SC.49.EXT/INT. RUMAH. SIANG
SEBULAN KEMUDIAN
Bu Sri terlihat duduk dengan risau menunggu kedatangan Jean di rumahnya, Samuel yang berada di sampingnya berusaha menenangkan istrinya sambil mengelus punggungnya.
SRI
Kapan dia akan datang?
SAMUEL
Sebentar lagi dia sampai.
Suara bel pintu berbunyi
SAMUEL
Itu pasti dia, aku akan membukakan pintu dulu.
Samuel berjalan dengan cepat menuju pintu. Ia membuka pintu itu.
JEAN
Selamat siang Pak Samuel!
SAMUEL
Aku sudah menunggumu, ayo masuk.
Jean masuk ke dalam rumah menuju ruang tamu, namun langkahnya terhenti ketika melihat ibunya ada di sana. Jean memegang wajahnya (berusaha memastikan bahwa itu bukan halusisnasinya semata)
SRI
Jean!
JEAN
Ibu? (ragu)
Jean berlari menghampiri Sri, memeluknya dan kembali melihat wajah ibunya.
JEAN
Aku merindukanmu bu
SRI
Bagaimana kabarmu? (memegang wajah Jean)
JEAN
Aku baik-baik saja, apa ibu juga baik-baik saja?
SRI
Seperti yang kau lihat, Ibu juga baik-baik saja
Samuel menghampiri mereka sambil tersenyum. Ibu Sri menyadari suaminya sedang memperhatikan mereka.
SRI
Jean, ibu ingin mengenalkanmu pada seseorang.
Kenalkan ini suami ibu.
Jean terkejut, memasang wajah penuh kebingungan (merasa tidak tau harus bereaksi seperti apa)
JEAN
Pak samuel adalah suami ibuku? (memandang Samuel dengan bingung)
SAMUEL
Iya, maaf karena selama ini merahasiakannya darimu. Aku hanya mengikuti keinginan istriku.
JEAN
(Jean menutup mulutnya) Sulit dipercaya
SAMUEL
Apa kau tak senang?
JEAN
Bukan begitu, saya hanya tak menyangka. Saya tahu Anda adalah orang baik, jadi tak ada alasansaya tak senang. Apalagi Anda telah menjaga ibu saya selama ini. Terima kasih! (menundukan kepala)
SAMUEL
Aku yang harusnya berterima kasih karena kau mau menerima semua ini, sejujurnya aku sedikit khawatir kau tidak akan senang saat mengetahui semuanya.
JEAN
Yang terpenting bagi saya adalah kebahgian ibu, jika ibu bahagia saya juga bahagia.
SAMUEL
(mengannguk) baiklah, kalian silahkan mengobrol, bagaimanapun pasti kalian sudah saling merindukan dan banyak yang ingin kalian bicarakan, aku masih harus kembali bekerja.
Samuel pergi menuju ruang kerjanya, sementara Sri mengajaknya Jean duduk di ruang keluraga.
JEAN
Sebenarnya aku mencari ibu ke rumah lama kita, tapi ibu sudah tidak tinggal di sana.
SRI
Ibu tahu, Deon sudah menceritakannya pada ibu
JEAN
Deon? Ibu mengenalnya?
SRI
Tentu saja, ibu masih ingat anak laki-laki yang mengantarmu pulang dulu. Saat itu kau menangis sendiri di kamar.
JEAN
Bagaimana ibu bisa tau kalau aku menangis saat itu.
SRI
Tentu saja ibu tau, suara tangisanmu terdengar sampai keluar. Ibu hanya pura-pura tidak tahu saja.
Saat kau pindah ke rumah ayahmu anak itu datang ke rumah untuk bertemu denganmu.
JEAN
Ibu bilang padanya kalau aku pindah dan tidak perlu mencariku lagi.
SRI
Ya, ibu tidak menyangka kalian akan bertemu lagi saat kalian sudah dewasa seperti ini.
Sebulan lalu Deon datang ke sini untuk mencari ibu, ia juga bilang bahwa kau sedang mencari dan kau sangat merindukan ibu.
JEAN
Dia melakukan itu? tapi kenapa dia tak bilang padaku bahwa ia sudah bertemu ibu, padahal aku pernah bilang padanya bahwa aku sedang mencari ibu (kesal)
SRI
Ibu meminta dia untuk merahasaiakannya.
