Selembar Harapan
1. Alesha
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

action

1 Ext. Tempat perlombaan - sore

Suasana tempat perlombaan begitu ramai, semenjak siswa yang bernama Alesha (17) memenangkan lomba olimpiade tingkat Internasional yang dilangsungkan di negeri gingseng. Ia berhasil membawa piala kejuaraan bersama Arka (17).

FX: Suara jepretan kamera di sertai lampu flash dari banyak wartawan.

BCU: Mata jeli Alesha dan piala kejuaraan yang dipegang olehnya.

Alesha tersenyum dengan bangganya, karena ia telah berhasil membawa piala olimpiade tingkat Internasional itu bahkan ia tersenyum kala berhasil membawa nama baik bangsanya.

Alesha
(Bangga)
Thank you for participation and also the appreciation, i hope can do better.

Fx: Suara tepuk tangan dari wartawan dan penonton

Sementara di sampingnya, Arka hanya mengikuti apa yang Alesha lakukan.

Arka
(Berbisik)
Boleh aku bicara? Masa aku engga boleh buka suara, kan aku juga sama menang.
Alesha
(Menoleh)
Silahkan.

Arka segera membuka suara, akan tetapi kata yang dia lontarkan begitu mirip dengan Alesha membuat Alesha menggeleng pelan.

Cut to:

2 Int. Ruang Istirahat - Sore

Dua hingga tiga jam Alesha dan Arka menghabiskan waktunya untuk mengasah organ pusat saraf, mengerjakan lomba tidak semudah yang dibayangkan. Sore itu juga, negara ginseng terasa begitu damai dan tenang.

merebahkan badan adalah hobi yang disukai para kaum mageran, akan tetapi tidak berguna bagi Alesha. karena, harus bersiap-siap pulang kenegeri tanah air.

FX: Suara ketukan pintu

Alesha
(Berteriak)
Masuk saja!

Tampaklah seorang lelaki dengan pakaian khas, batik adalah kain kebangaan negara Indonesia karena bentuk corak yang unik. Retno (45) adalah lelaki itu, ia merupakan guru yang mendampingi Alesha dan Arka untuk berlomba.

Retno
Terima kasih sudah membawa nama baik Indonesia, Alesha.
Alesha
(Tersenyum)
Terima kasih juga, Pak.
Retno
Oh iya, kamu sedang bersiap-siap yah? Tolong jangan buru-buru, emangnya kamu engga mau menikmati dulu negara ini? Lagian, kta pulangnya nanti pagi
Alesha
(Tersenyum lagi)
Biar cepat, Pak.
Retno
Kalau begitu, Bapak keluar dulu. jangan lupa nanti kumpul di tempatnya Arka buat makan malam.

Alesha mengangguk menanggapi ucapan Retno, guru terkenal karena sifat tegasnya yang selama ini di suudzonkan oleh puluhan siswa. Retno segera keluar dan Alesha memandangi punggung gurunya itu.

Cut to:

3 Ext. Lingkungan Negeri Gingseng - Malam

Suasana negeri gingseng saat musim semi begitu terasa indah, lampu-lampu dipasang di sekitar pohon menciptakan suasana yang menggagumkan dan cantik untuk di pandang. Alesha berjalan di sekitar lingkungan itu seorang diri dan beberapa teman yang satu perlombaan juga keluar untuk menikmati suasana itu.

Alesha duduk di kursi taman yang letaknya tidak jauh dari hotel yang ia tempati beberapa hari yang lalu.

FX: Suara dering handphone menampilkan nama Abang Ghani

Alesha membaca pesan yang disampaikan oleh Ghani (25) kakak yang disayangi olehnya.

BCU: Senyum Alesha

Alesha (V.O)
Aku berhasil mendapatkan juara, Bang. Jadi, tolong lihatlah aku dengan dua matamu biar engga berantem terus.

Pesan terkirim dan mendapatkan cetang dua tanpa warna biru, ia segera mematikan layar dan menikmati kembali suasana dengan penuh ketenangan.

Arka datang menghampiri Alesha yang tengah duduk sendiri.

Arka
Kenapa loe enggak ajak gue buat jalan-jalan?
Alesha
Loe aja engga tau di mana, jadi gue tinggal aja!
Arka
Oh, tadi gue lagi ngobrol sama pak Retno.

Alesha tidak menjawab, mata yang tadinya terpejam kini terbuka dan melihat semua yang ada di depannya dan seketika terjatuh akan taman hiburan.

Alesha
Arka, ke situ yuk! Lumayan buat kenang-kenangan.
Arka
(Memperhatikan)
Ah, ogah! itu mah buat anak-anak!
Alesha
(Mata melemas)
Ayo, sekali aja.

Arka akhirnya mengalah dan menuruti keinginan Alesha.

Cut to:

4 Ext. Taman hiburan - Malam

Sesampainya di taman yang di maksud oleh Alesha, taman yang penuh dengan bunga-bunga dan berbagai permainan yang sangat unik. Alesha memasuki area itu bersama Arka yang berjalan di belakangnya.

wajah cool dan dingin terpahat sempurna di diri seorang Arka, ia memperhatikan gerak gerik Alesha yang tengah membeli permen kapas.

Alesha
(Menawarkan)
Arka, loe mau ngak?

Arka menggeleng dan membiarkan Alesha memakannya sendiri.

Arka
Loe tunggu di sini, gue mau ke sana dulu. Jangan bergerak satu langkah pun!
Alesha
(Menunjuk kursi)
Gue akan tunggu di bangku sana, jangan lama yah.

Arka mengganguk dan meninggalkan Alesha.

Jump Cut to:

Hampir tiga puluh menit Alesha duduk menunggu Arka yang belum menampilkan batang hidungnya, terlebih lagi lima jenis makanan Alesha mamakannya dengan sangat lahap untuk mengurangi bosan karena Arka entah kemana.

Alesha
(Bergunggam)
Kemana itu bocah? Lama amat.

FX: Suara notifikasi masuk dan muncul nama Abang Ghani

Alesha segera membalas pesan itu yang entah sudah berapa lama pesan itu terkirim, ia segera membalasnya dengan stiker berbentuk jempol dan mendapatkan tanda cetang dua.

Arka
(Tiba-tiba nonggol)
Nunggu lama yah?
Alesha
(Kaget)
Astaga! bikin gue kaget aja!
Arka
(Tertawa kecil)
Maaf, habisnya gue lagi beli ini. Terus gue bikin juga, makanya lama.
Alesha
(Kesal)
Udah lah, hayuk balik! udah malem.

Alesha berdiri, akan tetapi dengan sigapnya Arka menahan langkah Alesha dan menyematkan sesuatu berbentuk bulat dan memasangkannya di pergelangan tangan.

Arka
Ini hadiah dari gue atas juaranya loe. Jadi, tolong simpan yah.

Alesha melihat benda yang baru saja dipasangkan oleh Arka, ia tersenyum dan tak lupa mengucapkan terima kasih.

Alesha
Ayo, pulang ah!

Cut to:

5 Int. Kamar Alesha - Malam

Menghabiskan waktu malam sekitar kurang lebih satu setengah jam itu terasa menyenangkan bagi seorang Esktrovert, dan waktu untuk merebahkan badan pun tiba dan itu cocok untuk Introvert yang lebih sering menghabiskan waktunya sendiri.

FX: Suara lagu Whalien-52 mengisi kesepian kamar Alesha.

Alesha yang baru saja menghabiskan waktunya, dan berakhir melamun dengan telingan difokuskan mendengarkan musik yang dimainkan.

Alesha
(bergumam)
Apa besok gue masih hidup? Kalau engga, tolong maafkan gue.
Alesha
(Gelisah)
Kenapa jadi mikir aneh?

Fx: Suara notifikasi telefon masuk dan tertera nama di layar Arka

Ia mengangkat telponnya sembari mematikan speaker musik.

Alesha
Kenapa?

6 Int. Kamar Arka - Malam

Karena telponnya diangkat oleh Alesha seketika Arka diam bergeming sejenak.

Arka
Engga kenapa-kenapa, gue cuman mau mastiin loe apa loe udah tidur gitu.

Intercut telepon Alesha dan Arka

Alesha
(Nada sedikit kesal)
Dasar tukang ganggu orang! kalau bukan apa-apa jangan telepon dong!
Arka
(Tertawa kecil)
Maaf, habisnya di kamar gue berisik.
Alesha
Buahaha ... pasti pak Retno yah?
Arka
Iya, makanya gue telepon loe.
Alesha
Kalau begitu, temani gue aja sampai gue tidur.
Arka
Ah, oke!

Komunikas lewat telepon keduanya di lanjutkan sampai akhirnya, dua orang itu terlelap dalam mimpi masing-masing.

Establish: Jendela kamar Alesha yang menampilkan awan malam

Cut to:

7 Ext. Bandara - Pesawat - Pagi

Menghabiskan waktu selama satu minggu bagi siswa berprestasi dan bersiap meninggalkan negeri gingseng itu mendapatkan perasaan bercampur aduk, antara sedih, bahagia, dan haru.

Pesawat yang akan mereka tumpangi telah stay dari tadi, Alesha, Arka, dan Retno tengah berjalan menuju pesawat yang akan mereka tumpangi. Tiga orang itu duduk di bangku yang sama, Alesha duduk di dekat jendela, Arka di tengah-tengah sedangkan Retno di sebelah Arka.

Retno
(Membuka suara)
Bagaimana perasaanmu?
Arka
(Tersenyum tipis)
Yah begitulah.
Retno
Bagaimana denganmu, Alesha?
Alesha
(Menoleh)
Ah, seperti yang dirasakan oleh Arka. Yah, seperti itu saja.

Retno mengangguk dengan perasaan dua muridnya, ia tak menyangka dua muridnya telah berhasil meraih piala kejuaraan olimpiade tingkat Internasional itu dengan sangat membanggakan.

Fx: Suara pramugari menyatakan bahwa pesawat akan berangkat dan suara mesin pesawat siap take off.

Alesha memandangi setiap perjalanannya, awan bersih dengan langit biru membuat Alesha betah dengan mata kosong untuk memperhatikan ribuan awan yang mengupal, sementara Arka dari tadi fokus memejamkan mata yang pada akhirnya terlelap juga.

Cut to:

8 Ext. Bandara Changi - Siang

Setelah menghabiskan waktunya selama enam jam lebih, pesawat yang ditumpangi oleh Alesha hatus melakukan transit di singapura sebelum ke tujuan utamanya yakni Jakarta. Para penumpang pun turun dari pesawat yang mereka tumpangi itu.

Arka
(Kesal)
Yah, transit!
Alesha
(Menoleh)
Palingan cuman dua jam-an.
Retno
Jajan dulu saja, siapa tau perut kalian lapar. Biar bapak yang bayar.

Alesha dan Arka saling pandang saat Retno menawarkan jajanan, ia melupakan rasa lelahnya. Dua orang itu memiliki kelemahan yakni tidak bisa menolak jika di traktir.

Jump cut to:

Setelah mereka menghabiskan waktu dua jamnya, akhirnya mereka kembali lagi menaiki pesawat yang akan pergi ke Jakarta. Para penumpang pun sudah siap, Alesha duduk lagi di bangku yang tidak berubah. Yakni, di dekat jendela seakan-akan ingin menikmati lagi awan yang mengumpal dengan langit biru siang yang cerah.

Penerbangan dari Singapura menuju Jakarta membutuhkan waktu sekitar dua jam. Mereka yang tadinya hanya menghabiskan waktu dengan tidur, kali ini berbeda seakan mereka tidak ingin ketinggalan karena Alesha dan Arka tidak sabar untuk bertemu orang tuanya.

Alesha memperhatikan Arka yang tengah bermain jari jemarinya, mungkin dia gabut.

Alesha
Loe kenapa?
Arka
(Menghentikan aksinya)
Ah, bukan apa-apa. Gabut!
Alesha
(Senyum tipis)
Oh iya, makasih hadiahnya. Dari gue nyusul yah."
Arka
(Tertawa kecil)
Enggak usah, bersama loe udah cukup buat gue.

Alesha memasangkan muka cemberutnya, ia segera mengalihkan kembali pandangannya seperti semula.

Cut to:

9 Ext. Bandara Soekarno-Hatta - Siang

Setelah melewati perjalanan panjang, mulai dari negeri Gingseng lalu transit di bandara Changi-Singapura selama dua jam lebih dan dilanjutkan kembali perjalanan ke Jakarta selama dua jam lebih pula. Kini mereka telah sampai dengan selamat.

Establish: Bandara Soekarno-Hatta tempat kedatangan

Aroma udara Jakarta terasa berbeda, Arka dan Alesha saling berpelukkan melepaskan semua penat yang membuatnya lelah.

Para penunggu menunggu kehadiran mereka, tatapan Arka seketika tertuju pada keluarganya yang sedang berkumpul di sana.

Arka
(menunjuk)
Di situ orang tua kita!
Alesha
(Melihat orang tuanya dan berteriak)
Ibu, Ayah! Aku di sini!

Tak lupa juga, Retno melihat istri dan anaknya juga menunggu kehadiran dirinya. Ia melambaikan tangan kepada keluarganya dan keluarga murid.

Alesha dan Arka berlari ke arah mereka dengan semangatnya, dan memeluk orang tuanya. Tak lupa, Alesha mencium pipi sang ibu Mariah (54) dan menyalimi tangan sang ayah Husain (58), begitupun dengan Arka.

Mariah
(Haru)
Anakku sudah pulang.
Husain
Selamat atas keberhasilanmu.
Alesha
(Memandangi kedua-duanya)
Terima kasih doanya, Ibu, Ayah.

Arka tak mau kalah dengan keharmonisan keluarga Alesha, ia juga megucapkan terima kasih dan juga kata-kata lainnya yang mengandung unsur doa. Retno menghampiri sang istri dan juga anak-anaknya. Mereka saling berbincang-bincang sampai bosan dan waktunya berpamitan.

Arka
(Memanggil)
Alesha!
Alesha
(Menoleh)
Iya?
Arka
Sampai jumpa di sekolah!
Alesha
Iya, bawel banget!

Alesha segera memasuki mobil yang dikemudikan oleh Husain. Ia menghidupkan mesin mobil dan melajukan setelah keluarga Arka lebih dulu meninggalkan bandara.

Cut to:

10 Int. Dalam mobil - Siang

Di tengah perjalanan menuju rumah, hanya hening yang keluarga Husain rasakan. Husain fokus menyetir, Mariah fokus dengan handphone, sedangkan Alesha fokus menatap luar jendela memandangi gedung tinggi kota Jakarta yang memiliki julukan Negara Wakanda oleh netizen.

Alesha
Ibu, kapan abang pulang?
Mariah
(Menghentikan aktivitas bermain handphone)
Katanya lusa, itu pun jika tidak ada kendala.
Alesha
Lusa yah?
Husain (O.S)
Kenapa memangnya?
Alesha
Engga cuman nanya aja. Soalnya Al pengen pamer ke abang!
Mariah
(Menggeleng-geleng)
Usiamu akan memasuki masa mahasiswa, tapi kelakuanmu masih kayak bocah.
Husain (O.S)
(Tertawa)

Alesha memasangkan muka cemberutnya sekaligus muka yang kini berubah menjadi kepiting rebus.

Alesha
(Cemberut)
Ih jangan begitu dong, lagian apa salahnya kalau aku masih bocah? Di mata Ibu dan Ayah, umurku 17 tahun berasa 17 bulan.
Mariah (O.S)
Itu karena kamu suka berantem mulu.
Husain
Benar kata ibumu!

Alesha kembali lagi memasangkan muka cemberutnya, kali ini bibirnya terlihat sedikit manyun seakan-akan membenarkan ucapan Mariah bahwa usianya memang 17 bulan bukan 17 tahun.

Establish: Perjalanan mobil Alesha

Cut to:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar