43. EXT. RS. CASSIE CROOK. PAGI
CAST : Karin
Karin berjalan dikoridor rumah sakit lalu menuju kamar 404. Karin membawa buket bunga dan makanan.
Sampai di depan pintu kamar 404.
Karin merapikan gaun dan rambutnya. Karin mengetuk pintu.
44. INT.KAMAR 404. PAGI
CAST : Karin, Felik
Karin membuka pelan pintu lalu masuk ke dalam kamar Felik. Karin mengamati kamar Felik.Felik memandang ke luar jendela. Tidak menyadari kedatangan Karin.
KARIN
(bergumam pelan mengucapkan nama felika seperti yang terlihat di papan nama pasien kamar 404)
Ini seperti kamar tidur bukan kamar pasien.
Felik kaget, memutar kepala, mereka berpandangan.
FELIK
(terbata-bata)
Si, siapa kamu? Apa kamu malaikat cantik yang mau menjemput aku? A.. aku belum siap. Maksudku, aku harus bertemu Ayah, maksudku dokter Ali dan ka.. kakak Kasuma dulu.
Karin berpura-pura kaget
KARIN
(celingukan)
Ha?ha? Mana?mana malaikat cantiknya? Wah, kamar ini memang hebat.
Felik tertawa.
FELIK
(menutup mulut)
Kakak pasti salah masuk kamar, kakak bukan temannya Kak Kasuma kan?
KARIN
(tertawa)
Kenapa begitu?
FELIK
(mengangkat bahu)
Karena Kak Kasuma gak akan mungkin punya teman secantik ini.
KARIN
(ikut tertawa)
Namaku Karin (beat)
Hei, siapa bilang Kasuma itu teman aku, dia itu bawahan aku.
FELIK
A.. aku Felika
Oh ya? Kak Kasu kerja dengan Kakak ya?
KARIN
(tertawa)
Eh, Lika kamu udah makan belum, aku bawa puding nih. Sini aku suapin.
Karin menyuapkan Felik puding dengan hati-hati. Mereka bergurau, Felik memeluk Karin. Karin tidak tahu kalau Felik adalah anak laki-laki.
FELIK
(lirih)
Kak Karin suka ya, sama Kak Kasu?
KARIN
(menghela napas)
Sedikit, tapi Kasu kayaknya enggak suka dech ama aku Lika.
FELIK
Hmm.. nanti aku bantu bilangin ke kak Kasuma ya.
KARIN
(kaget)
Eh, jangan, gak perlu.
Felik terdiam menatap Karin.
FELIK
(lirih)
Kak.. sebenarnya
KARIN
(heran)
Sebenarnya apa Lika?
FELIK
Tapi kakak jangan marah ya?
KARIN
Ich, kamu kenapa sih Lika? Misterius banget. Aku jadi takut tau
FELIK
Kak, aku.. aku sebenarnya cowok. Namaku Felik
Karin terbelalak, cepat menjauh dari kasur
KARIN
Apa? Jadi kamu laki-laki?
Karin membayangkan potongan adegan-adegan mereka di kamar tadi.
Karin diam dengan wajah menahan malu. Karin segera pergi dari rumah sakit meninggalkan Felik yang terus memanggilnya.