Satu Cara Untuk Pergi
13. #13 (SCENE 87-93)

87. EXT. BUTIK “THE QUEENSLAND” – PARKIRAN - MALAM

Suasana halaman parkir butik masih sedikit ramai. Prada berjalan membawa box besar tidak bersemangat, ia celingukkan melihat beberpa bodyguard berdiri dekat sebuah mobil mewah yang hendak keluar parkiran.

Bagian belakang mobil mewah ada tukang parkir berdiri, tampak kebingungan.

Prada memperhatikan lalu mendekati. Cepat Prada memberikan arahan mobil mewah untuk keluar.

 

PRADA

(memberikan arahan)
Mundur.. Mundur.. Gud. Langsung banting kiri.

 

Tukang parkir tercengang.

Mobil hendak meninggalkan parkiran berhenti dihadapan Prada berdiri, membuka kaca jendela muncul seorang supir setengah paruh baya.

Supir mobil memberikan beberapa lembar uang sepuluh ribuan.

 

PRADA

Terimakasih, pak.

 

Prada mendekati tukang parkir di tepi parkiran. Ia memberikan uang tadi ke tukang parkir.

 

PRADA

Ini uang bapak.

 

TUKANG PARKIR

Bapak yang membantu berarti itu rezeki bapak.

 

PRADA

Saya membantu, bukan mengambil hak bapak. Pak, mohon diterima ya.

 

Dari arah lain, seboang bodyguard berlari menghampiri Prada.

 

BODYGUARD

Permisi.. Bapak bisa ikut saya sebentar, atasan saya ingin bertemu bapak.

 

Tukang parkir dan Prada berdepat langsung berhenti, menengok dengan tatapan bingung.

 

PRADA

Saya?

 

BODYGUARD

Betul, bapak Prada?

 

Prada mengangguk, lalu tatapan mengikuti arah tangan bodyguard kesebuah mobil.

CUT TO


88. INT. RUMAH SAKIT – AULA – MALAM

Ditengah ruangan aula yang hening, beberapa pasien duduk dihadapan Keygi menatap dengan antusias.

Keygi duduk dengan menunduk, menarik napas panjang lalu memberanikan menatap satu-persatu pasien di depannya.

 

KEYGI

Keadaan seperti ini tidak akan pernah buat aku patah semangat.. Alasannya hanya ada satu, karena aku dikelilingi oleh orang-orang yang benar sayang sama aku. Satu hal yang tidak akan pernah hilang dalam ingatan dan tiada duanya, adalah A-yah.. Dia satu oran yang selalu ada dihidupku. Bahkan sagala hal dilakukan dia tidak lepas dari resiko.

 

Keygi terdiam sebentar. Menahan air matanya..

Gangga berdiri di pojok aula mendekati Keygi, berdiri di sampingnya menepuk perlahan pundak Keygi.

 

KEYGI (CON’T)

Aku pun ingin dia bisa meraih impiannya, mempunyai alasan lain agar tetap hidup jika sewaktu hari nanti aku pergi duluan.. Dia lagi berjuang ikut kompetisi desainer, doakan ayahku teman-teman.

 

Keygi mengapit kedua telapak tangan, memohon lalu menunduk dihadapan semua.

Gangga memegang pundak Keygi erat, lalu memeluknya dari belakang.


CUT TO

 

89. INT. SEBUAH CAFÉ – MALAM

Seorang pemuda tampan berjalan mendekat dihadapan Prada, dibalik pria berbadan seperti bodyguard.

Pria itu Erwin, seorang bisnismen dunia fashion yang punya bisnis butik terkenal dibali. Berjalan menghampiri Prada sambil tersenyum, langsung memberika jabatan tangan.

 

ERWIN

Malam, pak Prada. (tersenyum)

 

PRADA

(bingung) Malam.

 

ERWIN

Perkenalkan saya Erwin Debora Ginting, pemilik Manifest butik.
(beat) dibali, saya ikut menghadiri kompetisi ini untuk melihat penjahit berbakat yang memiliki desain cantik versi mereka.. Eitss.. Tapi bukan sebagai dewan juri.

 

Dengan antusias Prada menyambutnya.


PRADA

Perkenalkan saya Prada Wicaksono penjahit rumahan dengan memanfaatkan garasi sebagai tempat usaha tailor saya. Senang bertemu dengan bapak.

 

Erwi berjalan diikuti Prada menuju sebuah meja café terdekat. Erwin mempersilahkan Prada duduk.

Ada tiga bodyguard berdiri dihadapan mereka, mengelilingi meja tempat di duduki.

 

ERWIN

Sudah berapa lama pak Prada menjadi penjahit?

 

PRADA

Seusia putri saya, sekitar empat belas tahun.

 

Erwin mengangguk, matanya melihat kotak yang dibawa dalam pelukan Prada. Ia menunjuk.

 

ERWIN

Kotak apa itu pak?

 

PRADA

Gaun yang seharusnya masuk dalam penilaian juri didalam, sayangnya saya terlambat. Ahh, sudahlah. Mungkin bukan rezeki saya.

 

ERWIN

Mungkin ini jadi rezeki pak Prada menurut saya.

 

PRADA

(spontan bingung) Maksud pak Erwin?

 

Erwin mengambil kotak coklat itu. Lalu membukanya. Karena cukup besar, kotak itu dibantu oleh dua bodyguardnya selalu. Erwin mengangkat gaun tersebut hingga tampak tingginya, juga elegan sekali.

 

ERWIN

Saya tidak akan membeli gaun cantik ini, tapi akan menawarkan bapak menjadi bagaian dari tim desain saya.


Prada terkejut.

 

PRADA

Tim bapak? Saya kerja sama bapak?

 

Erwin mengangguk mengiyakan. Erwin berbisik kepada salah satu bodyguard yang berdiri disampingnya.

Usai mendapat bisikan. Bodyguard itu langsung mengeluarkan cek dari balik jasnya. Tampak menuliskan sesuatu.

 

ERWIN

Dimana Pak Prada dan keluarga tinggal?

 

PRADA

Daerah jakarta barat, berdua dengan putri saya.

 

ERWIN

Istri bapak?

 

PRADA

Sudah meninggal sebulan usai putri saya dilahirkan karena kanker.

 

ERWIN

Saya turut berbela sungkawa atas kepergian istri bapak. Hmm.. Semoga Putri bapak senang mendengar kabar ini.

 

PRADA

Pastinya, pak. Dan tak perlu dikhawatirkannya lagi.

 

Lembar cek yang sudah ditulis langsung diberikan oleh bodyguard itu, dengan Erwin langsung diserahkan kepada Prada yang dibuat bingung kembali.

 

ERWIN

Ini untuk sebagai tanda persetujuan kita dan saya akan membawa gaun ini untuk dipajang dibutik saya. Disini juga tertera nomor telpon saya, bisa tinggalkan alamat pak Prada?

 

Satu bodyguard langsung memberikan kertas dan pulpen, Prada langsung menuliskan alamat lengkapnya. Nampak masih tak percaya.

 

PRADA

Ini sebagai persetujuan gaun saya akan dipajang dibutik bapak?

 

ERWIN

(mengangguk) Betul, nanti segera bodyguard saya menyediakan fasilitas kepada pak Prada sebagai desainer kami.

 

PRADA

Terimakasih, terimakasih banyak pak Erwin.

 

ERWIN

Maaf pak Prada, saya harus segera pergi karena ada urusan lain yang harus diselesaikan.

 

PRADA

Baik, pak. Terimakasih.

 

Erwin pergi menuju mobil berwarna hitam yang terparkir tak jauh. Prada terus memandangi langkah Erwin, hingga masuk kedalam mobil.

Prada memperhatikan sambil terus memeluk cek tersebut merasa lega karena dapat segera mengurus administrasi rumah sakit Keygi.

Mobil Erwin sudah berjalan melewati Prada. Sekali mengklakson, Prada tersenyum lebar dan mengangguk.


CUT TO


90. INT. RUMAH SAKIT – AULA – MALAM

Pertemuan diaula sudah selesai, Keygi tersenyum sambil menahan tangan Gangga yang ingin mendorong kursi rodanya.

 

GANGGA

Kenapa, Key?

 

KEYGI

Makasih untuk hari ini.

 

Gangga tersenyum sambil mengusap kening Keygi.  

Melody datang menghampiri Keygi dan Gangga, menyapa dengan antusias.

 

MELODY

Haii, Keygi (melambaikan tangan) Lo keren loh, semua orang yang ada di dekat lo pasti bangga, termasuk gue yang baru kali pertama dengar cerita lo.

 

GANGGA

Idihh.. Cerewet banget sih lo. Dateng langsung nyamber gitu aja.

 

MELODY

Apaan sih, emang bener kok. Lo gimana keadaannya, Key?


KEYGI

(mengangguk) Sejauh ini lebih baik. Makasih udah kerja kerasa buat sesuatu seperti tadi, sangat berarti banget buat gue dan temen temen penderita kanker di rumah sakit ini.

 

Melody bergerak maju memeluk Keygi.

 

MELODY

Santai aja.. Gue juga jadi banyak belajar kok.

 

KEYGI

Kamu mau lansung pulang?

 

MELODY

Ehh iya, kenapa Key? Lo butuh bantuan, apa itu?


KEYGI

Lain kali mungkin kita bisa ngobrol?

 

MELODY

Bisa... Bisa banget kok, kalau butuh bantuan apapun lo boleh langsung kabarin gue, ya. Atau tentang komunitas pintu akan selalu terbuka buat siapapun kok.

 

Seorang suster menghampiri mereka.

 

SUSTER

Nona Keygi segera kembali ke kamar rawat, ya.

 

GANGGA

Baik suster, segera nanti Keygi saya antar ke kamar rawat.

 

SUSTER

Baik, saya tinggal dahulu.

 

Suster pergi lalu di ikuti Melody akan pergi.

 

MELODY

Gue balik duluan ya, ada schedule lain, biasa orng sibuk. Sehat-sehat Key!

 

Melody pergi dengan tersenyum sambil melambaikan tangan semakin menjauh.

 CUT TO


91. INT. RUMAH SAKIT – SIANG

Susana ramai rumah sakit dibagian receptionis.

Prada lari buru-buru ke bagian resepsionis, berhenti menunggu satu antrian sambil celingukkan dan napas ngos-ngosan.

Giliran Prada maju.

 

PETUGAS RECEPTIONIS

Siang bapak, ada yang bisa di bantu?

 

PRADA

Tagihan biaya rumah sakit atas nama pasien Keygi Magdalenna, sus.


PETUGAS RECEPTIONIS

Baik tunggu sebentar saya cek dahulu ya pak.

 

Prada mengangguk, menunggu petugas yang fokus pada layar komputer. Tak menunggu lama lalu..

 

PETUGAS RECEPTIONIS

Atas nama Keygi Magdalenna sudah melunasi seluruh administrasi, pak.

 

Prada terdiam sejenak berfikir.

 

PRADA

Kapan dibayarkannya ya, sus?

 

PETUGAS RECEPTIONIS

Sesuai diketerangan kemarin, pak.

 

PRADA

Baik, sus. Terimakasih.

 

Prada menghela napas berjalan meninggalkan receptionis.

Satu tangan Keygi merogoh saku celana, berjalan di koridor.

Dari depan, muncul Keygi di dorong oleh Gangga menggunakan kursi roda.

 

KEYGI

Ayahhhh!! (teriak)

 

Prada kaget langsung menghampiri Keygi, memeluknya.

 

KEYGI (CON’T)

Gimana kompetisinya? Ayah pasti menang, kan. (mengusap punggung Prada) ayah?? (beat)
A..yah Kompetisinya gagal?

 

Prada masih memeluk tanpa bersuara. CU wajah Keygi kebingungan.

 Satu tangan Prada merogoh saku celananya, mengerluarkan kartu nama ERWIN. Prada melepas pelukan lalu menunjukkan kartu nama dengan sumringah.

Jrengg!!! Keygi terkejut, penasaran dan bingung.

 

PRADA

Ayah dapat ini?

 

KEYGI

Kartu nama?

 

Keygi langsung merampasnya.

 

KEYGI (CON’T)

ERWIN.. Fashion designer. (terkejut lagi) Demi apa?!! Gimana bisa dapet? Ayah menang kompetisinya?

 

PRADA

(menggeleng) Menang sih, enggak. Tapi, kalo dapet clients sih iya. Dia langsung bayar kontan gaun putih yang seharusnya ayah pake buat lomba.

 

KEYGI

Masyaallah.. Akk.. Beneran, ayah?!

 

PRADA

Soal begini, mana mungkin ayah bohong.

 

Keygi langsung menarik tubuh Prada, berpelukan lagi.

 

KEYGI

Ayah keren, Keygi yakin kalau ayah memang pasti bisa menjual desain asli Karya ayah sendiri. Keygi bangga!!!

 

CUT TO


92. INT. RUMAH SAKIT – RUANG DOKTER – SIANG

Ruangan dokter Hito. Prada masuk sudah ada Dr. Hito sedang menulis sesuatu.

Dr. Hito menoleh, tersenyum langsung menghentikan kegiatannya.

 

PRADA

Siang, dok. Maaf mengganggu waktu sebentar.

 

DR. HITO

Siang, pak Prada. Tenang saja, silahkan duduk.
(beat) ada yang bisa saya bantu?

 

Prada duduk di kursi tepat di depan meja Dr. Hito.

 

PRADA

Tentang Keygi, dok. Saya ingin mengajaknya pergi naik paralayang sesuai keinginan terbesarnya. Apakah dojter mengizinkannya?

 

Dr. Hito mengangguk, membenarkan posisi duduk baru berbicara.

 

DR. HITO

Saya senang mendengarnya, pak Prada bisa memenuhi hal yang sangat di inginkan Keygi. Terlebih pasien seperti Keygi sangat butuh support untuk membuat mereka semangat bertahan akan suatu hal-hal yang diinginkannya. Sayangnya, melihat kondisi Keygi beberapa hari terakhir sangat tidak mungkin selama perjalanan akan baik-baik saja. Ada banyak risiko yang akan terjadi, pak.

 

Prada menghela napa panjang.

 

PRADA

Risiko seperti apa saja dok?

 

DR. HITO.

Kemungkinan terjadi adalah ketidak stabilan tubuh Keygi, rentan sekali merasa lelah, walaupun saya senang mendengarnya. Saya tidak menyarankan untuk memenuhi keinginan Keygi yang satu ini, mungkin bisa di gantikan keinginannya yang lain pak?

 

PRADA

Naik paralayang saja dok yang belum terpenuhi. Mohon, dok. Mungkin ada hal yang harus saya lakukan untuk jaga kondisi rersebut, dok?

 

DR. hito diam sejenak lalu mengambil sebuah note dan menuliskan sesuatu disana.

Tak lama, note selesai ditulis lalu diberikan pada Prada.

Prada mengambilnya, tersenyum.

 

PRADA

Terimakasih dok, segera saya persiapkan dok. Terimakasih sekali lagi, dok.

 

DR. HITO

Baik, pak. Mungkin ini kesempatan terbaik, pak.

 

Prada bangkit bersamaan Dr. Hito bersalaman.


CUT TO


93. EXT. BANDARA – SIANG

Suasana ramai bandara. Keygi, Maria dan Gangga berjalan beriringan. Dibelakang ada Marsha, Donny dan Prada.

Maria terus menggandeng dan menggengam tangan Keygi, ia terus saja bicara.

 

MARIA

Lo harus janji pokoknya Key, sama gue! Selepas liburan cepetan masuk sekolah lagi, lo udah lama gak sekolah tau.

 

KEYGI

Janji! Gue juga kangen lo dan temen-temen yang lain, Mar.

 

MARIA

Gue agak susah buat nyontek pas gak ada lo, aslii dah…

 

KEYGI

Ahh, belajar yujk belajar jangan keseringan nyontek.

 

GANGGA

Maria, belajar.. Nyontek itu gak akan bisa bantu kamu kalo nanti kalau ujian.

 

MARIA

Tapi ya, kak. Dengan nyontek nilai aku jadi bagus bagus.

 

Dibagian belakang, Donny, Marsha dna Prada berjalan memperhatikan ketiga anak mereka berjalan bersamaan sambil asik berbincang.

 

PRADA

Gue masih gak nyangka, gimana Allah mengatur semuanya dengan sangat baik.

 

DONNY

Itulah namanya hidup, selagi kita percaya sama yang diatas, yang sangat sulit bisa jadi mudah.

 

MARSHA

Dia seneng banget, Mas. Semoga sehat-sehat disana ya.

 

Memasuki pintu masuk, Maria, Gangga, Keygi, Donny, Marsha dan Prada berhenti. Saling memeluk dan bersalaman.

Keygi memeluk Gangga, Gangga berbisik.

 

GANGGA

Selalu inget pulang ya, aku pasti kangen kamu.

 

Keygi melepas pelukan lalu tersenyum. Keygi menatap satu-persatu orang disekitarnya.

 

KEYGI

Nanti setelah pulang, jangan lupa tungguin novel aku terbit, ya. Bulan lalu ada penerbit yang udah minang naskah aku.

 

Jreng!! Semua kaget, tak percaya menatap Keygi.

 

MARIA

(heboh) demi apa??! Kenapa baru cerita sih??

 

KEYGI

Berita baik, gak sembarangan diceritain dong. Kan, biarin surprise!

 

GANGGA

Iyahh, beneran itu Key?

 

Keygi mengangguk. Prada langsung berjalan di sebelah Keygi. Prada memeluk Keygi.

 

PRADA

Ayah bangga sama Keygi. Keren vanget nak, ayah akan selalu dukung kamu.

 

KEYGI

Makasih, yah.

 

Marsha menggandeng tangan Donny ikut terharu dan bangga.

Gangga dan Maria saling tersenyum berpandangan lalu memperhatikan Keygi kembali.

 

PETUGAS (OS)

Mohon perhatian. Ini adalah panggilan boarding terakhir untuk para penumpang penerbangan tujuan Malang, boarding di gerbang A-3. Pemeriksaan terakhir akan selesai dan pintu pesawat akan ditutup dalam waktu sekitar lima menit. Terima kasih.

 

DONNY

Sudah panggilan. Buruan nanti kalian telat. (mengusap pundak Keygi) Happy trip, sehat selalu ya nak sampe disana.

 

Keygi mengangguk lalu menyalami tangan Donny.

 

GANGGA

Kabarin aku, jangan lupa.

 

MARIA

Jangan di silent hape, lo.


KEYGI

Siap, paduka. Jangan tungguin gue balik, walaupun gue tau kok gue ngangenin orangnya. (tertawa)

 

GANGGA

Ge-er. . Bye.

 

Keygi menggandeng Prada melangkah masuk sambil melambaikan tangan.

Gangga, Maria, Donny dan Marsha saling menatap langkah kepergian Keygi dan Prada.

 

CUT TO

 

94. EXT. BATU MALANG – PARALAYANG – DAY

Montage:

-  Suasana perbukitan yang indah tampak sejuk

-  Nampak rumah-rumah sederhana disepanjang perbukitan. Dari atasnya Prada dan Keygi terbang naik paralayang sambil tertawa nampak bahagia.

-  Angin menghembuskan Rambut palsu Keygi

-  Teriakan Keygi menikmati pemandangan dan tersenyum menengok Prada dibelakangnya.

 

CUT TO

 

96. INT. SEBUAH GEDUNG – SIANG

Panggung talkshow yang ramai, Prada duduk dihadapan penonton mengusap wajahnya yang mengalir air mata. Wajahnya sedikit sembab dan tersenyum samar.

Ia mengangkat tangan yang menunjukan sebuah buku/novel.

 

         PRADA

Novel ini sudah menjadi best seller hingga terjual 30rb eksemplar setelah 2 tahun sejak Keygi meninggal. Hal yang tidak pernah saya sangka. Dari novel ini juga saya mengetahui satu hal bahwa sebelum kepergiannya untuk selamanya ia memilih satu cara untuk menjadi sosok yang selalu dikenang dan tak dilupakan. Saya merasa sangat terhormat menjdi tokoh yang ia tulis.


Semua penonton langsung tepuk tangan, beberapa ada yang terharu dan juga tersenyum sembari meneteskan air mata. Built moment happy.


CUT TO

TAMAT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar