1. Int. Kamar Ratan, Kamar Bulan, Kamar Kayla. Malam hari.
Cast : Ratan, Kayla, Bulan, Reyman, Fahri
(hari ini tanggal 25 April, dan Ratan memasuki usia baru dalam hidupnya, malam itu, Ratan, Reyman, dan Fahri di dalam kamar Ratan sedang bermain gitar dan menyanyi)
Ratan
“besuk gua ajak Bulan jalan lagi kalik yaa, bagaimana menurut kalian?”
(Menoleh ke arah Reyman dan Fahri)
Reyman
“terserah lu lah, cewek-cewek siapa masak tanya ke kita, yaa nggak?”
(menoleh ke arah Fahri)
Fahri
“keluar saja kalau mau ketemu mah, apa perlu kita ikut?”
(menyenggol tangan Rey kemudian tertawa)
Ratan
“teman macam apa sih kalian ini, gila!”
(telepon Ratan berbunyi)
Dalam panggilan
Ratan : hallo?
Bulan : hallo Rat?
Ratan : kok jam segini belum tidur si Lan? Sudah malem lo
Bulan : belum bisa ini, tapi aku mau off ya jangan cariin aku, aku lagi banyak tugas kuliah
Ratan : loh? Sampai kapan?
Bulan : gak tahu sampai kapannya, maaf ya
Ratan : yaa nggak papa sih, Cuma kenapa kok tiba-tiba saja
Bulan : nggak tiba-tiba juga sih, yaudah yaa Rat
Ratan : ehh bentar-bentar
Panggilan terputus...
Ratan
“ihh bagaimana sih ini orang?”
(membanting ponselnya ke kasur)
Reyman
“kenapa lu? Habis girang kok terus marah-marah”
(tertawa bersama Fahri)
Ratan
“nggak tahu lah, itu si Bulan tiba-tiba bilang mau off sosial media, kan nggak jelas, sumpah”
(marah-marah)
Fahri
“lololo kenapa memang?”
Ratan
“ada tugas kuliah banyak katanya”
(memainkan gitar)
Reyman
“dihh alasan klasik nggak sih? Hahaha”
(meninggalkan kamar)
CUT TO
(di dalam kamar Kayla nampak sedang melihat ke foto-foto Ratan, yang sudah lama dia simpan)
V.O Kayla
“kamu inget nggak sih Tan? Tahun dua tahun lalu kita masih ngrayain ulang tahun kamu bareng, sama ibuk kamu, Nenda, Reyman, sekarang kamu dimana? Kamu bagaimana? Apa hari ini masih sebahagia dua tahun lalu? Apa masih sebahagia sekarang? Aku nggak tahu harus bilang apa ke kamu malam ini”
(menutup foto-foto itu kemudian duduk di tempat tidurnya dan berposisi akan tidur)
Kayla
“tapi jahat banget nggak sih, kalau gua nggak ngucapin dia malam ini, gua nggak boleh egois, dia memang mantan gua, tapi gua nggak boleh nglupain semua kebaikan dia”
(mengambil ponselnya lagi kemudian mencari nomor Ratan)
Pesan teks
“selamat ulang tahun Ratan Syailendra Athar Sudjadi, semoga semua kebaikan tercapai dan datang kepada kamu di umur kamu kali ini, baik-baik selalu Ratan, sehat selalu”
Kayla
“gilaaa, sudah gua kirim dong, hmm bagaimana yaa responnya”
Tampilan pesan whatsapp
Ratan : terima kasih Kayla Davrenda Khasasti Rastyodjo, i miss you J
Kayla : hahaha sama-sama tan, miss you too J
(tiba-tiba ponsel Kayla berbunyi, di video call oleh Ratan)
Dalam panggilan
Ratan : Assalamualaikum Kayla Davrendra Khasasti Rastyodjo
Kayla : waalaikumsalam Ratan Syailendra Athar Sudjaji
Ratan : terima kasih yaa KayJ
Kayla : iyaa lo, sudah kalik makasihnya, banyak amat
Ratan : hahaha aku nggak ngira kamu masih inget
Kayla : gila kali, masa iya aku lupa
Ratan : pertama lagi ngucapinnya, terharu aku, makasihh bangett
Kayla : sekali lagi bilang makasih dapet hadiah
Ratan : makasih Kaylaaaa (teriak)
Kayla : hahahaha haduhh minta hadiah ini
Ratan : hahaha nggak kok, bercanda saja, ehh kesini dong
Kayla : hah? Bagaimana bagaimana?
Ratan : main atuh kesini, cariin Nenda itu
Kayla : ohh Nenda ini yang nyariin aku? Bukan Reyman? Hahaha
Ratan : mbok yo aku begitu, Ratan bukan Reyman
Kayla : lah Ratan nyariin nggak?
Ratan : nyariin atuh. Kesini ya?
Kayla : iya besuk siang ya?
Ratan : oke ditunggu yaa
2. Int. Kamar ayah bunda. Dini hari.
Cast : ayah bunda
(ayah sedang bersiap-siap untuk pergi besuk pagi dengan bunda ikut membantu)
Ayah
“Bunda, ayah lupa belum bilang sama anak-anak kalau ayah besuk ke Jogjakarta”
(sambil menaruh berkas di tas kerjanya)
Bunda
“ayah memang kebiasaan, pasti Demas nanti nangis, kalau Kayla mah sudah bisa ngertiin pasti”
(Bunda menutup koper baju ayah)
Ayah
“ayah telefon Kayla kalik ya Bun?”
Bunda
“yaudah ke kamarnya saja lah ya, masa iya mau telefon, kaya lagi sama-sama dimana saja”
Ayah
“ah tapi kasian pasti dia sudah tidur, besuk saja ayah bilangnya, mendadak nggak papa”
Bunda
“yaudah terserah ayah, berapa lama Ya disana?”
Ayah
“Lima hari kok Bun”
Bunda
“berarti ayah sampai rumah, giliran Bunda yang pergi, acara ke Bali”
Ayah
“iya bunda”
3. Int. Rumah Kayla. Pagi hari
Cast : Kayla, Ayah, Bunda, Demas, Yuyut
(Kayla mengambil air wudhu kemudian melakukan sholat subuh di kamarnya setelah itu keluar kamar dan melihat ayah bundanya sedang siap-siap di ruang tengah)
Kayla
“ayah bunda mau kemana?”
(Kayla mendekat kepada ayah bunda
Ayah
“Kayla sudah bangun?”
(mendekati Kayla, kemudian Kayla mengangguk)
Kayla
“ayah mau kemana?”
Ayah
“ayah ada pekerjaan di Jogjakarta anak, lima hari”
(Mengelus rambut Kayla)
Kayla
“bunda ikut?”
(melihat ke arah Bunda)
Bunda
“enggak kak, Bunda di rumah”
Kayla
“yaudah”
(menengadahkan tangan)
Ayah
“mau minta uang?”
(bingung)
Kayla
“cium tanganlah, katanya mau pergi, Kayla mau tidur lagi, masih ngantuk”
(Mencium tangan ayah)
Ayah
“yasudah ayah berangkat ya Kay”
(mencium kepala Kayla)
Kayla
“iya yah, hati-hati, bunda nanti ngak usah bangunin Kayla ya”
(dengan muka datar menuju ke kamar)
Bunda
“iya nak”
(Bunda dan ayah saling memandang)
Ayah
“Yutt, Yuyut”
(memanggil)
Yuyut
“Iya pak, ada yang bisa saya bantu?”
(datang dari arah dapur)
Ayah
“Demas sudah bangun?”
Yuyut
“Belum pak, masih tidur di kamar”
(menunjuk ke kamar Demas)
Ayah
“yasudah terima kasih ya”
(berjalan ke arah kamar Demas)
Bunda
“Yah! Jangan dibangunin, nanti dia marah”
(menyusul ayah ke kamar Demas)
Ayah
“anak Ayah. Masih tidur bun dia”
(mengelus Demas saat Demas masih tidur)
Bunda
“kalau mau pamitan nggak usah dibangunin Yah, biarin aa, nanti Bunda yang ngomong ke Demas, kasian dia masih pules begitu”
Ayah
“Iya bun”
(mencium kening Demas)
4. Int. Rumah Ratan. Siang hari.
Cast : Ratan, Fahri, Reyman, Kayla
(Kayla mengetuk pintu rumah Ratan)
Kayla
“Assalamualaikum”
(mengetuk pintu)
Fahri
“Waalaikumsalam”
(membuka pintu)
Kayla
“Fahri, Ratan ada?”
Fahri
“Ada masih tidur kayaknya”
(menoleh ke arah kamar)
Kayla
“gua boleh masuk nggak? Gua mau kasih ini”
(menunjukkan kado yang telah Kayla beli kemarin)
Fahri
“silakan Kay, masuk saja”
(Mempersilakan, kemudian Kayla masuk ke kamar Ratan)
Kayla
“ya ampun, kamarnya berantakan banget”
Reyman
“astaga, kaget aku”
(Reyman yang tidur disebelah Ratan bangun)
Kayla
“sttt!”
(meminta Reyan untuk diam)
Reyman
“yaudah aku keluar we”
(Reyman keluar kamar)
Kayla
“Rataaan! Bangun! Ada paket”
(duduk disamping Ratan yang masih tidur)
Ratan
“Kayla? Ini kamu beneran?”
(memegang muka Kayla)
V.O Kayla
“Ya Allah, apa ini? Kenapa aku masih saja merasakan getaran ini? Kayla kamu harus sadar siapa Ratan yang sekarang di depan kamu”
Kayla
“ehh iya dong! Buruan bangun Tan!”
(Mengoyak badan Ratan)
Ratan
“kamu sama siapa kesini Kay?”
(bangun dan duduk)
Kayla
“sendiri lah, buruan mandi, ada paket noh di luar”
(memukul bahu Ratan)
Ratan
“yaudah aku mandi dulu ya, kamu tunggu disini apa diluar?”
Kayla
“aku disini saja yaa, pintunya juga kebuka kok”
(memandang Ratan)
Ratan
“yaudah disini saja”
(memegang tangan Kayla dan memandang matanya)
V.O kayla
“kenapa kamu tega pergi dari aku Tan? Tapi kamu masih bisa kayak gini sama aku, aku benar-benar rindu sama kamu, dan aku rindu tatapan ini”
(terus-terusan memandang)
Ratan
“mata kamu masih sama, masih cantik dan selalu berbicara”
(Kayla mengalihkan pandangan)
Kayla
“dihh, mana ada mata berbicara! Haha, sudah sana mandi!”
(Mendorong tubuh Ratan)
Ratan
“mau lima menit, sepuluh menit, apa satu jam mandinya?
(berjalan ke arah kamar mandi dan berhenti di depan pintu, kemudian menengok ke arah Kayla)
Kayla
“sedetik! Hahaha”
(tertawa, kemudian Ratan mengacungkan jempolnya dan masuk ke kamar mandi)
Kayla
“ahh gua ke mejanya ah”
(berjalan ke arah meja Ratan dan duduk di kursi)
V.O Kayla
“Ternyata kamu masih simpen foto-foto kita juga? Aku kira kamu sudah lupa sama kita. Aku bener-bener nggak nyangka Tan, kamu masih bisa kayak gini, dengan wanita yang datang dan pergi dikehidupan kamu, kamu masih menyimpan hal kecil ini dari kita”
(Kayla hampir-hampir menjatuhkan air matanya, namun Ratan sudah keluar dari kamar mandinya)
Ratan
“ciee, ngeliatin fotonya sendiri”
(mendekat ke arah Kayla)
Kayla
“kok masih ada sih Tan? Aku pikir sudah kamu buang”
(melihat ke arah Ratan)
Ratan
“jangan dibuang to Kay, sayang”
(nyengir)
Kayla
“hah? Sayang?”
(berdiri)
Ratan
“sayang lah, kan cetaknya mahal, hahaha”
(berlari ke luar kamar)
Kayla
“Ratann! Ah dasar kamu ya”
(menyusul Ratan)
Ratan
“loh ini apa Rey? Ri?”
(melihat ke arah kado dan bertanya ke arah Reyman dan Fahri)
Fahri
“tuh”
(menunjuk ke arah Kayla)
Kayla
“Iyaa kan kamu tadi malem bilang makasih berulang kali, dan aku kan bilang, kalau bilang sekali lagi bakalan dapet hadiah, nah ini hadiahnya”
(menyerahkan kadonya ke Ratan)
Ratan
“Kay?”
(belum menerima)
Kayla
“iya? Kenapa? Nggak boleh?”
(menarik tangannya kembali)
Ratan
“kamu baik banget, makasih yaa!”
(memeluk Kayla)
Reyman
“eheemm eheemm sakit ini tenggorokan”
(batuk-batuk sambil memegang leher)
Fahri
“agak bengek ya pak”
(sambil tertawa)
Kayla
“iyaa sama-sama Ratan”
(melepas pelukan)
Ratan
“yaudah sini duduk dulu lah, masa berdiri”
(mempersilakan Kayla duduk di kursi dan dia di sampingnya)
Kayla
“ohh iya, Nenda kemana?”
(melihat ke arah sekeliling rumah)
Ratan
“lagi ke rumah om Ario”
Kayla
“yahh sayang banget, katanya kemarin ke rumah terus akunya pergi, sekarang akunya kesini, Nenda nya yang pergi”
Ratan
“hah? Memang iya? Kapan? Kok aku nggak tahu”
(menoleh ke arah Kayla dan Reyman)
Reyman
“itu waktu lu keluar sama Bulan”
Kayla
“oh pantesan yang nganter kamu”
(menjadi cuek)
Ratan
“emm iya, soalnya aku nggak tahu, kalau aku tahu, pasti aku kok yang nganter”
(melihat ke arah Kayla dan Kayla hanya diam saja)
Ratan
“Kay? Kenapa kok jadi diem?”
Kayla
“hah? Nggak kok, biasa saja ini”
(berusaha memperihatka dengan pura-pura terenyum)
Ratan
“kita keluar saja yuk, kemana begitu”
(menatap Kayla)
Kayla
“kayaknya aku nggak bisa deh, soalnya aku harusjagai Demas, maaf yaa”
Reyman
“lu marah Kay?”
(melihat ke arah Kayla)
Fahri
“kayaknya sih dia cemburu”
(melihat ke arah Reyman)
Kayla
“enggak kok, aku nggak papa. Aku pamit dulu saja yaa semuanya”
(berdiri lalu tangannya ditahan oleh Ratan)
Ratan
“Kay? Aku antein ya?”
(menatap Kayla)
Kayla
“enggak usah, aku bawa mobil sendiri”
(melepaskan tangan Ratan dan melangkah pergi)
Kayla
“assalamualaikum, pulang dulu Rey, Ri”
Reyman
“hati-hati Kay”
Fahri
“Yoi Kay”
Ratan
“Kay, tungguin”
(menyusul Kayla yang sudah di depan pintu)
Kayla
“kenapa Tan?”
(dengan muka datar)
Ratan
“Kenapa kamu? Nggak mungkin kamu nggak kenapa-kenapa, nggak mungkin, aku sudah kenal kamu lama Kay”
(meraih tangan Kayla)
Kayla
“sudah kenal lama sama aku?”
(menatap tajam ke arah mata Ratan”
Ratan
“Iyaa, aku sudah lama kenal sama kamu, aku sudah tahu kamu Kay”
Kayla
“kalau kamu sudah lama kenal sama aku, yaa kamu sudah tahu sendiri jawab atas pertanyaan kamu”
(melepaskan tangan Ratan kemudian meninggalkan Ratan)
Ratan
“Kayy!! Ahh sialan”
(berbalik badan dan menghampiri Reyman)
Ratan
“gila ya kamu, nggak usah bilang sama Kayla kalau aku keluar sama Bulan bisa nggak sih?
(mendorong tubuh Reyman)
Reyman
“lah kenapa? Apa salahya? Itu beneran kok? Gua salah?”
(melawan dorogan Ratan)
Ratan
“gilaa ya bener-bener gila! Nggak mikirin perasaan Kayla”
Reyman
“lu yang gila!sebenarnya siapa yang mau lu jaga perasaannya? Kayla? Apa Bulan? Hah? Bisa jawab nggak lu?”
Fahri
“ahh sudahlah Tannn! Reyy! Jangan kaya anak kecil dong! sudah-sudah”
(melepaskan tangagn Ratan dari baju Reyman)
5. Int. Kamar Kayla, Kamar Ratan. Sore hari.
Cast : Kayla, Ratan, Bunda
(Kayla baru saja sampai di rumah, langsung masuk ke kamar)
Kayla
“ihhhh kenapa sihh? Selalu! Ada saja hal yang bikin gua sakit hati kalau gua ketemu sama Ratan!!!”
(menangis di bantal)
Bunda
“kamu kenapa Nak? Kok pulang-pulang langsung begitu, mana mukanya marah banget?”
(Bunda tiba-tiba masuk ke kamar Kayla dan duduk di dekat Kayla)
Kayla
“Bunda pergii! Kayla masih ingin sendiri!”
(Kayla masih menyembunyikan mukanya di bantal)
Bunda
“hmm yaudah, jangan nangis begitu ah, sudah gede juga, Bunda keluar yaa”
(Bunda meninggalkan kamar Kayla)
CUT TO
(Ratan memasuki kamar dengan kesal, kemudian mencoba menghubungi Kayla tapi tidak bisa)
Ratan
“Gua harus ke rumah Kayla, gua harus minta maaf, gua nggak boleh biarin dia begini”
(masih mencoba menghubungi Kayla)
CUT TO
(Kayla tertidur setelah menangis, kemudian bangun dengan mata bengkaknya)
Kayla
“ngapain sih Ratan telponin aku sampai puluhan kali, kirim pesan juga banyak banget, buat apa sih Tan? Peduli apa lu sama gua?”
(melihat ke ponsel dan semua pesan serta panggilan Ratan, sampai kemudian Ratan menghubunginya)
Dalam panggilan
Kayla : kenapa?
Ratan : syukurlah kamu ngangkat telepon aku, kamu darimana saja?
Kayla : di rumah, baru bangun tidur
Ratan : oh tidur, kirain kamu marah
Kayla : ngapain marah sih Tan? Buat apa?
Ratan : nanti kita ketemu yaa, di Cafe Remix
Kayla : nggak ah Tan
Ratan : gua mau curhat tentang Bulan gua mau jelasin
Kayla : buat apa? Gua nggak butuh itu
Ratan : jam 19.00 aku jemput kamu
(tiba-tiba telepon dimatikan)
Kayla
“ihh bener-bener yaa Ratan itu maunya apa sih?”
(menuju kamar mandi dan mandi)
6. Int. Rumah Kayla. Malam hari.
Cast: Kayla, Ratan, Bunda, Demas, Yuyut
(Kayla masih sibuk mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Ratan)
Yuyut
“Non, mas Ratan sudah di depan”
(suara dari luar kamar sambil mengetuk pintu)
Kayla
“suruh masuk dulu”
(masih berdandan di depan cermin)
CUT TO
(Ratan berdiri di depan pintu kemudian Demas menghampiri)
Demas
“masuk dulu kak”
(menarik tangan Ratan dan mempersilakan duduk di kursi ruang tamu)
Ratan
“Demas sudah makan?”
(duduk di kursi kemudian menarik badan Demas)
Demas
“sudah kak, bentar yaa, tungguin disini”
(berlari ke arah kamar Bunda)
Demas
“Bunda, ada kak Ratan di depan”
(masuk ke kamar Bunda)
Bunda
“Oh iya? Yaudah yuk kesana”
(menggandeng Demas untuk menemui Ratan)
Ratan
“Assalamualaikum Bunda”
(mencium tangan Bunda)
Bunda
“waalaikumsalam, sudah lama nak?”
(duduk di kursi disusul Ratan dan Demas)
Ratan
“baru kok bun, Kayla saya ajak keluar ya bun, sebentar saja kok, Cuma ke cafe minum kopi, makan, terus habis itu pulang”
Bunda
“Iyaa nak, tapi jangan pulang malem-malem yaa”
(mengelus lengan Ratan)
Ratan
“iya bun”
Bunda
“Oh iya, tadi siang dia nangis lo, kenapa?”
Ratan
“Oh iya bun? Jam berapa?”
Bunda
“sekitar jam empat sore tadi, terus habis itu dia ketiduran”
(melihat ke arah jam)
Ratan
“emm nggak tahu bun saya, nanti coba saya tanyain yaa”
(Kayla keluar dari kamar dengan memakai kacamata)
Bunda
“kakak tumben pakai kacamata, apa matanya minus?”
(melihat ke arah Kayla)
Kayla
“nggak papa kok, yuk Tan, keburu malem”
(langsung cium tangan bunda dan berjalan keluar rumah)
Ratan
“jalan dulu ya bun, assalamualaikum”
(mencium tangan bunda)
Bunda
“waalaikumsalam hati-hati”
Demas
“hati-hati kak Ratan!”
(melambaikan tangan, kemudian Ratan juga)
7. Int. Cafe Remix. Malam hari.
Cast : Ratan, Kayla
(Kayla dan Ratan duduk di kursi setelah memesan)
Kayla
“mau ngomong apa?”
(meletakkan tasya di meja kemudian menatap tajam Ratan)
Ratan
“ihh harus banget sekarang ngomongnya?”
Kayla
“lah mau kapan? Besuk apa tahun depan?”
(melotot)
Ratan
“yaa tapi kan kita baru saja dateng baru saja duduk disini, masa sudah mau bahas hal-hal kayak begitu, ganggu lah”
(mengalihkan pandangan dari Kayla)
Kayla
“hah? Ganggu? Iya ganggu kalau kamu nggak cepetan cerita sama aku. Ganggu banget”
(marah-marah, kemudian tangannya diraih Ratan)
Ratan
“ternyata kamu masih sama ya Kay, masih galak, masih serem kalau marah, itu yang buat aku makin gemes, itu yang selalu nggak pernah aku dapetin dari wanita lain, kamu itu spesial, spesial bangett”
(memandang tajam Kayla, Kayla tersipu malu)
Kayla
“Ihhh bodoamat”
(tersipu kemudian melepaskan tangan Ratan, kemudian pesanan mereka datang)
Ratan
“Kopi Coklat, kesukaan kamu, Kopi Susu Putih, kesukaan aku, selamat menikmati”
(memberikan minuman Kayla)
Kayla
“aku nggak mau makan sebelum kamu ngasih tahu, ada apa antara kamu sama Bulan, apa yang terjadi, aku nggak mau makan ataupun minum semua pesanan ini”
(menarik badan dan mengalihkan pandangan)
Ratan
“Jadi gini, aku memang sempet deket sama Bulan, sempet hampir pacaran, tapi beberapa har ini kami hilang komunikasi, dia bilang dia ada urusan yang lebih penting, sudah bilang begitu doang, habis itu ilang, ya kamu tahu kan aku benci sama orang yang kaya begitu, yaudah makanya aku biarin semuanya begini”
Kayla
“habis itu?”
Ratan
“yaudah begitu saja, selesai ceritanya, silakan makan”
Kayla
“beneran belum pacaran kan? Nanti kamu bilang belum pacaran tapi sebenernya sudah pacaran, terus dia tahu aku jalan sama kamu, dia marah sama aku”
Ratan
“enggak Kay! Percaya sama aku, aku nggak mungkin kamu dimarahi sama dia, apapun alasannya”
Kayla
“yaudah, aku minum kopinya”
(tersenyum)
8. Int. Rumah Cencen. Malam hari.
Cast : Cencen, Ibu Cencen
(Cencen di kamarnya menangis, sementara di luar terdengar suara riuh Ibu dan Bapaknya yang sedang bertengkar)
Cencen
“gua harus pergi, gua nggak bisa ngeliat semua ini, gua capek, gua capekk!!!”
(memukul bantal sambil menangis)
Ibu
“Cellia! Keluar kamu!”
(teriak dari luar kamar)
Cencen
“apaa bu apa?”
(semakin menangis)
Ibu
“coba bilang sama bapak kamu, kemarin Ibu kemana, bilang Cell, cepat keluar”
(teriak sambil menggedor pintu)
Cencen
“aku nggak mau, aku nggak mau Ibuu, tinggalin Cellia sendiiri!!!”
(suara Ibu menghilang)
V.O Cencen
“gua harus telepon Kayla, gua butuh banget dia sekarang, gua haru ketemu dia”
(mencari ponselnya kemudian menghubungi Kayla tapi tidak dijawab sama sekali)
Cencen
“ahh apa-apaan ini, kemana lu Kayy?? Gua butuh lu sekarang!”
(memegang kepala sambil menangis)
9. Int. Mobil Ratan, kamar Cencen. Malam hari.
Cast : Ratan, Kayla, Cencen
(Kayla dan Ratan di dalam mobil dalam perjalanan pulang)
Kayla
“makasih ya sudah bikin mood aku balik lagi”
(menatap Ratan)
Ratan
“hmm iyaa, sama-sama lagian kan aku juga yang bikin kamu badmood, maafin aku ya”
(memegang tangan Kayla)
Kayla
“iyaa nggak papa, kan kamu tanggung jawab mau nyembuih badmood aku, ehh sanaa yang bener to nyetirnya, bahaya”
(mengembalikan tangan Ratan ke posisi semula sambil tersenyum)
Ratan
“hahaha iyaa!”
(melirik Kayla yang bermain ponselnya)
Kayla
“ehh Cencen kenapa yaa? Kok telepon aku banyak banget, tapi nggak ngirim pesan apa-apa”
(menunjukkan log panggilan ke Ratan)
Ratan
“lah kenapa? Alah pasti ngajak keluar atau nggak mau nginep di rumah kamu lagi”
Kayla
“iya kalik yaa, udahlah biarin saja”
(meletakkan ponselnya)
Ratan
“nah begitu dong, kita seneng-seneng saja sekarang, aku puterin lagu yaa, kamu yang nyanyi buat aku”
(menyalakan musik di mobil kemudian bernyanyi bersama)
CUT TO
(Cencen menyiapkan diri untuk pergi ke rumah Kayla, kemudian melihat ponselnya dan menelepon Kayla)
Dalam panggilan
Cencen : hallo Kay? Dimana?
Kayla : hah?? Apa Cen? Maap nggak denger lu ngomong apa (di mobil dengan suara musik keras)
Cencen : lu dimana?
Kayla : besuk saja yaa! Aku masih sama Ratan (menutup teleponnya)
Cencen
“kayaknya gua nggak bisa ke rumah Kayla malam ini, dia masih sibuk sama Ratan”
(duduk di tempat tidurnya)