Setelah pulang sekolah, Ayunda, Tania, Atarik, Riri dan Ifan pergi ke rumah Herdi. Tujuan mereka hanya satu, mengatakan pada Herdi bahwa mereka sepakat sebagai muridnya yang belajar seni di sanggarnya,
"Apa kalian sudah mengambil keputusan?" Tanya Herdi pada mereka berlima yang kini duduk di atas sofa rumahnya.
"Sudah kak." Jawab Tania.
"Apa?"
"Kita semua setuju untuk menjadi anak didiknya kak Herdi, belajar di sanggarnya kak Herdi," Penjelasan Riri mampu membuat bibir Herdi melengkung ke atas.
"Apa kalian yakin? Saya tidak ingin kalian terpaksa untuk belajar di sini"
"Kami nggak terpaksa kok kak, kita melakukan semua ini sesuai dengan hati kita," Celetuk Atarik. Herdi sangat bahagia, tujuan awalnya telah terpenuhi, kini saatnya ia mengajak mereka ke sanggarnya untuk berlatih dan mengasah bakat mereka masing-masing.
"Di sini akan menjadi tempat kalian. Kalian bisa datang kapan saja, bahkan setiap hari juga bisa, karena, tempat ini sama saja seperti rumah kalian,"Terang Herdi.
Tania, Atarik, Ifan, Ayunda dan Riri menatap ruangan itu dengan penuh ketakjuban. Sanggar Herdi benar-benar lengkap, ada alat musik, melukis, kamera, hingga computer. Mereka berpencar, mengelilingi ruangan itu dengan sendirinya seakan-seakan mereka telah bertemu dengan dunianya sendiri. Atarik yang langsung bermain Piano, Ifan yang langsung mencoba memakai kamera Samsung NX3000, Ayunda yang bermain komputer, dan Riri yang langsung membuat vlog dari kamera Fujifilm.
Tania, perempuan itu tidak seperti mereka yang terhanyut pada dunianya masing-masing, ia justru berdiri di samping Herdi. "Nanti kamu akan ada pelatihnya Tania." Herdi dan Tania saling tatap satu sama lain dengan senyuman yang entah sejak kapan terbit di bibir mereka berdua.
_
Satu minggu telah berlalu, dan mereka menjalani hari-hari dengan penuh warna. Mereka tidak lagi merasa kesepian saat di sekolah karena di sekolah mereka akan tetap bersama, tidak peduli banyaknya orang-orang yang iri dengan pertemanan mereka berlima. Saat pulang sekolah mereka selalu pergi ke sanggar bersama-sama, pulang bersama dan terkadang main bersama di tempat lain. Tidak ada kata penyesalan saat mengambil keputusan waktu itu, yang ada justru mereka sangat senang dan bersyukur kepada semesta yang telah mempersatukan semuanya.
Satu minggu itu pula mereka selalu aktif pergi ke sanggar untuk mengasah bakat mereka masing-masing demi meraih impian mereka, hal itu membuat Herdi semakin merasa senang. Dan kini saatnya ia memberi tugas kepada mereka masing-masing, mencoba memahami seberapa besar mereka telah menguasai bidang seni yang mereka miliki.
"Trimakasih karena satu minggu ini kalian sudah belajar di sini," Kata Herdi saat mereka baru saja datang. "Dan kini saatnya saya ingin tahu, seberapa besar kalian sudah menguasai bakat yang kalian miliki," Lanjutnya.
Mereka diam, mendengarkan dengan penuh seksama. "Ayunda." panggil Herdi. Ayunda menegakkan kepalanya. "Ya, kak?"
"Puisi kamu sudah selesai?"
"Udah kak."
"Coba saya lihat, nanti akan saya carikan penerbit. Oh ya, katanya ada salah satu penerbitan majalah di Yogyakarta sedang membutuhkan penulis cerpen yang bagus dan nanti hasilnya akan di terbitkan di majalah tersebut. Kamu mau ya ikutan?"
"Iya kak, saya mau, lagi pula saya juga pernah nulis cerpen, dan sekarang masih saya simpan."
"Bagus, itu berarti kamu tinggal menyetorkan ke saya dan akan saya kirimkan ke sana," Terang Herdi.
Ayunda menggenggam tangannya, hatinya berdebar saat tulisannya akan di kirimkan Herdi ke penerbit, mungkin ini adalah efeknya karena baru pertama kali ia akan berurusan dengan penerbit.
Herdi melanjutkan penyamapaian penugasannya kepada mereka sendiri-sendiri.
Tania yang akan ia daftarkan untuk menjadi aktris dalam sebuah drama teater yang diadakan untuk memperingati hari kartini.
Kemudian Atarik yang ia ikut sertakan sebagai pengisi rekaman yang tengah membutuhkan seorang pianis.
Riri yang sedang ia tantang untuk mendapatakan subscriber lebih dari satu juta dalam waktu satu minggu yang akan mendatang.
Ifan yang telah ia daftarkan lomba desigen grafis yang bertema membuat poster film dari foto orang-orang yang diinginkan peserta. Mereka berlima akan diberi waktu satu minggu lagi untuk mempersiapkan semuanya.
langkah awal untuk sukses adalah, keberanian dan kenekatan. Meskipun, terkadang ada angin yang lewat, berusaha merobohkan semuanya.
(Ahmad Herdiansyah)