Sebelum Tengah Malam
2. Scene 5-9

5. INT. / EXT. RUMAH IRWAN - PAGI

Tirai berwarna kelabu bergerak terkena angin, sinar matahari masuk dari jendela sedikit terbuka. Pada dinding kamar terpajang foto Irwan dan beberapa pajangan gambar Iron Man.


Di atas tempat tidur Altino duduk berbaring dengan muka kaget, menarik-narik baju, melihat baju bukan yang dipakai semalam.


INTERCUT


Altino berdiri terheran di depan mesin cuci, menemukan struk belanjaan barang-barang perempuan di dalam saku celana jeans.


Esoknya Altino berdiri terheran di ruang tamu. Dua gelas di atas meja tamu, satu gelas kosong ada bekas lipstik, satu lagi gelas isi air masih utuh.


FADE OUT:


6. INT. DI DALAM KAMAR — MALAM

Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam. Di dalam kamar terdapat kamar mandi berukuran 2x2 meter. Altino berdiri di depan cermin wastafel, termenung memandangi diri sambil berpikir.


ALTINO (V.O)

Apa sebenarnya yang terjadi?
(menatap dinding kamar mandi, mengangkat kedua bahu merinding)
masa ada hantu di rumah ini?


Tiba-tiba saja Altino berjalan cepat menuju kasur, kasur masih berantakan dengan selimut yang belum dilipat. Altino terburu-buru mengambil HP yang tergeletak di samping guling. Wajahnya berubah seketika, mukanya kaget melihat HP, Close Up: tertera nama 'Sayangku' di daftar panggilan.


ALTINO

Nomor siapa ya... Perasaan tidak pernah simpan. Nomor HP mantan-mantanku semuanya aku simpan pakai nama, kenapa yang ini namanya 'Sayangku'. Siapa ya..?
(menekan tombol telepon)


SFX Terdengar nada sambung telepon sibuk. Altino mencoba menelepon berkali-kali hingga ia merasa kesal dan melempar HP ke atas tempat tidur. Menggerutu sendiri sambil menyisir rambut ke belakang.

FADE IN:


7. INT. KAFE DEKAT RUMAH — SORE PULANG KANTOR

Gerimis membasahi kaca jendela kafe. Butiran kopi digerus perlahan dalam mesin grinder kopi. Sendok diaduk perlahan dalam cangkir kopi. Kafe terlihat sepi, sedikit orang yang duduk. Altino duduk dekat jendela, meminum kopi sambil melihat keluar jendela. Mengeluarkan HP dari dalam tas laptop.

CLOSE UP Matanya membelalak kaget melihat tagihan kartu kredit di pesan HP-nya. Angka mencapai '3.000.000' tertera jelas di layar. Altino menghela napas panjang, meminum kopi sampai habis.


ALTINO (V.O)

Ini tidak bisa dibiarkan, lama-lama bisa bangkrut. (menelepon 'Sayangku')


SFX Nada telepon tidak aktif. Tangan kanan mencengkeram HP, tangan satu lagi menggebrak meja. Orang di sekitar menatap sinis padanya. Altino menoleh, sadar ada yang melihat, lalu berdeham keras, berpura-pura berdiri sambil mengangkat telepon.


ALTINO

Ya, Sayang. Ya, ya, aku ke sana sekarang.


Terburu-buru berjalan cepat meninggalkan kafe.


INTERCUT

8. EXT. DEPAN KAFE — WAKTU SAMA

CLOSE UP Tas laptop di atas kursi.


PEGAWAI KAFE

Pak! Tasnya ketinggalan.


Altino menoleh, membalikkan badan. Sadar tas tidak di tangan, meringis malu berjalan menghampiri Pegawai Kafe.


ALTINO

(Senyum malu) Terima kasih, Mas.


PEGAWAI KAFE

Sama-sama, Pak. Lain kali teliti sebelum pulang. (senyum simpul)


CUT TO:


9. EXT. DALAM MOBIL. HALAMAN RUMAH IRWAN— MALAM

Lampu halaman bersinar temaram. Lampu belakang mobil menyala dalam kondisi terparkir. Altino duduk ragu di kursi pengemudi menatap ke pintu rumah.

CLOSE UP Pintu rumah minimalis 2 pintu warna hitam.

Altino mengatur napas, memberanikan diri turun dari mobil membawa tas, berjalan tegap menuju pintu, berdiri di depan pintu.


ALTINO (V.O)

Tidak ada apa-apa. (menghela napas) Aku harus berani. Tidak ada yang namanya hantu adanya makhluk ciptaan Tuhan.


Mulai berdoa dengan kedua tangan menengadah. Membuka pintu ragu, lalu mengucap salam, dan masuk ke dalam.

SFX Suara pintu di tutup dan dikunci dari dalam.


CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar