Satu Cara Untuk Pergi
11. #11 (SCENE 72-78)

72.FLASHBACK– INT. RUMAH PRADA – SEBUAH RUANGAN – SIANG

Ruangan tak terlalu besar, berantakan oleh kain, dibagian pojok ada mesin jahit dan diatasnya ada lemari gantung berisi gulungan benang warna-warni. Keygi kecil (6) mengalungi meteran jahit menjongkok diatas kain agak lebar berwarna hijau.  

Datang Prada menghampiri Keygi bawa segelas minuman sambil tersenyum.


PRADA

Si cantik lagi ngapain? Mau buat baju sendiri,ya.

 

KEYGI KECIL

Mau buat baju princes untuk ulangtahun sama ibu.

 

PRADA

Ibu Keygi dimana?

 

KEYGI

Ibu lagi disurga nanti Keygi kesana naik bemm(mobil;cttn meragakan mobil)

 

PRADA

Keygi berani naik bemm?

 

KEYGI

(Penuh semangat) Berani! Kemarin di bemm ada cicak baru Keygi takut, sekarang udah berani kok.

 

Prada tersenyum sambil satu tangannya mengusap kepala Keygi, lalu menggendongnya. Tubuh Keygi diangkat-angkat sampai Keygi tertawa.

CUT TO

 

73. INT. RUMAH SAKIT – DEPAN ICU – MALAM

Suasana ramai rumah sakit, beberapa orang lalu lalang. Prada berdiri di depan kaca ruangan yang memperlihatkan Keygi berbaring di dalam dengan berbagai macam alat bantu. CU Prada sedih dan bingung.

Dari arah koridor Dony dan Gangga datang, Donny menepuk pundak Prada menunjukkan bawa sekotak makanan.

 

DONNY

Lo belum makan dari siang, makan dulu! Kasih om Prada, Ngga. (mengarah ke Gangga)

 

Gangga memberikan ketangan Prada.

 

PRADA

Makasih bro. Liat dia masih tenang disana. (merilik ke kaca ruangan)

 

DONNY

Dia butuh support lo, tenaga lo jadi harus diisi lagi. (beat) Tenang, mobil lo udah ada yang nawar. Dp  udah gue tf ke rekening lo.

 

Prada tersenyum tapi wajahnya kelihatan haru ingin nangis. Menarik Donny memeluk dan menepuk pundak Prada.

 

PRADA

Terimakasih, Don. Tanpa lo gue gak tau gimana pastinya.

 

DONNY

Semua pasti ada jalan. (melepas pelukan perlahan) Terpenting lo makan, isi tenaga karena kalo lo sehat Keygi jadi punya semangat untuk buka matanya.

 

PRADA

Gue pasti makan, paling nanti gue bakal siapin mobilnya sehabis ini.

 

DONNY

Lo tenang aja, urusan penjualan bisa diobrolin besok. Dia kasih dp langsung gak minta buru-buru, gue kasih tau kalo lo lagi nunggu anak dirumah sakit. Urusan besok biarin dulu.

 

PRADA

Dia langsung terima harga yang gue keluarin?

 

DONNY

(mengangguk) Syukur banget dia gak nawar turun jauh. Jadi aman.

 

PRADA

DEALL.. Thanks bro. Gue akan terima uang iti besok, keterikatan antara penjual dan pembeli belum ketemu secara lansung gak etis menurut gue.

 

DONNY

Gue kirim nomor temen gue ke lo, bro. (Donny mengeluarkan ponsel)

 

Beberapa saat Donny mengetuk ponsel dan menunjukkan layar ponselnya ke Prada.

 

DONNY (CON’T)

Langsung hubungi aja. (melirik Keygi lalu Gangga) Gue gak bisa lama bro, ada closingan resto gue. Ngga mau pulang apa disini?

 

GANGGA

Disini yah. Gapapa,kan?

 

Donny mengangguk, menepuk pundak Gangga lalu berjalan balik arah, pergi.

 

PRADA

Hati-hati, bro.

 

Prada berjalan ke tembok lalu bersandar sambil mengusap wajahnya gusar.

CUT TO

74. Insert INT. RUMAH SAKIT – ICU – MALAM

Built tension! Keygi di dalam ICU tiba-tiba mengigau, tangannya bergerak memegangi leher, merintih kesakitan dari lehernya yang membengkak.

Dari kaca Prada dan Gangga langsung berubah panik. Prada berlarian memanggil dokter.


PRADA

(didepan kaca ruangan) Key, Keygi kenapa? Sayang bertahan.
(celingukan histeris) Dok, DOKTERR!! DOK!!

 

Berlari dokter Hito dan beberapa suster masuk kedalam ICU.

Gangga merangkul Prada berusaha menenangkan, mengusap punggung Prada.

 

GANGGA

Tenang om, kita berdoa aja yang terbaik untuk Keygi. Dia pasti bertahan.

 

PRADA

Dokter!

 

CU tubuh Prada menempel di kaca ruangan, khawatir.

Dari dalam setelah periksa dr. Hito beri isyarat kalau Keygi baik-baik saja. Lalu Dokter Hito keluar ruangan.

 

PRADA

Gimana dok? Keygi keadaanya memburuk kah?

 

DOKTER HITO

Tenang pak, itu adalah efek samping usai kemoterapi hari ini. Keygi mungkin hanya merasakan nyeri disekitar pembengkakan dilehernya beberapa saat, nanti setelah beberapa minggu bengkak di lehernya akan segera pulih.

CUT TO


75. EXT. RUMAH SAKIT – PARKIRAN – PAGI

Intercut with

76. INT. RUMAH SAKIT – RUANG RAWAT - PAGI

Ruang rawat hening, Keygi di brankar belum sadarkan diri terpasang selang infus. Di sampingnya kepala Prada bersandar tertidur pulas.

Bagian sisi lain ada sofa Gangga terbaring tidur.

Pojok ruangan ada lemari kecil, diatasnya ponsel Prada berbunyi. Layar menyala.

Prada sadar lalu mengangkat panggilan telepon dari Donny.


DONNY (OS)

         Halo, pagi bro?


PRADA

Kenapa Don? Mau nyuruh Gangga pulang ya? Dia masih tidur nanti kalo udah bangun gue suruh pulang langsung.

 

DONNY (OS)

Enggak, bro. Gue mau kabarin kalo pembeli mau ketemu langsung dengan lo si penjual. Satu jam lagi kita ketemu dikafe dekat rumah sakit aja, ya?

 

PRADA

Ohh siap. Terimakasih Don. Selalu bantu saya dalam segala hal.

 

DONNY

Santai… Biar Gangga aja yang nungguin Keygi di rumah sakit pas lo pergi. Nanti gue kirimin sarapan untuk dia, jadi jangan khawatir, bro.

 

PRADA

Siap. Terimakasih bro.

 

Sambungan terputus.

Prada meletakan ponsel di atas nakas. CU wajah Prada memperhatikan Keygi lalu mengusap dan mencium kening Keygi.

CUT TO


77. INT. RUMAH SAKIT – CAFETARIA – PAGI

Pojok ruangan kafe, tidak terlalu ramai dan bernuansa esthetic.

Donny duduk sendirian di salah satu bangku cafeteria sedang  menikmati Kopi yang dipesannya.

Insert: Prada masuk Café celingukan mencari orang lain tapi nyatanya Cuma ada Donni. Prada langsung menghampiri dan duduk dihadapan Donny dengan wajah bingung.


PRADA

         Dimana orangnya?

 

DONNY

         (meringis) santai dulu, lo mau pesen apa, Bro?

 

PRADA

         Tunggu… jangan bilang lo-

 

DONNY

(memotong perkataan Prada) gue bakal bantu dengan cara apapun. Keygi itu butuh segera bukan nanti!

 

PRADA

Tapi bukan gini caranya, Don. Lo udah terlalu baik sama keluarga gue. Kali ini gue gak bisa terima bantuan lo.

 

DONNY

Tolonglah, ini bukan sudah banyak atau sedikit bantuan dari gue tapi tentang gimana gue memposisikan diri sebagai seorang ayah yang gak ingin kehilangan anaknya. Keygi, itu udah seperti anak gue juga, Bro.

 

Prada menunduk sejenak, menahan air mata akan menangis.

 

DONNY (CON’T)

Gue gak tahu rasanya ditinggal selamanya sama orang yang paling disayang, sama seperti ke Keygi gue sayangi dia sebagai anak. Dan gue gak akan rela untuk kehilangan dia.

 

PRADA

Tentang usia gue gak tau sampai kapan akan menghentikan kebersamaan gue sama Keygi, anak gue. Satu harapan gue dia bisa sembuh.

 

DONNY

Itu juga yang gue mau, Bro.

Prada mengangkat wajahnya, mengusap air mata yang sudah keluar. Menrik napas panjang dan membuat keputusan.

 

PRADA

Perlakukanla dia selayaknya anak yang dikhawatirkan seorang ayah. Setidaknya waktu dia bangun bisa merasakan banyak kasih sayang dari sekitarnya.
(beat)
Walaupun besar perasaan takut akan kehilangan, gue yakin ada jalan dari allah buat kesembuhannya.

 

Donny menyandarkan ke punggung kursi, melipat tangan di depan dada lalu mengangguk.

 

DONNY

Manusia memang selalu punya prinsip. Itu yang harus diingat buat gue.

CUT TO


78. INT. RUMAH SAKIT – KAMAR RAWAT – PAGI

Kamar rumah sakit sepi. Jari Keygi perlahan bergerak lalu berangsung seluruh tubuh merespon membuatnya sadar sepenuhnya.

Diatas nakas ada kalender mengarah tepat ke wajah Keygi saat membuka mata. Jrengg!! Keygi teringat sesuatu lalu merintih memanggil walau tubuhnya begitu nyeri.

 

KEYGI

         Ahh.. ayah!!

 

Gangga muncul keluar dari kamar mandi, buru-buru mneghampiri Keygi sambil mengusap keningnya.

 

GANGGA

(khawatir) Key.. kamu udah sadar? Mau apa, aku bisa bantu.

 

KEYGI

A..yah... hari ini?

 

GANGGA

Kenapa Key? Ayah lagi pergi sebentar, kamu butuh aku bantu?

 

KEYGI

A.. yah.. aku pengen a..yah

 

Gangga sibuk merogoh kantong mencari ponsel, buru-buru menghubungi Prada.

Krekk! Pintu terbuka, muncul Prada langsung kaget.


PRADA

         Key… key… Ayah disini!

 

Pandangan mata Keygi masih mengarah ke kalender, Prada dan Gangga mengikuti arah pandangan Keygi.

 

KEYGI

         Hari ini kompetisi ayah! Jangan ketinggalan.

 

Prada kembali frustasi mengingat kompetisi yang sudah dipersiapkan beberapa hari lalu. Prada mengusap wajahnya kasar.

Gangga menepuk pundak Prada, saling berpandangan. Gangga menganggukan kepala dan menatap mata Prada penuh keyakinan.


GANGGA

Salah satu cara untuknya senang, om. (berbisik) selagi ada waktunya. Ini mimpi om juga, kan?

 

Prada mengangguk.

 

CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar