63. EXT. GEDUNG KEDOKTERAN - ATAP TERBUKA — SIANG
15 MINGGU KEMUDIAN
Eril berjalan diam-diam mendekati Fiki yang berdiri di sisi Gedung berdinding 1 meter menatap ke depan. Dengan dua tangan setengah mengangkat, Eril mengejutkan Fiki.
Fiki berteriak takut jatuh.
Eril tertawa lepas berdiri di samping Fiki menghadap ke depan.
FIKI
(tersenyum)
ERIL
(tawanya mereda)
FIKI
Mereka menghadap dan menatap ke depan.
ERIL
FIKI
ERIL
Fiki menoleh Eril, kemudian kembali memandang ke depan.
FIKI
Eril menoleh Fiki tersadar perkataannya sedikit mengangguk-ngangguk.
ERIL
(penasaran)
Fiki bereaksi dengan tatapan terkejut menebak-nebak.
ERIL
FIKI
ERIL
(menggebu-gebu)
FIKI
Eril menatap kecewa ke depan.
ERIL
(kecewa)
FIKI
(penasaran)
ERIL
Fiki tertegun menatap Eril, berterima kasih.
CUT TO:
64. INT. RUMAH BELLA - KAMAR BELLA — SIANG
Di meja belajar, Bella menutup bukunya. Meregangkan pinggangnya. Ia membaringkan tubuhnya di kasur, menghembus, melamun sesaat ke langit-langit.
BELLA (V.O.)
BELLA
Bella menggeleng-geleng takut dan kesal pada dirinya.
BELLA
(sedikit ragu dan percaya diri)
Bella mengambil catatan Eril di rak buku dan memasukkannya ke tas, ekspresinya berharap.
Ia melihat kotak gelangnya di meja. Membukanya dan terlihat gelang pemberian Eril berada diantara gelang-gelang warna-warninya.
Bella kembali berbaring, mengangkat tangan kirinya menutupi cahaya lampu ke wajahnya.
INSERT:
Tulisan di gelang itu: Kamu pasti bisa, jangan pernah menyerah.
CUT TO:
65. INT. GEDUNG KEDOKTERAN - KELAS — SIANG
Bella mememasuki kelas menuju kursinya di belakang, mencuri-curi pandang Eril satu baris di depannya.
JUMP CUT TO:
Ujian dimulai.
Bella sesekali melihat Eril. Gelisah memainkan pulpen diatas lembar ujian, kakinya tidak bisa diam.
BELLA (V.O.)
(bimbang, pesimis)
JUMP CUT TO:
Ujian selesai.
Bella memasukkan peralatan tulisnya ke tas sambil melihat Eril yang berjalan keluar kelas bersama Fiki.
CUT TO:
66. INT. GEDUNG KEDOKTERAN - LORONG, LUAR KELAS — SIANG
Bella menengok kanan-kiri mencari Eril. Ia melihat Eril berjalan bersama Fiki ke arah kiri. Ia menarik napas panjang, sangat gugup, kemudian berlari kecil mengejar Eril.
BELLA
(gugup, takut)
Eril berbalik, wajahnya datar dan geram. Menghempaskan tangan Bella tanpa perasaan.
Bella terkejut akan perbuatan Eril.
BELLA
(agak marah, geram, takut, sedih)
ERIL
(mengerutkan dahi keheranan, kesal)
BELLA
(kesal, sedih berkaca-kaca)
ERIL
(kesal dan marah)
Bella terperangah tak bisa berkata-kata. Air matanya mulai menggenang. Bella menunjuk Eril dengan tangan kiri tak bisa berkata dan tak percaya.
Eril melihat gelang hitam di tangan Bella. Bella berbalik, berlari menjauh menangis. Eril terdiam menatap kepergian Bella.
ERIL
Fiki terdiam kebingungan agak belakang Eril.
FIKI (V.O)
Fiki membuka matanya seakan menyadari sesuatu.
Eril merasakan orang-orang memandanginya. Ia kesal, berbalik dan berjalan cepat menunduk.
Fiki mengikuti Eril sambil sesekali melihat ke arah perginya Bella.
CUT TO:
67. INT. SISI JALAN - DALAM MOBIL — SIANG
SFX: SUARA HUJAN SEDANG.
Bella duduk di kursi sopir, menyandar menyikap tangannya, memandangi dedaunan pohon yang bergoyang karena angin hujan sore melalui kaca mobil sampingnya.
BELLA (V.O.)
(sendu, kecewa)
Memperhatikan air hujan yang bergulir di jendela, Bella mulai menitihkan air mata.
BELLA (V.O.)
(geram, sedih, tegar)
Bella menatap langit yang gelap melaui kaca depannya.
BELLA (V.O.)
CUT TO:
68. INT. RUMAH ERIL - KAMAR ERIL — SIANG
SFX: HUJAN.
Eril membuka kotak kecil di mejanya. DALAM KOTAK ITU ADA BEBERAPA GELANG. Eril mengangkat gelang yang sama dengan yang ada di pergelangan tangan Bella.
ERIL
(penasaran, kesal)
Eril menyalakan ponsel dan membuka ruang pesan pada Mira.
ERIL
SFX: SUARA PERUTNYA KELAPARAN.
69. INT. RUMAH ERIL — SIANG - MONTAGE
- Di dapur, Eril membuka tudung saji di meja makan. Hanya ada sebiji telur ceplok dan sedikit nasi keras di mangkuk. Ia tertegun sedih.
- Ia duduk, menaburi garam di mangkuk yang berisi nasi keras dan setengah telur. Ia melahapnya dalam empat suapan. Suasana sangat sunyi dan sepi. Saat mengunyah suapan terakhir, Eril mendengar suara sesegukkan membuatnya berpikir sesaat.
- Eril menempelkan telinga di pintu kamar Susi yang tertutup, sambil memakan butiran nasi yang menempel di jari-jarinya. Ia mendengar Ibu menangis. Eril sedih lalu melihat ke arah meja kerja ibu yang kosong.
- Ia menunduk melihat tangan-tangannya mulai bergemetar dan napas mulai cepat. Ia lari ke kamar dan mengunci pintu.
END MONTAGE:
70. INT. RUMAH ERIL - KAMAR SUSI — SIANG
SFX: HUJAN
Di sudut atap kamarnya bocor.
Susi duduk di lantai menyandari kasur, menangis menatapi foto keluarga di tangannya. Wajahnya lelah kacau.
SUSI
(menangis tersedu-sedu memohon)
Ia merangkak menuju meja rias, membuka laci dan mengambil obat jantungnya dengan susah payah. Ia meminum obat hingga membasahi sebagian wajah dan sedikit bajunya.
Susi berbaring di kasur masih menangis. Meremas bantal di depan wajahnya dan memukul-mukulnya menahan sedih dan rasa sakit.
CUT TO:
71. INT. RUMAH ERIL - KAMAR ERIL — MALAM
Di meja belajar, Eril menulis di catatan harian lamanya diterangi lampu belajar.
ERIL (V.O.)
(pilu, sedih, pesimis)
ERIL
(bimbang)
CUT TO:
72. INT. RUMAH ERIL — MALAM - MONTAGE
- Di meja makan dapur, Eril mengisi botol minumnya dengan air dari teko hingga penuh.
- Eril kembali merekatkan telinganya di pintu kamar ibu.
- Ia membuka pintu perlahan dan melihat ibu terbaring di kasur, meringkuk, selimutnya masih rapi di bawah kakinya.
- Eril masuk menaruh botol minum di meja rias ibu. Kemudian menyelimuti Ibu dan memandangnya khawatir dan sedih.
- Saat mengambil botol di meja rias, Eril tak sengaja melihat ke laci yang terbuka. Terdapat kertas bertulis "Riwayat Kesehatan". Eril penasaran dan mengangkat kertas itu.
- Eril membaca namanya di riwayat kesehatan itu, membuatnya tercengang. Ia membaca hingga menemukan bagian penyakit yang dideritanya "Retrogade Amnesia", Eril semakin tercengang kelu tidak percaya. Menoleh ibu dengan kecewa tak percaya.
DISSOLVE TO: