10. INT. RUANG TAMU — SORE
Joana duduk di sofa, matanya melihat seluruh rumah. Terasa suasana vintage yang kental dan penuh seni. Terdapat pula piano, yang diatasnya ada foto Bu Sri (50) sedang bermain piano saat muda.
JOANA
BU SRI
Bu Sri mengelus bahu Joana, menyadarkannya dari lamunan. Joana salah tingkah dan malu. Dia segera berdiri untuk membantu Ayudia (16) menghidang teh. Ayudia terlihat menutup setelah mukanya dengan rambut guna menyembunyikan luka bakar diwajahnya.
AYUDIA
(Dingin)
Ucapan Ayudia yang disampaikan dengan wajah datar dan nada formal, membuat Joana kikuk dan balik ke tempat duduk.
BU SRI
(Tersenyum hangat)
JOANA
(Menggeleng dan memegang tangan Bu Sri)
Bu Sri tersenyum, Joana lalu menatap masing-masing anak dengan senyuman hangat yang penuh kasih sayang. Bu Sri senang melihat sikap Joana.
BU SRI
Joana terharu dan bangga.
JOANA
Keduanya tertawa. (Shot mata Joana) menatap semuanya lagi, rasanya dia udah nggak sabar mau mulai.
CUT TO:
11. INT. TANGGA RUMAH — SORE
Kaki Joana menaiki tangga, Ayudia memandu di depan. Kepala Joana miring karena fokus melihat foto-foto hormonis keluarga itu yang digantung di dinding. Dia jadi teringat kembali saat pertama kali membaca informasi tentang keluarga ini.
FLASHBACK
12. INT. RUANG DOSEN — PAGI
Joana terlihat terkejut selama membaca informasi tentang keluarga Bu Sri yang dikasih Pak Pairman melalui Pak Budi. Dia menatap Pak Budi.
JOANA
PAK BUDI
(Mengangguk)
JOANA
(Takjub)
PAK BUDI
(ketawa)
FLASHBACK SELESAI
13. INT. DEPAN PINTU KAMAR AYUDIA — SORE
JOANA
(gumam)
Ayudia membukakan pintu, hal itu bikin Joana kaget karena tiba-tiba dia baru sadar udah di depan pintu aja.
AYUDIA
JOANA
AYUDIA
(Mengangguk)
Kalau gitu saya permisi Mbak, mau masak dulu.
Joana balas mengangguk. Dia masuk dan menutup pintu. Joana sekarang tinggal sendirian dikamar asing yang akan jadi tempat tinggalnya sebulan ke depan, dia melihat sekeliling kamar. Dia lalu membuka koper untuk mengambil baju, tapi baru saja memilih-milih baju dia tiba-tiba teringat pada Johan. Cepat-cepat dia mengambil ponsel dari kantong celananya dan menelepon Johan.
JOANA
JOHAN
JOANA
14. EXT. PARKIRAN KANTOR — SORE
Johan tersenyum penuh cinta dan menyandarkan badannya pada badan mobil. Meski wajahnya lelah dan lusuh, mendengar suara Joana, semangatnya seperti kembali. Dia tiba-tiba jadi kangen tunangannya itu.
JOHAN
15. INT. KAMAR AYUDIA — SORE
JOANA
JOHAN
Joana tertawa. Dari bawah terdengar suara bising orang-orang masak, Joana jadi merasa nggak enak gak bantu.
JOANA
(Buru-buru)
JOHAN
Oh, oke. I love you, Jo!
JOANA
Love you more, Jo!
CUT TO:
16. INT. RUANG MAKAN — MALAM
Sepiring udang sambal yang melimpah diletakkan ditengah meja makan. Meski wajahnya datar, Ayudia nampak puas dengan hasil masakannya. Sementara itu yang lain (kecuali Aditya) nampak santai berada dalam obrolan dengan Joana.
JOANA
Yang lain selain Ayudia (fokus siapkan makanan) dan Aditya (masih takut-takut) mengangguk dengan bersemangat.
RADI
Betul sekali, Mbak!
Joana senang melihat semangat anak-anak, atensinya lalu terpindah pada Ayudia yang meletakkan sebakul nasi. Dengan begini makanan mereka sudah terhidangkan semua (zoom out shot nampak semua).
JOANA
AYUDIA
(datar)
Joana langsung ciut dan duduk rapi. Dia memperhatian Ayudia, sepertinya anak yang akan paling sulit dihadapinya ke depan adalah Ayudia, pikirnya. Tapi dilihat bagaimanapun, Ayudia itu sangat cantik. Ayudia menyadarinya dan jadi gak nyaman. Dia pikir Joana sedang melihat luka bakar yang ada di setengah wajahnya.
AYUDIA (CONT'D)
Joana langsung merasa canggung, dia malu dengan kebiasaannya yang suka memperhatikan orang terang-terangan.
BU SRI
(Mengelus kepala Ayudia)
Joana mengangguk canggung.
RANGGA
Rangga meletakkan udangnya di nasi Joana. Joana langsung melihat Rangga. Dia terharu.
JOANA (V.O.)
JOANA
(Senyum)
RADI
Joana menatap Radi sambil mengunyah. Joana mengangguk yang artinya memperbolehkan Radi bertanya. Lalu Radi menyenggol Siska, memberi kode ke Siska agar dia yang ngomong. Siska terbatuk.
SISKA
Sendok Joana yang sudah sedikit lagi masuk ke mulut, terhenti. Joana melihat binar semangat dan rasa ingin tau dari mata Radi & Siska. Joana bingung dan menatap Bu Sri, anak-anak ini belum tau? Bu Sri langsung mengerti artinya.
BU SRI
JOANA
Joana langsung menegakkan badannya dan tersenyum penuh semangat.
JOANA (CONT'D)
Joana mengangkhiri dengan tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya. Dia pikir semua akan senang, tapi ekspresi itu langsung ganti jadi kaget dalam sedetik karena Ayudia memukul meja.
AYUDIA
(Marah)
Ayudia berdiri dari kursinya dan menggeram. Joana panik dan ikut berdiri.
JOANA
Ayudia mengabaikan Joana dan menatap tajam Bu Sri.
AYUDIA
Mendengar bentakan Ayudia, Joana kaget lagi, dia gak sadar dia sampai mundur sedikit. Dia takut sama anak yang lebih muda 11 tahun darinya. Joana melirik Bu Sri karena pikir Bu Sri bisa menenangkan situasi yang tiba-tiba ini, tapi kagetnya Joana, Bu Sri malah santai saja mengangkat bahu dan tetap makan. Joana jadi merasa nggak enak dan mencoba lagi menenangkan Ayudia, dia memegang lengan Ayu.
JOANA
Ayudia ganti memelototi Joana, yang bikin Joana segera melepas genggamannya. Dia kicep.
AYUDIA
Ayudia pergi tanpa menyentuh makanannya. Joana termenung sambil melihat makanan Ayu itu, dia masih syok. Bu Sri tersenyum dengan tenang.
BU SRI
JOANA
Rangga mengelus punggung Joana dan melihat Mbak itu dengan iba. Dengan agak canggung dia yang menjawab pertanyaan Joana.
RANGGA
Ah! Joana baru tersadar, betul juga dia nggak sadar kalau Ayudia bisa jadi punya insecurity karena kekurangannya itu. Karena Joana yang sudah sering lihat wajah Ayu di data dari sebelum datang, dia jadi nggak kaget dan nggak sadar pada hal itu lagi. Siska memegang tangan Joana.
SISKA
Joana mengangguk pelan, dia masih syok tapi dia tetap senyum melihat Siska menghiburnya.
RADI
(Ragu-ragu)
Joana menyadari raut khawatir di wajah anak-anak. Dia berkedip beberapa kali. Lalu tangannya mengepal dan diangkat (kayak pose merdeka).
JOANA
(Semangat)
Wajah anak-anak berubah cerah karena punya harapan, Joana ikut tersenyum dan kembali duduk makan.
JOANA (CONT'D)
Joana nyengir. Tanpa ada yang menyadari, Bu Sri yang dari tado mengamati semuanya, tersenyum kecil.
FADE OUT