Ibu senang sekali karena tahu ada orang yang sangat mencintaimu dengan tulus meski dia tahu kondisi keluarga kita seperti apa.ibu harap kau bisa bahagia bersamanya.
JEAN
Sekarang ceritakan tentang ibu (mengalihkkan pembicaraan.
Bagaimana ibu bisa bertemu dengan pak Samuel?
SRI
Ibu tak sengaja tertabrak mobil Samuel saat hendak menemuimu, dan mungkin karena ia merasa bertanggung jawab ia terus menjaga ibu.
Sampai akhirnya aku tahu bahwa kami pernah satu kampus dulu, dan dia bilang bahwa ibu adalah cinta pertamanya kemudian dia melamar ibu meski saat itu kondisi ibu sedang tidak bisa berjalan.
JEAN
Apa? (jean memandang kaki ibunya) Jadi bagaimana kondisi kaki ibu sekarang?
SRI
tidak perlu khawatir, ibu baik-baik saja sekarang. Samuel membawa ibu ke dokter terbaik di dunia hingga ibu bisa kembali berjalan dengan normal.
CUT TO:
SC.50.EXT. PROYEK. SORE
Di lokasi proyek deon menatap langit sore, matahari akan segera tenggelam warna langit menjadi jingga kemerah-merahan. Suara gemuruh lalu lintas terdengar samar. tak ada orang di lokasi proyek.
DEON
Aku merindukanmu Jean (menutup mata perlahan)
JEAN (O.S)
Lalu kenapa kau tak pernah menghubungiku sebulan ini?
Deon tersentak dan membuka matanya, ia berbalik. Nampak jean sedang berdiri di sana
(SLOW MOTION) Jean berlari kearah deon kemudian memeluknya.
Deon tampak bingung, namun dengan senang hati ia balas memeluk Jean.
(INT/LS) siluet Jean dan Deon berpelukan.
DISSOLVE TO
Deon dan Jean duduk berdampingan sambil memandang matahari terbenam.
DEON
Bagaimana bisa kau ada di sini?
JEAN
Tentu saja aku mengendarai mobilku.
DEON
(Deon memandang Jean dengan lekat) kau tahu bukan itu maksudku.
JEAN
(tersenyum, terdiam cukup lama)
Aku merindukanmu!
DEON
(menatap Jean, kemudian menyentuh tangannya)
Aku mencintaimu Jean!
JEAN
Aku juga mencintaimu!
DEON
Maukah kau menikah denganku (menunggu jawaban penuh harap)
Jean menatap Deon cukup lama, kemudian menganggukan kepalanya.
DEON
Benarkah?
Jean kembali mengangguk
DEON
(berteriak) huo.. aku akan segera menikah, I love u Jean. (memeluk erat Jean)
jean tertawa kecil
CUT TO:
SC.51.INT. RUMAH. MALAM
Keluarga Adiyoso makan malam. Semua orang tampak sibuk dengan pikiran masing-masing.
JEAN
Ada yang ingin aku sampaikan.
Semua orang tampak tak peduli
JEAN
Aku akan menikah!
Semua orang menghentikan makan dan mulai mendengarkan Jean.
JEAN
Aku akan menikah dengan Deon.
Semua orang di meja makan menurunkan peralatan makan dan mulai memandang Jean.
ANWAR
Apa maksudmu Jean?
JEAN
Aku akan menikah ayah, bukankah ayah harusnya senang? Ayah selalu berharap aku segera menikah bukan?
ANWAR
Tapi bukan itu masalahnya sekarang. Masalahnya dengan siapa kau akan menikah?
JEAN
Apa itu menjadi masalah? bukankah ayah berharap Deon menjadi menantu di rumah ini?
ANWAR
Apa kau sama sekali tak memikirkan perasaan adikmu?
SIETA
Aku tak masalah ayah, aku sudah tak mencintai Deon lagi. Jadi kak Jean bisa melakukannya.
ANWAR
Bukan hanya itu. (Anwar menghela napasnya)
Bagaimana ayah menjelaskan pada Sudarso tentang hal ini? (mulai kesal) Apa kau bermaksud membuat ayah malu, hah?
JEAN
Ayah tak perlu khawatir, Ryan juga sudah punya kekasih jadi dia tidak akan merasa kecewa.
ANWAR
Apa kau bilang? Apa hanya karena dia punya kekasih kau pikir masalah selesai begitu saja. Mau di taruh di mana muka ayah saat menjelaskan semuanya pada Sudarso?
JEAN
Keputasanku sudah bulat, aku akan tetap menikah dengan Deon meski tanpa restu kalian.
Jean bangkit dari tempat duduknya
ANWAR
(Anwar ikut bangkit dari tempat duduknya dan menampar Jean) dasar anak tak tahu diuntung.
Ayah sudah susah payah membesarkanmu, tapi kau malah membuat ayah kecewa.
JEAN
(Jean menarik napas dalam) Apa ayah pikir cuman ayah yang berkorban untukku? Aku juga.
Aku juga banyak berkorban!
Selama ini aku selalu mengikuti apapun keinginan ayah. Aku selalu berusaha untuk mengalah dari semua orang di keluarga ini karena aku selalu merasa harus membayar kesalahan yang dilakukan ibuku pada keluarga ini. Tapi asal ayah tahu bukan hanya ibuku yang salah, ayah juga salah!
Kenapa harus aku yang membayar kesalahan kalian berdua?
(memekik) kenapa?
(air mata jean menetes)
Jean lari ke lantai dua menuju kamarnya, sementara semua orang terdiam.
Utami menghela napasnya, melihat ke arah Anwar kemudian pergi. Sieta dan Raka ikut pergi.
Anwar terkulai kembali duduk di kursinya tanpa bisa berkata-kata.
CUT TO:
Di dalam kamarnya Jean bertelpon dengan Deon.
JEAN
Aku tidak apa. (ponsel di telinga, mata sembab)
DEON (O.S)
Kau yakin? Haruskah aku ke sana sekarang?
JEAN
Biarkan aku membereskan dulu masalah perjodohan ini dengan ayahku, mari kita minta izin bersama nanti saat semuanya sudah selesai.
DEON (O.S)
Tapi aku mengkhawatirkanmu
JEAN
Aku baik-baik saja, kamu tahu kan aku ini wanita yang kuat. Jadi percayakan saja padaku.
DEON (O.S)
Baiklah,,, tapi jika terjadi sesuatu langsung hubungi aku ya!
JEAN
Baiklah (mengangguk,menutup telpon)
CUT TO:
Di depan pintu kamar jean, Utami berdiri dengan wajah penuh rasa bersalah.
INSERT:
FLASHBACK
Saat Utami memperlakukan jean dengan buruk, saat ia tak memperhatikan jean yang sedang sakit, saat ia menampar jean.
Semua ucapan Jean pada ayahnya di meja makan.
Utami menyadari perbuatannya selama ini salah, telah memperlakukan gadis itu dengan buruk sebagai anak dari selingkuhan suaminya.
Utami menghela napasnya dan pergi dari depan kamar Jean.
CUT TO:
SC.52.INT. KANTOR JEAN. SIANG
Jean yang sedang duduk di meja kerjanya, terlihat sibuk dan fokus mengerjakan pekerjaannya.
SFX
Suara pintu diketuk
JEAN
Masuk!
Seseorang melangkah masuk ke dalam ruangan, jean terlihat binggung sekaligus terkejut mendapati ibu tirinya ada di sana.
JEAN
Kenapa ibu ada di sini?
Jean segera berdiri dari tempat duduknya dan mempersilahkan Utami untuk duduk di sofa ruangannya.
Utami duduk, diikuti jean.
JEAN
Apa ada yang bisa saya bantu bu? (bersikap biasa)
UTAMI
Begini.. (ragu)
Ibu ingin minta maaf padamu tentang sikap ibu selama ini. (memegang tangan jean)
JEAN
Kenapa ibu minta maaf, ibu tidak salah apa-apa padaku.
UTAMI
Tidak, ibu minta maaf karena telah membencimu padahal itu bukan salahmu. Sebenarnya ibu tidak benar-benar membencimu, hanya saja ibu butuh seseorang untuk ibu benci di rumah itu...
ibu...(menangis) berasalah padamu, maafkan ibu
JEAN
Tidak bu, aku sangat mengerti perasaan ibu selama ini.
Aku benar-benar berterima kasih karena ibu mau merawatku.
UTAMI
Oh Jean...
Kenapa selama ini ibu tak sadar kalau kau anak yang baik (memeluk jean)
Jean balas memeluk.
CUT TO:
SC.53.INT. RUMAH, RUANG KERJA ANWAR. MALAM
Jean mengetuk pintu, dan masuk ke dalam ruang kerja Anwar.
JEAN
Ayah memanggilku?
Jika tentang masalah kemarin, aku tak akan mengubah pikiranku. Aku akan tetap menikah dengan Deon meski tanpa restu dari ayah.
ANWAR
Apa kau begitu mencintainya?
JEAN
Ya, aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamanya. Jadi ayah tak..
ANWAR
(menyela) ayah akan mengijinkan pernikahan kalian.
JEAN
Tapi ayah... (belum sadar dengan apa yang dikatakan anwar)
(tersadar) apa? maksud ayah, ayah merestui pernikahan kami?
ANWAR
Bukankah itu yang kau inginkan?
JEAN
Lalu, bagaimana dengan keluarga Sudarso?
ANWAR
Bukankah kau tak peduli? (melirik Jean yang saat itu terlihat merasa bersalah)
Seperti yang kau bilang anak laki-laki Sudarso sudah memiliki seorang kekasih, dan sepertinya gadis itu sedang mengandung anak Ryan saat ini.
Jean berjalan menuju anwar dan merangkulnya.
JEAN
Terima kasih ayah! (tersenyum)
ANWAR
Ayah baru tahu kau bisa semanis ini.
Jean melepaskan pelukannya dan kembali serius.
ANWAR
(tertawa) Tapi ayah sangat menyukainya, kau bisa bemanja-manja pada ayah mulai sekarang.
JEAN
Sebenarnya ada satu lagi yang ingin kukatakan pada ayah.
ANWAR
Apa itu? katakanlah!
JEAN
(ragu) Akhir-akhir ini aku menememui ibuku. Maaf!
ANWAR
Ayah tahu,
JEAN
Apa? Bagaimana ayah bisa tahu? Apa ayah menyuruh seseorang untuk mengawasiku?
ANWAR
Kamu pikir ayah kurang kerjaan?
JEAN
Lalu?
ANWAR
Ibumu menelepon ayah dan mengatakan semuanya.
JEAN
Jadi apa ayah tidak keberatan jika aku memintanya datang saat pernikahanku nanti?
ANWAR
Tentu saja, bagaimanapun dia adalah ibu kandungmu. Soal Utami biarkan ayah yang bicara padanya.
JEAN
(kembali memeluk anwar) terima kasih ayah!
CUT TO:
SC.54.INT. AULA PERNIKAHAN.
SFX
Suara musik. Suara tamu undangan sedang berbincang
TORO
Akhirnya teman kita menikah.
ANDRE
Gak nyangka dia bakal menikah duluan dari pada aku.
TORO
Makanya cari cewek yang bener.
Nah kalian berdua kapan marrige? (pada gilang dan dewi)
SPLIT SCREEN
GILANG
Secepatnya.
DEWI
Lihat nanti, kenapa harus buru-buru.
Toro mengelengkan kepalanya, sementara Gilang dan Dewi tampak berdebat.
Melihat Sieta sedang sendirian di ruangan itu, Andre segera pergi meninggalkan teman-temannya dan menghampiri Sieta.
ANDRE
Hai... Apa kau sendirian?
SIETA
Ya, kelurgaku sedang di ruang pengantin.
ANDRE
Boleh aku temani? (tersenyum)
SIETA
Tentu saja.
CUT TO:
Sementara itu Kimi baru masuk ke ruang aula menarik perhatian Toro.
TORO
Siapa dia? cantik sekali.. (mendekat ke arah Kimi)
Kimi tak sengaja menginjak gaunnya dan terjatuh, untunglah Toro menangkapnya. Mata mereka bertemu, keduanya tenggelam dalam pandangan satu sama lain.
Kimi berusaha bangun, Toro mengangkat dengan tangannya yang melingkar di pinggang kimi.
TORO
Kau tidak apa?
KIMI
Ya, (tergagap) terima kasih sudah menolongku.
Kaduanya saling berpandangan, sebelum akhirnya tersadar saat semua orang bertepuk tangan ketika dua mempelai memasuki pelaminan.
Semua prosesi pernikahan di lakukan dengan lancar dan dihadiri oleh semua keluarga termasuk Sri dan Samuel.
Sampai acara terkhir lempar bunga. Jean melempar bunga pengantinnya ke belakang, hingga bunga itu jatuh di tangan Sieta.
Jean dan Deon saling berpandangan sambil tersenyum bahagia.
END