10. INT. Rumah Sumarsih – Subuh – 2013
Empat tahun kemudian di desa Cengklik, Sumarsih sedang menata rantang yang berisi makanan, dia menyiapkan nasi dengan lauk sayur bayam bening, dan tempe goreng. Setelah semuanya terisi dengan makanan, lalu dia membungkusnya dengan serbet supaya tidak gampang tumpah.
Minto (8) keluar dari kamar dengan memakai seragam SD lengkap dengan dasi dan topi. Dia juga memakai sepatu hitam bekas layak pakai dan juga kaus kaki putih yang sudah longgar. Minto siap berangkat sekolah yang terletak di kota Solo yang jaraknya 5 KM, dan harus berangkat subuh setiap harinya. Minto berpamitan dan mencium tangan Sumarsih, lalu Sumarsih memberikan rantang itu ke Minto untuk bekal sekolahnya.
Tompel kemudian menggonggong, dia muncul dari samping rumahnya. Tompel sekarang sudah semakin besar setinggi pinggang Minto. Tompel lalu menghampiri Minto dan satu tangannya diangkat untuk bisa dipegang oleh Minto.
Tompel pun menggonggong sekali, dan satu tangannya melambai ke Minto tanda selamat jalan.
(INSERT)
Landscape desa Cengklik waktu Subuh dengan sunrise di persawahan Minto mengendarai sepeda sepanjang perjalanan menuju kota Solo. Jalanan kota Solo yang sudah ramai di pagi hari. Sekolah SD negeri di kota Solo yang ramai oleh siswa
11. INT.Sekolah Dasar Negeri di kota Solo – Pagi
Minto memarkirkan sepedanya di tempat parkiran khusus sepeda yang ada di sisi kanan dekat lapangan sekolah. Lalu dia menuju ke kelasnya di kelas III-A untuk mempersiapkan diri memulai belajar. Teman-teman sekolahnya menyapa Minto, dan ada beberapa yang minta diajarkan mengerjakan PR matematika yang diberi guru. Minto dengan ikhlas mengajarkan cara mengerjakan soal itu. Minto cukup dikenal sebagai siswa yang ramah, punya banyak teman, dan juga juara kelas sekaligus menjadi salah satu murid teladan di sekolahnya. Ketika bel sekolah berbunyi tanda pelajaran dimulai, semua siswa di kelas III-A mulai menempatkan diri di kursi masing-masing. Tak lama kemudian muncul bapak guru yang sekaligus wali kelas mereka untuk memberikan pelajaran hari ini. Minto memperhatikan dengan seksama apa yang diajarkan guru di depan lalu mencatat di buku catatannya dengan serius.
(INSERT)
Minto yang aktif di kelas bertanya kepada guruMinto sedang mengerjakan soal di papan tulis.
12. EXT.Sebuah Pasar di Desa Cengklik – Siang
Sepulang sekolah Minto menuju ke pasar untuk menjadi tukang angkat-angkat belanjaan orang-orang kota yang sedang berbelanja di sini. Rata-rata semua orang yang belanja di sini membeli banyak bahan makanan seperti ikan, daging, dan sayur-sayuran dalam jumlah yang banyak lebih dari dua plastik. Minto melepas seragam atasnya dan hanya menggunakan kaos putih, dia tidak mau seragamnya kotor dan memasukkannya di tas nya. Lalu dia mulai mencari-cari orang yang belanjaannya banyak untuk membantu membawa belanjaan. Sewaktu dia mencari-cari orang untuk dibantu, dia mendengar suara gonggongan tidak jauh. Lalu dia melihat Tompel sedang menggonggong tanda memanggil Minto.
Minto melakukan pekerjaan angkat-angkat ini dengan senang hati. Dia menerima upah atas jasanya itu, walaupun tidak banyak tapi cukup untuk membeli buku sekolah dan juga kebutuhan sekolahnya yang lain. Dari upah itu juga, dia sering membeli ikan wader untuk Tompel karena kasihan dikasih makan tahu goreng terus.
(INSERT)
Minto membantu beberapa orang yang punya belanjaan banyak. Minto menerima upah dari orang-orang yang dibantunya sambil tersenyum mengucapkan terima kasih. Minto menghitung jumlah uang yang diterimanya lalu memasukkan ke kantong celananya. Tompel terus mengikuti Minto dari belakang, bahkan ketika Minto hampir kewalahan, Tompel mendorongkan kepalanya ke bahu punggung Minto tanda membantu. Minto menghitung upah-upahnya lalu bahagia dan memegang satu kaki depan Tompel lalu Tompel ikut bahagia sambil berputar-putar lalu mengibaskan ekornya.
Setelah hari sudah sore menuju malam Minto mampir ke tukang ikan wader langganannya bernama Cak Dul yang merupakan orang Madura di pasar itu.
Minto kemudian pergi pulang menaiki sepedanya menuju ke rumah, Cak Dul melambai dan berpesan untuk hati-hati di jalan sekaligus menyampaikan salamnya untuk Sumarsih. Tompel berlari kecil mengikuti Minto yang menaiki sepeda menuju rumahnya.
13. INT.& EXT. Rumah Sumarsih dan Rerumputan berjarak 50 meter dari rumah Sumarsih - Malam
Minto dan Tompel sampai ke rumah. Lalu Minto menunggu di luar untuk menungu Minto membersihkan badannya dang anti baju.
Tompel menggonggong kecil dan duduk di teras rumah. Minto lalu masuk rumah dan menyapa Sumarsih.
Minto mengangguk dan bergegas mandi, dia sudah tidak sabar untuk bermain bersama Tompel. Ketika sudah selesai mandi dia pamit kepada Sumarsih untuk bermain bersama Tompel di luar. Sumarsih mengingatkan jangan jauh-jauh karena sudah malam. Minto lalu berlari bersama Tompel dengan penuh keriangan, lalu mereka main kejar-kejaran di halaman penuh rumput yang tidak jauh dari rumahnya.
(INSERT)
Tompel berlarian bersama Minto. Keceriaan Minto bermain dengan Tompel. Tompel digendong dari belakang oleh Minto
Setelah capek bermain, Minto berbaring di rerumputan sambil melihat banyak bintang di langit. Tompel pun ikut berbaring sambil melihat ke atas langit dengan kaki depannya ditekuk dan menjulurkan lidah.
Tompel membangunkan diri lalu membaringkan diri ke perut Minto. Minto mengelus-elus kepala Tompel dengan penuh kasih sayang.
(fade out)