Selembar Harapan
2. Sekolah
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

11 Int. Kamar Alesha - Malam

Sinar purnama mengisi gelapnya malam ditemani dengan bintang-bintang menghias cakrawala dengan cantiknya, belum lagi dengan suara angin malam berhembus membuat suasana kota Jakarta terasa sedikit sejuk malam itu.

Fx: Suara ketukan pintu balik kamar Alesha

bunyi ketukan itu menganggu masa rebahan seorang Alesha yang tengah fokus memandangi langit malam dengan gaya membaca buku yang kini terpaksa menghentikan ilusi dan membuka pintu kamar berwarna coklat itu.

Tampaklah Mariah, ibu yang selalu dirindukan oleh Alesha.

Alesha
Ada apa, Bu?
Mariah
Di kamar mulu, keluar sana. Soalnya ayahmu ngajak kita buat bincang malam.

Alesha memasang wajah herannya sekaligus pikirannya tertuju pada kebiasaan keluarganya. Membiasakan berbincang ketimbang bersendiri bisa menghasilkan ikatan keluarga yang positif, sehingga mau tidka mau akhirnya Alesha menuruti permintaan sang ayah yakni ke ruang tengah atau ruang bincang keluarga.

Cut to:

12 Int. Ruang tengah - Malam

Sesuai perkataan Mariah, terlihatlah Husain duduk santai manis di ruang tengah ditemani secangkir teh hangat dan suara khas dari televisi yang di nyalakan.

Husain
(menoleh)
Duduklah

Alesha menduduki pantatnya begitupun dengan Mariah yang duduk di sebelah Husain.

Husain
(Mengambil cangkir berisi teh)
Bagaimana perlombaanmu?
Alesha
(Mengambil nafas)
Alhamdulillah lancar, pokonya gitu aja lancar banget.
Mariah
(Lega)
Syukurlah.

Apa ada yang aneh dari perbincangan mereka, seolah-olah mereka baru saja mengetahui kabar dari mulut Alesha.

Alesha
(Heran)
Kenapa tiba-tiba? bukannya sudah diberitahukan lewat berita yah, kalau aku berhasil mendapatkan piala olimpiade?
Husain
Benar, cuman ayah ingin dengar langsung darimu!
Mariah (O.S)
Benar!
Husain (V.O)
Sebenarnya, ayah tidak mengetahui itu, Nak.

Kini waktu malam itu mereka habiskan untuk berbincang, sampai waktu istirahat sesungguhnya pun tiba. Alesha bangkit dari duduknya dan pamit undur dari dua orang tuanya guna mengistirahatkan badan.

Cut to:

13 Int. Kamar Alesha - Malam

Duduk dipinggir ranjang dengan lampu gelap dan hanya sinar lampu tidur yang menemaninya sudah menjadi kebiasaan Alesha sebelum memejamkan mata, pikiran bercampur aduk seakan mengubah prinsip hidup seketika bercampur menjadi satu. Mulai dari khayalan bahwa besok di sekolahnya akan disambut meriah sampai pemerintah pun mengangkat dirinya menjadi duta pendidikan Internasional untuk tingkat menegah atas terbayang di pikirannya.

Alesha (V.O)
Semoga saja terjadi, masa gue yang udah capek-capek engga di akui bangsa sendiri.

Ia mengambil ponsel yang tersimpan di atas nakas, menekan tombol hidup sampai layar utama pun terbuka. menekan tombol berwarna hijau, sampai menekan tombol pencarian menuliskan nama 'Abang' pun ia tekan.

Alesha (V.O)
Abang, kalau pulang beliin aku buku fisika, biologi, sama kimia kira-kira sekitar sepuluh buku titik!

Pesan yang ia kirim pun terkirim dan mendapatkan cetang satu, Alesha memaklumi itu. Ia yakin bahwa Ghani sedang sibuk sekarang.

Alesha
(Bergumam)
Lebih baik tidur, kalau nunggu balasan mah lama.

Ia segera membenarkan posisinya, kini menjadi terlentang di tambah lagi dengan selimut agar tidak kedinginan.

Fade out:

Cut to:

Fade in:

14 Ext. Sekolah - Pagi

Establish: Tampilan Sekolah berserta para murid yang berbondong-bondong masuk kedalam sekolah menegah atas itu

Murid 1
(Berbisik)
Bukannya dia yah?
Murid 2
(Berbisik)
Ko engga muncul di berita?
Murid 3
(Berbisik)
Ah, yang penting dia udah bawa nama baik sekolah kita.
Murid 4
(Berbisik)
Tapi, tetap saja dia harus diakui bangsa.

Alesha berjalan menuju kelasnya, mata tajam Alesha memperhatikan gerak gerik para murid yang tengah berbisik.

Alesha
(Berfikir positif)
Sudahlah, lagian buat apa gunanya baca pikiran orang kalau Suudzon!

Alesha juga tak lupa melihat Arka tengah berbincang asik dengan beberapa siswa yang merupakan temannya.

Alesha
(Mengangkat tangan)
Ar!

Inter cut:

Arka
Ah, benarkah? Oke gue nanti ke situ!

Inter cut:

Alesha menurunkan tangannya ke semula, saat salah satu siswa menghampiri Arka duluan sebelum dirinya.

Alesha
(Bergumam)
Nanti saja.

Cut to:

15 Int. Kelas Alesha - Pagi

Fx: Suara riuh siswa di dalam kelas MIPA 3

Alesha segera pergi ke tempat duduknya yang berada di paling depan, ia tak peduli lagi dengan teman sekelasnya untuk menyapa. Percuma menyapa kalau di abaikan buat apa gunanya, ia segera menyibukkan tangannya untuk mengambil buku bacaan.

Murid 1 MIPA 3
(Menyapa)
Wah! Selamat yah, Alesha.

Alesha tak menoleh tapi ia mendengar apa yang di bicarakan oleh teman satu kelasnya, ia membalas itu dengan senyum tipis.

Alesha (O.S)
Makasih.
Murid 1 MIPA 3
Oh iya, gue ke kantin duluan yah.
Alesha
Iya, silahkan.

Inter cut:

Caera (17) memperhatikan gerak gerik Alesha di depannya, membuat teman satu kelasnya bernama Laura (17) merasa heran dengan tingkah Caera.

Laura
(Memperhatikan ekspresi Caera)
Kenapa?
Caera
(Menyadarkan dirinya)
Nggak!

Cut to:

16 Int. Ruang Kelas - Siang

Fx: Suara Bel sekolah berbunyi

Bu Lisna
Baiklah cukup sekian pembelajaran hari ini, jangan lupak kerjakan soal halaman 72.
Para murid
(Kompak)
Baik, Bu!

Sesuai dengan waktu jadwal yang ditentukan, seketika semua siswa kelas MIPA 3 berbondong-bondong keluar guna mengisi hak cacing mereka. Hal itu, sangat berbeda bagi seorang Alesha, dirinya lebih memilih pergi ke ruangan yang penuh dengan buku bacaan, yang tak lain adalah perpustakaan.

Murid 1 MIPA 3
(Menghampiri Alesha)
Al, katanya loe disuruh ke kantor pak Retno.
Alesha (O.S)
Baiklah.
Murid 1 MIPA 3
Baiklah, mau gue temani?
Alesha
(Menoleh dan tersenyum)
Makasih tawarannya, enggak usah.
Murid 1 MIPA 3
Baiklah, kalau begitu gue ke kantin dulu yah.

Alesha mengangguk dan bangkit dari tempat duduknya sembari membawa benda pipih dan meletakannya di saku.

Cut to:

17 Ext. Koridor sekolah - Siang

Berjalan menuju tujuannya yakni ke kantor mana bersendiri lagi, seketika di kejutkan dengan tangan Arka.

Arka
Dar!
Alesha
(Kaget)
Astagfirullah, biasa kali lah!

Arka terkekeh dengan watados (Wajah Tanpa Dosa) nya, ia segera berjalan secara berdampingan dengan Alesha.

Arka
(Fokus ke depan)
Loe mau kemana?
Alesha
(Dingin)
Menurut loe? apa loe nanya?
Arka
(Menatap Alesha)
Cieee, korban zaman sekarang yah? Habisnya loe pake kata 'loe nanya?' dan kata itu lagi trend.
Alesha
(Sebal)
Apaan sih!
Arka
Sebenernya gue mau ke kantor pak Retno, apa loe juga kesana?
Alesha
Enggak nanya!

Arka tersenyum geli.

Alesha hanya fokus berjalan tidak ada yang lebih, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Dua siswa peraih olimpiade berjalan bersama menuju kantor Retno, guna memenuhi panggilan itu.

Cut to:

18 Int. Kantor Retno - Siang

Sesampainya di kantor Retno, dua siswa itu tak lupa mengucapkan salam dan juga mendapatkan jawaban dari Retno, akhirnya mereka masuk.

Fx: Suara Retno dari tempat dia duduk di bangkunya

Retno (O.S)
Sebentar yah, saya akan segera ke sana. Jadi, silahkan duduk dahulu Arka, Alesha.

Mendengar itu, Arka dan ALesha mendudukan pantatnya di bangku yang disiapkan. Foto presiden terpajang di dinding. Ah, kantro khusus wakil kepala sekolah memang sangat berbeda dan membosankan.

Fx: Suara ledakan petasan dari luar kantor Retno

Alesha dan Arka seketika terkejut dengan kejadian barusan. Para guru berkumpul membawa beberapa hadiah dan alat pengaget saat ulang tahun seketika membuat dua siswa syok.

Retno keluar dari kantornya dengan membawa bingkisan kado berukuran lumayan besar.

Retno
(Bangga)
Ini kejutan dari kami, selamat atas juaranya kalian. Ini hadiahnya dari saya untuk kalian berdua.

Alesha dan Arka saling mandang satu sama lain.

Arka
Kirain ada apa Bapak memanggil kami, rupanya buat ini. Jadi, saya kaget.
Alesha
Benar, padahal enggak usah sampai sejauh ini. Ucapan terima kasih dan doa sudah cukup bagi kami.

Para guru tersenyum dengan tingkah dua muridnya, selain terkenal dengan IQ yang tinggi mereka juga punya EQ yang tak kalah dari IQ.

Lisna
Tidak apa-apa, Nak.
Alesha
Ya Allah, saya tidak harus bilang apa lagi.

Lisna (40) tersenyum, ia menyerahkkan kado kecil istimewa untuk Alesha dan Alesha menerimanya.

Suasana keharmonisan antara guru dan murid pun terjadi, selama kurang lebih 30 menit di kantor Retno. Ia juga tak segan menghabiskan perbincangan tentang perlombaan mereka.

Cut to:

19 Ext. Lapangan sekolah - Siang

Menghabiskan waktu istirahat hanya untuk di beri kejutan dari gurunya, membuat dua siswa itu mendapatkan jam istirahat lebih sampai waktunya pulang oleh Retno karena di kelas keduanya sedang mempelajari Fisika dan Kimia, dan tentunya mereka sudah menguasai ilmu itu.

Arka duduk di kursi taman sekolah bersama Alesha, udara sedikit panas mencekam indra penciuman dan indra peraba.

Alesha
(Bosan)
Kenapa kita dibebaskan belajar yah? padahal kita juga masih butuh ilmu, tapi kita di bebasin dulu buat istirahat karena kita engga sempat istirahat.
Arka
(Mengangkat bahunya acuh)
Entahlah, yang penting mah kita nikmatin dulu waktu istirahat yang terbuang sia-sia ini.
Alesha
Kita juga lagi buang-buang waktu bambang!
Arka
Kalau begitu, silahkan ke kelas saja! gue mah mau refreshing dulu!

Alesha memasang muka cemberutnya.

Arka
(Menyadari sesuatu)
Apa loe engga ngerasa aneh?
Alesha
Apa?
Arka
Kalau pak Retno ngerayain keberhasilan kita di kantornya, berarti kita enggak bakalan di rayain bersama murid lainnya. Jadi, kesannya, kayak kita di manfaatin gitu.

Alesha tidak menghiraukan pembicaraan Arka, ia mencoba berfikir positif.

Alesha
Jangan mikin begitu dong, palingan besok kali yah.

Arka mengangguk kecil sembari menggaruk teguknya yang tak gatal.

Cut to:

20 Ext. Jalan - Sore

Sekitar delapan jam siswa menghabiskan waktunya dengan belajar, akhirnya waktu pulang pun tiba.

Fx: Bel Pulang dibunyikan

Satu persatu kelas mulai mengeluarkan siswa yang menampung, Alesha sudah lebih dulu keluar dari kelas karena ia bebas belajar setelah istirahat pertama.

Inter cut to:

Caera
Kenapa dia engga belajar?
Laura
(Menoleh)
Dia? maksudnya Alesha?

Inter cut to:

Alesha menguping pembicaraan Caera dan Laura dari balik dalam kelas, di mana Caera dan Laura berada di luar kelas sedang berbincang.

Inter cut to:

Caera
Iyalah, siapa lagi kalau bukan Alesha.
Laura
Katanya, dia bebas istirahat.
Caera
Alasannya?

Inter cut to:

Alesha semakin menguping pembicaraan yang tak berfaedah itu.

Inter cut to:

Laura
Katanya dia kan berhasil menangin olimpiade, jadi dia dibebasin sedikit, gitu.
Caera
(Memasang muka sedikit kesal)
Halah, di bebasin doang di sekolah. Kenapa engga di bebasin oleh pemerintah?
Laura
(Menoleh, memeriksa dalam kelas dan melihat Alesha)
Sssttt, jangan keras-keras. Nanti, dia denger!
Caera
(Senyum sinis)
Biarin saja, toh dia engga bakalan peduli!

Caera dan Laura segera meninggalkan kelas setelah menunggu teman satunya.

Inter cut to:

Alesha memasangkan muka yang mengangkatkan satu bibirnya, karena kesal menguping pembicaraan unfaedah itu.

Alesha (V.O)
Apaan dia? Kalau iri bilang lah! engga usah maen gosipah apalagi ngriktik, kalau berani kek depan gue, ini mah malah di belakang!

Cut to:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar