1. INT. BUTIK – BUTIK GADIS – MORNING
MUSIC TECHNO TERDENGAR. GADIS, 25, memakai terusan setinggi lutut dengan motif bunga, rambutnya dikucir satu – duduk sendirian di konter kasir, membuka handphone. Membaca chat semalam dengan sahabatnya, Iko.
FARA, 26, sepupu sekaligus rekan kerja Gadis muncul dari belakang. Melihatnya, buru-buru Gadis mematikan handphone dan memasukkannya ke dalam tas.
Fara menarik kursi berkaki tinggi dan duduk di seberang konter kasir.
FARA
Lo seriusan mau pergi sama Iko?
Gadis tertawa kecil.
FARA (CONT’D)
Emangnya mau ke mana, sih? Udah izin sama Sandra?
(beat)
Dua minggu lagi mereka nikah, loh.
GADIS
Ya makanya itu dia mikir kalau kita musti pergi bareng hari ini.
FARA
(tertawa)
Mau farewell party ceritanya? Harus banget, ya?
Gadis dan Fara tertawa.
Fara melihat ke luar melalui dinding kaca. Sebuah SUV hitam berhenti di depan.
Seorang laki-laki tinggi keluar, memakai polo shirt hitam dan jins biru. Dia adalah IKO, 26.
Fara menunjuk Iko dengan dagu: TUH. Gadis menoleh ke belakang.
2. INT. BUTIK – BUTIK GADIS – MORNING
Iko masuk, tersenyum canggung. Dia berjalan menuju konter kasir. Mereka semua saling sapa dan berbasa-basi sedikit. Iko berdiri di sebelah Fara. Diam-diam, Fara melirik Gadis.
IKO
(ke Gadis)
Kita nemuin Tatiana dulu, ya.
Gadis memandang Iko menuntut dijelaskan.
IKO (CONT’D)
Barusan dia WA kalau lewat dari jam sepuluh dia nggak bisa. Mau ketemu orang penting katanya.
GADIS
Tapi dia di rumah, kan? Nggak di tempat lain?
Iko memandang Gadis memberikan jawaban: YA.
IKO
Berangkat sekarang?
Gadis mengangguk. Meraih tas dan kemudian berjalan keluar daru konter.
GADIS
(ke Fara)
Titip toko, ya.
3. I/E. MOBIL/JALAN RAYA – MORNING
MUSIK FOLK MULAI. Iko menyetir dengan kalem.
Gadis melirik jok belakang melalui kaca mobil. Ada dua PAPER BAG yang terlihat penuh di sana. Salah satu tasnya memperlihatkan tulisan “ALV’S PRINTING”.
Gadis ingin mengatakan sesuatu. Tapi tak jadi.
4. EXT. RUMAH TATIANA – HALAMAN DEPAN – MORNING
Gadis turun dari mobil terlebih dahulu. Iko menyusul.
Iko membuka pintu belakang mobil. Memungut salah satu paper bag dan membawanya.
Gadis naik ke teras rumah Tatiana dan mengetuk pintu.
Iko bergabung dengan Gadis. Berdiri di sisinya. Tak lama kemudian, pintu terbuka. Wajah TATIANA, 27, bulat dan ceria, nongol dari belakang pintu.
Mereka saling sapa. Tatiana tertawa keras sebelum kemudian mempersilakan Iko dan Gadis masuk.
5. INT. RUMAH TATIANA – RUANG TAMU – MORNING
Gadis dan Iko duduk bersebelahan. Hal ini membuat Tatiana tersenyum-senyum penuh arti.
Iko merasa kikuk. Tapi ia berusaha menguasai diri dan bersikap santai.
Iko meletakkan paper bag di atas meja.
TATIANA
(melirik paper bag)
Tadinya gue kira elo berdua yang mau merit.
Iko dan Gadis tertawa.
IKO
Loh, kan kita udah hidup bareng. Ngapain juga merit.
Tawa Tatiana lepas. Iko merasa tidak nyaman.
TATIANA
Kok ngapain? Bukannya kalau sesuai aturan tu begitu ya?
IKO
Masalahnya, kita berdua yang enggak pakai aturan.
Gadis menoleh Iko sambil mengerutkan dahi.
Gadis tertawa kecil.
IKO (CONT’D)
Jadi enggak perlulah ada yang begituan.
TATIANA
(mencibir)
Yee ... itu sih emang maunya elo aja. Dasar laki!
IKO
Hmm, nggak bisa pukul rata gitu dong. Diskriminatif enggak betina tuh namanya.
Tatiana menjulurkan lidah.
Sementara Gadis hanya tertawa-tawa.
LATER
Iko meraih paper bag. Kemudian dia mengambil sebundel KARTU UNDANGAN dari dalamnya yang bersampul merah marun. Iko memeriksa nama pada sampulnya dan memisahkan TUJUH SAMPUL dari yang lain. Memasukkan kembali sisanya ke dalam paper bag.
Iko menyodorkan tujuh sampul undangan ke depan Tatiana.
Tatiana menaikkan alis. Memungut undangan tersebut.
IKO
(ke Tatiana)
Sesuai kesepakatan.