Sebelum Tengah Malam
8. Scene 31-37

32. EXT. DEPAN RUMAH — MALAM

Fanny sedih melihat Altino (Irwan) berdiri tak berkedip. Air mata Fanny menetes perlahan.


FANNY

Jangan ganggu Altino, Mas, dia orang baik.


FANNY (CONT'D)

Sudah cukup, Mas. It's my live. Jangan khawatirin aku, aku bisa jaga diri.


Altino menatap datar Fanny, setitik air mata menetes dari pipi pucat sepucat mayat seolah-olah roh Irwan menahan tangis di dalam sosok Altino.


DiSSOLVE TO:


33. EXT. MONTAGE PARKIRAN RUMAH SAKIT — MALAM

SFX Pintu mobil digebrak. Irwan keluar dari dalam mobil, berlari menghajar pria (27 tahun) saat tahu Fanny hendak naik ke dalam mobil. Fanny menjerit histeris melihat temannya dipukuli Irwan.


SEBELUMNYA...


CLOSE ON Pesan di HP Irwan 'aku pulang bareng teman'

Irwan marah, mengambil kunci mobil, dan pergi. Di parkiran, Irwan memergoki pria (27 tahun) bersama 2 orang pria lain berbincang sembari bertukar barang, pria (27 tahun) mengulurkan tangan, pria (28 tahun) mengambil sekantong sabu-sabu dari kantong celana.


JUMP TO:


34. INT. KAMAR PASIEN — TENGAH MALAM

Fanny merawat pasien di kamar pasien, seorang saudara pasien berbuat cabul saat Fanny sedang memeriksa, pemuda (37 tahun) memegang bagian tubuh Fanny. Lalu, Altino (Irwan) tiba-tiba datang memukul pemuda (37 tahun), lengan Altino tersayat pisau buah saat memegangi tangan pemuda itu.


BACK TO:


35. EXT. DEPAN RUMAH — MALAM

Bibir Fanny gemetar ketakutan menatap Altino (Irwan) berjalan mendekat dengan muka sepucat mayat, mengambil langkah mundur tiga petak hingga punggungnya menabrak pagar.


FANNY

Mas.. aku sudah iklasin, Mas. Mas juga harus ikhlasin aku. Biarin aku tenang, setenang kisah kita yang sudah usai.


Altino (Irwan) mengulurkan sebelah tangan meminta Fanny memegangnya. Ragu-ragu Fanny menyambut tangan Altino (Irwan). Altino (Irwan) membalikkan tangan Fanny. Jari telunjuk Altino (Irwan) menunjuk pada dirinya sendiri, lalu menulis kata 'mau' di telapak tangan Fanny, lalu menunjuk pada Fanny, lalu memegang cincin di jari Fanny, lalu terakhir sekali lagi menunjuk pada diri sediri.


FANNY

Mas.. kita nggak mungkin menikah. Dunia kita jauh berbeda.


Altino (Irwan) menggeleng sekali, bukan dirinya yang dia maksud.


FANNY

Maksud Mas, Mas minta aku menikah sama Altino


Altino (Irwan) mengangguk kaku sekali. Menempelkan ibu jarinya ke jari Fanny dan mengaitkannya.


FANNY

Aku janji Mas, kalau itu bisa buat Mas Irwan tenang.


Altino (Irwan) tersenyum pucat. Meletakkan telapak tangan kanannya menutupi kedua mata (basah air mata) Fanny. (Jeda)


Altino tiba-tiba pingsan tak sadarkan diri. Fanny duduk bersimpuh, menggoyang bahu tangan Altino.


FANNY

Al, bangun, Al. Bangun..


FADE IN:


36. INT. RUANG TAMU — SIANG

Dekorasi ruangan penuh bunga-bunga, karpet hijau tergelar dipenuhi para tamu undangan yang hadir duduk bersila, kedua orang tua mempelai menyaksikan dengan khusyuk acara akad nikah. Altino mengenakan kostum pernikahan, mengucap ijab kobul dengan wajah tenang, senyum bahagia tertampang jelas dari wajah keduanya, Altino dan Fanny.


37. INT. KAMAR LANTAI TIGA — SIANG

Memperlihatkan kamar lantai tiga yang menjadi kamar utama Fanny dan Altino. Close Up: Altino terbangun, mengecup sayang kening Fanny. Fanny terbangun dengan senyuman di bibir. Altino bangun dari tempat tidur melihat Fanny menatap manja sambil merentangkan kedua tangan ke depan, meminta digendong. Dengan wajah penuh senyum Altino menggendong Fanny keluar dari kamar.


ALTINO (O.S)

Paman... meskipun ragamu tak lagi terlihat, tapi kenanganmu tetap melekat di dalam rumah ini. Semoga arwahmu tenang, setenang kehidupan kami berdua.


Suasana kamar berubah suram, tiba-tiba muncul arwah Irwan dengan muka pucat sepucat mayat berdiri di pojokan sudut kamar, lambat-lambat senyum menyeramkan tersungging dari bibir penuh darah.


SELESAI


CUT TO BLACK:



 

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar