SC.06 INT.KANTOR. SIANG
SFX (musik)
Pemandangan pusat kota terlihat dari atas, mengikuti deretan gedung gedung tinggi. masuk ke sebuah gedung 2 lantai bercat putih.
CLOSE UP kaki mengenakan sepasang sepatu heels berjalan dengan cepat dan tergesa-gesa.
Punggung Seorang wanita mengenakan setelan formal sedang berjalan seolah sedang mengejar sesuatu, sepatu heels yang ia kenakan terlihat sangat mengganggu langkah kakinya. Ia masuk ke sebuah ruangan dan segera melepas sepatu high heelsnya dan mengantinya dengan sepatu karet berwarna navy.
Jean duduk di kursi sambil memijat-mijat kakinya.
JEAN
Aku benar-benar tak terbiasa dengan sepatu ini.
Terdengar suara ketukan pintu ruangannya.
JEAN
Masuklah!
Kimi membuka pintu dan melongokan kepalanya sambil tersenyum. Jean melihatnya sebentar kemudian fokus lagi dengan kakinya. Kimi masuk ke dalam ruangan dan duduk di sofa dalam ruangan itu.
KIMI
(berdehem) bagaimana kencannya?
JEAN
Biasa saja (masih fokus memijat kakinya)
KIMI
Kenapa, apa dia tidak tampan?
JEAN
Memangnya itu penting?
KIMI
Tentu saja
JEAN
Aku tak habis pikir, padahal kau sudah di hianati 3 kali oleh laki-laki tampan. Kau masih menyukai mereka?
KIMI
Yaah tetap saja, tidak semua orang tampan itu brengsek. Aku hanya tidak beruntung saja.
JEAN
Baiklah terserah padamu.
KIMI
Jadi bagaimana hasilnya?(masih penasaran)
JEAN
Entahlah, aku benar-benar tak tahu. Aku juga tak begitu tertarik. Aku hanya mengikuti keinginan ayah saja.
KIMI
Heeii.. Kau lupa usiamu sekarang?
JEAN
Memang apa masalahnya dengan usiaku, kepala 3 itu masih muda. Banyak wanita yang lebih tua dariku juga yang belum menikah.
KIMI
Apa kau tidak mau menikkah karena melihat temanmu ini gagal 3 kali?
JEAN
(tersenyum) Apa masalahnya bercerai 3 kali karena laki-laki brengsek. Aku hanya sedang menikmati kesendirianku saja, tak ada hubungannya denganmu.
KIMI
Atau kau masih menunggunya? Cinta pertamamu? (bercanda)
JEAN
Apa maksudmu, untuk apa aku menunggu orang yang tak tau dimana keberadaannya?
(melototi kimi) Apa kau mau terus disini? Apa kau tidak akan bekerja? (berusaha mengalihkan pembicaraan)
KIMI
Maaf bos, saya akan pergi sekarang
Kimi pergi dari ruangan.
Sementara Jean berdiri dari tempat duduknya menghadap jendela kaca di ruangannya, memandang keluar dengan tatapan kosong.
FLASHBACK
INT/EXT. SEKOLAH. PAGI
Jean masuk ke dalam kelas, setelah absen selama 3 hari.
KIMI
Jean kemana saja kau?(penasaran)
JEAN
Aku ada urusan makanya izin tidak masuk.
KIMI
Urusan apa?
JEAN
Aku pergi liburan dengan ibuku (berbisik)
KIMI
Haahh...
JEAN
Ssssttt... (menempelkan jari tangan di mulutnya)
KIMI
Ah maaf, aku hanya terkejut mendengarnya.
KIMI
Oya, apa kau tau Deon pindah sekolah?
JEAN
Apa? (terkejut)
KIMI
Jadi kau juga baru tau?
Jean berpikir sejenak, lalu berdiri dari tempat duduknya.
JEAN
Kimi aku mau mengatakan sesuatu yang penting padamu (menarik kimi keluar kelas)
Mereka berjalan dengan cepat ke samping kelas, dimana tak ada satu orangpun yang bisa melihat mereka.
KIMI
Kenapa? Ada apa? (bingung sekaligus penasaran)
JEAN
Sebenarnya 3 hari lalu Deon menyatakan cintanya padaku.
KIMI
Apa? (mengecilkan suaranya, sambil melirik sekitar) Lalu bagaimana?
JEAN
Tentu saja aku menolaknya, maksudku.. Aku bilang padanya bahwa aku sedang tidak ingin berpacaran.
beat
(menerka-nerka)apa mungkin gara-gara itu dia pindah?
KIMI
Tentu saja bukan, orang tuanya pindah tugas. Makanya dia ikut pindah.
JEAN
Aahh.. Syukurlah, tapi kenapa ia tak memberi tahuku? (heran)
KIMI
Kenapa dia harus memberi tahumu? Kau kan sudah menolaknya.
JEAN
Tapi kan kita teman
KIMI
Ya, sebelum kau menolaknya.
JEAN
Heei... Apa kau sedang meledekku?
(menghembuskan napas) Aku kecewa dia pergi tanpa pamit padaku.
KIMI
Jean.. Apa kau juga menyukainya?
Menjawab ya dengan wajahnya
KIMI
Lalu kenapa kau menolaknya?
JEAN
Entahlah, wajah ibuku tiba-tiba muncul dalam pikiranku saat itu.
CUT TO:
SC.07 INT.RUANG MAKAN. MALAM
Meja makan sudah di penuhi makanan, seluruh anggota keluarga Adiyoso masuk satu persatu. Seperti biasa Raka selalu masuk pertama diikuti oleh Jean dan Sieta. Tak lama masuk Utami menggandeng tangan suaminya (Anwar). Mereka mulai menyantap hidangan dengan santai.
ANWAR
Sudarso menghubungi ayah tadi (menatap jean), Dia bilang katanya anaknya senang bertemu denganmu.
Ayah senang kamu melakukannya dengan baik hari ini. Ayah harap kalian berjodoh dan segera menikah.
JEAN
Ya ayah (dalam hati berkata aku sama sekali tak menyukai laki-laki itu)
ANWAR
Sieta bagaimana dengan pembukaan klinikmu?
SIETA
Semuanya lancar ayah, berkat kakak seniorku aku tak sulit mengurus perizinan. Dia mengenalkan pada orang yang bisa membantuku mengurus semuanya.
(melihat jean) Dan aku juga suka interiornya kak Jean. Terima kasih!
JEAN
Aku senang karena kau menyukainya.
ANWAR
Baguslah, ayah senang sekali mendengarnya.
Bagaimana dengan sekolahmu? (menatap Raka)
RAKA
Baik-baik saja ayah.
ANWAR
Ayah harap kamu tidak berulah lagi di sekolah seperti sebelumnya.
RAKA
Ya ayah..
BU UTAMI
Sudah sudah, ayo lanjutkan makan kalian (berusaha memotong percakapan)
CUT TO:
SC.08 INT.CAFE. SORE
Di sebuah cafe Sieta sedang menunggu seseorang, ia duduk sambil memeriksa riasannya dan merapihkan rambutnya.
INTERCUT
(terdengar suara pintu cafe di buka)
Deon membuka pintu cafe, ia bisa melihat Sieta yang sedang menunggunya di kursi paling pojok sedang memasukan sesuatu ke dalam tasnya. ia segera menghampirinya.
DEON
Apakah kau sudah lama menunggu
SIETA
Tidak kak, aku juga baru saja sampai.
DEON
Ah syukurlah kalau begitu begitu.(menarik kursi, kemudian duduk)
Sieta melambaikan tangannya memanggil pelayan. Pelayan menghampiri dan memberikan buku menu.
SIETA
(Membuka buku menu) aku mau hot chocolate dan french fries. Kakak mau pesan apa?
DEON
Capucino panas
Pelayan meninggalkan meja mereka.
DEON
Ada perlu apa kau mau bertemu denganku
SIETA
Aku hanya ingin berterima kasih pada kakak, karena sudah banyak membantuku untuk persiapan pembukaan klinik.
DEON
Bukan hal besar, aku hanya membantu semampuku.
SIETA
Meskipun begitu aku tetap ingin berterima kasih.
Pelayan cafe kembali ke meja mereka sambil membawa pesanan dan meletakannya di meja mereka.
SIETA
Oya, aku juga ingin mengundang kakak ke acara pembukaan klinikku akhir pekan ini. Apa kakak bisa datang?
DEON
Baiklah aku akan datang.
SIETA
Benar ya, aku akan menunggu.
DEON
Iya
SIETA
Janji ya, jangan sampai ga datang.
DEON
Baiklah (tersenyum)
CUT TO:
SC.09 INT/EXT.KLINIK SIETA. SIANG
Acara pembukaan sedang berlangsung terlihat beberapa orang ternama hadir di sana dan juga Deon. Di sudut lain terlihat keluarga Sudarso, keluarga yang anaknya dijodohkan dengan Jean hadir di sana memenuhi undangan dari Anwar. Seluruh keluarga Adiyoso juga hadir, namun jean tak terlihat di manapun.
Sesi potong pitapun di laksanankan, di lanjutkan dengan beberapa sambutan.
ANWAR
Kemana kakakmu?
SIETA
Dia sedang di jalan ayah, katanya dia habis bertemu klien penting.
ANWAR
Kenapa dia masih bertemu klien akhir pekan begini?
SIETA
Entahlah
ANWAR
Dasar anak itu
semuanya tepuk tangan saat MC memanggil nama Sieta untuk memberikan sambutannya.
Sieta memandang ayahnya sambil tersenyum dan melangkah ke depan untuk memberikan sambutannya.
Sementara itu Jean masuk dan berjalan menghampiri ayahnya.
ANWAR
Kenapa kau terlambat? (berbisik)
JEAN
Maaf ayah! Jalanan macet
ANWAR
Kenapa kau masih bekerja akhir pekan begini?
JEAN
Aku terpaksa karena klienku tak ada waktu lain, dia juga harus segera pergi ke luar negeri.
Audiens bertepuk tangan saat sieta menyelesaikan sambutannya.
SIETA
Selamat menikmati hidangannya (berjalan sambil sesekali menundukan kepalanya menyapa para tamu, berjalan menghampiri ayahnya dan Jean.
JEAN
Maaf kakak terlambat.
SIETA
Tidak apa, aku tau kakak pasti sibuk.
ANWAR
Ibumu terlihat senang mengobrol dengan ibu-ibu lain.
SIETA
Sepertinya selama ini ibu bosan di rumah terus(tersenyum)
ANWAR
Sepertinya begitu
SIETA
Oya, aku ingin mengenalkan seseorang pada kalian (melambaikan tangan pada Deon)
Anwar dan Jean mengarahkan pandangannya pada Deon yang sedang berjalan menghampiri mereka.
JEAN (V.O)
(tersentak) Deon?
DEON (V.O)
Jean? (memandang jean dengan bingung)
SIETA
Ayah kenalkan ini kak Deon, kakak senior di kampusku dulu. Dia yang sudah membantuku selama ini.
DEON
(tersadar) saya Deon om, senang bertemu anda (menganggukan kepala sambil tersenyum)
SIETA
Dan ini kakakku,Jean
JEAN
Halo, saya Jean (pura-pura tak mengenal Deon)
DEON
Deon,senang bertemu denganmu. (berusaha mengikuti alur)
SIETA
Kakakku seorang arsitek, selain itu dia juga bisa menangani desain interior. Jika kakak butuh seorang arsitek untuk proyek kakak bisa menghubungi kak Jean.
Ya kan kak (ditujukan pada jean)
JEAN
Tentu saja silahkan menghubungi kantor kami jika kau membutuhkannya.
(melirik sieta) Kalau begitu kalian berdua mengobrollah, kakak harus menyapa Ryan dan keluarganya.
SIETA
Baiklah kak (tersenyum)
Dia calon suami kakakku (mengatakannya pada Deon)
Jean pergi meninggalkan mereka.
SIETA
Apa ayah tidak akan menemani ibu?
ANWAR
Ah iya, ayah lupa membiarkan ibumu telalu lama.
Anwar pergi meninggalkan Sieta dan Deon.
DEON
Aku tidak tahu kau punya kakak?
SIETA
Ah itu karena kakakku sangat tertutup, saat kuliah dia jarang sekali keluar dari kamarnya dan hanya sibuk belajar. Dulu aku sedikit membencinya karena dia terlalu rajin. Karena dia aku selalu tak diizinkan bermain. makanya aku tak pernah menceritakannya pada orang lain.
DEON (V.O)
Seingatku jean anak tunggal, bagaimana bisa dia menjadi kakaknya Sieta. Apa dulu dia berbohong padaku? (menduga-duga)
SIETA
Kak.. Kak.. Apa yang sedang kakak pikirkan?
DEON
Tidak, aku tidak sedang memikirkan apapun. Kenapa?
SIETA
Sepertinya aku harus menyapa tamu lain, apa kakak mau ikut denganku?
DEON
Tidak, kau pergilah. Aku akan menikmati makanan dan minuman di sini
CUT TO:
JEAN (V.O)
Bagaimana aku bisa bertemu dengannya disini.
RYAN
Hai jean!
JEAN
Hai.. (Berusaha tersenyum)
RYAN
Aku mencarimu dari tadi
JEAN
A.. Aku datang terlambat karena harus mengurus beberapa pekerjaan.
RYAN
Kau juga bekerja di akhir pekan?
JEAN
Jika ada klien penting kenapa tidak? Aku tak bisa melewatkan sesuatu yang menghasilkan uang pergi bergitu saja.
RYAN
Itu lah yang membuat aku tertarik padamu
JEAN
Ya? (mengerutkan alis, merasa heran dengan yang dikatakan Ryan)
RYAN
Kau benar-benar wanita yang menarik Jean.
Mereka berdua tertawa, dari kejauhan terlihat sosok Deon yang sedang memperhatikan mereka berdua.
JEAN
Sepertinya aku harus ke toilet (hanya alasan untuk pergi)
RYAN
Tentu, silahkan
Jean pergi ke arah toilet namun dia pergi keluar gedung melalui pintu samping. Sementara itu Deon mengikutinya dari belakang.
Jean duduk di kursi panjang yang ada di halaman dan melepaskan sepatu high heels yang sudah ia kenakan seharian.
JEAN
Huh. Aku benar-benar tak tahan. (meluruskan kakinya, memandang kakinya dengan tatapan kosong)
DEON
Jean!
JEAN
Oh Deon (memakai kembali sepatunya)
DEON
Lama tak bertemu (senang)
JEAN
Ah iya sudah lama sekali (berusaha tersenyum)
Deon duduk di samping Jean.
DEON
Bagaimana kabarmu?
JEAN
Baik, kabarku baik. Bagimana dengamu?
DEON
Aku juga baik-baik saja.
(berusaha mencari topik pemicaraan) Sejak kapan kau pidah ke sini?
JEAN
Sudah lama sekali, kurasa tak berselang lama setelah kepindahanmu.
DEON
Maaf waktu itu aku tak sempat pamit padamu
JEAN
Sudah lama sekali, lagi pula itu hanya masa lalu. Tidak usah terlalu dipikirkan. (berusaha tenang)
Senang bertemu lagi denganmu, tapi sebaiknya kita pura-pura saja tidak pernah kenal seperti sebelumnya di hadapan Sieta dan keluargaku.
DEON
(berpikir,kemudian mengangguk walau tak tau maksud dari kata-kata tersebut)
Baiklah jika itu maumu. Aku akan melakukannya.
JEAN
Kalau begitu aku masuk duluan
Jean berdiri kemudian berjalan pergi meninggalkan Deon
DEON
Dia sama sekali tidak berubah, sikapnya masih tetap dingin seperti dulu (tersenyum).
CUT TO: