Seekor Sahabat
4. Act 4

10. INT. Rumah Sumarsih – Subuh – 2013


Empat tahun kemudian di desa Cengklik, Sumarsih sedang menata rantang yang berisi makanan, dia menyiapkan nasi dengan lauk sayur bayam bening, dan tempe goreng. Setelah semuanya terisi dengan makanan, lalu dia membungkusnya dengan serbet supaya tidak gampang tumpah.


SUMARSIH
(sambil membungkus rantang dan dimasukkan ke dalam kantong plastik) Minto, ayo cepat pakai seragamnya. Terlambat sekolah nanti kamu.


Minto (8) keluar dari kamar dengan memakai seragam SD lengkap dengan dasi dan topi. Dia juga memakai sepatu hitam bekas layak pakai dan juga kaus kaki putih yang sudah longgar. Minto siap berangkat sekolah yang terletak di kota Solo yang jaraknya 5 KM, dan harus berangkat subuh setiap harinya. Minto berpamitan dan mencium tangan Sumarsih, lalu Sumarsih memberikan rantang itu ke Minto untuk bekal sekolahnya.


MINTO
(keluar rumah dan mengambil sepeda tapi dia menoleh ke kanan dan kiri) Tompel !!!


Tompel kemudian menggonggong, dia muncul dari samping rumahnya. Tompel sekarang sudah semakin besar setinggi pinggang Minto. Tompel lalu menghampiri Minto dan satu tangannya diangkat untuk bisa dipegang oleh Minto.


MINTO
(memegang kaki Tompel sebentar) Aku berangkat sekolah dulu ya Tompel. Pulangnya malam, biasa kerja dulu di pasar habis sekolah. Ojo nakal yo.


Tompel pun menggonggong sekali, dan satu tangannya melambai ke Minto tanda selamat jalan.


(INSERT)

Landscape desa Cengklik waktu Subuh dengan sunrise di persawahan Minto mengendarai sepeda sepanjang perjalanan menuju kota Solo. Jalanan kota Solo yang sudah ramai di pagi hari. Sekolah SD negeri di kota Solo yang ramai oleh siswa


11. INT.Sekolah Dasar Negeri di kota Solo – Pagi


Minto memarkirkan sepedanya di tempat parkiran khusus sepeda yang ada di sisi kanan dekat lapangan sekolah. Lalu dia menuju ke kelasnya di kelas III-A untuk mempersiapkan diri memulai belajar. Teman-teman sekolahnya menyapa Minto, dan ada beberapa yang minta diajarkan mengerjakan PR matematika yang diberi guru. Minto dengan ikhlas mengajarkan cara mengerjakan soal itu. Minto cukup dikenal sebagai siswa yang ramah, punya banyak teman, dan juga juara kelas sekaligus menjadi salah satu murid teladan di sekolahnya. Ketika bel sekolah berbunyi tanda pelajaran dimulai, semua siswa di kelas III-A mulai menempatkan diri di kursi masing-masing. Tak lama kemudian muncul bapak guru yang sekaligus wali kelas mereka untuk memberikan pelajaran hari ini. Minto memperhatikan dengan seksama apa yang diajarkan guru di depan lalu mencatat di buku catatannya dengan serius.


(INSERT)

Minto yang aktif di kelas bertanya kepada guruMinto sedang mengerjakan soal di papan tulis.


12. EXT.Sebuah Pasar di Desa Cengklik – Siang


Sepulang sekolah Minto menuju ke pasar untuk menjadi tukang angkat-angkat belanjaan orang-orang kota yang sedang berbelanja di sini. Rata-rata semua orang yang belanja di sini membeli banyak bahan makanan seperti ikan, daging, dan sayur-sayuran dalam jumlah yang banyak lebih dari dua plastik. Minto melepas seragam atasnya dan hanya menggunakan kaos putih, dia tidak mau seragamnya kotor dan memasukkannya di tas nya. Lalu dia mulai mencari-cari orang yang belanjaannya banyak untuk membantu membawa belanjaan. Sewaktu dia mencari-cari orang untuk dibantu, dia mendengar suara gonggongan tidak jauh. Lalu dia melihat Tompel sedang menggonggong tanda memanggil Minto. 


MINTO
(Muka heran lalu menghampiri Tompel) Tompel, ngapain kamu di sini? Kan aku suruh kamu tunggu di rumah. Aku mau kerja dulu bantu-bantu orang. (Terdiam sejenak, lalu Tompel hanya mengaing dan salah satu tangan depannya berusaha menggapai-gapai tangan Minto tapi hanya menyentuh kaki minto)


MINTO (CONT’D)
(merasa kasihan pada Tompel lalu tangannya memegang tangan Tompel) Aku juga kangen Pel sama kamu, pengen cepet-cepet pulang terus mainan sama kamu. Tapi aku ya harus cari uang buat sekolah, biar pintar kayak mas Tandiyo. Masa kamu mau nemenin aku kerja? Nanti kasian kamu ngikutin aku terus kemana-mana. (Tompel lalu mengangguk lalu menggonggong dan menjulurkan lidahnya tanda bahagia)


MINTO (CONT’D)
Kamu yakin mau nemenin aku, Pel? Aku senang sih. (Tompel lalu memutar-mutar badannya tanda girang). Asiiikkkkk, yowis, yuk kita mulai nyari orang buat dibantuin. (Tompel menggonggong lalu ikut mencari orang yang membutuhkan bantuan. Dan pandangannya tertuju pada seorang nenek yang kewalahan membawa belanjaannya). Wah, langsung dapat kamu, Tompel hebat. (mengelus kepala Tompel)


MINTO (CONT’D)
(menghampiri seorang nenek yang sedang belanja ikan lele dan plastik belanjaan di bawahnya ada 8, Tompel mengikuti di belakangnya) Nek, boleh saya bantu bawa belanjannya? (Minto menanyakan dengan sopan)


NENEK
(melihat ke arah Minto) Wah … tumben ada anak kecil yang bantu-bantu di sini. Boleh nak, kebetulan nenek belanjaannya banyak dan berat. Tolong dibantu ya nak. Nenek wes tuwo, ora kuat bawa banyak.


MINTO
(tersenyum senang karena diterima permintaan bantuannya lalu mulai membawa barang belanjaan nenek itu)


Minto melakukan pekerjaan angkat-angkat ini dengan senang hati. Dia menerima upah atas jasanya itu, walaupun tidak banyak tapi cukup untuk membeli buku sekolah dan juga kebutuhan sekolahnya yang lain. Dari upah itu juga, dia sering membeli ikan wader untuk Tompel karena kasihan dikasih makan tahu goreng terus. 


(INSERT)

Minto membantu beberapa orang yang punya belanjaan banyak. Minto menerima upah dari orang-orang yang dibantunya sambil tersenyum mengucapkan terima kasih. Minto menghitung jumlah uang yang diterimanya lalu memasukkan ke kantong celananya. Tompel terus mengikuti Minto dari belakang, bahkan ketika Minto hampir kewalahan, Tompel mendorongkan kepalanya ke bahu punggung Minto tanda membantu. Minto menghitung upah-upahnya lalu bahagia dan memegang satu kaki depan Tompel lalu Tompel ikut bahagia sambil berputar-putar lalu mengibaskan ekornya.


Setelah hari sudah sore menuju malam Minto mampir ke tukang ikan wader langganannya bernama Cak Dul yang merupakan orang Madura di pasar itu.


MINTO
Assalamuallaikum Cak Dul


Cak Dul
(sambil menyisik kulit ikan, senang melihat Minto) Waalaikumsalam. Eh, Minto, sudah selesai ja kerja kamu, dek? Lho ada Pel Tompel juga, takye. (berbicara dengan logat Madura)


MINTO
Sampun cak. Biasa ya cak satu wader yang agak besar. Buat kamu nih Tompel. (Tompel lalu menggongong kegirangan)


CAK DUL
(meletakkan ikan yang disisikan di meja dengan tumpukkan ikan wader lalu mengambil plastik di bawahnya) Nih, cak Dul dah sudah nyiapin der wader buat si Tompel mu itu.


MINTO
(kaget) Wah banyak banget ini cak. Aku nggak bisa bayar kan Cuma mampunya beli satu aja.


CAK DUL
(menyodorkan plastik berisi beberapa ikan wader) Nggak usah sungkan. Ini tanda terima kasih cak Dul buat kamu, dek. Udah bantuin Cak Dul kemarin mancing di waduk. Kalau nggak ada kamu kewalahan kemarin itu. Udah ambil aja, uang kamu kan bisa disimpen sampai seminggu, takye. Cukup buat seminggu itu wadernya gede-gede buat si Tompel. Nih sama satu lagi buat dimakan sama ibumu (member satu plastik lagi berisikan wader)


MINTO
(memasang wajah senang) Alhamdulillah. Terima kasih ya cak. Yowis, aku pamit yo. Yuk Tompel kita pulang.


Minto kemudian pergi pulang menaiki sepedanya menuju ke rumah, Cak Dul melambai dan berpesan untuk hati-hati di jalan sekaligus menyampaikan salamnya untuk Sumarsih. Tompel berlari kecil mengikuti Minto yang menaiki sepeda menuju rumahnya.


13. INT.& EXT. Rumah Sumarsih dan Rerumputan berjarak 50 meter dari rumah Sumarsih - Malam


Minto dan Tompel sampai ke rumah. Lalu Minto menunggu di luar untuk menungu Minto membersihkan badannya dang anti baju.


MINTO
(meletakkan sepedanya) Tunggu sebentar ya Tompel. Aku masuk dulu ketemu ibu terus mandi sama ganti baju.


Tompel menggonggong kecil dan duduk di teras rumah. Minto lalu masuk rumah dan menyapa Sumarsih.


SUMARSIH
Bawa apa itu, Min? (melihat plastik yang dibawa Minto)


MINTO
Ini bu, dari Cak Dul. Ikan wader buat makan malam. Sama yang satunya buat Tompel (memberikan plastik yang berisi ikan wader ke Sumarsih)


SUMARSIH
Oalah, apikan tenan Cak Dul. Ngasih wader segini banyaknya. Yowis, mandi dulu sana. Ibu nyiapin wader goreng sama sambel.


Minto mengangguk dan bergegas mandi, dia sudah tidak sabar untuk bermain bersama Tompel. Ketika sudah selesai mandi dia pamit kepada Sumarsih untuk bermain bersama Tompel di luar. Sumarsih mengingatkan jangan jauh-jauh karena sudah malam. Minto lalu berlari bersama Tompel dengan penuh keriangan, lalu mereka main kejar-kejaran di halaman penuh rumput yang tidak jauh dari rumahnya.


(INSERT)

Tompel berlarian bersama Minto. Keceriaan Minto bermain dengan Tompel. Tompel digendong dari belakang oleh Minto


Setelah capek bermain, Minto berbaring di rerumputan sambil melihat banyak bintang di langit. Tompel pun ikut berbaring sambil melihat ke atas langit dengan kaki depannya ditekuk dan menjulurkan lidah. 


MINTO
(berbaring di rerumputan sambil memandangi bintang-bintang lalu berbicara kepada Tompel) Tompel, hari ini aku dapat pujian dari pak guru. Nilai ulanganku 100 semua, sampai teman-teman di kelas ngajak belajar bareng. Senang banget punya banyak teman di sekolah, bisa belajar. (melihat ke arah Tompel) Tenang aja, kamu tetap sahabat aku paling baik. Nggak akan aku ninggalin kamu, aku janji. Tadi terima kasih ya Tompel sudah nemenin aku kerja di pasar. (Tompel menjawab dengan menggonggong sekali) Seandainya mas Tandiyo ada di sini ya Tompel, aku mau nunjukkin dia kalau aku udah bisa belajar sendiri. Aku pengen dia bangga lihat aku sekarang. Kangen aku sama mas Tandiyo. (menghela nafas)


Tompel membangunkan diri lalu membaringkan diri ke perut Minto. Minto mengelus-elus kepala Tompel dengan penuh kasih sayang.


MINTO
Terima kasih ya Tompel, kau sudah jadi sahabat baikku.


(fade out)


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar