1. Int. Rumah Ratan. Pagi hari.
Cast : Ratan, Mama
Mama
“Ratan, ikut mama ke teras yuk”
Ratan
“yuk”
(Ratan dan Mama berjalan ke teras)
Ratan
“ada apa ma?”
Mama
“mama kemarin bertemu sama Kayla”
Ratan
“Ratan sudah duga, pasti mama mau ketemu Kayla kemarin”
Mama
“kenapa kamu nggak mau serius sama Kayla? Apa yang bikin kamu nggak bisa?”
Ratan
“maa mungkin Ratan itu tipe orang yang nggak bisa mengulang apa yang sudah Ratan lakukan, sebab Ratan tahu bagaimana rasanya dan bagaimana endingnya”
Mama
“nggak begitu Ratan. Nggak semua gagal harus ditinggalkan”
Mama
“kamu bisa mengulang, atau jangan sebut itu mengulang, sebut saja memulai sesuatu yang baru. Lalu perbaiki semuanya, apa yang membuat jatuh apa yang membuat sakit hilangkan”
Ratan
“maa, Ratan sudah bilang, Ratan belum yakin, dan kemarin Ratan sudah bilang kalau Kayla pergi saja, biarin Kayla mendapat seseorang yang lebih baik”
Mama
“kamu masih bisa kalau kamu mau berusaha. Dateng ke rumah dia, minta maaf”
Ratan
“bentar maa, Ratan harus mikirin ini semua terlebih dahulu”
2. Int. Kamar Kayla. Pagi hari.
Cast : Cencen , Kayla
(Kayla masih menangis di kursi)
Cencen
“Sudah dong Kay jangan nangis mulu”
Kayla
“kenapa sih Cen, gua terjebak di cerita rumit kaya gini, gua capek Cen”
Cencen
“Iya gua tahu Kay, Cuma jangan nangis terus kaya gini, gua jadi bingung”
Kayla
“gua nggak yakin bisa jauh dari Ratan Cen, gua nggak yakin”
Cencen
“bisa kok, gua yakin bisa, percaya deh”
(memeluk Kayla)
V.O Cencen
“gua harus ketemu sama Ratan, gua nggak mungkin biarin sahabat gua sakit-sakitan kaya gini”
Cencen
“gua boleh pinjem mobil lu Kay?”
Kayla
“lu mau kemana? Jangan tinggalin gua Cen”
Cencen
“ada barang yang belum gua bawa, terus gua mau ambil di rumah, biar ntar kita tinggal disini nggak ribet begitu”
Kayla
“coba kamu tanya bunda, kayaknya boleh”
(Cencen keluar kamar dan mencari bunda)
3. Int. Rumah Kayla. Siang hari.
Cast : Cencen, Bunda, Ayah
(Cencen menemui Ayah dan Bunda yang sedang ngobrol berdua)
Cencen
“maaf Ayah, Bunda. Cencen boleh pinjem mobil Kayla?”
Bunda
“mau kemana Cen?”
Cencen
“Ada yang harus Cencen ambil di rumah Bun, karena Kayla lagi dihukum, jadi Cencen mau pergi sendiri saja”
Ayah
“Pakai mobil ini saja, mobil Kayla kuncinya Ayah kasih di kamar”
(menyerahkan kunci mobil Ayah)
Cencen
“Makasih Ayah”
Bunda
“hati-hati Cen”
Cencen
“iya Bun, Cencen permisi dulu Bun, Ya, Assalamualaikum”
4. Int. Rumah Ratan. Siang hari.
Cast : Ratan, Nenda
(Ratan dan Nenda duduk di kursi)
Ratan
“Nenda, tadi malam Nenda keluar ya?”
Nenda
“tahu darimana?”
Ratan
“Ratan itu tahu dong, raganya Ratan memang tidur, tapi jiwanya nggak, hahaha”
Nenda
“tahu darimana?”
Ratan
“jawab dulu iya kan?”
Nenda
“Iya hmm, nenda keluar ke rumah Kayla, terus pulang, sudah”
Ratan
“hah? Jadi beneran keluar?”
Nenda
“lahh katanya tadi kamu tahu?”
Ratan
“Ratan Cuma nebak saja, ternyata malah beneran. Ada apa nenda ketemu Kayla?”
Nenda
“Nenda tahu kamu pasti kepikiran masalah Kayla, makanya nenda coba cari tahu ke Kayla”
Ratan
“Nenda nggak minta apapun ke Kayla kan?”
Nenda
“minta apa maksudnya?”
Ratan
“nda, Ratan nggak mau Kayla semakin tersiksa kalau terus-terusan sama Ratan, makanya Ratan minta dia untuk menjauh, Ratan jujur nda, Ratan belum bisa mencintai Kayla sepenuh hati, Cuma memang Ratan nyaman kalau sama dia”
Nenda
“Cuma nyaman? Alasannya Cuma itu?”
Ratan
“nda. Ratan nggak bisa mengulang sesuatu yang nggak pasti. Dulu kami pacaran, pada awalnya memang kaya gini, memang dia sebaik ini, tapi entah kenapa ketika kami pacaran, dia jadi perhatian yang sangat berlebih, dan Ratan nggak nyaman dengan itu”
Nenda
“nggak ada perhatian yang nggak bermaksud Tan. Dia berani lebih perhatian karena apa? Dia punya hak akan itu. Coba, apa yang dia perhatikan? Apa yang kamu anggap itu berlebihan?”
Ratan
“yaa kalau Ratan keluar sama teman Ratan, dia selalu bilang buat cepet pulang, tiap hari Ratan ditanya habis rokok berapa, kalau keluar nonton live musik selalu diminta pulang”
Nenda
“justru itu yang nenda suka dan belum pernah nenda temukan di perempuan kamu lainnya. Kayla mengubah kamu. Coba kamu jujur sama nenda. Sebelum sama Kayla, kamu selalu keluar malam, pulang pagi, sering nggak pulang, rokok banyakk banget, kalau nonton musik selalu minum alkohol, iya apa iya?”
(Ratan diam)
Nenda
“meskipun kamu risih dan nggak suka sama semua itu, pada akhirnya kamu berubah sedikit demi sedikit, kamu sekarang lebih jarang pergi dan nggak pulang, kamu sudah berhenti merokok, dan kalau nonton musik ya nggak pernah lagi minum alkohol”
Nenda
“ringkasnya itu begini, ketika kamu baru kenal dan dekat sama Kayla, kamu hanya menunjukkan kebaikan kamu dan menutupi semua hal bodoh kamu itu. Ketika kamu sudah resmi memiliki kayla, kamu jadi ngerasa bahwa Kayla akan menerima kamu apa adanya, tapi ternyata Kayla nggak suka sama itu semua dan berusaha mengubah kamu, coba bayangin itu buat apa?”
Nenda
“apa dengan kamu keluar malam Kayla rugi? Apa dengan kamu merokok Kayla rugi? Dengan kamu minum alkohol Kayla rugi? Nggak semua kan. Kamu keluar malam, lupa sama tugas kuliah kamu, ninggalin Nenda kamu sendirian di rumah, kamu merokok juga buat kesehatan kamu sakit, karena kamu punya sakit bawaan di pernapasan, apalagi minum alkohol. Jelas?”
Ratan
“Apa itu semua yang bilang Kayla?”
Nenda
“secara nggak langsung Kayla bercerita itu sama Nenda”
Ratan
“bagaimana bisa Nenda menyimpulkan itu?”
Nenda
“kami sama perempuan, kami sama perasa, meskipun nenda sama Kayla beda generasi beda usia, tapi kami perempuan, dan nenda paham itu semua”
Ratan
“Ratan sudah ngerelain dia pergi nda”
Nenda
“karena kamu merasa bersalah, dan membiarkan Kayla pergi begitu saja, itu kesalahan besar, nenda merawat kamu dari kecil. Nenda nggak pernah mengajarkan kamu tidak meminta maaf. Apalagi kamu laki-laki, maaf dari mulut kamu itu, sangat berpengaruh besar”
Ratan
“Ratan butuh waktu yang tepat nda, makasih karena sudah membuka pikiran Ratan dari sisi yang berbeda”
Nenda
“Nggak ada waktu yang tepat, kalau kamu nggak berusaha menciptakan”
Ratan
“Iya nenda”
Nenda
“pikirin baik-baik”
(Nenda masuk ke dalam kamar)
Ratan
“hmm bingung gua harus apa. Gua sudah minta Kayla buat ninggalin gua lagi, masa iya gua minta balikan lagi”
Ratan
“apa gua telepon dulu dia? Ahh kan dia sudah mikir gua jahat”
Ratan
“Ahh nggak tahu lah”
(memposisikan dirinya tidur di kursi)