Sinful Appetite
2. Ironi di Sekitar

16. EXT. SEKOLAH - TAMAN SEKOLAH - PAGI

CAST : KENAN, MICHELLE

KENAN terdiam kagum, tenggelam dalam cerita MICHELLE. Matanya tak lepas dari wajah MICHELLE.

MICHELLE

Nan?

KENAN

(terkejut dan canggung)
Oh!? Sudah?

MICHELLE

Iih, dengerin gak sih!? Malah ngelamun!

KENAN

Dengerin kok, cuman nggak mau motong aja, kirain belum selesai.

KENAN membuka mulut seolah hendak mengatakan sesuatu.

Namun tidak sepatah kata pun keluar dari mulut KENAN. Kepalanya menggeleng sedikit, lalu termenung. 

KENAN menundukkan kepalanya sejenak, lalu kembali menghadap MICHELLE.

KENAN

Hmm... Segitu lezatnya, ya?

MICHELLE mengangguk dengan yakin.

KENAN

(hening sejenak)
Aku masih nggak nyangka aja sih. Waktu bikin essay tadi, kayaknya aku mikirnya kejauhan. Sampai aku hampir nulis pengen jadi presiden...

MICHELLE

(ekspresi cringe)
...

KENAN

(sedikit panik)
Enggak, tapi aku nggak jadi nulis itu!
(kembali tenang)
Setelah denger ceritamu, aku jadi kepikiran, kalau kebahagiaan itu bisa berasal dari hal kecil yang begitu dekat dengan kita. Dan bisa jadi... hal kecil itu justru jauh lebih bermakna.

KENAN menatap bekal babi kecap MICHELLE.

KENAN

Babi kecap. Kebahagiaan yang selama ini aku sama sekali nggak relate, dan selamanya nggak akan relate. Karena kebahagiaan yang kamu maksud nggak akan pernah bisa aku rasain. Padahal ada di depan mata.
(tersenyum sambil menutup dahi dan mata, dengan telapak tangan kanannya)
Heh... Somehow, menarik.

KENAN dan MICHELLE terdiam sejenak.

KENAN

Mau denger essayku tadi nggak?

MICHELLE

(mengangguk sambil menaikkan alis)
Boleh.

KENAN

Ini aku tulis setelah dengerin essay-mu di kelas tadi. Intinya... Aku nggak pernah kepikiran soal manfaat yang ingin aku bagikan ke orang lain. Dan aku rasa, nggak ada yang salah juga dengan itu.

MICHELLE mengangguk.

KENAN

Memberikan manfaat adalah suatu kebaikan. Tapi kita nggak harus hidup untuk orang lain, kan?
(jeda sejenak)
Bagiku, hidupku sederhana aja. Aku cuma ngikutin hal yang aku suka. Dan untuk hal tertentu, aku suka dan ngerasa senang juga, ketika aku bisa sekedar membuat kebahagiaan kecil untuk orang lain.

MICHELLE menyipitkan mata, seolah ingin menebak ujung dari cerita KENAN.

KENAN

Padahal kebahagiaanmu hanya se-simple membagikan babi. Tapi... kayak yang kamu bilang tadi. Kadang, hal yang simple justru sulit untuk dilakukan, dan bahkan nggak mungkin.
(memandang langit dengan wajah tersenyum)
Aku penasaran... sama kebahagiaan yang kamu maksud.

Suasana pun menjadi hening dan canggung.

KENAN masih dengan pose memandang langit.

MICHELLE

Nan?

KENAN

(menghadap MICHELLE)
Ya?

MICHELLE

(dengan wajah datar, mata melek setengah)
Bilang aja pengen nyobain babi. Nih.
(menyodorkan bekalnya)

KENAN

Bukaaan!
(dengan gestur menggoyangkan kedua telapak tangan)

MICHELLE

Oh, kirain emang pengen nyobain. Tadi sampai lari-lari dari kelas cuma gara-gara babi kecap.

KENAN

Bukaaan, kan aku penasaran sama ceritamu!

MICHELLE

Oh, gitu? Ya udah, padahal enak.
(sambil tertawa kecil)

KENAN

Kalau makan babi, ibadahku nggak bakal diterima selama 40 hari. Percuma nanti aku ibadah.

MICHELLE

Ya nggak percuma dong. Justru Tuhan kagum ngelihat kamu tetap kekeuh beribadah. Padahal Tuhan udah bilang kalau ibadahmu nggak bakal diterima.

KENAN

Ya lebih kagum lagi kalau sejak awal nggak usah coba-coba makan babi segala.

MICHELLE

Masa' ibadah seumur hidup nggak cukup buat nambal dosa 40 hari?

KENAN

Kalau emang nggak cukup?

KENAN dan MICHELLE hening sejenak, sambil saling menatap satu sama lain dengan canggung.

KENAN & MICHELLE

Ahahahahah!

KENAN

Heheh, jadi debat nih lama-lama.

MICHELLE

Heheh, engga lah Nan, aku paham kok.

Suasana menjadi semakin hening karena mereka kehabisan topik.

KENAN

Chelle.

MICHELLE

Apa, Nan?

KENAN

Kalo emang nggak cukup... Dosa 40 hariku, bagi dua ya?

MICHELLE

(hening sejenak sambil mengernyitkan dahi)
...Nan?

KENAN mengalihkan pandangan dengan gugupnya.

MICHELLE mencoba mencairkan suasana untuk memastikan apakah ucapan KENAN serius atau bercanda.

MICHELLE

(dengan wajah datar dan mata melek setengah)
Coba sih coba aja Nan, tapi dosa mah tanggung sendiri. Lagian kita beda server. Database dosanya nggak compatible!

KENAN terdiam, seolah masih mempertimbangkan. Ia menatap babi kecap, lalu berganti menatap wajah MICHELLE.

MICHELLE terlihat khawatir melihat KENAN yang cukup serius mempertimbangkan keputusannya.

MICHELLE

Nan, aku nggak nyaranin ini. Pikirin lagi. Tapi itu semua, terserah keputusanmu.

KENAN dan MICHELLE terdiam cukup lama.

KENAN terus menatap babi kecap. Tangan kanannya sedikit tergerak seolah hendak mengambil babi kecap tersebut.

BEL MASUK BERBUNYI

MICHELLE

Waktu habis.

KENAN tertawa tanggung, antara menyesal, atau lega.

KENAN

(dengan ekspresi canggung)
Ah, ahahah.

MICHELLE

Huuh, gara-gara ngobrol sama kamu, bekalku jadi nggak habis deh.

KENAN

Ya maaf. Kan bisa dilanjutin siang nanti, hehe. Ke kelas yuk!

MICHELLE membereskan bekalnya. Butuh waktu baginya untuk membersihkan dan mengemas perlengkapan makan ke dalam tas bekalnya. Selepas itu, KENAN dan MICHELLE berjalan bersama menuju kelas.


17. INT. SEKOLAH - LORONG SEKOLAH - PAGI

CAST : KENAN, MICHELLE

Lorong sekolah tampak sepi. Semua murid telah memasuki kelas masing-masing.

KENAN dan MICHELLE masih berjalan di lorong tersebut menuju kelas mereka di lantai 2, sambil mengobrol.

KENAN

Chelle. Ngomong-ngomong, abis lulus, kamu mau kuliah di mana?

MICHELLE

Ngga tau. Belum kepikiran sih.

KENAN

(mengangguk)
Berarti kita sama. Aku juga belum kepikiran.

MICHELLE

Hmm... Kenapa emang?

KENAN

Kepo aja. Yang lain udah pada punya target soalnya. Rada iri juga sih.

MICHELLE

Kalau aku sih, yang penting go with the flow aja. Mending hidup bahagia tanpa tujuan, daripada bertujuan tapi nggak sesuai ekspektasi. Ya kan? Daripada stress di akhir.

KENAN

Pengennya sih, hidup bertujuan sekaligus bahagia. Soalnya kalau nggak bertujuan, stressnya di awal, alias bingung mau ngapain.

MICHELLE menoleh ke arah KENAN, seolah ingin menyanggah. Tetapi pada akhirnya, mereka hanya tersenyum, memandang satu sama lain.

Tidak lama, mereka pun sampai di pintu kelas.


18. INT. SEKOLAH - RUANG KELAS LANTAI 2 - CONTINUOUS

CAST : KENAN, MICHELLE, PAK YATNO, RYAN, TEMAN-TEMAN SEKELAS

KENAN dan MICHELLE tiba di pintu kelas.

Mereka agak terlambat memasuki kelas, karena PAK YATNO, guru Kimia mereka sudah ada di dalam kelas.

TEMAN-TEMAN SEKELAS

(bersorak)
CIIYYEEEEE!!!

Sesekali terdengar bunyi-bunyi siulan.

Rupanya teman-teman sekelasnya menontoni KENAN dan MICHELLE yang berduaan di taman, dari dalam kelas.

TEMAN #1

(sambil tersenyum gemas)
Berduaan aja nih Chelle. Pantesan ga mau diajak ke kantin.

TEMAN #2

Gimana, Nan? Babinya enak nggak?

TEMAN #3

Disuapin nggak tuh makan babinya?

Mendengar hal itu, PAK YATNO terkejut, lalu menatap KENAN dan MICHELLE sembari mengernyitkan dahi.

PAK YATNO

(menghela napas)
Kalian berdua, nanti ke ruang guru ya.

KENAN & MICHELLE

Baik, Pak.

KENAN & MICHELLE beranjak ke tempat duduk masing-masing.

Saat KENAN baru menduduki kursinya, seketika RYAN yang duduk di sebelah KENAN, mendekatkan badannya pada KENAN.

RYAN

(sedikit berbisik)
Cuy, sejak kapan lu tiba-tiba PDKT sama Michelle?

KENAN

Kagak PDKT. Baru aja gua nyamperin dia cuma gara-gara penasaran sama babinya.


RYAN dengan senyum menyebalkannya, memandangi KENAN seolah tidak percaya.

KENAN

(dengan wajah jengkel)
Beneran...

RYAN

Terus, lu makan babinya?

KENAN

Enggak.

RYAN

Nah kan. Itu mah alibi lu doang. Lagian sweet banget cuuy berduaan di taman.

KENAN

Serah lu dah, Yan.


PAK YATNO yang tengah menerangkan materi, tiba-tiba berhenti berbicara.

PAK YATNO

(memandang KENAN dan RYAN)
Ehem...

KENAN dan RYAN mengangguk sambil tersenyum canggung pada PAK YATNO.

PAK YATNO melanjutkan materinya.

KENAN tampak tidak terlalu fokus dengan apa yang PAK YATNO sampaikan. Pikirannya bercampur aduk.

Pandangan KENAN tertuju pada papan tulis, namun tatapannya seolah kosong. Sesekali ia beralih memandangi MICHELLE yang tempat duduknya lebih depan.


19. INT. SEKOLAH - LORONG MENUJU RUANG GURU - SIANG

CAST : KENAN, MICHELLE, PAK YATNO

BEL ISTIRAHAT KEDUA BERBUNYI

PAK YATNO berjalan menuju ruang guru, diikuti oleh KENAN dan MICHELLE yang tampak menjaga jarak cukup jauh dari PAK YATNO.

KENAN

Sorry ya, Chelle. Harusnya tadi kamu bisa makan dengan tenang... dan nggak telat masuk.

MICHELLE

Nggak masalah kok.

Suasana hening sejenak sembari mereka melanjutkan langkah kaki.

MICHELLE

Tapi aku bingung, kita dipanggil gara-gara apa sih? Masa iya gara-gara telat doang?

KENAN

Hmm, pertanyaan yang tepat.
(jeda sejenak)
Tapi santai aja sih. Yang jelas nggak bakal dimarahin. Pak Yatno kan orangnya sabar.


20. INT. SEKOLAH - RUANG GURU - SIANG

CAST : KENAN, MICHELLE, PAK YATNO, BU NAIMAH

KENAN, MICHELLE, dan PAK YATNO tiba di ruang guru. Mereka berjalan menuju meja PAK YATNO.

Kebetulan meja PAK YATNO berada dekat dengan meja BU NAIMAH, di mana BU NAIMAH sudah nampak duduk beristirahat.

Sesampainya di meja, PAK YATNO meletakkan buku bawaannya ke atas meja, dan membereskan mejanya.

PAK YATNO melihat-lihat sekeliling, mencarikan kursi untuk KENAN dan MICHELLE yang sedang berdiri di depan mejanya.

PAK YATNO

(dengan kalem)
Kalian berdiri dulu ya, maaf kursinya nggak cukup.

MICHELLE

Iya pak, nggak apa-apa.

PAK YATNO

Michelle... Bapak mau tanya. Apa betul tadi kamu bawa daging babi?

KENAN dan MICHELLE terkejut dengan pertanyaan yang diutarakan PAK YATNO.

MICHELLE

Eee, betul pak.

PAK YATNO

Kenan... Bapak denger tadi kamu juga ikut makan daging babinya, itu betul?

KENAN

Oh, enggak kok Pak. Saya tadi cuma nanya-nanya ke Michelle aja. Tadi itu temen-temen cuma nyeletuk bercanda kok.

PAK YATNO

Bener, Michelle?

MICHELLE

Iya Pak. Benar.

PAK YATNO

Syukur kalau gitu. Bapak cuma khawatir kalau kamu penasaran dan akhirnya coba-coba. Michelle juga, tolong hargai teman kamu... Ya? Jangan bikin teman kamu penasaran.

BU NAIMAH yang ternyata sedari tadi mendengarkan, tiba-tiba menyela.

BU NAIMAH

Nah kan, Michelle. Anu Pak Yatno, tadi itu dia sempet cerita di kelas soal babi kecap. Makanya tadi ibu suruh kamu berhenti. Kebukti kan, akhirnya temanmu jadi kepingin.
(sambil tertawa ringan)

KENAN

Nggak Pak, Bu. Ini murni salah saya yang tiba-tiba penasaran. Saya kira kami dipanggil ke sini karena terlambat masuk kelas. Tapi kelau ternyata babi yang jadi masalah, maka Michelle harusnya nggak dipanggil ke sini juga. Ini murni salah saya.

BU NAIMAH

Kamu memang salah, tapi bukan sepenuhnya salah kamu juga. Yang namanya rasa penasaran kan pasti ada pemicunya. Kalau misal...

MICHELLE

Udahlah Nan. Ini salah saya juga, Pak, Bu. Tadi saya juga sempat menggoda Kenan dengan bekal babi yang saya bawa. Bahkan tadi saya juga sempat nawarin ke Kenan. Saya sangat minta maaf.

PAK YATNO

(menghela napas sejenak)
Lain kali kamu harus lebih menghargai temanmu, Michelle. Kita nggak hidup sendiri, jadi tolong jangan egois. Sebisa mungkin, coba pahami lingkungan sekitarmu.

KENAN

(dengan nada agak jengkel)
Pak, Michelle itu tadi sudah makan diam-diam lho. Sendirian di taman. Tapi saya...

BU NAIMAH

(memotong ucapan KENAN)
Akan lebih baik kalau kamu makan babinya di rumah aja, Michelle. Jadi kamu nggak perlu repot-repot makan sembunyi-sembunyi kayak tadi.

Mereka terdiam cukup lama. Dalam situasi yang hening, KENAN justru merasakan suasana yang bergejolak. 

PAK YATNO

Ya, kira-kira gitu aja yang mau bapak sampaikan. Intinya, bapak cuma berharap kita bisa saling menghargai perbedaan.

Situasi ironi dirasakan oleh KENAN dan MICHELLE di balik nasehat dan tutur kata lembut dari PAK YATNO dan BU NAIMAH, yang justru lebih menyakitkan daripada sekadar dimarahi.

KENAN tampak jengkel. Kepalanya menunduk, kedua tangannya mengepal dengan keras.

MICHELLE juga menunduk, namun ia terlihat pasrah.

PAK YATNO

Ya udah, sekarang kalian berdua silahkan kembali.

KENAN & MICHELLE

Terima kasih Pak.

KENAN dan MICHELLE berjalan keluar ruangan dengan hening.


21. INT. SEKOLAH - DI DEPAN PINTU RUANG GURU - CONTINUOUS

CAST : KENAN, MICHELLE

KENAN dan MICHELLE berjalan berdampingan, hendak menuju ruang kelas, masih dalam keheningan.

KENAN

Chelle, aku minta maaf.

MICHELLE

(melangkah lebih depan dari KENAN, dengan suara bergetar)
Nggak masalah, Nan.

MICHELLE berjalan lebih cepat dan mendahului KENAN.

Langkah KENAN terhenti. Ia sengaja membiarkan MICHELLE berjalan mendahuluinya. Mendengar suara MICHELLE yang bergetar, ia sadar bahwa MICHELLE sedang menangis.


22. INT. RUMAH KENAN - KAMAR KENAN - MALAM

CAST : KENAN, KUCING KENAN, MAMA KENAN (O.S.)

KENAN tengah belajar di mejanya.

KUCING KENAN duduk di atas meja belajar KENAN.

Alih-alih fokus belajar, KENAN justru terlihat semakin gelisah dari biasanya.

KENAN

(sambil mengelus-elus kucingnya dengan lembut)
Padahal harusnya gua doang yang disalahin.
(berpikir sejenak)
Harusnya malah nggak ada yang salah sih.
(dengan muka dan nada mengejek)
"Michelle, tolong jangan egois~"
(mengelus-elus kucing dengan keras dan kasar)
Nasehatin soal menghargai perbedaan, tapi Michelle doang yang dipojokin.
(berteriak dengan keras)
HAAAAA KOCAK!

MAMA KENAN (O.S.)

(berteriak dari luar kamar)
Naaaann! Belajar! Jangan nontonin video kocak!

KUCING KENAN nampak kaku dan membeku menatap KENAN saking kagetnya.


INT. SEKOLAH - RUANG KELAS LANTAI 2 - PAGI HARI BERIKUTNYA

CAST : KENAN, RYAN

Di jam istirahat, KENAN hanya duduk di dalam kelas dengan lesu.

Melalui jendela, KENAN melihat MICHELLE yang makan babi sendirian seperti hari kemarin.

Kali ini, MICHELLE sama sekali tidak melihat ke arah KENAN.

RYAN

Cuy!

KENAN

Apaan?

RYAN

Nggak lu samperin lagi tuh, si Michelle?

KENAN

Biarin aja dia makan dengan tenang.

RYAN

Halah, Nan. Cuma segitu aja tekad lu buat PDKT ama dia?

KENAN

Udah gua bilang, gua cuma penasaran sama babinya. Kemarin kan udah gua tanya-tanya, jadi ya udah ngapain lagi nyamperin dia.

RYAN menyipitkan mata, dan tersenyum menyebalkan di hadapan KENAN.

KENAN hanya melirik RYAN dengan kesal.

RYAN

Iya-iya sorry. By the way, Nan, ntar malem karaoke yuk! Mumpung weekend. Sama Anin juga katanya mau ikut.

KENAN

Oke deh. Ntar jemput aku ya di rumah.

RYAN

Sip! Yaudah aku mau jajan dulu di kantin.

RYAN berjalan keluar kelas.

KENAN mulai melanjutkan melihat ke arah jendela. Namun, MICHELLE sudah tidak ada.

Sesaat kemudian, terlihat di dekat pintu, MICHELLE sedang memasuki ruang kelas.

MICHELLE berjalan menuju tempat duduknya, tanpa melihat ke arah KENAN sama sekali.

KENAN hanya terdiam, merasa bersalah.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar