, kepolisian bisa menarik kesimpulan bahwa pembunuh mengincar orang-orang yang bermasalah dengan orang tua masing-masing. Dan perburuan kembali dilakukan.
Di tengah tanda tanya dan tirai yang tak kunjung terbuka, muncul seorang saksi yang diam-diam memberi petunjuk. Namun, begitu identitas saksi ditemukan, dia tidak lagi hidup. Pembunuh berhasil mendahului polisi.
Berbekal petunjuk hasil otopsi, kesimpulan penyelidikan, dan keterangan saksi yang ditulis setenga-setengah, tim investigasi memfokuskan pada klinik dan kecurigaan pada dokter gigi semakin meningkat.
Dirasa sangat lambat dan sulit menemukan bukti, akhirnya kepolisian memutuskan untuk membuat umpan. Salah satu anggota dijadikan umpan untuk mendekati dokter gigi, namun di luar dugaan, anggota yang dijadikan umpan justru diculik oleh pemilik klinik.
Dokter gigi menghilang sehari sebelum penculikan dan membuat kepolisian menjadikannya buronan. Pencarian terus dilakukan. sampai akhirnya dokter gigi di temukan panti jompo di kabupaten sebelah. Dokter gigi akhirnya memberanikan diri untuk memberi informasi. Mengatakan bahwa ibunya dirawat di panti jompo dan hanya pemilik klinik yang tahu lokasinya. Saat dirinya menghilang, dia hanya sedang berusaha mencari di panti jompo, ingin menemukan ibunya dan memberikan saksi, namun tidak kunjung bertemu.
Anggota tim yang dijadikan umpan sudah menghabiskan dua hari dan memasuki hari ketiga. Pemilik klinik hampir membunuhnya saat tiba-tiba polisi mendatangi klinik. Klinik yang memiliki ruang bawah tanah dan ruang kontrol yang rumit, membuat kepolisian memerlukan waktu untuk menemukan akses ke ruang bawah tanah. Saat lampu mati, pemilik klinik berusaha kabur dan menyandera satu anggota wanita. Namun tanpa dia ketahui, dua anggota tim muncul dari belakang dan menembak kakinya.
Pelaku pembunuhan ditangkap dan dimintai keterangan. Tidak ada sedikitpun penyesalah. Dirinya mengaku sebagai alat Tuhan untuk menghukum orang-orang yang telah menyia-nyiakan orang tuanya. Sedangkan dirinya sendiri tumbuh dengan banyak pukulan dari ayahnya. Ibunya sudah meninggal dan dia awetkan di dalam rumahnya. Ayahnya adalah korban pertama kegilaanya. Waktu kelas dua SMP, dia mendorong ayahnya yang sering memukuli ibunya dari tangga. Sang ibu menutupi kasus tersebut dan menyebutnya kecelakaan biasa. Dan sejak itu, Pemilik Klinik sering melampiaskan kekesalannya dengan cara membakar burung hidup-hidup.
Sinopsis
Disukai
0
Dibaca
1k
Tentang Penulis
Romaliah
~♡♡♡~
Bergabung sejak 2020-05-18
Telah diikuti oleh 257 pengguna
Sudah memublikasikan 5 karya
Menulis lebih dari kata
Rekomendasi dari Thriller
Skrip Film
Sungai
Romaliah
Novel
Tanpa Batas Waktu
Liliyanti
Novel
NAURA
Cindy Tanjaya
Novel
Dua Dini Hari
Noura Publishing
Novel
RUMAH DI TEPI DANAU
Haris Airlangga
Novel
Romero dan Eleni
waliyadi
Novel
Selamat Ulang Tahun
Firlia Prames Widari
Novel
The Bloom of The White Orchid
bbrewa
Novel
Pembunuhan sang Ratu
Dimas Adiputra
Novel
Mie Di Bulan Mei
Bakasai
Novel
Black Rose
aksara_g.rain
Novel
Villa Cinta
Herman Sim
Novel
Mami Rose
Ken Hanggara
Novel
Sonna Zireen : Closed To Cover
HamkihPmk12
Novel
She's Mine
Siti Handriani
Rekomendasi