Seekor Sahabat
3. Act 3

7. INT.Rumah Sumarsih – Malam – 2009

Minto duduk sambil menggendong anjing itu yang kakinya sudah dibalut dengan kain bekas untuk menghentikan darah yang mengalir di lukanya. Anjing itu menjulurkan lidahnya, sedangkan Minto memasang wajah memelas ke arah Sumarsih, karena Sumarsih sedikit protes kenapa Minto membawa anjing ke rumahnya.


SUMARSIH
(berkacak pinggang) Ora iso, Minto. Sopo yang bakal ngerawat kirik ini? Eling Min, kita ini miskin. Makan aja cukup buat kita bertiga, kirik iki mangan opo? Tempe terus tahu nganggo sambel?

MINTO
(hanya diam sambil memasang wajah memelas)

SUMARSIH
Kirik panganane kuwi daging (anjing itu makanannya daging). Mikir koe …

MINTO
(memotong pembicaraan Sumarsih) Tapi kasihan bu, masa ditinggal begitu saja? Aku ora tegel (aku nggak tega). Mending dirawat di sini.

SUMARSIH
Ibu kan ya juga kerja to, Min. Sing jaga sopo kirik iki? Mas mu yo sekolah. Ora ono sing jagani.


Tandiyo yang baru saja pulang sekolah lalu masuk ke rumah, dia heran kenapa ada rebut-ribut di rumahnya.


TANDIYO
Ono opo iki, bu? (memasang wajah bingung lalu pandangan tertuju pada Minto)

SUMARSIH
Iki adhimu, mulih kok yo meh ngingu kirik. (ini adikmu pulang mau melihara anjing)

TANDIYO
(melihat anjing yang digendong Minto) Oalah. Wah, Min, lucu tenan kirik’e.

SUMARSIH
(tambah protes) Iki piye to, malah seneng. Ibu sing bingung, siapa yang mau ngurusi? Siapa juga yang mau ngasih makan?

TANDIYO
(melihat keadaan luka anjng yang digendong Minto) Mbok yowis ben to bu. Ini juga kasihan anjingnya sampai luka gini. Nanti mas beli obat merah ya di warung, Min. Malah Minto ada teman main kalau sore.

MINTO
(tersenyum bangga karena didukung Tandiyo)

SUMARSIH
(menghela nafas) Lha terus meh mangan opo kewan kuwi? (mau makan apa hewan itu?) Nggak mungkin makan sayuran. Daging mahal, ibu beli aja cuma setahun sekali.

MINTO
Bu, nggak usah khawatir. Minto yang akan jagain si Tompel …

SUMARSIH
(bingung) Tompel? Sopo kuwi Tompel?

MINTO
Ini anjingnya aku kasih nama Tompel, bu. Pokoknya aku akan bikin Tompel suka makan tempe tahu. Jatah makanku dibagi dua aja sama Tompel, bu. Aku kan juga nggak makan banyak kan bu. Ibu pokoknya nggak perlu khawatir.


TANDIYO
(menahan ketawa karena Minto memberi nama anjing itu Tompel) Iyo lah bu. Sekali-kali lah nyenengin Minto. Anjingnya juga lucu lho iki. (mengelus kepala Tompel)

SUMARSIH
(terdiam sejenak lalu menghela nafas dan juga tidak tega melihat wajah memelas Minto) Yowis, ibu ijinin. Diurus sing genah kirikmu kuwi. Wes kalian adus, ganti baju, terus mangan. Makanan udah siap.

TANDIYO
Nggih bu. Eh Minto, habis makan nanti jadi belajar itung-itungan ya. Ben pinter koe kalau sudah SD.

MINTO
Asiikkkk!!! Tompel nanti ikut ya belajar itung-itungan biar pinter juga.

SUMARSIH
Aneh-aneh tenan koe Min. Mosok kirik mbok ajari itung-itungan. Isone mung njeguk kuwi. (bisanya Cuma menggonggong)


Tandiyo tertawa dan Minto tersenyum malu. Lalu mereka bergegas untuk membersihkan diri dan mulai makan malam.


8. EXT.Teras rumah Sumarsih – Siang – 2009

Minto menuju teras sambil membawa piring berisi tahu goreng, lalu dia memanggil Tompel yang sedang duduk di depan rumah Sumarsih. Tompel yang sudah bisa berjalan normal lalu menghampiri Minto dengan mengibaskan ekornya. Minto mulai memberi makan Tompel dengan tahu goreng, Tompel sangat lahap memakan tahu goreng itu. Kemudian, Minto bergegas berangkat ke play group, sejak ada Tompel, Minto tidak pernah lagi diantar Sumarsih ke play group. Tompel ikut kemanapun Minto pergi, ketika Minto belajar dan bermain di play group, Tompel duduk di luar menunggu Minto selesai beraktivitas. Tompel juga ikut bermain bersama teman-teman Minto sekaligus menjaga Minto. Selesai bermain, Minto mengajak Tompel duduk di sisi pinggir waduk dan Minto menceritakan kegiatannya di play group hari ini.


MINTO
(Duduk bersebelahan dengan Tompel sambil memandangi jernihnya air waduk Cengklik) Tompel, hari ini aku belajar mengenal angka sama bu guru. Ternyata selama ini angka itu banyak ya, nggak sampai 10 aja. Aku baru tahu kalau bisa sampai 100, terus aku tadi nyanyi lagu “Heli”, lagu yang ceritanya orang punya anjing. Berhubung yang punya anjing Cuma aku, Heli aku rubah namanya jadi Tompel. Jadi gini, (menyanyi) Tompel …guk guk guk, kemari … guk guk guk … ayo lari-lari …(lalu tertawa lepas)


Tompel lalu mengonggong tiga kali sesuai dengan lagu yang dinyanyikan Minto. Minto pun tertawa senang Tompel bisa menggongong sesuai lagunya.


MINTO
Senang deh, bisa punya teman sekarang kayak kamu Tompel. Kemana-mana ada yang diajak main, diajak gembira, diajak ngobrol juga kayak sekarang. Pokoknya kamu jangan kemana-mana ya Tompel. Biar aku nggak sendirian lagi kalau main sambil nungguin mas Tandiyo. (lalu merangkul Tompel)


Hari sudah sore, Minto dan Tompel menuju pulang. Seperti biasa Tompel mengikuti Minto dengan langkah yang riang sambil menjulurkan lidah.


9. INT.Rumah Sumarsih – Malam – 2009


Minto sedang makan bersama dengan Tompel di teras rumah. Lalu Tandiyo pulang dan memakirkan sepedanya, Tandiyo lalu mengelus kepala Tompel dan Tompel menggongong gembira karena Tandiyo sudah pulang ke rumah. Minto mencium tangan Tandiyo, dan Tandiyo pun mengelus kepala Minto dengan penuh kasih sayang lalu masuk ke dalam rumah.


SUMARSIH
Ayo makan dulu, nang. Gimana hasilnya?

TANDIYO
(memasang wajah kusut karena kecewa lalu diam)

SUMARSIH
Nang, ditakoni ibu kok malah meneng wae. Gimana hasilnya? (sedikit kesal)

TANDIYO
(memandang wajah Sumarsih, lalu terdiam sejenak) Aku ...(menghela nafas) … LULUS BU !!!! (lalu merangkul Sumarsih)

SUMARSIH
(tiba-tiba menangis bahagia) Alhamdulillah nang, Ya Allah, ibu seneng nang dengernya. Rangking piro koe nang?

TANDIYO

Rangking 2 bu, masih masuk lulusan terbaik. Wes ibu ojo nangis, ini kan kabar bahagia. Sama aku mau kasih tahu, aku keterimo kuliah di UNS (Universitas Negeri Solo) bu. Tanpa biaya, karena dapat beasiswa. Masuk jurusan Psikologi bu.


SUMARSIH
(masih menangis bahagia) Ibu bangga nang sama kamu. Nggak sia-sia ibu nyekolahin kamu. Kapan kamu mulai kuliah nang?

TANDIYO
Insya Allah bulan depan bu, pokoknya ibu nggak usah khawatir. Aku bakal kerja sambilan juga buat biaya kost sama sehari-hari.

MINTO
(tiba-tiba muncul) Mas Tandiyo berarti ninggalin rumah?


Tandiyo dan Sumarsih kemudian terdiam dan memandang ke arah Minto dengan wajah bingung untuk menjelaskan keadaan ini.


TANDIYO
(menghampiri Minto dan memegang pundak Minto) Min, masmu ini mau jadi orang sukses. Jadi orang sukses itu harus berusaha dulu. Ini salah satu caranya Min. Mas nggak selamanya ninggalin kamu sama ibu, mas pasti juga akan pulang nengokin kamu sama ibu.

MINTO
(matanya mulai berkaca-kaca) Terus, Minto mau belajar sama siapa kalau bukan sama mas Tandiyo? Mas nggak bisa apa kuliah di desa? Minto kan nggak mau mas pergi. (mulai menangis)

TANDIYO
Mas yakin, kamu pasti bisa belajar sendiri. Kamu itu pintar, mas udah yakin kamu akan bisa seperti mas. Kamu mungkin akan bisa ngalahin kepintaran mas. (merangkul Minto dan mulai menitikan air mata)


Sumarsih semakin menangis melihat keadaan itu. Tompel masuk ke dalam rumah dan duduk memandangi Minto dirangkul oleh Tandiyo, kemudian kaki depan Tompel menyentuh tangan lengan Tandiyo.


TANDIYO
(melepas pelukan Minto) Min, kamu kan sudah punya sahabat sekarang. Tuh, Tompel nggak suka lho lihat kamu sedih. Tompel nanti juga akan jagain kamu sama ibu, kamu nggak akan kesepian di sini. Tompel, tolong jagain mereka ya selama aku kuliah di Solo. Jadi anjing yang baik.


Tompel menggongong dua kali.


TANDIYO (cont.)
Minto janji ya sama mas, harus bisa sekolah yang pinter. Sampai kuliah kayak mas. Enak jadi orang pinter sekolah nggak bayar dapat beasiswa. Biarpun kita miskin, tapi kita harus jadi orang pinter. Bantu-bantu ibumu juga, nyari tambahan uang. Kudu iso koe yo.

MINTO
(sambil meragkul Tompel dan masih menangis) Nggih mas. Minto janji, akan bisa kayak mas. Tapi sering-sering pulang ya mas. (kemudian berbicara ke Tompel) Tompel, pokoknya selama mas Tandiyo pergi, kamu harus nemenin aku belajar ya. Cuma kamu nantinya sahabatku yang bisa diandalkan. Tompel janji ya, sama aku. (sambil memegang wajah Tompel dengan kedua tangannya lalu Tompel mengaing sebentar lalu menggonggong dua kali)

TANDIYO
Iyo, mas janji akan nengokin kamu sama ibumu. Wes ah, anak lanang kok nangis. Nanti Tompel nggak mau lho jadi sahabatmu lagi (tertawa)

SUMARSIH
(menyeka air mata dengan tangannya) Wes to ah, malah tangis-tangisan kayak sinetron. Ayo pada makan dulu.


Suasana haru bahagia dan tawa kemudian mengisi rumah Sumarsih dan Tompel pun menggonggong bahagia sambil mengibaskan ekor. Minto lalu menyuruh Tompel duduk di sebelah Minto untuk ikut makan bersamanya. Sumarsih mulai menyiapkan makanan di tikar yang digelar di lantai untuk mereka makan, lalu Sumarsih memberikan satu piring plastik berisi 4 tahu goreng untuk Tompel. Mereka dan tompel akhirnya makan dengan bahagia.


(fade out)


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar