Sinestesia
8. Rencana Bikin Lagu

60 EXT. RUMAH WANDA - DAY

Galang menunggu di halaman rumah Wanda. Sementara Wanda sudah berada di dalam rumah.

WANDA
(menengok ke Galang)
Masuk!

61 INT. RUMAH WANDA - CONTINUOUS

Galang masuk ke dalam rumah Wanda. Wanda mempersilakan Galang untuk duduk. Tante Arum melintas dengan membawa bahan-bahan untuk memasak. Nenek sedang memasak sesuatu di dapur.

...Tante Arum tampak penasaran dengan Galang.

TANTE ARUM
Haloooo siapa ini?
WANDA
(membawa minum untuk Galang)
Oh iya kenalin temennya Wanda, Galang.
GALANG
(canggung)
Tante.
TANTE ARUM
Pacar kamu?

Galang dan Wanda saling menatap. Wanda tertawa.

WANDA
Udah dibilangin teman juga.
NENEK WANDA
Kalian itu masih kecil. Harusnya fokus belajar dulu, jangan pacaran.
WANDA
(lembut)
Nenek...ini teman Wanda. Bukan pacar.
TANTE ARUM
Yaudah lanjutin aja yang kalian mau kerjain.
(pause)
Oh iya, Galang mau minum apa?
GALANG
Gak usah tante, makasih.

Wanda masuk ke dalam kamarnya dan mencari-cari buku not miliknya. Tetapi Wanda tidak menemukannya. Wanda teringat sesuatu. 

Wanda keluar kamar dan meraih kunci mobil di gantungan dinding.

WANDA
Tante, pinjem mobil.

Wanda mengangguk kepada Galang. Galang bangkit dengan bingung, lalu berjalan mengikuti Wanda.

TANTE ARUM
Ehh ke mana? Wanda, jangan lama-lama.
NENEK WANDA
Jangan pulang malam.
WANDA (O.S.)
Iyaaa.

CUT TO:

62 INT. SEKRET PADUAN SUARA - DAY

Wanda masuk ke dalam sekret paduan. Wanda membuka-buka tumpukan kertas yang berada di lemari. Saat menemukan buku notnya, Ema masuk ke sekret.

EMA
Ngapain kamu?

Wanda menengok sekilas dan mengabaikannya. Ia menemukan buku yang dicari. Frizka menatap buku yang dipegang Wanda.

FRIZKA
Mau kamu bawa ke mana? Itu masih dipakek.
WANDA
Saya pinjem bentar.

Wanda berjalan hendak keluar sambil membawa beberapa buku not.

EMA
Biarin aja, apa sih yang dia peduli dari klub ini. Kita gagal kemarin aja dia langsung ngilang.

Wanda berhenti berjalan.

WANDA
Ini buku saya.
EMA
(ngotot)
Ya udah ambil!
FRIZKA
Itu memang punya kamu, Wan. Tapi adik-adik kelas kan masih butuh buat latihan. Pikirin mereka juga.
EMA
(tertawa)
Yaelah.. sejak kapan dia mikirin kita.

Wanda menampakan wajah kesal.

...Yeyen masuk sekret ke paduan suara. Ia menatap Ema, Frizka, dan Wanda bergantian.

YEYEN
(senyum)
Wanda. 

Wanda menatap Yeyen, lalu memberikan buku not tersebut ke Yeyen. Yeyen menerimanya dengan raut wajah kebingungan.

...Wanda pergi keluar sekret paduan suara.

YEYEN
Wanda..mau ke mana? Gak ikut latihan.
EMA
Yen!

CUT TO:

63 I/E. MOBIL - DAY

Wanda baru saja masuk ke dalam mobilnya. Wanda menyalakan mobil dan memasukan gigi. Galang masih duduk di kursi penumpang di sebelahnya.

GALANG
Bukunya?

Wanda mengabaikan dan langsung tancap gas. Saking ngebutnya, Galang tersentak.

CUT TO:

64 INT. RUMAH KOSONG - DAY

Galang dan Wanda baru memasuki ruang piano di rumah kosong. Wanda melempar tasnya dengan kesal dan langsung rebahan di sofa. Sementara, Galang membuka jendela dan duduk di kursi piano.

WANDA
(bangkit dari duduknya)
Dari awal mereka yang maksa. Saya sudah bilang gak siap. Begitu kalah malah nyalahin saya. Siapa coba yang egois?

Galang menatap Wanda yang sedang misuh-misuh sambil berjalan mondar-mandir.

WANDA
Saya juga sudah minta maaf. Terus apa lagi? Iya, saya tau saya salah, tapi...

Galang memainkan pianonya.

WANDA
Kamu dengar gak sih?
GALANG
(sambil memainkan piano)
Iyaaa dengar.
WANDA
Itu buku saya. Mereka gak punya hak buat halangin saya.

Galang memainkan piano seolah mengikuti omelan Wanda.

GALANG
Terus kenapa gak kamu ambil?
WANDA
Yaaaaaa...biar mereka gak banyak omong.

Galang masih memainkan pianonya mengikuti omelan Wanda.

WANDA
Sebenarnya kamu belain siapa, sih?

Galang berhenti bermain piano dan menatap Wanda.

Beat...

Keduanya mulai tersenyum. Lalu, tertawa.

CUT TO:

Galang dan Wanda duduk di bingkai jendela.

GALANG
Yaudah lah, lagian cuma buku. Mungkin mereka memang butuh.
WANDA
Tapi gak gitu cara ngomongnya. Bikin kesel aja.

Beat...

GALANG
(sambil menatap ke luar jendela)
Kita bikin lagu sendiri aja.
(menoleh ke Wanda)
Gimana?

Wanda menatap Galang. Ia tersenyum setuju dan menyukai rencana Galang.

WANDA
Oke.

CUT TO:

Wanda berdiri menenteng tasnya, dia pamit dengan Galang untuk pulang duluan.

WANDA
Saya balik duluan ya.

Terdengar suara hujan. Wanda melihat keluar jendela. Tampak hujan begitu deras dan petir menyambar.

WANDA
ckkk deres lagi. 

Wanda melihat Galang.

WANDA
(kepada Galang)
Gimana, nih?

Galang hanya mengangkat bahunya.

Wanda lalu kembali merebahkan badan ke sofa.

WANDA
Aargggghh, ngapain lagi nih kita?

Galang kembali hanya mengangkat bahunya, Wanda pun sedikit kecewa melihat respons Galang.

GALANG
Kamu sih, parkirnya jauh.

Beat...

Wanda merebahkan badan ke samping Galang di sofa.

Beat...

Terdengar suara petir menyambar. Wanda langsung meringkuh di pundak Galang. Mereka berdua saling bertatapan mata. Sedikit canggung.

WANDA
(memecah suasana)
Hujannya kok gak berhenti-berhenti ya, sudah sore, takut dicariin Nenek.
GALANG
(canggung)
Ya kabarin aja.

Wanda mengambil handphone-nya di tas, lalu menelepon Tante Arum.

WANDA
Halo tante?
TANTE ARUM (V.O.)
(cemas)
Halo, Wanda! Kamu di mana? Sudah sore kok belum pulang?
WANDA
Iya tante, kejebak hujan ini.
TANTE ARUM
Iya terus kamu ini di mana? Sama siapa?
WANDA
(melihat galang)
Lagi diiii, samaaaa...

Wanda berpikir keadaannya sekarang bakal membuat Tante Arum salah paham karena dia berada di rumah kosong bersama laki-laki. 

WANDA
Eeee nanti Wanda telepon lagi tante.

Wanda mematikan telpon.

GALANG
Gimana? 

Mereka bepikir sejenak. Wanda tercerahkan melihat kantong trashbag yang belum dipakai. Lalu Wanda melihat Galang. Mengisyaratkan untuk memakai trashbag itu sebagi jas hujan. Galang terpaksa setuju.

CUT TO:

65 EXT. JALANAN - DAY

Galang dan Wanda berada di samping jalan dengan memakai trashbag sebagai jas hujan. 

WANDA
Ya udah, sampai ketemu besok ya.
GALANG
Hati-hati.
WANDA
Kamu juga hati-hati.

Mereka berdua berpisah dan melambaikan tangan.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar