Sinestesia
11. Kompetisi Duet

74 INT. RUMAH KOSONG - DAY

Galang sedang bermain piano dengan merdu. Dari belakang muncul Wanda menyodorkan sebuah pamflet kompetisi cipta lagu di atas piano.

GALANG
Kompetisi cipta lagu?
WANDA
Iya, jadi saya udah tanya-tanya sama penyelenggara. Udah ngambil formulirnya, terus saya udah hubungi pelatih paduan suara buat ketemuan untuk minta daftarin kita berdua, kamu mau ikut kan?
GALANG
Enggak.
WANDA
Oke, besok kita ketemu pelatih paduan suara, ya.
GALANG
Wan...

CUT TO:

75 INT. SEKRET PADUAN SUARA - DAY

Wanda dan Galang duduk di depan Pak Budi. Galang terlihat diam saja. Pak Budi memerhatikan Galang dengan penuh penasaran.

PAK BUDI
Ini orangnya?
WANDA
Betul, pak.
PAK BUDI
Begini, ini kompetisi besar, kalian bawa nama sekolah. Oke saya tahu kemampuan Wanda seperti apa, tapi...
WANDA
Jangan khawatir, pak. Galang sudah khatam soal main piano. Bapak bisa buktiin sendiri.

Pak Budi hanya melihat Galang.

CUT TO:

Galang memainkan sebuah instrumen klasik. Pelatih terkesima melihat permainan Galang.

WANDA
(tersenyum)
Bener kan, pak?
PAK BUDI
(mengangguk-ngangguk ke arah Wanda)
Kamu, siapa? Galang? Kenapa kamu gak pernah tunjukin kamu bisa main piano di sekolah?

Galang hanya tersenyum.

WANDA
Cukup, Pak, nanti dia besar kepala.
PAK BUDI
Oke, bapak mau daftarin kalian ikut kompetisi ini, tapi syaratnya kalian harus latihan di sekret, biar bapak bisa pantau.

Wanda kegirangan mendengarkan persetujuan dari Pak Budi. Galang hanya tersenyum.

CUT TO:

76 INT. SEKRET PADUAN SUARA - DAY

Wanda dan Galang tengah berlatih lagu ciptaan mereka. Pak Budi memantau latihan mereka. Suara Wanda terdengar pelan.

PAK BUDI
Stop-stop!

Galang dan Wanda berhenti.

PAK BUDI
Wanda kamu kurang all out. Coba atur napas, ikutin bapak.

Pak Budi memperaktikan latihan pernapasan, Wanda mengikuti setelahnya.

Beat...

Beberapa anggota paduan suara masuk ke ruang sekret. Mereka menatap Galang dan Wanda yang tengah berlatih, kemudian duduk di tempat yang agak jauh dari Wanda dan Galang. Wanda memerhatikan mereka.

ANGGOTA KOR 1
(bisik-bisik)
Serius? Wanda yang dipilih?
ANGGOTA KOR 2
Ya liat aja sendiri.

Wanda masih memerhatikan mereka.

EMA
Emang gak takut gagal lagi ya, pak? Malu-maluin sekolah loh.

Wanda menunduk.

PAK BUDI
Yaaa, kan gak ada salahnya kita coba lagi. Masa kalah sekali langsung berhenti.

Beberapa anggota kor menampakan raut wajah sebal, kemudian berpaling dari Galang dan Wanda. Mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

PAK BUDI
Udah jangan didengar. Kamu fokus aja. Yok, ikutin bapak.

Pelatih melakukan latihan pernapasan yang diikuti oleh Wanda.

CUT TO:

77 EXT. KANTIN - DAY

Wanda dan Galang sedang bersantap di kantin.

GALANG
Kamu ada masalah apa, sih, sama mereka?
WANDA
(sambil mengunyah)
Yaa..gara-gara kompetisi kemarin. Lupa lirik.

Galang tertawa.

WANDA
(kesal)
Kok malah ketawa. Kamu pikir lucu apa lupa lirik di atas panggung ditonton banyak orang.
GALANG
Bukan itu. Lucu aja mereka kesel sama kamu cuma gara-gara itu.

Wanda menatap Galang. Wanda merasa dimengerti oleh Galang.

GALANG
Bagus aku gak gabung paduan suara. Anggotanya gak solid. Ketuanya juga...
WANDA
(kesal)
Apa?

Wanda dan Galang saling tatap, lalu tertawa.

GALANG
Tapi, kompetisi ini gak bakal lupa lirik, kan?
WANDA
Doain aja.

Wanda tersenyum.

CUT TO:

78 BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATION

A. Sekret - Wanda, Galang, dan Pak Budi berlatih di sekret Paduan suara.

B. Rumah kosong - Wanda dan Galang berdiskusi soal lagu mereka. Galang duduk di depan piano.

C. Kantin - Wanda menunjukan lirik lagunya pada Galang.

D. Sekret - Wanda, Galang, dan Pak Budi berlatih di sekret paduan suara.

E. Rumah Kosong - Galang dan Wanda berlatih.

F. Rumah Wanda - Nenek sedang membersihkan kamar Wanda, nenek melihat kertas ujian Wanda yang mendapatkan nilai jelek.

G. Jalanan - Galang berpamitan dengan Wanda lalu berpisah.

H. Rumah Wanda - Wanda berjalan menuju rumah, nenek sedang menunggunya di teras rumah.

END MONTAGE

79 INT. RUMAH WANDA - DAY

Wanda duduk termenung tak berani melihat wajah nenek, di meja terdapat lembar ujian Wanda. Nenek berdiri di samping Wanda dengan raut wajah yang kecewa. Suasana tegang.

NENEK WANDA
Nenek sudah bilang, kamu boleh main musik, tapi jangan lupain sekolahmu. Bentar lagi kamu kuliah, loh.

Wanda hanya terdiam.

NENEK WANDA
Kalo udah kayak gini, mau gimana?...nenek itu sayang sama kamu Wanda.
WANDA
Nek, sekali aja. Wanda pengin ngelakuin hal yang Wanda suka dan nenek ngedukung.
NENEK WANDA
Nenek paham. Nenek dukung. Tapi untuk sekarang kamu lebih baik fokus...

Wanda langsung berdiri tiba-tiba dan berlari menuju kamar tanpa melihat nenek.

NENEK WANDA
Wanda!!!

Terdengar suara pintu tertutup dengan keras.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar