80. INT. RUMAH - RUANG TENGAH — DAY
Desi duduk di lantai beralaskan tikar, menonton video yang direkam Arul di pantai. Desi merasa haru menyaksikan itu.
Siska datang dari arah dapur membawa keranjang berisi jemuran yang sudah kering. Desi menunjukkn video singkat itu ke Siska. Siska mengambil handphone Desi.
Siska duduk berhadapan dengan Desi.
Desi mulai melipat jemuran yang sudah kering.
Siska selesai menonton, mengembalikan handphone Desi.
Mereka berdua fokus melipat jemuran.
81. EXT. STASIUN KERETA — DAY
Siska dan Indra berdiri bersampingan sembari berpegang tangan tak jauh dari rel. Kereta sudah sampai di depan mereka. Menunggu kereta selesai berhenti seutuhnya.
Siska membalas dengan senyum. Mereka berpelukan untuk sebentar. Indra tiba-tiba teringat sesuatu.
Siska melangkah menuju pintu masuk kereta. Mereka saling melambai tangan untuk sebentar.
82. EXT. RUMAH - HALAMAN BELAKANG — NIGHT
Rusdi dan Desi duduk bersampingan di kursi yang berhadapan langsung dengan halaman belakang. Indra dan Arul duduk di lantai di depan Rusdi-Desi, juga menghadap halaman belakang.
Kita beralih melihat halaman belakang rumah yang nampak luas dan bersih. Masih terlihat bekas pembakaran rumput.
Mereka berempat mendongakkan kepala melihat langit.
Langit malam ini mendung. Sedikit berwarna oranye.
Desi melirik Rusdi.
Rusdi hanya mengangguk. Matanya masih fokus melihat langit.
Tidak ada yang menjawab. Semuanya diam. Tapi Indra perlahan tersenyum, kembali mengingat kejadian itu dan mulai tertawa. Rusdi juga ikut tertawa kecil. Desi seperti tersipu malu.
Arul menjadi tidak bersemangat.
Indra mengeluarkan ponsel dari saku celanya.
Indra meletakkan kembali handphonennya ke sakunya.
Desi memberikan ponselnya ke Indra yang sudah siap dalam mode kamera.
Indra yang memegang kameranya, mereka berempat sedikit merapat, lalu tersenyum. Satu foto terambil. Indra mengeceknya.
Indra memberikan handphone Desi ke Arul.
Arul mengikut perintah. Mereka merapat lagi dan mengambil satu foto lagi. Indra mengecek hasilnya.
Desi mengatur posisi foto mereka. Desi beranjak dari kursinya, membawa kursinya masuk ke dalam.
Desi menggeser kursi Rusdi sedikit lebih ke tengah.
Mereka mengatur posisi foto.
Desi memberikan ponsel ke Rusdi.
Rusdi mengambil foto. Mereka tampak bagus di foto terakhir ini. Tersenyum lebar dan bahagia.
83. INT. RUMAH - KAMAR INDRA/ARUL — NIGHT
Ada dua ranjang di setiap sudut kamar. Indra dan Arul sudah terlelap di ranjang masing-masing.
84. INT. RUMAH - NIGHT
LONG TAKE SHOT.
Desi terlelap di bawah selimutnya. Sepi sekali suasana sekitarnya. Hanya terdengar suara embusan napas Desi. Kemudian terdengar seseorang memanggil nama Desi, suaranya sangat kecil. Kita tahu itu suara Rusdi. Rusdi terus memanggil dari luar kamar. Desi terbangun. Ia mendengar suara itu. Dengan sigap ia beranjak dari ranjangnya. Kita terus mengikutinya berjalan untuk menyalakan lampu kamar. Lalu keluar dari kamarnya. Sekarang terdengar jelas suara Rusdi. Rusdi berdiri di dalam gelap, di depan kamarnya. Desi berjalan untuk menyalakan lampu ruang tengah.
Lampu menyala. Desi berjalan mendekat ke Rusdi. Ia mencium bau yang tidak enak. Rusdi hanya terus berdiri di depan pintu kamarnya, memegang bagian pintu kamar.
Desi berjalan masuk ke kamarnya. Kita mengikutinya. Desi mengambil selimut tipis yang dipakainya tadi. Lalu kembali keluar mendekati Rusdi. Setelah itu melingkarkan selimut itu ke pinggang Rusdi.
Desi mengecek. Di kaki Rusdi sudah mengalir beberapa bekas kotoran.
Kita masih mengikuti Desi berjalan menuju dapur. Menyalakan lampu dapur lalu menuju ke lemari kayu. Membuka lemari kayu itu untuk mengambil kain-kain lap yang ada di bagian bawah dalam lemari. Desi mengambil sekitar enam kain lap. Membawanya di tangannya. Desi kembali menuju ke Rusdi. Rusdi masih berdiri seperti patung di depan kamarnya. Desi mendekat, lalu duduk di kedua kakinya untuk membersihkan cairan kotoran yang ada di kaki Rusdi dengan salah satu kain lap yang dibawanya. Dia menahan bau busuk yang dihirupnya.
Desi meletakkan bekas kain lap di lantai. Lalu berdiri untuk membantu Rusdi berjalan, juga membantu Rusdi untuk merekatkan selimut yang ada di pinggangnya.
Desi membantu Rusdi berjalan. Rusdi terus memegang perutnya. Dia juga terus terbatuk sejak tadi, sangat keras.
Rusdi tidak menjawab mereka terus berjalan ke dapur. Desi mengarahkan Rusdi untuk masuk ke kamar mandi.
Kita mengikuti Desi lagi. Berjalan melintasi dapur menuju kamar Indra. Belum sampai, Indra sudah keluar dari kamar.
Indra beranjak menuju dapur mengecek Rusdi.
Desi berjalan ke arah kamar Rusdi. Mengambil kain-kain lap yang ada di lantai. Lalu masuk ke kamar Rusdi. Terdengar suara Rusdi terbatuk. Desi terus masuk, lalu menyalakan lampu kamar Rusdi. Selimut Rusdi sudah ada di lantai. Sementara di lantai pintu masuk sudah ada beberapa tetesan kotoran. Di atas ranjang Rusdi ada bekas basah. Batuk Rusdi makin terdengar parah. Desi mulai khawatir.
Desi meninggalkan kamar Rusdi. Berjalan dengan panik menuju dapur. Tiba-tiba Arul datang dari arah dapur, berlari ke kamar Rusdi, melewati Desi.
Desi tertegun, bergeming di tempat. Memperhatikan Arul masuk ke kamar Rusdi. Desi kemudian beranjak ke dapur, menuju ke kamar mandi yang pintunya sedikit terbuka.
Terdengar suara Rusdi yang terus batuk.
Desi mendekat ke pintu kamar mandi.
Desi mundur beberapa langkah. Napasnya mulai terasa sesak. Desi nampak sangat panik. Arul datang membawa celana ganti, langsung masuk ke kamar mandi. Desi hanya memperhatikan, menarik kursi meja makan lalu duduk dan menenangkan perasaannya. Dia hanya bisa mendengar suara batuk Rusdi untuk beberapa saat. Kemudian tiba-tiba Arul keluar dengan sigap. Menyusul Indra yang menggendong Rusdi di belakangnya. Rusdi nampak setengah sadar, napasnya begitu sesak. Desi beranjak. Kita mengikuti mereka semua melewati dapur, ruang tengah, kemudian ruang depan, menunggu sebentar saat Arul membuka kunci pintu rumah. Desi terus mengecek Rusdi, berusaha membangunkannya. Suara Desi bergetar, dia menangis.
85. EXT. RUMAH — CONTINOUS
Kita menunggu di depan pintu, mendengar suara kunci pintu dibuka dari dalam. Arul membuka pintu dan langsung berlari menuju motor yang terparkir tak jauh dari teras. Indra dan Desi menyusul di belakangnya. Indra naik ke motor hati-hati, masih menggendong Rusdi di belakangnya, Arul membantunya mendudukkan Rusdi di jok motor. Kemudian Arul juga naik di belakang, melingkarkan tangannya ke pinggang Indra.
Indra menjalankan motornya meninggalkan Desi. Desi memperhatikan Indra berjalan semakin jauh. Napas Desi terdengar begitu sesak.
CUT TO :