STORGE
5. Sakit#5
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

SC.21.INT.KANTOR.SIANG

Di dalam ruang kantornya, jean duduk bersandar di kursi membelakangi meja kerjanya. Kepalanya masih terasa pusing karena ia tak bisa kembali tidur setelah mimpinya semalam.

Ia memagang kepalanya sambil memejamkan matanya. 

Di luar ruangan Kimi terus mengetuk pintu ruangan Jean, namun tak ada jawaban dari dalam.

KIMI

(bergumam) Kenapa dia tak menjawab? Apa terjadi sesuatu, tidak biasanya dia begini.

Kimi membuka pintu, ia hanya bisa melihat setengah bagian belakang kepala bosnya yang bersadar di kursi.

KIMI

Jean!

Masih tidak ada respon. Kimi makin khawatir dan segera menghampirinya.

KIMI

Jean (sambil melangkah) 

Jean terlihat sedang bersandar sambil menutup matanya. 

KIMI

Apa kau sedang tidur? (menepuk pundak jean) 

Namun masih tak ada respon dari jean. kimi semakin panik. 

KIMI

Jean! (mengguncangkan badan jean) 

Jean membuka matanya. 

KIMI

Aahhh.. kau membuatku khawatir (mengelus dadanya) 

JEAN

Ada apa kimi? 

KIMI

Apa kau sedang sakit? (khawatir) 

JEAN

Kepalaku hanya sedikit pusing. 

KIMI

Apa kau sudah minum obat? 

JEAN

Aku baru saja minum obat dan tiba-tiba mengantuk. 

KIMI

Sebaiknya kau istirahat di rumah saja hari ini.
Mau kuantar pulang? 

JEAN

Tidak, masih banyak pekerjaan yang harus kutangani. 

KIMI

Biar aku yang mengerjakannya, kau istirahatlah. 

JEAN

Tidak, aku juga tidak tenang beristirahat di rumah. Kau jangan terlalu khawatir aku hanya kurang tidur semalam. Lagi pula aku sudah tidur barusan. Sekarang aku sudah baik-baik saja. 

KIMI

Baiklah, tapi jika kau merasa sakit segera bilang padaku. Ok! 

JEAN

Baiklah. 

KIMI

Oya, orang kontraktor yang minta revisi terbaru minta berkasnya dikirim hari ini. Aku akan pergi ke sana sekarang. 

JEAN

Tidak, biar aku saja. Aku ingin sekalian menghirup udara luar. 

KIMI

baiklah, kalau begiru aku akan menemanimu? 

JEAN

Tidak perlu, lagi pula kau sedang banyak pekerjaan di sini. Tolong kau handle pekerjaan di kantor saja. 

KIMI

Tapi kau sedang sakit.

JEAN

Aku sudah baikan, aku akan pergi naik taksi saja agar kau tidak perlu khawatir. 

KIMI

Baiklah kalau begitu, jika ada apa-apa kau harus segera mengubugiku, kau mengerti! 

JEAN

Baiklah
(bergumam) kau benar-benar lebih cerewet dari ibuku. 

SC.22.INT.KANTOR DEON.SIANG 

Jean sampai di depan kantor Deon dan keluar dari taksi di depan lobi. Berjalan menuju tempat resepsionis untuk memberikan berkasnya.

FLASHBACK.TAKSI

JEAN

Hallo, ku dengar kau membutuhkan berkas revisi itu hari ini. aku sedang dalam perjalan untuk mengantarnya. 

DEON

Aku sedang di perjalanan ke sana, apa kau sudah dekat?

JEAN

Aku sampai sebentar lagi. 

DEON

Sepertinya kau akan sampai duluan. jika kau sibuk, kau bisa menitipkannya di resepsionis.  

JEAN

Baiklah, aku akan menitipkannya saja.

CUT BACK TO

JEAN

Permisi!

RESEPSIONIS

Ada yang bisa kami bantu bu? 

JEAN

Bisakah saya menitip berkas untuk Pak Deon di sini, beliau sepertinya agak terlambat (menyerahkan amplop coklat) 

RESEPSIONIS

(mengambil amplop) Baik bu kami akan menyampaikannya.

JEAN

Terima kasih.

Jean berjalan menuju keluar kantor, penglihatannya tiba-tiba kabur, ia mengerjapkan matanya namun pandangannya semakin buram dan menjadi gelap seketika.

Suara orang-orang berteriak terdengar samar kemudian menghilang.

CUT TO:

Mobil yang Deon kendarai baru saja parkir di halaman kantor, laki-laki itu turun turun dari mobilnya dengan tergesa-gesa.

DEAN (V.O)

Semoga saja dia belum pergi.

Deon melihat sosok jean yang sedang berdiri di depan kantornya tiba-tiba ambruk. ia segera berlari menghampirinya. orang-orang sekitarpun ikut berkerumun. Deon meletakan kepala jean di atas pahanya dan menepuk pipinya dengan pelan.

DEON

Jean.. jean.. sadarlah! Badannya panas sekali. 
Bisa bantu saya membukakan pintu mobil (menyerahkan kunci mobilnya kepada orang yang ada di depannya)

Deon mengangkat Jean dan segera membawanya ke dalam mobilnya di bantu oleh seorang pegawai yang membawa kunci mobilnya. membaringkan Jean di kursi belakang mobilnya. Pegawai mengembalikan kunci mobilnya. 

DEON

Terima kasih! (segera masuk ke dalam mobil)

 CUT TO:

SC.23.INT.RUMAH SAKIT.SIANG

Kimi berlari menuju ruang icu, terlihat kekhawatiran di wajahnya.

KIMI

Sus dimana pasien yang bernama jean, dia baru saja di bawa ke sini. 

SUSTER

Oh dia ada di kasur paling ujung. 

KIMI

Terim kasih sus! 

Kimi berjalan dengan cepat dan membuka tirai, ia bisa melihat Jean yang sedang tidur di kasur dan Deon duduk di sampingnya. 

KIMI

Bagaimana keadaannya? 

DEON

Kata dokter dia harus di rawat beberapa hari. Dokter bilang ia kelelahan dan stress. 

KIMI

Dasar anak ini, sudah ku suruh ia pulang tadi. kenapa dia tak mendengarkanku dan memaksa tetap bekerja. 

Syukurlah kau mengangkat telpon di ponselnya tadi. terima kasih Deon. 

DEON

Tolong hubungi keluarganya, aku sudah berusaha menghubungi Sieta, tapi nomernya sedang tiak aktif. 

KIMI

Aku akan mengurusnya, kau kembalilah ke kantormu. Aku yakin kau meninggalkan pekerjaanmu. Biar aku yang menjaganya sekarang.

DEON

Tidak perlu, aku sudah menelpon kantorku tadi. jadi aku akan berada di sini setidaknya sampai dia sadar. 

KIMI

Baiklah kalau begitu. Aku akan menghubungi rumahnya dan meminta keluarganya untuk membawakan kebutuhannya ke sini. 

Kimi keluar untuk menelpon keluarga Jean. 

UTAMI (V.O)

Hallo! 

KIMI

Hallo tante. Ini Kimi teman Jean.

UTAMI

Jean sedang tidak ada di rumah Kim. 

KIMI

Iya tante saya tahu, Jean sekarang sedang ada di rumah sakit dan harus di rawat beberapa hari. 

UTAMI

Bagaimana keadaannya? 

KIMI

Dokter sudah menyuntikan obat tidur, jean sekarang sedang beristirahat. 

UTAMI

Kalau begitu bisa bantu kami menjaganya? 

KIMI

Ah iya tante.. 

UTAMI

Tante akan mengirim sopir untuk mengantar pakaiannya.

KIMI

Baik tante, terim kasih! 

Panggilan terputus. Kimi memiringkan kepalanya, tak habis pikir dengan apa yanag baru didengarnya.

KIMI

Kenapa aku jadi kesal ya? bukannya ia harusnya segera datang ketika mendengar anaknya sakit. walaupun jean anak tirinya tapi bukankan itu terlalu kejam.

beat

mengirimkan pakaiannya dengan menyuruh sopir? (tertawa kesal)
(bergumam) Selama ini kupikir jean hidup bahagia di keluarga itu. 

CUT TO:

 

Hari sudah mulai gelap, Jean sudah di pindahkan ke ruang rawat inap. Kimi tertidur di atas sofa, sementara Deon tertidur di kursi samping tempat tidur sambil memegang tangan Jean.

Mata jean perlahan terbuka, ia melihat langit-langit yang tampak asing. Ia merasakan seseorang sedang menggenggam tangannya. ia menoleh dan mendapati Deon yang sedang tertidur. ia juga melihat Kimi yang berbaring di sofa.

Jean menarik tangannya perlahan, dan turun dari tempat tidurnya, berjalan menuju kamar mandi. 

Deon tersadar saat Jean sudah tidak ada di tempat tidurnya, ia tampak terkejut dan khawatir, namun seketika ia lega ketika mendengar suara air dari kamar mandi.

Kimi pun terbangun.

KIMI

Dimana Jean? 

DEON

Sepertinya dia sedang di kamar mandi 

KIMI

Oh.. (lega) 

Jean keluar dari kamar mandi, ia melihat Deon dan Kimi sedang berdiri menunggunnya. 

JEAN

Ada apa dengan kalian 

KIMI

(menghampiri jean, memukulnya) dasar kau membuatku khawatir. 

JEAN

Aw.. sakit 

KIMI

Kau pantas mendapatkannya (menggerutu).
Untung ada Deon yang membawamu ke sini, bagaimana jika kau pingsan di jalan? Huh? 

JEAN

Kalau pingsan di jalan sopir taksi pasti akan membawaku ke rumah sakit. 

KIMI

Siapa tahu, bisa saja supir taksi itu membuangmu di jalan karena kau pingsan di dalam taksinya. 

JEAN

Hei.. hei.. kau menyebalkan. 

KIMI

Lain kali jika kelelahan beristirahatlah, jangan memaksakan diri.(memeluk Jean) 

JEAN

Baiklah. 

Deon tersenyum melihat mereka, Jean hanya bisa tersenyum sambil memalingkan wajahnya dari Deon karena malu.

Saat itu terdengar suara pintu diketuk.

Setelah melepas pelukannya, Kimi segera membuka pintunya dan mendapati seorang pria yang tiada lain adalah sopir yang dikirim Utami untuk membawakan pakaian Jean.

Kimi mengambil barang dari sopir itu.

KIMI

Terima kasih! 

Kimi kembali menutup pintu kamar sambil membawa sebuah tas besar. 

JEAN

Apa itu? 

KIMI

Pakaianmu, ibumu yang mengirimkannya.

JEAN

Ibu? Ah maksudmu ibuku... 

DEON

Apa beliau tidak datang

KIMI

(melirik jean merasa tak tega jika ia mengatakan yang sebenarnya) ah dia juga sedang kurang sehat saat ku telpon tadi (berbohong) 

JEAN

Ibuku memang agak sakit-sakitan (berusaha tersenyum)
(mengalihkan pembicaraan) Oya aku belum berterima kasih atas bantuanmu, terima kasih karena kalian mau membatu dan juga menjagaku. 

KIMI

(meletakan tas di sofa) Kau ini sedang bicara apa, tak perlu berterima kasih pada sesama teman, kalau aku sakit kau juga akan melakukan hal yang sama.
Btw aku lapar, aku akan membeli makanan. Deon apa kau juga mau makan di sini? 

DEON

Ya aku ingin di sini sebentar lagi, belikan untukku sekalian.

KIMI

Baiklah 

Kimi pergi meninggalkan kamar. Sementara jean dan Deon terlihat canggung.

DEON

Kau berbaring lah lagi (hendak memapah Jean) 

JEAN

Aku bisa sendiri (melepaskan tangan Deon) 

DEON

Baiklah 

Jean kemabali naik ke tempat tidurnya. 

DEON

apa kau ingin duduk saja? Aku akan menaikan sandaran kasurnya. 

JEAN

Ya, terima kasih 

DEON

Sudah selesai (menyimpan remote) 

JEAN

Kau tidak pulang? orang tuamu pasti akan khawatir.

DEON

Kau pikir aku anak kecil?
lagi pula, aku sudah tidak tinggal dengan orang tuaku sekarang, aku hanya megunjungi mereka di akhir pekan saja. 

JEAN

Benarkah, itu pasti menyenangkan.
Maksudku menyenangkan bisa tinggal di rumah sendiri. 

DEON

Kau juga bisa melakukannya jika kau mau.

JEAN

Entahlah, ayah kami tak akan mengijinkannya. Di keluarga kami, kami hanya bisa keluar dari rumah jika sudah menikah. 

DEON

Kalau begitu kau menikah saja. 

JEAN

Jika semudah itu (bergumam) 

DEON

apa? 

JEAN

Bukan apa-apa
Bagaimana hubunganmu dengan Sieta? 

DEON

Hubungan? (mengerutkan kening)

JEAN

Ya, bukankah kalian berpacaran?

DEON

Berpacaran? Aku? dengan Sieta?
Kami tidak berpacaran, aku hanya menganggapnya sebagai adik. 

JEAN

Sieta pasti akan sakit hati jika mendengar ini. 

DEON

Sekarang aku mengerti kenapa selama ini kau terus menghindariku. 

JEAN

Sebaiknya kau pulang! 

DEON

Jean perasaanku padamu masih seperti dulu. 

Mendengar itu jean sangat terkejut.

mereka saling memandang satu sama lain tanpa berkata-kata. Sampai tak menyadari bahwa Kimi masuk ke ruangan itu. 

KIMI

Makanan datang! 

Menyadari keberadaan Kimi mereka melepas pandangan satu sama lain, Jean memalingkan wajahnya yang memerah. 

KIMI

Jean kenapa wajahmu merah sekali, apa kau demam lagi? (mendekati jean dan meletakan tanganya di kening Jean). Wajahmu panas sekali, mau kupanggilkan dokter. 

JEAN

Tidak perlu, aku hanya sedang merasa kepanasan saja. (mengibas wajah dengan tangannya) 

KIMI

Benarkah, kenapa kau tidak turunkan saja suhu ac nya jika kepanasan. (mengambil remot ac) 
Kau juga kenapa sangat tidak peka jika pasien sedang kepanasan (melototi Deon) 

JEAN

Sudahlah, kenapa kau ngomel-ngomel terus? Kalian makanlah dulu setelah itu kalian harus pulang. 

KIMI

Iya sebaiknya kau pulung dulu Deon, kau harus membersihkan dirimu. Kau sudah seharian di sini. 

JEAN

Kau juga Kimi, sebaiknya kalian berdua pulang saja agar aku bisa beristirahat dengan tenang. 

KIMI

Tapi..

 JEAN

Aku ingin sendiri. Kau juga tidak perlu datang besok, ada banyak pekerjaan yang kau harus urus di kantor selama aku di sini. 

CUT TO:

SC.24.INT.RUMAH SAKIT.SORE

Keesokan harinya, di lorong rumah sakit tampak deon berjalan hendak menjenguk kembali jean. Saat itu ia melihat seorang laki-laki menggunakan topi dan pakaian serba hitam sedang mengintip dari kaca kecil di pintu ruang rawat Jean.

Laki-laki itu menyadari keberadaan Deon lalu segera pergi dari sana tanpa menunjukan wajahnya.

DEON

Hei.. (berteriak)

Laki-laki itu berlari, dalam sekejap ia menghilang dari pandangan Deon.

Deon segera masuk ke dalam untuk mengecek keadaan Jean, mungkin saja terjadi sesuatu padanya.

DEON

Jean kau tidak apa? (mengecek Jean dengan panik) 

JEAN

Aku tidak apa? Kenapa memangnya? 

DEON

Syukurlah! (menghembuskan napas lega)

DEON (V.O)

Siapa orang itu, kenapa ia mengintip ruang rawat Jean? 

JEAN

Ada apa sebenarnya? Kenapa kau panik seperti itu?

DEON

Aku melihat seseorang sedang mengintipmu dari balik pintu itu tadi, dan ia berlari saat melihatku datang. 

JEAN

Mungkin dia sedang mencari seseorang dan mengecek setiap ruangan, tak usah berlebihan. 

DEON

Kalau begitu kenapa dia langsung lari saat melihatku? Sungguh aneh. 

JEAN

Apa kau penggemar drama seperti Kimi? 

Deon menatap Jean karena tidak mengerti maksud pertanyaannya? 

JEAN

Imajenasimu luar biasa (tertawa) 

DEON

Kau sedang meledekku ya? Aku sedang mengkhawatirkanmu tau. 

JEAN

Siapa yang akan melakukan hal-hal seperti itu padaku, untuk apa dia melihatku diam-diam. 

DEON

Pikirkanlah, siapa yang mungkin melakukan hal itu padamu. Mungkin saja ada orang yang membencimu dan hendak menjahatimu. 

JEAN

Jadi maksudmu aku memiliki banyak musuh? 

DEON

Bukan begitu maksudku, aku hanya ingin kau lebih waspada. 

JEAN

Aku tak mengerti kenapa kau datang ke sini hari ini, padahal kemarin sudah ku minta untuk tidak datang? apa kau bermaksud membuatku kesal?
Kalau itu tujuanmu, sebaiknya kau pulang. karena rencana mu untuk membuatku kesal sudah berhasil. 

DEON

Bagaimana aku bisa meninggalkanmu sendirian di sini setelah melihat orang tadi? Aku akan menginap di sini malam ini dan menemanimu. 

Jean memalingkan wajahnya kemudian menarik selimut  dan pura-pura tidur.

DEON

Baiklah, maaf! maaf karena membuatmu kesal.
Apa kau tidak bosan terus berada di dalam kamar? Aku ingin mengantarmu berkeliling sambil menikmati udara di luar.
Ayolah!(menarik selimut jean) 

CUT TO: 

SC.25.EXT.TAMAN RUMAH SAKIT.MALAM 

Langit malam tampak dipenuhi bintang, taman rumah sakit terlihat indah meski di lihat saat malam. Semuanya masih tampak jelas karena lampu halaman yang begitu terang terpasang di setiap sudut taman.

Jean yang duduk di atas kursi roda terlihat bahagia, senyuman yang tak biasa ia tunjukkan selama ini kini menghiasi wajahnya. Begitu juga dengan Deon ia terus tersenyum sambil mendorong kursi roda.

DEON

Bukankah langitnya sangat indah malam ini? 

JEAN

Benar, sangat indah.
Rasanya menyenangkan menikmati langit malam dengan santai seperti ini? 

DEON

Apa baru kali ini kau menikmati langit malam?

JEAN

Entahlah, apa bisa di katakan menikmati ketika hanya menatap saja. Aku sering melakukannya dari balik jendela kamarku, tapi kali ini rasanya sedikit berbeda. 
Saat melihat langit malam biasanya aku teringat hal-hal menyedihkan yang telah ku lalui selama ini.
Aku tak pernah tahu bahwa menatap langit bisa membuatku bahagia juga. 

DEON

Aku tak tahu ternyata kau banyak mengalami kesulitan selama ini? 

JEAN

Bukankkah orang lain juga sama? kurasa bukan hanya aku, kita semua pasti sering mengalami kesulitan. Hanya saja kita selalu ingin terlihat bahagia di mata orang lain karena tak mau dianggap sebagai orang yang menyedihkan. 

Deon melangkah ke hadapan jean dan berjongkok, kemudian memegang kedua tangan jean.

DEON

Mulai sekarang kau bisa berbagi kesulitanmu denganku. 

Jean hanya terdiam.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar