1. Int. Rumah Kayla. Pagi hari.
Cast : Kayla, Demas, Bunda
(Kayla mendekati Bunda dan Demas yang sedang menonton tv)
Kayla
“Bunn”
(duduk di sebelah Bunda)
Bunda
“Apaa Kak?”
(mengelus kepala Kayla)
Kayla
“Bunda pernah nggak ngerasa nggak punya teman?”
(menatap bunda)
Bunda
“Demas, masuk ke kamar dulu mainan di dalem saja ya, nanti Bunda kesana”
Demas
“kenapa memang Bun? Tadi katanya diajak main disini, kakak dateng malah disuruh pergi”
(cemberut)
Kayla
“Sudah ahh, sana dulu, nanti juga dipanggil kesini lagi, maucerita tentang perempuan, kan kamu laki-laki jadi nggak boleh dengerin”
(mendorong bahu Demas)
Demas
“Ihh apaan sih kak! Sakit tauu! Memang iya Bunda? Demas nggak boleh tahu?”
(memukul Kayla kemudian menatap Bunda)
Bunda
“bukannya nggak boleh, tapi belum waktunya buat Demas tahu, yuk dek, kamu ke kamar dulu”
(Demas berdiri kemudian berjalan ke kamar)
Bunda
“sudah, bagaimana tadi?”
(merangkul Kayla)
Kayla
“bunda pernah? Merasakan nggak punya teman?”
Bunda
“pernah, berulang kali”
Kayla
“oh yaa? Terus bagaimana?”
Bunda
“pertama, kita harus cari tahu dulu, kenapa kita sampai ngerasa nggak punya teman, apa karena salah kita apa karena apa, kalau ngerasa sepi, itu pasti ya kita kan yang merasakan, lah tapi, kita menerima orang luar nggak? Kita menerima riuh yang diberi orang nggak? Atau bahkan kita hancurin rame riuh itu? Semua harus dicari tahu dulu”
(menatap dan mengelus kepala Kayla, kemudian Kayla menarik alisnya ke tengah)
Kayla
“maksudnya Bun?”
Bunda
“Kamu ngerasa sepi itu kenapa? Dijauhin temenmu apa ngejauhin temenmu? Sudah paham belum bagaimana rasanya diposisi temanmu itu. Intinya kalau kamu ngerasa sepi. Cari tahu apa sebabnya. Kalau sudah ketemu baru kita cari jalan keluarnya. Memang kakak kenapa sih?”
Kayla
“jadi gini bun, kemarin kan Kayla jalan sama Ratan itu, terus Cencen itu ngehubungi Kayla, tapi Kayla jawab nanti saja pas sudah di rumah, nggak enak sama Ratan, maksudnya kan, pertama Kayla belum tahu dan paham apa masalah Cencen, kedua bunda tahu kan, kalau Kayla itu sangat menghargai waktu yang diberikan untuk kesempatan yang sangat-sangat susah didapatkan, yaudah begitu, sampai akhirnya Cencen marah begitu”
(Kayla duduk)
Bunda
“itu berarti Kayla, Cencen itu cemburu sama Ratan”
Kayla
“hah? Masa iya cemburu sama Ratan”
(melongo)
Bunda
“cemburu itu kadang tidak bersubjek, tidak harus kepada sesama laki-laki, ataupun harus kepada sesama perempuan, mengingat orang yang dekat dan berhubungan itu bukan Cuma satu dan bukan hanya perempuan ataupun laki-laki. Cencen bisa saja cemburu sama Ratan, mungkin juga Bunda cemburu sama Cencen, bisa saja”
Kayla
“terus gini bun, ternyata Cencen itu ada masalah sama orangtuanya, terus dia mau ketemu sama Kayla, tapi sudah salah paham sama perkataan Kayla tadi, mana kan handphone Kayla kemarin juga lowbat”
Bunda
“Masalah keluarga? Kayla tahu berarti masalah Cencen?”
Kayla
“Iya Bun, kan dia selalu cerita sama Kayla”
Bunda
“Ya apalagi itu Kay, masalah keluarga nggak bisa diceritakan pada setiap telinga, kalau Cencen sudah milih kamu sebagai pendengar yaa berarti Cuma kamu, dan coba beri dia kesempatan buat menceritakan itu”
Kayla
“yaa itu Bun, kemarin sudah Kayla cari ke rumahnya, tapi nggak ada, malah dia pamitnya pergi sama Kayla, ternyata dia keluar sama Danendra di cafe”
Bunda
“kok bohong?”
Kayla
“kalau menurut Kayla, kan di rumahnya sudah ada masalah mungkin Cencen diharapkan di rumah tapi malah pergi, karena paling deket sama Kayla yaudah jadinya pakai nama Kayla, padahal nggak sama Kayla”
Bunda
“yaudah nggak papa. Nanti kamu cari lagi, ajak dia ngobrol, yaa?
Kayla
“iyaa bun, nanti siangan lah Kayla kesana”
Bunda
“nahh begitu, mau sama Ratan”
Kayla
“hemmm, enggak bun, biarin Kayla saja yang selesain sendiri”
V.O Kayla
“bunda sebaiknya jangan tahu dulu kalau Ratan sudah berubah lagi, kasian Ratan nanti citranya jelek di mata Bunda”
Bunda
“Yaudah bunda ke kamar Demas dulu yaa, Bunda mau nemenin dia dulu”
(mencium kening Kayla)
Kayla
“iya bun, Kayla juga mau ke kamar dulu”
(Kayla dan Bunda berdiri, Kayla ke kamarnya dan Bunda ke kamar Demas)
2. Int. Cafe Djo. Siang hari.
Cast : Kayla, Cencen, Danendra, Ibra
(Kayla masuk ke cafe dan menuju ke meja Danendra dan Cencen)
Cencen
“loh?! Kok ada Kayla sih? Lu bilang ke dia kalau kita kesini?”
(berdiri marah menghadap Danendra)
Danendra
“Cenn, ini semua demi kebaikan kalian, kamu mau terus-terusan diem-dieman sama dia?”
Kayla
“gua Cuma mau ngomong sebentar kok Cen, gua nggak bakal gangguin waktu lu, tapi tolong biarin gua ngobrol sama lu sebentar saja, disini”
(mendekati Cencen)
Cencen
“nggak! Gua nggak mau, sudah deh sana lu! Peduli apa lu sama gua?”
(mendorong Kayla)
Kayla
“gua nggak akan pergi sebelum lu mau ngomong sama gua! Jangan kaya anak kecil, yang kalau ada masalah diem-dieman, gua dari kemarin sudah nyariin lu, lu bilang ke rumah gua ke ibuk bapak lu, padahal lu sama Danendra, gua nyariin lu ke teman-teman semua, tapi lu ternyata dari kemarin disini, jadi, mau lu usir kaya apapun gua nggak akan pergi”
(membentak)
Danendra
“sudah, kalian duduk disini berdua, sudah gua sengajain cari tempat yang enak, silakan ngomong, selesain, gua ke depan dulu, nanti kalau sudah selesai gua bakalan balik lagi kesini”
(meninggalkan Kayla dan Cencen)
Cencen
“sudah, sekarang mau ngomong apa?”
(duduk di kursinya dan Kayla duduk di kursi depan Cencen)
Kayla
“lu marah sama gua?”
Cencen
“gua kecewa saja sama lu”
Kayla
“kenapa? Gua butuh alasan”
Cencen
“kenapa? Alasan? Gua pikir kepintaran lu di sekolah juga berpengaruh kepada masalah seperti ini, ternyata nggak yaa!”
Kayla
“gua tahu lu marah gara-gara gua terlalu banyak waktu sama Ratan”
Cencen
“lah itu tahu, kenapa harus tanya?”
Kayla
“oke gua tahu, tapi lu? Lu kasih tahu gua nggak kalau lu ada masalah keluarga? Kasih tahu nggak?”
Cencen
“ya lu harusnya juga tahu Kay!”
Kayla
“darimana gua bisa tahu? Itu semua Cuma lu, bapak sama ibukmu yang tahu, kalau diantara ketiga itu nggak ada yang kasih tahu gua, ya mana gua tahu?”
Cencen
“Percuma. Andaikan lu tahu pun, lu pasti akan tetap sama Ratan, nggak bakalan nemuin gua”
Kayla
“siapa bilang? Gua nyariin lu. Gua bingung lu kemana, sampai akhirnya gua ke rumah lu, dan gua tahu sendiri bapak ibuk lu lagi berantem baru gua tahu lu mau ketemu gua karena ada masalah keluarga”
Cencen
“lu ke rumah gua?”
(suaranya melirih)
Kayla
“tanya ibuk lu, tanya bapak lu, gua disana malah ditanya Cellia mana, katanya ke rumah kamu kok kamu malah nyariin dia, aduhh Cenn”
Cencen
“maafin gua”
Kayla
“sudah, nggak ada yang perlu dimaafkan dan memaafkan, gua ataupun lu sama-sama salah. Jadi stop kayak gini, berusaha buat ngertiin”
Cencen
“iya maafin gua, gua terlalu emosi saja”
Kayla
“yaudah sekarang cerita lu kenapa? Bapak ibuk lu kenapa?”
Cencen
“Ibu gua ketahuan selingkuh Kay, bapak gua marah besar sama dia, sekarang bapak pulang ke rumah nenek gua”
Kayla
“hah? Ibu lu selingkuh?”
Cencen
“yaa itu, kaya yang gua bilang sama lu dari dulu, dari gua yang selalu curiga sama ibu gua, ternyata memang bener”
Kayla
“terus lu bagaimana?”
Cencen
“gua ya masih harus di rumah lah, gua bingung mau kemana, pas mereka nggak ada masalah saja gua nggak pernah diperhatiin apalagi sekarang ada masalah kaya gini”
(menangis)
Kayla
“sini! Lu boleh di rumah gua sementara waktu, gua tahu lu butuh itu. Nanti biar bunda yang bilang ke ibu lu”
(memeluk Cencen dan Cencen mengangguk)
Danendra
“nah begitu dong, baikan, masa mau diem-dieman terus”
(datang dengan Ibra)
Kayla
“untung ada lu, kalau nggak teman gua ilang nggak tahu kemana”
Danendra
“gua pasti bakalan jagain kalian, gua kan teman kalian”
Kayla
“Ibra menyusul juga kesini?”
(menatap Ibra)
Ibra
“Iya tadi aku ditelepon Danendra buat nemenin dia kesini, nggak papa kan?”
Cencen
“Nggak papa kok santai saja, duduk sini kalian”
(menunjuk kursi kemudian Danendra dan Ibra duduk)
3. Int. Rumah Rachel. Siang hari.
Cast : Rachel, Ratan, Papi Rachel
(Ratan masuk dengan Rachel kemudian duduk di kursi)
Rachel
“bentar yaa gua buatin minuman dulu”
(berjalan ke arah dapur)
Ratan
“nggak usah repot-repor Chel”
(menoleh ke arah Rachel)
Rachel
“enggak kok tenang saja”
(tiba-tiba Papi Rachel keluar)
Papi
“siapa dia Ra?”
Rachel
“teman Rachel Pi, Ratan. Tan, kenalin Papi gua”
(duduk di dekat Ratan)
Ratan
“siang Om”
(menyalami Papi Rachel)
Papi
“jangan ditutup pintunya kalau di dalam rumah berdua, papi mau keluar”
(cuek dengan Ratan)
Rachel
“iyaa pi, hati-hati”
(memeluk Papi kemudian Papi meninggalkan Ratan dan Rachel dengan melirik ke arah Ratan sebelum pergi)
Rachel
“takut sama Papi?”
(duduk kemudian di susul Ratan)
Ratan
“dingin banget kayaknya, serem”
Rachel
“gua saja nggak peduli, gua bodoamat”
Ratan
“Mama kamu ada?”
Rachel
“sudah pergi waktu setelah melahirkan aku”
Ratan
“emm maaf yaa aku nggak bermaksud buat meng..”
Rachel
“santai saja. Minum itu kopinya, gua mau nutup pintu dulu”
V.O Ratan
“kan tadi nggak boleh ditutup kok malah mau ditutup sih”
Rachel
“kenapa? Kok ngeliatnya begitu?”
(mendekati Ratan)
Ratan
“Nggak papa kok”
4. Ext. Tempat parkir Cafe. Sore hari.
Cast : Kayla, Cencen, Danendra, Ibra
(Kayla, Cencen, Danendra, Ibra keluar dari cafe menuju ke parkiran)
Kayla
“ahh sialan. Ban gua kempes lagi, mana nggak bawa ban ganti”
(menendang ban mobilnya)
Cencen
“terus kita bagaimana?”
(Cencen melihat Danendra dan Ibra yang berjalan ke arah parkiran motor)
Cencen
“Ndraa! Tolongin”
(berteriak memanggil Danendra dan Ibra kemudian mereka mendekat)
Ibra
“kenapa Kay?”
Kayla
“ban gua kayaknya bocor deh, terus ban nya nggak gua bawa”
Danendra
“Cencen mau ke rumah lu?”
Kayla
“niatnya sih begitu, tapi mobilnya bagaimana, kita naik taksi online saja ya Cen”
(menatap Cencen)
Cencen
“terus mobil lu bagaimana?”
Kayla
“nanti gua suruh bunda teleponin bengkel langganannya saja”
Danendra
“mau gua anterin?”
Kayla
“mau bonceng tiga?”
(cemberut)
Ibra
“kamu mau aku anterin?”
(melihat ke arah Kayla)
Kayla
“nggak usah deh, gua naik taksi saja, nanti lu sama Danendra, terus ketemu di rumah saja, makasih tawarannya Ib, gua duluan yaa cari taksi dulu”
(pergi)
danendra
“ihh apaan sih Kay, udahlah dianterin Ibra saja”
(memanggil)
Cencen
“woii Kayla!!”
(memanggil)
Ibra
“sudah nggak papa, kalian pulang saja, gua mau pergi dulu, ada urusan lain”
Danendra
“yaudah hati-hati Ib”
Cencen
“duluan Ib”
(berjalan meninggalkan Ibra)
5. Int/Ext. dalam taksi, parkiran. Sore hari.
Cast : Kayla, Ratan, Ibra
Kayla
“ihh gua taruh mana ya kuncinya tadii?”
(mencari kunci di tas)
CUT TO
(Ibra di parkiran telah selesai mengganti ban mobil kemudian masuk ke dalam mobil)
Ibra
“aku harus cepat ke rumah Kayla, kasian dia pasti cari-cari kuncinya”
(dari kejauhan ada Ratan yang keluar dari Cafe)
Ratan
“itu kan mobil Kayla, kok yang bawa cowok. Apa jangan-jangan itu cowok dia yang baru?”
(mendekati mobil Kayla)
Ratan
“hei hei!! Ahh sialan sudah pergi. Masa iya Kayla punya cowok baru. Tapi kalau bukan cowoknya mana mungkin dia bawa mobil Kayla”
(mengejar mobil tapi sudah pergi)
Ratan
“ahh udahlah, gua pulang saja”
(kembali ke mobil)
6. Int. Rumah Kayla. Malam hari.
Cast : Kayla, Bunda, Yuyut, Demas, Ibra, Cencen
(Kayla memasuki rumah dengan muka marah)
Kayla
“Cen, lu lihat kunci mobil gua nggak?”
(meletakkan tasnya)
Cencen
“nggak lah. ngapain gua bawa kunci lu. Kan lu tadi yang habis dari mobil.”
(berdiri)
Kayla
“aduhh, bodoh banget gua! Gua lupa lagi Cen. Mati gua!”
(kebingungan)
Bunda
“Kenapa kak?”
(datang dari arah dapur)
Kayla
“Bunda kunci mobil aku hilang, terus mobil aku bannya kempes di cafe djo”
(kebingungan)
Bunda
“Hahh? Ilang? Kok bisa? Haduh Kayyy! Itu kunci cadangannya yang nyimpen Ayah kamu, bunda nggak tahu lagi”
(Kebingungan)
Kayla
“ahh perasaan tadi gua bawa kok Cen, tapi nggak ada. Kalau mobilnya dicuri bagaimana”
(berkaca-kaca)
Cencen
“Gua coba telepon Danendra ya, siapa tahu dia tadi ngeliat atau bagaimana”
(menjauh dari Kayla dan Bunda menelepon Danendra)
Demas
“Makannya jangan pacaran saja”
Kayla
“Diem kamu!”
(duduk di kursi tiba-tiba Yuyut datang)
Yuyut
“Maaf Non, Buk, di depan ada temannya Non Kayla”
Bunda
“siapa?”
(berjalan keluar dan Kayla sudah berlari)
Kayla
“Ibra??”
Ibra
“maaf Kay, tadi aku benerin mobil kamu, soalnya tadi aku pas mau balik lihat kunci kamu masih di dalam mobil, jadinya aku ganti sekalian”
(menyerahkan kunci)
Bunda
“kok ada di kamu?”
Ibra
“maaf tante saya nggak bisa ngabarin Kayla kalau kuncinya saya bawa, handphone saya mati”
Kayla
“yaudah makasih yaa, lain kali tolong kabarin gua dulu yaa, gua masuk dulu, capek, makasih sekali lagi”
(memasuki rumah)
Ibra
“yasudah saya pamit tante, Assalamuaalaikum”
Bunda
“makasih ya nak, Waalaikumsalam”
(Bunda memasuki rumah, Ibra pergi)
7. Int. Kamar Kayla, rumah Ratan. Malam Hari.
Cast : Kayla, Cencen, Ratan
Kayla
“Gilaa yaa, kok bisa dia bawa kunci gua nggak ngomong sama gua dulu”
(rebahan di tempat tidur)
Cencen
“yaa baik dong untungnya dia sudah gantiin ban lu sekalian”
(ikut rebahan)
Kayla
“ya tapi kan, harusnya bilang dulu, nggak asyik banget orangnya”
(tiba-tiba ponsel Kayla berbunyi)
Daam panggilan
Kayla : hallo?
Ratan : hallo Kay?
Kayla : Ratan?
Ratan : iya ini aku
Kayla : kenapa?
Ratan : tadi kamu habis jalan sama cowok baru kamu ya?
Kayla : hah? Siapa? Jangan ngaco deh
Ratan : tadi aku lihat di Cafe Djo ada mobil kamu
Kayla : mobilku bannya bocor dibenerin sama temenku
Ratan : haha selamat yaa, semoga bahagia (telepon dimatikan)
Kayla
“ihh nggak jelas banget anak ini, duhh kok pakai lihat mobilku di bawa Ibra sih”
(kembali rebahan)
Cencen
“itu tadi Ratan”
Kayla
“iyaa”
(tidur)