Prolog
Hengkara mengerti dengan apa yang aku rasakan. Ia memelukku erat, dan mengalir begitu saja dengan rasa yang ada, perlahan ia mencium bibirku, dan aku pun merasakan hal yang berbeda, antara kenyamanan dan pelampiasan semua tercampur menjadi satu.
Hengkara: okai she, aku akan menunggu kamu, satu minggu ya, satu minggu kita ga kontek, dan saatnya aku kontek kamu, kita ketemuan disini, supaya kita sama-sama yakin ya.
Scene 75 satu minggu kemudian diapartemen she.
Hengkara: selamat sore she, ini hengkara.
She: (membuka pintu) sore he, silahkan masuk yuk.
Di dalam ruang tv, rupanya she sudah menyiapkan beberapa undian yang ia buat untuk jawabannya kepada hengkara
Hengkara: jadi, apa kabar she?
She: baik he, better.
Hengkara: good. Aku kangen kamu loh seminggu ga ada kabar. Kamu gimana?
She: hmm, kamu pilih deh
Hengkara: maksudnya?
She: iya, jawaban aku, dari pertanyaan kamu, aku kangen ngga, aku mau ngga sama kamu, ya disitu, tergantung kamu milihnya.
Hengkara: waduh, serius ini? Kamu yakin akan lakuin ini? Ini undian loh, jawabannya berpengaruh.
She: iya serius, ayo pilih terus langsung buka.
Hengkara: (terlihat seperti berdoa sejenak dan mengambil salah satu dan membukanya perlahan dan membacakan nya) iya, aku mau jadi pacar kamu. Hah? Serius ini she?
She: serius he. (Tersenyum)
Hengkara: (masih penasaran) kalau aku memilih yang lain dan salah pilih gimana?
She: (tertawa) ngga dong he, ini kan udah aku buat semua sama jawabannya. Jadi, aku yakin sama kamu he. Dari semua curhatan kita, cerita kita, cara kamu meyakinkan aku, dan satu minggu tanpa kabar, semuanya, itu yang bikin aku yakin sama kamu. Ya mungkin hobi kita berbeda, cuma ga mungkin kita samain semua kan. Perbedaan juga bisa disatuin kan kalau ga terlalu dalam jurangnya. Hehe.
Hengkara: jadi kamu jail yaa sama aku. (sambil sedikit mengacak manja rambut she) makasih ya she, aku boleh manggil kamu sayang kan?
She: iya boleh.
Hengkara: terima kasih ya. (sambil mengelus rambut dan mencium kening) kita jalan yuk sayang, kita makan malam, ya sebagai sedikit perayaan hari jadian kita, kamu mau?
She: mau boleh, yuk.
Mereka makan malam romantis, sambil sesekali berpelukan dan kembali pulang.