Skenario: Bukan Bunga Layu
8. BAGIAN 8

Zea terlihat tersentuh setelah mendengar perkataan Galang.

Merasa sedikit lega setidaknya ada seseorang berkata bahwa hal aneh/perubahan yang terjadi pada dirinya yang dia sendiri tidak tahu apa itu, bukanlah masalah yang besar. Hal yang tidak perlu begitu dipermasalahkan.

ZIA

(ke Galang)

Gila. Berkelana kemana-mana bikin lo jadi makin bijak.

GALANG

(ke Zia)

Makanya, sering-sering kumpul biar lo jadi ikut tambah bijak juga.

ZEA

SETUJU.

BIA

(terbata)

SETUJU.

ZIA

(melirik ke Zea, lalu ke Bia)

Lah. Gue diserang. Kalian diam diam punya dendam ya sama gue?

ZEA

Setelah Galang pergi, setiap mau melaksanakan tradisi ketemu, Zia enggak pernah mau datang.

(ke Zia)

Bukannya itu contoh orang yang enggak bijak?!

GALANG

Gue yakin kita semua enggak nyaman. Gimana kalau pada saling baikan?

ZIA

Gue sama Zea enggak akan pernah bisa baik-baik aja. Udah kodratnya kakak adik.

Galang dan Zea menjawab secara bersamaan. Dengan suara lantang.

GALANG

LO SAMA BIA.

ZEA

KAMU SAMA BIA.

ZIA

Kita udah baikan kok.

BIA

(mengangguk)

Iya. Udah.

Tetap ada kecanggungan di antara Bia dan Zia.

GALANG

Oke. Berarti sekarang gantian gue.

(beat)

(ke Zea)

Je, kamu butuh waktu berapa lama lagi untuk bisa terima aku?

ZIA

(kaget, tak percaya)

Woah. Gue tahu kita berempat sahabatan. Tapi gue enggak nyangka masalah cinta di antara kita bisa transparan banget kayak gini.

BIA

(ke Zia)

Sssttt.

Bia berusaha mendengarkan Galang dengan seksama. Bia ikut merasakan gugupnya Galang. Berharap usaha sahabatnya kali ini berhasil. Berharap Zea dan Galang bisa bersama.

Zea melihat Galang. Terdiam.

DISSOLVE TO:

105 EXT. LUAR GEDUNG ACARA WISUDA KULIAH - SIANG

FLASHBACK

Hari terlihat cerah. Hari dimana orang-orang tersenyum bahagia. Beberapa orang memakai toga dan sedang berfoto bersama keluarga, pasangan dan teman. Mengabadikan momen berharga. Momen kelulusan.

Kita melihat Zia memotret Irawan, Kusuma, dan Zea yang menggunakan toga.

Kusuma mengajak Zia agar ikut masuk ke dalam foto.

Zia memegang ponsel, berusaha untuk mendapatkan foto dirinya, Kusuma, Irawan, dan Zea. Pose selfie.

Galang datang mendatangi keluarga Zea.

GALANG

Sini, biar gue yang ambil foto.

Galang mengambil ponsel dari tangan Zia.

Kita melihat Galang mengambil foto seluruh keluarga Zea. Mereka berpose dengan beberapa pose.

Zia berlari ke tempat Bia yang juga memakai toga, sedang bersama keluarganya. Mengambil foto Bia dan keluarganya.

GALANG

(ke Zea)

Selamat ya Je.

Galang memberikan buket bunga ke Zea. Zea menerimanya.

Zea melihat buket bunga yang sedang ada di geggamannya. Terlihat kertas tertempel di salah satu bunga bertuliskan, "Je, kamu mau enggak nikah sama aku?"

Wajah Zea terlihat kaget. Hanya diam tidak merespon.

CUT TO:

106 INT/EXT. DEPAN RUMAH ZEA - SIANG

FLASHBACK

Galang menaiki motor yang berhenti di depan rumah Zea. Zea berdiri menghadap ke Galang.

ZEA

Thank you ya Lang. Selalu kamu yang bisa antar aku setiap ada interview. Soalnya kalau pakai bis takut penuh sama macet banget.

GALANG

Aku baru sekali ini antar jemput orang interview kerja setiap tahun bisa dua kali.

Zea cengar cengir.

GALANG

Pindah kerja kali ini karena bosan lagi?

ZEA

Iya. Kayaknya kerjaan yang kemarin bukan passion aku. Bukan yang aku mau.

GALANG

Aku mau pergi.

ZEA

Oke kalau gitu. Makasih banyak ya Lang. Aku masuk ya.

Zea membalikkan badan. Melangkah ingin masuk gerbang rumah.

GALANG

Aku mau pergi ke Eropa. Traveling... sama mau... belajar musik.

Zea memberhentikan langkahnya. Membalikkan badannya kembali menghadap Galang.

ZEA

Kemana?

GALANG

Rencananya ke Inggris untuk belajar dan keliling Eropa buat traveling. Aku mau coba ke dunia luar. Ke dunia yang lebih besar lagi. Mau membuka pikiran sekaligus... refreshing.

ZEA

Oh... bagus dong. Kan emang dari dulu kamu pengen banget jadi saxophonist.

GALANG

Iya. Aku mau coba break dulu dari dunia kerja.

(tertawa kecil)

Mungkin... karena ikut-ikut kamu. Ikut-ikutan mau mencoba untuk cari passion.

Raut wajah Zea terlihat sedikit sedih. Mencoba untuk menutupi rasa sedihnya. Tapi matanya tak membohongi.

GALANG

Kalau aku pergi dua tahun, waktu itu cukup enggak buat kamu ambil keputusan untuk terima aku atau enggak?

Zea hanya terdiam.

GALANG

(tersenyum)

Mungkin aja dengan aku pergi, kamu baru bisa mengerti betapa berharganya keberadaan aku di sini.

(beat)

Aku tahu aku menyebalkan. Aku akan mencoba untuk jauh dari kamu untuk sementara. Supaya kamu bisa bernapas sedikit.

Zea lagi-lagi terdiam. Tidak merespon.

CUT BACK TO:

107 INT. KAFE - MALAM

PRESENT

Zea masih menatap Galang. Masih terdiam.

Hingga akhirnya Zea membuka mulut.

ZEA

Jujur aku masih bingung sama hidup aku sendiri.

Sampai saat ini...

Bia mengisyaratkan Zia untuk keluar dari situasi tersebut. Bia dan Zia perlahan berdiri dan berjalan menjauh dari tempat duduk. Menjauh dari Galang dan Zea.

ZEA

Aku enggak tahu apa passion aku.

Aku enggak tahu apa kelebihan aku.

Aku enggak tahu apa yang bisa aku kasih untuk diri aku sendiri, untuk dunia ini.

Aku enggak tahu apa yang bisa bikin hidup aku lebih berwarna. Supaya enggak gitu gitu aja.

Aku... masih menata hidup aku sendiri.

Aku belum bisa berbagi kehidupan sama orang lain.

GALANG

Kita bisa cari itu bareng-bareng. Sesuatu yang bisa bikin hidup kamu lebih berwarna, passion kamu, kelebihan kamu. Kita bisa cari itu semua bareng-bareng, Je.

(beat)

Tapi kalau ada alasan lain yang buat kamu enggak bisa terima aku. Contohnya, karena kamu enggak punya rasa sekecil pun sama aku, aku bisa terima.

Karena aku tahu, rasa emang enggak bisa dipaksain.

Sama kayak aku enggak bisa paksa diri aku untuk enggak suka sama kamu.

Zea melihat Galang, terdiam. Bingung. Kepalanya penuh dengan pikiran.

108 EXT. LUAR KAFE - MALAM

Bia terlihat mengintip jendela kafe dari luar. Berusaha melihat Galang dan Zea. Penasaran.

BIA

Obrolan mereka tentang apa ya. Huh penasaran gue.

Zia berdiri di samping Bia. Menatap Bia yang sedang berusaha mengintip dengan tatapan penuh cinta dan penyesalan. Mata Zia memancarkan banyak arti.

Bia menengok ke samping. Melihat Zia.

Membuat Zia mengalihkan tatapannya dari Bia.

BIA

(ke Zia)

Kira-kira Jeje terima Galang enggak ya?

ZIA

(menggeleng)

Aku yakin enggak.

BIA

Duh. Penasaran.

ZIA

Salah sendiri malah keluar. Ajak-ajak lagi keluarnya.

Kalau aku di dalam kan aku bisa dengar.

BIA

Enggak enak sama Galang sama Jeje. Itu kan privasi mereka.

(beat)

Salah sendiri langsung ikut-ikutan keluar.

ZIA

Lah. Kan tadi kamu yang suruh aku keluar.

BIA

Tapi kan aku enggak suruh kamu harus nurutin perintah aku. Aku cuma suruh kamu keluar.

Zia dan Bia bertengkar kecil. Zia menghela napas panjang.

ZIA (V.O.)

(mengangguk)

Memang takdir tuhan enggak pernah salah. Gue tahu kenapa gue enggak bisa sama Bia. Tuhan tahu yang terbaik buat gue.

109 INT. PERUSAHAAN AGENSI MUSIK - PAGI

Zia masuk ke ruangan, menyapa seluruh karyawan yang sudah sampai di kantor lebih dulu.

Zia meletakkan tas ranselnya. Lalu pergi dari ruang kerja.

110 INT. PERUSAHAAN AGENSI MUSIK - RUANG DAPUR - PAGI

Zia menuju ruang dapur kantor. Ingin mengambil minum.

Zia mendengar dua orang menyebut nama adiknya di perbincangan. Membuat Zia berusaha untuk tidak terlihat oleh dua orang itu, dan berusaha untuk menguping dari balik tembok.

INSERT:

KARYAWAN 1

Yang baru aja balik kerja itu Zea adiknya Zia bukan sih?

KARYAWAN 2

Iya deh kayaknya.

KARYAWAN 1

Tapi muka sama badannya bukan Zea banget enggak sih?

Zea yang dulu kan cantik, putih, langsing, badannya kayak gitar spanyol.

Yang sekarang jadi enggak berbentuk gitu. Enggak menarik lagi kalau dilihat

KARYAWAN 2

Iya juga ya. Apa dia stres?

Zia menghela napas panjang. Wajahnya kesal. Tangannya mengepal.

Zia memaksakan senyum. Lalu berjalan ke arah dua karyawan yang sedang membicarakan adiknya.

ZIA

(ke karyawan 1 dan 2)

Iya betul. Karyawan perempuan yang barusan balik lagi kerja di sini itu namanya Zea Azela. Betul juga kalau dia adik gue. Terima kasih sebelumnya udah memuji kalau adik gue cantiiik, putiiih, laaangsiiing, badannya...

Menghela napas.

kayak gitar spanyol. Walaupun itu pujian buat adik gue yang dulu.

Menghela napas lagi.

Dan betul kalau adik gue sekarang berubah, enggak kayak dulu lagi. Tapi mau dia berubah jadi gitar listrik, gitar biasa, gitar ukulele, kayaknya enggak pantas untuk diomongin kan ya? Jadi bahan gosip? Di dapur?

KARYAWAN 1

Sorry Zi.

KARYAWAN 2

Sorry Zi.

Karyawan 1 dan Karyawan 2 pergi meninggalkan dapur.

Zia mengambil gelas dan membuat kopi dengan kesal dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

111 INT. PERUSAHAAN AGENSI MUSIK - DALAM LIFT - PAGI

Zea berdiri di tengah. Orang-orang yang berada di dalam lift dengan Zea, memandangi Zea dari atas ke bawah dengan pandangan heran dan aneh.

Zea merasa tidak nyaman.

112 INT. PERUSAHAAN AGENSI MUSIK - HALLWAY - PAGI

Zea berjalan di hallway kantor. Menuju ruangan kerjanya. Karyawan yang berjalan di hallway yang berpapasan dengan Zea memandangi Zea dengan tatapan heran dan aneh.

Zea berjalan dengan merasa tidak nyaman.

Beberapa saat kemudian Galang muncul dari belakang dan berjalan mendampingi Zea di sebelahnya.

Galang tersenyum ke Zea. Zea yang tadinya merasa gugup dan tidak nyaman, jadi merasa sedikit lebih lega.

113 INT. PERUSAHAAN AGENSI MUSIK - RUANG DAPUR - PAGI

Zea dan Galang sampai di ruang dapur. Berdiri berjejeran. Mereka berpapasan dengan Zia yang juga ada di sana. Zia ingin berjalan keluar dengan membawa kopi yang baru saja ia buat.

Zea melirik Zia dengan tatapan yaang tajam. Menunjukkan kekesalannya.

ZIA

Sorry Je. Sumpah aku selalu lupa kalau kamu kerja lagi di sini.

Jadi aku bukannya sengaja ninggalin kamu, tapi lebih tepatnya kamu tadi pagi enggak sengaja ketinggalan.

Zea masih menatap Zia kesal.

ZIA

(ke Galang)

Gue duluan ya.

GALANG

Siiip.

Zia berjalan keluar dari ruang dapur.

GALANG

(tertawa, ke Zea)

Jadi, tadi pagi ketinggalan?

Zea mengangguk kesal.

GALANG

(tertawa)

Terus naik bis?

Zea mengangguk kesal lagi.

GALANG

Tapi, sok sok an enggak mau aku antar jemput ke kantor?

ZEA

Biasanya aku sama Zia kok. Cuma pulangnya aja aku suka naik bis. Dia pulang kerja suka nge-band sih enggak langsung pulang.

Emang agak eror aja dia pagi ini.

GALANG

Hari ini Zia nge-band?

ZEA

Hmm. Kayaknya iya.

GALANG

Oke.

ZEA

Kenapa oke?

GALANG

Oke nanti aku antar kamu pulang.

Zea terdiam. Memfokuskan dirinya pada kopi yang sedang ia buat.

GALANG

Biasanya aku benci sama orang yang enggak suka menjawab dan merespon kalau lagi ditawarkan sesuatu.

Tapi... ternyata... enggak dijawab dan enggak direspon itu enggak selamanya menyebalkan.

Kalau tawaran aku enggak direspon itu... rasanya kayak masih dikasih harapan. Karena enggak ada jawaban yang yang jelas iya atau tidak. Aku jadi bisa memutuskan sendiri kalau tawaran aku itu sebenarnya diterima dengan positif atau enggak.

ZEA

(ke Galang)

Aku mencium bau-bau sarkasme.

GALANG

(tersenyum)

Aku cuma mau bilang kalau aku sedang menghipnotis diri aku sendiri kalau kamu bakal nerima tawaran aku barusan dengan positif.

(beat)

Jangan lupain tawaran yang lebih penting selain tawaran yang barusan ya.

Zea mendengarkan Galang tanpa menatap matanya. Terdiam. Pikirannya penuh.

114 INT. KANTOR NATA (INAPNESIA) - SORE

Nata sedang bekerja di depan komputernya. Terkadang menerima telepon kantor dan berbicara dengan klien.

Nata melihat ke jam dinding kantornya. Waktu menunjukkan pukul 5 sore lebih 15 menit.

Nata sadar waktu jam kerjanya telah berakhir.

Nata menutup seluruh tab komputernya hingga dapat melihat gambar tugu jogja di wallpaper komputernya.

Nata tersenyum.

115 INT. PERUSAHAAN AGENSI MUSIK - SORE

Ponsel Zea di atas mejanya bergetar, layarnya menyala. Ada pesan baru.

Zea membuka pesan yang bertuliskan,

"Biar sopan, aku mau bayar hutang budi."

Lalu pesan berupa gambar poster film menyusul.

"Bayar hutang budinya pakai tiket bioskop, diterima?"

Zea tersenyum kecil melihat pesan dari Nata.

116 INT. PERUSAHAAN AGENSI MUSIK - RUANG KERJA GALANG - SORE

Diskusi tim sudah selesai. Galang membereskan dokumen-dokumen di atas mejanya dan mematikan laptopnya. Raut wajahnya senang sudah waktunya pulang, sudah waktunya mengantar Zea pulang.

GALANG

(ke karyawan lainnya)

Thank you ya guys. Gue minta bantuan dari kalian ya. Lupa banyak banget gue.

KARYAWAN LAINNYA

Siap Lang. Tenang.

GALANG

Gue duluan ya.

Galang membawa laptop serta dokumennya lalu berjalan keluar ruangan dengan semangat. Wajahnya ceria.

117 INT. PERUSAHAAN AGENSI MUSIK - RUANG KERJA ZEA - SORE

Zea memasukkan barang-barang ke tasnya. Bersiap-siap pulang.

Melihat jam di ponselnya. Memastikan dia belum telat untuk menonton film. Lalu memasukkan ponselnya ke dalam tas. Berjalan ke luar ruangan.

118 INT/EXT. PERUSAHAAN AGENSI MUSIK - TEMPAT PARKIRAN - SORE

Galang menunggu Zea di dalam mobil. Menunggu dengan semangat. Tidak sabar. Memukul-mukul setir mobil dengan bahagia.

119 INT. GEDUNG BIOSKOP - SORE

Nata melihat Zea dari kejauhan. Nata melambai-lambaikan tangannya ke arah Zea untuk memberi tahu Zea dimana posisinya. Membuat Zea bisa menemukan Nata. Mata mereka bertemu. Zea berjalan mendekati Nata.

Mereka berdua berdiri di dekat counter makanan. Nata memberikan minuman yang tadi ia beli ke Zea

NATA

(ke Zea)

Mau beli popcorn?

ZEA

Enggak. Kalau nonton sambil makan popcorn, suaranya jadi enggak jelas, nontonnya jadi enggak fokus.

NATA

(tertawa kecil)

Kita sepemikiran.

(beat)

Entah kenapa suara popcorn itu bisa bikin indera pendengar dan penglihatan jadi enggak fokus.

ZEA

Iya banget.

(beat)

Thank you buat minumannya.

NATA

(tersenyum)

Sama-sama.

120 INT. DI DALAM RUANG BIOSKOP - MALAM

Zea dan Nata duduk di kursi. Siap untuk menonton film.

Zea mengeluarkan ponsel untuk merubah mode ponsel menjadi "silent".

Zea melihat pesan baru dari Galang. Pesan dari 1 jam yang lalu. Zea membukanya.

Pesan bertuliskan, "Je, aku udah di parkiran ya."

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar