STASIUN 13
2. 2, scene 5-11

 

BANDUNG TAHUN 1968

 

5.   INT. RUMAH SEDERHANA – PAGI 

PEMAIN: ANDRE, MARIANA (19 TAHUN)

Andre terbangun dari tidurnya. Ia bingung berada di mana. Ada seorang gadis yang tersenyum padanya. Berpakaian sederhana dan terlihat jadul.

 

ANDRE

Saya di mana?

 

MARIANA

Kamu ada di rumah saya. Kamu tergeletak di semak-semak. Ayah saya menemukanmu. Kamu dari mana?

 

Andre masih kebingungan. Ia memperhatikan ruangan sederhana yang hanya ada kursi kayu dan lemari kecil. Kemudian ia memegang kepalanya yang terasa sakit. Ia duduk menyandar.

 

ANDRE

Saya dari Jakarta.

  

MARIANA

Kamu masih lemah. Istirahatlah dulu.

Aku buatkan bubur ya.

 

Mariana berlalu keluar kamar. Andre memperhatikan lagi ruangan itu. Ia melihat kelender di dinding. Ia mengerutkan dahi dan bingung.

 

ANDRE

Kenapa kelender lama masih digantung

(bergumam)

1968?

 

Mariana masuk kembali dan membawa semangkuk bubur di atas tempayan. Kemudian ia meletakannya di atas meja kecil di samping tempat tidur.

 

MARIANA

Makanlah... Agar kamu bertenaga.

(sambil tersenyum tipis)

Aku ke dapur dulu.

 

Mariana kembali ke dapur. Andre semakin bingung melihat keadaan di sekitarnya.

 

CUT TO

  

6.   INT. RUANG TAMU - RUMAH SEDERHANA – SIANG 

PEMAIN: ANDRE, AYAH MARIANA (50 TAHUN)

Ayah Mariana bercengkrama di ruang tamu bersama Andre. Ayah Mariana menanyakan asal usul Andre. Ia menatap Andre dengan lekat.

 

AYAH MARIANA

Kamu sebenarnya dari mana?

 

ANDRE

Saya dari Jakarta, Pak. Tapi saya bingung, Pak.

Saya ada di mana dan ini tahun berapa?

 

AYAH MARIANA

Kamu ada di rumah saya. Di Bandung.

Ini hari kamis, tanggal 9 April tahun 1968.

 

Andre terkejut dan merasa orang di depannya bercanda.

 

ANDRE

Bapak gak bercanda? Tahun 1968?

 

AYAH MARIANA

Iya.

 

Andre terdiam merasa bingung.

 

ANDRE

Saya dari tahun 2020, Pak

 

Ayah Mariana tertawa terbahak-bahak.

AYAH MARIANA

Hahahaha... anak muda, kamu yang mulai bercanda.

Mana mungkin kamu berasal dari masa depan.

Sudahlah, mungkin kamu hilang ingatan karena kepalamu terbentur.

 

Andre semakin heran melihat laki-laki itu mentertawainya. Kemudian ia tercekat mengingat tas ransel yang berisi kamera.

 

ANDRE

Tas... tas saya di mana?

(sedikit bingung)

Saya akan membuktikan kalau saya berasal dari masa depan.

 

AYAH MARIANA

Saya tidak menemukan tas kamu.

Di sana hanya ada kamu yang tergeletak.

Baiklah, kalau begitu. Saya mau ke pasar, kamu mau ikut?

 

Ayah Mariana bangkit dari tempat duduknya. Andre masih dalam kebingungan tapi mengangguk. Ia pun bangkit dari kursi.

 

INTER CUT

 

Mariana mengintip dari celah jendela kaca.

 

CUT TO

 

7.   INT. RUANG TAMU - RUMAH SEDERHANA – SIANG 

PEMAIN: MARIANA, IBU MARIANA (50 TAHUN)

Mariana masih terlihat mengintai Andre. Ibu menegurnya dari belakang. Mariana kaget.

 

IBU MARIANA

Hayo, kamu lagi ngapain?

 

MARIANA

(terkejut dan menoleh ke belakang)

Ugh, Ibu. Ngejutin aja deh.

 

IBU MARIANA

Kamu ngintip siapa? Ngintip cowok itu?

 

MARIANA

Andre, Bu namanya. Dia ganteng ya, Bu.

 

IBU MARIANA

Husstt... Kamu kan belum kenal betul dengan pemuda itu. Sudah sana bantui ibu di dapur.

 

Mariana sewot dan pergi ke dapur.

 

CUT TO

 

8.   EXT. SEKITAR LAHAN KOSONG – SIANG 

PEMAIN: HENDI (22 TAHUN)

Hendi menemukan sebuah ransel di semak-semak. Ia membawa ransel itu ke rumah. Ransel itu milik Andre.

CUT TO

 

9.   INT. KAMAR HENDI – RUMAH SEMI PERMANENT – SIANG 

PEMAIN: HENDI (22 TAHUN)

Hendi masuk ke kamar dan membuka ransel yang tadi. Ia melihat isinya. Ada sebuah kamera. Hendi bungung dan tidak tahu benda apa itu. Kemudian ia meletakkannya di atas buffet. Ia mengambil benda-benda lain dari dalam ransel. Ada handpone dan benda lain. Hendi mengerutkan keningnya.

 

CUT TO

 

10.   EXT. TERAS RUMAH MARIANA – SORE  

PEMAIN: ROBERT (24 TAHUN), IBU MARIANA

Robert terlihat tampan dengan stelan kemeja di zamannya. Robert peranakan Belanda. Robert duduk di kursi teras. Ia menyukai Mariana.

 

ROBERT

Saya ingin segera melamar Mariana, tante.

Saya sangat mencintainya.

 

IBU MARIANA

(tersenyum tipis)

Tante tidak bisa menjawab tentang itu. Tante serahkan saja kepada Mariana.

Sebentar tante panggil Mariana.

 

Bangkit dari kursi dan masuk ke dalam rumah. Beberapa saat kemudian Ibu Mariana dan Mariana keluar.

Mariana duduk di kursi berhadapan dengan Robert. Ibu Mariana pamit ke dalam.

 

IBU MARIANA

Tante tinggal dulu ya.

 

Robert mengangguk.

 

ROBERT

Mariana... Aku ingin melamarmu.

 

MARIANA

Itu terlalu cepat. Aku tidak bisa menjawab maksud kedatanganmu.

 

ROBERT

Apalagi yang kamu tunggu? Aku kurang apa di matamu? Papaku orang kaya dan aku pewaris tunggal dari papaku.

 

MARIANA

Aku tidak mengharapkan hartamu.

Tapi aku...

(tertahan)

Aku tidak mencintaimu, Robert.

 

Wajah Robert berubah kecewa.

 

ROBERT

Lantas siapa laki-laki yang kamu cintai?

 

Mariana menunduk.

 

MARIANA

Maafkan aku.

 

Mariana langsung bangkit dan pergi meninggalkan Robert di ruang tamu. Mariana masuk ke dalam rumah. Robert tampak kecewa dan marah. Wajahnya terlihat menyimpan dendam. Kemudian ia pergi.

 

CUT TO

 

11.   INT. RUANG MAKAN – RUMAH MARIANA – MALAM  

PEMAIN: AYAH MARIANA, IBU MARIANA, ANDRE, MARIANA, RIKA (18 TAHUN).

Meja makan sudah terhidang beberapa makanan. Nasi dan lauk-pauk. Mariana terlihat mencuri-curi pandang ke Andre.

 

AYAH MARIANA

Jadi, nak Andre. Kalau memang betul kamu dari masa depan, mana buktinya. Seperti apa yang kamu ceritakan ke saya kalau Jakarta menjadi kota besar.

 

Mariana menyendok nasi. Rika mengunyah kerupuk.

 ANDRE

Tas ransel saya, Pak. Saya kehilangan tas ransel saya dan di sana ada buktinya.

 

IBU MARIANA

Apa kamu tidak bercanda? Bagaimana mungkin kamu dari masa depan? Ini masih tahun 1968.

(tertawa kecil)

Nak Andre ada-ada saja.

 

Ibu Mariana menyendok sayur ke piring Andre.

 

ANDRE

Tapi benar, Bu. Saya dari masa depan.

 

IBU MARIANA

Udah, kamu jangan ngibul terus.

Dimakan tuh nasinya.

 

Mereka tertawa bebarengan. Kemudian menyantap makan malam dengan hikmat.

 

CUT TO.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar