21. INT. KAMAR — PAGI
Sakit.. Altino bangun dengan lengan terbungkus perban. Ruat muka bingung menatap lengan.
ALTINO
Kenapa lenganku? Perasaan tadi malam aku langsung tidur.
Altino menepuk lengannya sendiri, meringis kesakitan, meniup-niup lengannya yang sakit. Buru-buru mengambil HP di atas nakas sebelah tempat tidur, melihat rekaman CCTV. Terheran, tidak ada rekaman kejadian semalam, layar buram semutan.
ALTINO (V.O)
Telepon Vero saja, dia orang paling jujur di dunia. (senyum)
SFX Nada sambung telepon.
DiSSOLVE TO:
22. INT. RUANG BOS KANTOR LAMA — SIANG
Suasana tegang, Vero, Altino, dan Frans berdiri sejajar di depan meja Bos. Ketiganya terdiam, tertunduk bersalah.
BOS
Saya dapat laporan, kemarin selesai jam istirahat kalian bertiga tidak kembali ke kantor. Kemana? (nada tegas)
VERO
Cari makan, Pak. (menatap)
BOS
Lalu habis makan? Harusnya kembali ke kantor, tidak keluyuran waktu jam kerja.
VERO
Main billyar, Pak. (spontan mendongak)
Altino mencubit lengan kiri Vero. Bos dan Frans mendelik lebar bersamaan.
BACK TO:
23. INT. KAMAR — SAME TIME
ALTINO (INTO PHONE)
Hallo, Ver.
VERO (OVER THE PHONE)
Ada Apa?
ALTINO (INTO PHONE)
Tadi malem kamu pulang jam berapa?
VERO (OVER THE PHONE)
Jam satuan kenapa?
ALTINO (INTO PHONE)
Jam satu, berarti aku sendirian di rumah.
VERO (OVER THE PHONE)
Enggaklah, ada pacar kamu.
ALTINO (INTO PHONE)
Pacar? Kamu kan tahu aku nggak punya pacar.
VERO (OVER THE PHONE)
Loh, terus yang nganter kamu semalem, siapa?
ALTINO (INTO PHONE)
Maksudmu?(muka bingung)
VERO (OVER THE PHONE)
Nggak tahulah, aku jadi ikut bingung.
ALTINO (INTO PHONE)
Kan, tadi malem habis kalah main aku tidur.
VERO (OVER THE PHONE)
Iya, jam sebelas kamu tidur. Jam dua belas malem kamu keluar.
ALTINO (INTO PHONE)
(Membelalak kaget) Keluar ke mana?
VERO (OVER THE PHONE)
Nggak tahu. Kamu keluar jalan kaki, terus balik sama Fanny. (Jeda)
Altino menggaruk kepala, muka bingung.
VERO (OVER THE PHONE)
Tuh cewek anak mana? Manis.. semanis kue donat kesukaan gue. Lesung pipinya bikin kebayang-bayang.
ALTINO (INTO PHONE)
Busyet dah! Makan tuh gombal. Maksud kamu cewek yang mana?
VERO
Masa sama pacar sendiri lupa?
ALTINO
Pacar siapa? Kan, kamu tahu sendiri aku nggak punya pacar. Kamu ini.. ditanya malah tanya balik. (Jeda) Aku mau tanya, tanganku kenapa kok luka?
VERO (OVER THE PHONE)
Oh.. tangan lo. Tadi malem Fanny cerita kalau tangan lo sobek gara-gara melerai orang berantem di rumah sakit.
ALTINO (INTO PHONE)
Eh, tunggu, tunggu. Tuh cewek, siapa namanya?
VERO (OVER THE PHONE)
Fanny..
ALTINO (INTO PHONE)
Tahu nama lengkap sama bintinya nggak?
VERO (OVER THE PHONE)
Enggaklah, buat apa juga aku nanya bintinya. Emang mau ngelamar.
ALTINO (INTO PHONE)
(Tertawa terkekeh) Kali aja kamu mau kawin sama hantu.
VERO (OVER THE PHONE)
Kok, hantu sih. Bukanlah, wong semalem aku sama anak-anak ngobrol lama sama dia.
ALTINO (INTO PHONE)
Dia bilang nggak kerja di mana?
VERO (OVER THE PHONE)
Katanya sih perawat, tapi masih magang.
ALTINO (INTO PHONE)
Oh ya, perawat. Perawat di mana?
VERO (OVER THE PHONE)
Di RS Husada 1.
SFX Teriakan cewek dari arah Vero.
VERO
Eh, Al. Udah dulu ya.. aku nganterin adekku dulu.
ALTINO
Oke.
CLOSE ON Membuka daftar panggilan, menelepon 'Sayangku'. SFX Nada telepon di angkat.
ALTINO
Hallo..
CUT TO:
24. INT. RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT — SIANG
Altino duduk kedua paha kaki terbuka lebar, memainkan HP-nya, matanya sesekali melihat kanan dan kiri. Merasa haus, Altino berdiri dari duduk, berjalan menuju kantin. Sekembalinya dari kantin, tiba-tiba seorang gadis berpakaian perawat duduk di kursi tempat Altino duduk.
ALTINO
Kamu Fanny kan? (telunjuk kanan menunjuk ke depan gadis itu)
FANNY
Mm.. iya.
Altino duduk di sebelah Fanny. Keduanya terdiam, saling memalingkan muka malu-malu. (Jeda)
FANNY
(Muka cemas)
Tangan kamu gimana? Masih sakit?
ALTINO
Enggak, nggak apa-apa kok.
Fanny tersenyum senang melihat Altino, mengepalkan kedua tangan di atas paha. (malu)
FANNY
Syukurlah
ALTINO (V.O)
Ini waktunya aku tanya sama dia.
ALTINO (CONT'D)
Mm.. boleh tanya? Jangan tersinggung ya..
FANNY
Tersinggung? Tersinggung kenapa?
Altino salah tingkah, bingung memulai bicara.
ALTINO
Bukan.. Maksudnya, kita pernah ketemu?
FANNY
(Terdiam sejenak) Menurut kamu?
ALTINO
(Salah tingkah) Ya.. katanya temenku semalam kamu yang bawa aku pulang ke rumah.
FANNY
Kamu nggak ingat?
ALTINO
(Menggeleng pelan) Aku merasa nggak pernah ketemu kamu. Mmm.. apa aku juga beliin kamu sesuatu? Kemarin tagihan kartu kreditku sampai 3 juta, padahal aku nggak merasa pakai.
FANNY
Kenapa? Kamu mau aku balikin uangmu?
ALTINO
Bukan, bukan begitu maksudnya. Maksudku..
ALTINO (V.O)
Nih, cewek jadi bikin tambah bingung.
Saat Altino membuka mulut hendak bicara, seorang berpakaian perawat bertubuh gemuk datang mendekat.
PERAWAT
Fanny, dicariin dari tadi. Ternyata di sini.
Altino dan Fanny sama-sama melihat ke perawat gemuk.
FANNY
(Muka cemas) Iya, Bu. Sebentar.. ada teman saya.
ALTINO
Kayaknya aku ganggu. Lain kali aja aku ke sini lagi.
FANNY
(mengatupkan kedua tangan di depan dada)
Maaf ya..
ALTINO
Iya nggak apa-apa.
Baru dua langkah, Fanny membalikkan badan, melihat Altino.
FANNY
Nanti sore, kamu bisa ke sini nggak? Gantiin perbanmu.
ALTINO
(melihat perban di lengan) Oke (jari membentuk huruf O)
Keduanya saling tersenyum.
CUT TO: