STORGE
10. Inikah rasanya Cinta?#10
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

SC.49.EXT/INT. RUMAH. SIANG

SEBULAN KEMUDIAN

Bu Sri terlihat duduk dengan risau menunggu kedatangan Jean di rumahnya, Samuel yang berada di sampingnya berusaha menenangkan istrinya sambil mengelus punggungnya.

SRI

Kapan dia akan datang? 

SAMUEL

Sebentar lagi dia sampai. 

Suara bel pintu berbunyi

 SAMUEL

Itu pasti dia, aku akan membukakan pintu dulu. 

Samuel berjalan dengan cepat menuju pintu. Ia membuka pintu itu.

JEAN

Selamat siang Pak Samuel! 

SAMUEL

Aku sudah menunggumu, ayo masuk.

Jean masuk ke dalam rumah menuju ruang tamu, namun langkahnya terhenti ketika melihat ibunya ada di sana. Jean memegang wajahnya (berusaha memastikan bahwa itu bukan halusisnasinya semata)

SRI

Jean! 

JEAN

Ibu? (ragu)

Jean berlari menghampiri Sri, memeluknya dan kembali melihat wajah ibunya. 

JEAN

Aku merindukanmu bu 

SRI

Bagaimana kabarmu? (memegang wajah Jean)

JEAN

Aku baik-baik saja, apa ibu juga baik-baik saja? 

SRI

Seperti yang kau lihat, Ibu juga baik-baik saja 

Samuel menghampiri mereka sambil tersenyum. Ibu Sri menyadari suaminya sedang memperhatikan mereka. 

SRI

Jean, ibu ingin mengenalkanmu pada seseorang.
Kenalkan ini suami ibu. 

Jean terkejut, memasang wajah penuh kebingungan (merasa tidak tau harus bereaksi seperti apa) 

JEAN

Pak samuel adalah suami ibuku? (memandang Samuel dengan bingung) 

SAMUEL

Iya, maaf karena selama ini merahasiakannya darimu. Aku hanya mengikuti keinginan istriku.

JEAN

(Jean menutup mulutnya) Sulit dipercaya 

SAMUEL

Apa kau tak senang? 

JEAN

Bukan begitu, saya hanya tak menyangka. Saya tahu Anda adalah orang baik, jadi tak ada alasansaya tak senang. Apalagi Anda telah menjaga ibu saya selama ini. Terima kasih! (menundukan kepala) 

SAMUEL

Aku yang harusnya berterima kasih karena kau mau menerima semua ini, sejujurnya aku sedikit khawatir kau tidak akan senang saat mengetahui semuanya.

JEAN

Yang terpenting bagi saya adalah kebahgian ibu, jika ibu bahagia saya juga bahagia. 

SAMUEL

(mengannguk) baiklah, kalian silahkan mengobrol, bagaimanapun pasti kalian sudah saling merindukan dan banyak yang ingin kalian bicarakan, aku masih harus kembali bekerja. 

Samuel pergi menuju ruang kerjanya, sementara Sri mengajaknya Jean duduk di ruang keluraga. 

JEAN

Sebenarnya aku mencari ibu ke rumah lama kita, tapi ibu sudah tidak tinggal di sana.

SRI

Ibu tahu, Deon sudah menceritakannya pada ibu

JEAN

Deon? Ibu mengenalnya? 

SRI

Tentu saja, ibu masih ingat anak laki-laki yang mengantarmu pulang dulu. Saat itu kau menangis sendiri di kamar.

JEAN

Bagaimana ibu bisa tau kalau aku menangis saat itu. 

SRI

Tentu saja ibu tau, suara tangisanmu terdengar sampai keluar. Ibu hanya pura-pura tidak tahu saja.
Saat kau pindah ke rumah ayahmu anak itu datang ke rumah untuk bertemu denganmu. 

JEAN

Ibu bilang padanya kalau aku pindah dan tidak perlu mencariku lagi. 

SRI

Ya, ibu tidak menyangka kalian akan bertemu lagi saat kalian sudah dewasa seperti ini.
Sebulan lalu Deon datang ke sini untuk mencari ibu, ia juga bilang bahwa kau sedang mencari dan kau sangat merindukan ibu. 

JEAN

Dia melakukan itu? tapi kenapa dia tak bilang padaku bahwa ia sudah bertemu ibu, padahal aku pernah bilang padanya bahwa aku sedang mencari ibu (kesal)

SRI

Ibu meminta dia untuk merahasaiakannya.
Ibu senang sekali karena tahu ada orang yang sangat mencintaimu dengan tulus meski dia tahu kondisi keluarga kita seperti apa.ibu harap kau bisa bahagia bersamanya.

JEAN

Sekarang ceritakan tentang ibu (mengalihkkan pembicaraan.
Bagaimana ibu bisa bertemu dengan pak Samuel?

SRI

Ibu tak sengaja tertabrak mobil Samuel saat hendak menemuimu, dan mungkin karena ia merasa bertanggung jawab ia terus menjaga ibu.
Sampai akhirnya aku tahu bahwa kami pernah satu kampus dulu, dan dia bilang bahwa ibu adalah cinta pertamanya kemudian dia melamar ibu meski saat itu kondisi ibu sedang tidak bisa berjalan.

 JEAN

Apa? (jean memandang kaki ibunya) Jadi bagaimana kondisi kaki ibu sekarang?

SRI

tidak perlu khawatir, ibu baik-baik saja sekarang. Samuel membawa ibu ke dokter terbaik di dunia hingga ibu bisa kembali berjalan dengan normal.

CUT TO: 

SC.50.EXT. PROYEK. SORE

Di lokasi proyek deon menatap langit sore, matahari akan segera tenggelam warna langit menjadi jingga kemerah-merahan. Suara gemuruh lalu lintas terdengar samar. tak ada orang di lokasi proyek.

DEON

Aku merindukanmu Jean (menutup mata perlahan) 

JEAN (O.S)

Lalu kenapa kau tak pernah menghubungiku sebulan ini?

Deon tersentak dan membuka matanya, ia berbalik. Nampak jean sedang berdiri di sana

(SLOW MOTION) Jean berlari kearah deon kemudian memeluknya.

Deon tampak bingung, namun dengan senang hati ia balas memeluk Jean.

(INT/LS) siluet Jean dan Deon berpelukan.

DISSOLVE TO 

Deon dan Jean duduk berdampingan sambil memandang matahari terbenam.

DEON

Bagaimana bisa kau ada di sini?

JEAN

Tentu saja aku mengendarai mobilku.

DEON

(Deon memandang Jean dengan lekat) kau tahu bukan itu maksudku.

JEAN

(tersenyum, terdiam cukup lama)
Aku merindukanmu!

DEON

(menatap Jean, kemudian menyentuh tangannya)
Aku mencintaimu Jean!

JEAN

Aku juga mencintaimu!

DEON

Maukah kau menikah denganku (menunggu jawaban penuh harap)

Jean menatap Deon cukup lama, kemudian menganggukan kepalanya.

DEON

Benarkah?

 Jean kembali mengangguk

DEON

(berteriak) huo.. aku akan segera menikah, I love u Jean. (memeluk erat Jean)

jean tertawa kecil

 

CUT TO: 

SC.51.INT. RUMAH. MALAM

Keluarga Adiyoso makan malam. Semua orang tampak sibuk dengan pikiran masing-masing.

JEAN

Ada yang ingin aku sampaikan.

Semua orang tampak tak peduli

 JEAN

Aku akan menikah!

Semua orang menghentikan makan dan mulai mendengarkan Jean.

JEAN

Aku akan menikah dengan Deon.

Semua orang di meja makan menurunkan peralatan makan dan mulai memandang Jean.

ANWAR

Apa maksudmu Jean?

JEAN

Aku akan menikah ayah, bukankah ayah harusnya senang? Ayah selalu berharap aku segera menikah bukan?

ANWAR

Tapi bukan itu masalahnya sekarang. Masalahnya dengan siapa kau akan menikah?

JEAN

Apa itu menjadi masalah? bukankah ayah berharap Deon menjadi menantu di rumah ini?

ANWAR

Apa kau sama sekali tak memikirkan perasaan adikmu?

SIETA

Aku tak masalah ayah, aku sudah tak mencintai Deon lagi. Jadi kak Jean bisa melakukannya.

ANWAR

Bukan hanya itu. (Anwar menghela napasnya)
Bagaimana ayah menjelaskan pada Sudarso tentang hal ini? (mulai kesal) Apa kau bermaksud membuat ayah malu, hah?

JEAN

Ayah tak perlu khawatir, Ryan juga sudah punya kekasih jadi dia tidak akan merasa kecewa.

ANWAR

Apa kau bilang? Apa hanya karena dia punya kekasih kau pikir masalah selesai begitu saja. Mau di taruh di mana muka ayah saat menjelaskan semuanya pada Sudarso?

JEAN

Keputasanku sudah bulat, aku akan tetap menikah dengan Deon meski tanpa restu kalian.

Jean bangkit dari tempat duduknya

ANWAR

(Anwar ikut bangkit dari tempat duduknya dan menampar Jean) dasar anak tak tahu diuntung.
Ayah sudah susah payah membesarkanmu, tapi kau malah membuat ayah kecewa.

JEAN

(Jean menarik napas dalam) Apa ayah pikir cuman ayah yang berkorban untukku? Aku juga.
Aku juga banyak berkorban! 
Selama ini aku selalu mengikuti apapun keinginan ayah. Aku selalu berusaha untuk mengalah dari semua orang di keluarga ini karena aku selalu merasa harus membayar kesalahan yang dilakukan ibuku pada keluarga ini. Tapi asal ayah tahu bukan hanya ibuku yang salah, ayah juga salah!
Kenapa harus aku yang membayar kesalahan kalian berdua?
(memekik) kenapa?
(air mata jean menetes)

Jean lari ke lantai dua menuju kamarnya, sementara semua orang terdiam.

Utami menghela napasnya, melihat ke arah Anwar kemudian pergi. Sieta dan Raka ikut pergi.

Anwar terkulai kembali duduk di kursinya tanpa bisa berkata-kata.

CUT TO:

Di dalam kamarnya Jean bertelpon dengan Deon.

JEAN

Aku tidak apa. (ponsel di telinga, mata sembab)

DEON (O.S)

Kau yakin? Haruskah aku ke sana sekarang?

JEAN

Biarkan aku membereskan dulu masalah perjodohan ini dengan ayahku, mari kita minta izin bersama nanti saat semuanya sudah selesai.

DEON (O.S)

Tapi aku mengkhawatirkanmu

JEAN

Aku baik-baik saja, kamu tahu kan aku ini wanita yang kuat. Jadi percayakan saja padaku.

DEON (O.S)

Baiklah,,, tapi jika terjadi sesuatu langsung hubungi aku ya!

JEAN

Baiklah (mengangguk,menutup telpon)

CUT TO:

Di depan pintu kamar jean, Utami berdiri dengan wajah penuh rasa bersalah.

INSERT:

FLASHBACK

Saat Utami memperlakukan jean dengan buruk, saat ia tak memperhatikan jean yang sedang sakit, saat ia menampar jean.

Semua ucapan Jean pada ayahnya di meja makan.

Utami menyadari perbuatannya selama ini salah, telah memperlakukan gadis itu dengan buruk sebagai anak dari selingkuhan suaminya.

Utami menghela napasnya dan pergi dari depan kamar Jean.

CUT TO:

SC.52.INT. KANTOR JEAN. SIANG

Jean yang sedang duduk di meja kerjanya, terlihat sibuk dan fokus mengerjakan pekerjaannya.

SFX

Suara pintu diketuk

JEAN

Masuk!

Seseorang melangkah masuk ke dalam ruangan, jean terlihat binggung sekaligus terkejut mendapati ibu tirinya ada di sana.

JEAN

Kenapa ibu ada di sini?

Jean segera berdiri dari tempat duduknya dan mempersilahkan Utami untuk duduk di sofa ruangannya.

Utami duduk, diikuti jean.

JEAN

Apa ada yang bisa saya bantu bu? (bersikap biasa)

UTAMI

Begini.. (ragu)
Ibu ingin minta maaf padamu tentang sikap ibu selama ini. (memegang tangan jean)

JEAN

Kenapa ibu minta maaf, ibu tidak salah apa-apa padaku.

UTAMI

Tidak, ibu minta maaf karena telah membencimu padahal itu bukan salahmu. Sebenarnya ibu tidak benar-benar membencimu, hanya saja ibu butuh seseorang untuk ibu benci di rumah itu...
ibu...(menangis) berasalah padamu, maafkan ibu

JEAN

Tidak bu, aku sangat mengerti perasaan ibu selama ini.
Aku benar-benar berterima kasih karena ibu mau merawatku.

UTAMI

Oh Jean...
Kenapa selama ini ibu tak sadar kalau kau anak yang baik (memeluk jean)

Jean balas memeluk.

CUT TO:

SC.53.INT. RUMAH, RUANG KERJA ANWAR. MALAM

Jean mengetuk pintu, dan masuk ke dalam ruang kerja Anwar.

 JEAN

Ayah memanggilku?
Jika tentang masalah kemarin, aku tak akan mengubah pikiranku. Aku akan tetap menikah dengan Deon meski tanpa restu dari ayah.

ANWAR

Apa kau begitu mencintainya?

JEAN

Ya, aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamanya. Jadi ayah tak..

ANWAR

(menyela) ayah akan mengijinkan pernikahan kalian.

JEAN

Tapi ayah... (belum sadar dengan apa yang dikatakan anwar)
(tersadar) apa? maksud ayah, ayah merestui pernikahan kami?

ANWAR

Bukankah itu yang kau inginkan?

JEAN

Lalu, bagaimana dengan keluarga Sudarso?

ANWAR

Bukankah kau tak peduli? (melirik Jean yang saat itu terlihat merasa bersalah)
Seperti yang kau bilang anak laki-laki Sudarso sudah memiliki seorang kekasih, dan sepertinya gadis itu sedang mengandung anak Ryan saat ini.

Jean berjalan menuju anwar dan merangkulnya.

JEAN

Terima kasih ayah! (tersenyum)

ANWAR

Ayah baru tahu kau bisa semanis ini.

Jean melepaskan pelukannya dan kembali serius.

ANWAR

(tertawa) Tapi ayah sangat menyukainya, kau bisa bemanja-manja pada ayah mulai sekarang.

JEAN

Sebenarnya ada satu lagi yang ingin kukatakan pada ayah.

ANWAR

Apa itu? katakanlah!

JEAN

(ragu) Akhir-akhir ini aku menememui ibuku. Maaf!

ANWAR

Ayah tahu,

JEAN

Apa? Bagaimana ayah bisa tahu? Apa ayah menyuruh seseorang untuk mengawasiku?

ANWAR

Kamu pikir ayah kurang kerjaan?

JEAN

Lalu?

ANWAR

Ibumu menelepon ayah dan mengatakan semuanya.

JEAN

Jadi apa ayah tidak keberatan jika aku memintanya datang saat pernikahanku nanti?

ANWAR

Tentu saja, bagaimanapun dia adalah ibu kandungmu. Soal Utami biarkan ayah yang bicara padanya.

JEAN

(kembali memeluk anwar) terima kasih ayah!

CUT TO:

SC.54.INT. AULA PERNIKAHAN.

SFX

Suara musik. Suara tamu undangan sedang berbincang

TORO

Akhirnya teman kita menikah.

ANDRE

Gak nyangka dia bakal menikah duluan dari pada aku.

TORO

Makanya cari cewek yang bener.
Nah kalian berdua kapan marrige? (pada gilang dan dewi)

SPLIT SCREEN

GILANG

Secepatnya.

DEWI

Lihat nanti, kenapa harus buru-buru.

Toro mengelengkan kepalanya, sementara Gilang dan Dewi tampak berdebat.

Melihat Sieta sedang sendirian di ruangan itu, Andre segera pergi meninggalkan teman-temannya dan menghampiri Sieta.

ANDRE

Hai... Apa kau sendirian?

SIETA

Ya, kelurgaku sedang di ruang pengantin.

ANDRE

Boleh aku temani? (tersenyum)

SIETA

Tentu saja.

CUT TO: 

Sementara itu Kimi baru masuk ke ruang aula menarik perhatian Toro.

TORO

Siapa dia? cantik sekali.. (mendekat ke arah Kimi)

Kimi tak sengaja menginjak gaunnya dan terjatuh, untunglah Toro menangkapnya. Mata mereka bertemu, keduanya tenggelam dalam pandangan satu sama lain.

Kimi berusaha bangun, Toro mengangkat dengan tangannya yang melingkar di pinggang kimi.

TORO

Kau tidak apa?

KIMI

Ya, (tergagap) terima kasih sudah menolongku.

Kaduanya saling berpandangan, sebelum akhirnya tersadar saat semua orang bertepuk tangan ketika dua mempelai memasuki pelaminan.

Semua prosesi pernikahan di lakukan dengan lancar dan dihadiri oleh semua keluarga termasuk Sri dan Samuel.

Sampai acara terkhir lempar bunga. Jean melempar bunga pengantinnya ke belakang, hingga bunga itu jatuh di tangan Sieta.

Jean dan Deon saling berpandangan sambil tersenyum bahagia.

 

END


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar