Seperti Rasi Bintang
4. ACT 2 - Nggak Semudah Itu Ternyata

17. EXT. KAMAR AYUDIA — SORE

Joana meletakkan sebelah tangannya di kayu jendela dan meremas sebelah rambutnya, rasanya frustasi campur lelah. Dia lagi bertelepon dengan Johan.

JOANA

Memang aku yang semalam bilang "bisa" dengan percaya dirinya, tapi ternyata nggak semudah itu.

JOHAN

Kenapa memangnya?

Joana melihat anak-anak di halaman sedang bermain.

FLASHBACK

18. EXT. HALAMAN RUMAH — PAGI

Mulai dari Siska, Siska terengah-engah bergerak dengan kursi roda mengikuti koreografi lalu tangannya menari. Joana melihat stopwatch di ponselnya sudah kelebihan waktu.

JOANA (V.O.)

Siska, dia kesusahan mengikuti gerakan karena kursi rodanya. Itu bikin dia kelebihan waktu dan nggak sesuai sama irama musiknya.

Lanjut ke Radi, Joana mencontohkan gerakan.

JOANA

Nah, seperti itu Radi! (Senyum)

Dia berbalik, tapi dibelakangnya tak ada orang, karena Radi sudah disebelah sana melihat kupu-kupu.

RADI

Wahh, warna sayapnya cantik!

Radi mencoba menirukan gerakan Joana dengan ragu-ragu. Joana mengernyitkan matanya karena ada yang nggak beres. 

JOANA (O.S.)

Tunggu... Radi gerakanmu terbalik, harusnya kamu ke kanan!

Radi menghela nafas dan pasang wajah lemas.

RADI

Salah terus! Udah bosen, nih.

JOANA (O.S.)

Sementara Radi, dia nggak bisa fokus dan kesusahan menirukan gerakan. Dia juga kayaknya nggak bisa bedakan arah kiri dan kanan.

Lanjut ke Aditya, Joana berusaha membantu Aditya menghafalkan gerakan dengan bolak-balik mencontohkan gerakannya sampai mengarahkan tubuh Aditya. Aditya kelihatan bingung dan takut-takut.

JOANA

Seperti ini, seperti ini ya!? (Memohon)

Joana berusaha bersabar meski frustasi, jam menunjukkan waktu berlalu sampai dua jam. Joana bercucuran keringat dan tiba-tiba tangan Aditya memukul wajahnya. Aditya sudah bosan dan mengamuk. Dia berbicara tak jelas dan Bu Sri datang menenangkannya, memberi obat. Joana terduduk dengan syok.

JOANA (V.O.)

Aditya... udah ‘ku duga dia yang paling susah. Dia hanya bisa sampai gerakan di detik sepuluh walau kita udah ulang-ulang sampai dua jam. Dan kemudian dia lupa.

Lanjut ke Amelia, Joana mengarahkan tubuh Amelia. 

JOANA

Betul, kakinya ke arah sini!

AMELIA

(Ragu-ragu)

Seperti ini?

JOANA (CONT'D)

Wah, betul kayak gitu!

JOANA (V.O.)

Kalau Amelia, dia buta tapi dia punya ingatan yang tajam. Jadinya tinggal membuatnya menghafal koreografinya aja.

Lanjut ke Rangga, Rangga menirukan gerakan Joana, Joana memberi tepuk tangan.

JOANA

Wahh, kamu cepat ngerti ya?

Rangga lalu terduduk dengan nafas tersenggal.

RANGGA

Makasih, Mbak. Tapi maaf banget ya, aku istirahat sebentar. Padahal latihannya baru sepuluh menit. Joana tersenyum mengangguk.

JOANA (V.O.)

Rangga dia cepat belajar. Wajar dia bisa ranking satu di sekolahnya, tapi karena dia ada penyakit jantung bawaan jadi mudah lelah.

Joana memperhatikan Rangga yang minum air di botol.

JOANA (CONT'D, V.O.)

Dia pasti bisa menari dengan baik asal latihan pelan-pelan. Tapi fisiknya tetap harus dibiasakan dan diperkuat, supaya bisa menari mengikuti waktu.

FLASHBACK SELESAI

19. INT. KAMAR AYUDIA — SORE

Joana mengernyitkan wajah, berpikir.

JOANA

Tapi masalah utama mereka yang harus diselesaikan sekarang, adalah membuat tubuh mereka lebih lentur karena gerakan mereka masih kaku.

Suara tawa Johan terdengar.

JOHAN

Jadi hari pertama kamu sibuk menginspeksi nih?

JOANA

(Senyum lelah)

Ya, gitu deh. Kamu?

JOHAN

Sama! Aku hari ini juga ditugasin ngelatih karyawan baru sama Mariana.

Joana mengangguk, fokusnya teralihkan melihat anak-anak yang ngumpul dibawah dan main tangkap bola.

JOHAN (CONT'D)

Karena mereka pemula, butuh waktu lama buat ngerti. Jadi butuh kesabaran apalagi pas ngajarin hal basic. Tapi dimana-mana ngajarin orang memang sulit ‘kan? 

Joana tersenyum tipis dan mengangguk.

JOHAN (CONT'D)

Makanya butuh kesabaran dan ketekunan. Aku yakin kamu bisa, kamu ‘kan Joana. Coba deh cari cara melatih mereka tapi nggak membosankan, karena merekakan masih anak-anak. 

CUT TO:

20. INT. KAMAR AYUDIA - MALAM

Kita melihat Joana rebahan diranjang dari atas, dia menatap langit-langit kamar sambil berpikir.

JOANA

Latihan yang nggak membosankan, ya? Yang kayak gimana...

Dia lalu teringat saat anak-anak tadi sore main tangkap bola.

JOANA (CONT'D)

Olahraga?

Pupil Joana membesar, dia dapat ide! Dia cepat-cepat mengambil ponselnya. Dia nyengir.

JOANA (CONT'D)

Oh, iya! Kalau kayak gini pasti menarik dan nggak membosankan.

Dia melirik Ayudia yang masih tegak di kursinya dan menulis.

JOANA (CONT'D)

Bahkan bagi anak itu... semoga.

Joana menyipitkan mata.

JOANA (CONT'D)

Tapi dia selalu duduk tegak sambil nulis gitu, nulis apa sih?

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar