Satu Cara Untuk Pergi
3. #3 (SCENE 16-24)

16. EXT. SEBUAH LAPANGAN – FETIVAL LAYANGAN - SORE

Lapangan luas penuh keramaian. Orangtua, muda dan anak-anak sibuk membawa berbagai macam bentuk layangan, ada yang menerbangkan layangan, berkumpul dengan rombongannya, membantu menerbangkan layangan ukuran besar.

Sepeda Gangga berhenti, Keygi celingukan takjub melepas pegangan dari pinggang Gangga. Keygi turun lalu berjalan begitu saja, bahagia liat berbagai layangan yang sudah terbang.

Keygi berputar-putar antusias.


GANGGA

Tungguin, Key!


KEYGI

Kamu kenapa ajak aku kesini?


GANGGA

Hidup itu butuh perubahan, sekali-kali ketempat kaya gini juga perlu, kan?


KEYGI

Kamu jadi beda.


GANGGA

Beda gimana?


Keygi langsung menarik Gangga lari menyelinap ditengah keramaian sampai hampir menabrak orang.

Gangga meringis ke orang yang ditabrak, tampak sebal.


GANGGA

Key, pelan! Itu orang mukanya kesel kamu tabrak.


KEYGI

Itu ada naga, Ngga!


Keygi terus melangkah cepat tanpa menengok ke lain selain rombongan orang yang hendak menerbangkan layangan bentuk naga berukuran besar.

Riuh suara sorak layangan naga mulai terbang. Keygi berhenti lalu ikut ramai bertepuk tangan.

CUT TO

17. EXT. SEBUAH LAPANGAN – FESTIVAL LAYANGAN – SORE

Tepi lapangan, di emperan Keygi duduk mengusap kening yang keringatan, kelelahan. Gangga ikut duduk disampingnya, memperhatikan Keygi.

Jrengg! Hidung Keygi mengeluarkan darah, langsung mendongak. Gangga kaget dan panik.


GANGGA

Key.. Key.. lo mimisan? Lo kecapean pasti!


Gangga keluarin sapu tangan dari kantong kasih ke Keygi, mau bantu tangan Gangga di tahan Keygi.


KEYGI

Bisa!


Gangga geram, mengusap rambutnya kasar.

Kegyi menggumpalkan sapu tangan dari Gangga di hidungnya.


GANGGA

Aku bantu, sini.


KEYGI

Aku pulang aja.


Keygi berdiri lalu berjalan sambil mendongak agar mimisan cepat selesai.

Gangga mengikut dari belakang sambil berusaha membujuk.


KEYGI

Hati-hati dijalan, ya?


GANGGA

Pulang sama aku.


Gangga langsung menggandeng satu lengan Keygi, sehingga Keygi sampai sampai duduk di boncengan belakang sepeda.

CUT TO

18. EXT. RUMAH PRADA – HALAMAN RUMAH – SORE

Prada mengukur kain di teras rumah, beberapa helai panjang kain berserakan di teras.

Sepeda Gangga masuk halaman rumah, Keygi langsung turun dan masuk rumah begitu saja.


PRADA

Kenapa?


Gangga mengisyaratkan kalo Keygi mimisan. Prada mengangguk, paham langsung mendekati Gangga menepuk pundaknya.


GANGGA

Kapan Keygi kemoterapi lagi, om?


PRADA

Minggu depan, temenin ya.


GANGGA

Siap om. Itu?


Gangga melirik ke arah dalam, ragu dengan keadaan Keygi.


PRADA

Biarin dulu.. gapapa..


GANGGA

Kalo gitu, saya pulang dulu ya, om.


PRADA

Salam sama ayah.


Gangga langsung salim pamit ke Prada, menuntun sepedanya menyebrang jalan ke halaman rumah Gangga.

CUT TO

19. INT. RUMAH PRADA - DEPAN KAMAR KEYGI – MALAM

Prada berdiri di depan kamar keygi membawa teh hangat dan beberapa obat-obatan. Keygi tidak menawab panggilan Prada.


PRADA

Keygi, sebelum tidur obatnya di minum dulu, ya.


Prada meletakan teh dan obat di atas meja depan kamar.

CUT TO

20. INT. RUMAH PRADA – KAMAR KEYGI – MALAM

Keygi berdiri di depan kaca menyibak rambutnya, memperlihatkan lehernya yang agak membengkak. Keygi mengusapnya perlahan beberapa kali terus kelihatan menangis di kaca. Built sad moment.

CUT TO

21. INT. RUMAH PRADA – KAMAR PRADA – MALAM (FLASHBACK)

Ruangan suasana gelap, Prada menggendong bayi, keygi kecil menangis.

PRADA

Cup.. cup.. sayang, ayah. Tunggu sebentar, ya.


Prada kesulitan menuangkan air panas ke botol, Prada kepanasan kena cipratan air lalu buru-buru menutup botol dan di berikan ke Keygi kecil.

Prada menenangkkan keygi sembari berjalan mengayunkan agar segera reda tangisnya.

CUT TO

22. INT. RUMAH PRADA – SEBUAH RUANG – PAGI

Ruangan sepi yang terang karena sinar matahari memantul, ada bingkai foto keluarga kecil, sebuah televisi menyala.

Prada sedang duduk di kursi menggenggam botol obat di atas meja. Merenung, menunduk.

Keygi muncul dihadapan Prada membawa laptop, duduk lalu membuka laptop. Prada hendak bicara tapi langsung dialihkan Keygi.


KEYGI

Ayah.. Key, baru selesai buat part baru di tulisan Key, loh.


Prada beralih fokus ke Keygi yang serius cerita.


PRADA

Ada cerita apa sama tokoh kali ini?


KEYGI

Tokoh utama baru mengetahui suatu hal yang gak pernah terbayangkan sama dia.


PRADA

Gimana keadaan tokoh utamanya, kaget?


Keygi menggeleng lalu menyerbu Prada.


KEYGI

Seorang penulis gak akan spoiler.


PRADA

Kalau begitu, kenapa buat ayah penasaran?


KEYGI

Aku gak niat buat ayah penasaran, cuma pengen ayah tau apa yang aku kerjain.


Prada mengangguk, tangan Keygi bergerak mengetik di hadapan laptop.

Prada ragu perlahn mendorong botol obat yang digenggam ke hadapan Keygi lalu bangkit ke arah kompor.

Jrengg! Suasana berubah, Keygi berhenti mengetik tatapannya berubah memperhatikan Prada.


KEYGI

Capek minum obat, yah? Kemo juga capek, gak usah lagi, ya?


Prada diam, perlahan berbalik badan menatap Keygi lalu berjalan mendekati. Prada langsung memeluk Keygi, menahan tangis.


PRADA

Ayah pengen Key sembuh.


KEYGI

Tapi capek. Gak enak, yah.


Keygi nangis, sesenggukan sambil mengeratkan pelukan ke Prada.

CUT TO

23. INT. RUMAH PRADA – HALAMAN DEPAN – DAY

Gangga berdiri di depan pintu rumah Prada membawa paperbag kecil berisi beberapa botol ramuan herbal.

Gangga tersenyum saat Prada mendekat.


GANGGA

Dari mama, om untuk Key.


Prada menerima dengan senang lalu menepuk perlahan pundak Gangga dengan tatapan sendu.


PRADA

Temenin Keygi terus, ya. Temenin dia kemana aja kalo mau.


Gangga mengangguk, tapi bingung dan penasaran.


GANGGA

Besok Gangga bakal temenin kemoterapinya, om. Jangan khawatir.


PRADA

Bagus, terimakasih ya.


GANGGA

Key, dimana om?


PRADA

Kamar, di lagi nulis sepertinya. Masuk aja!


GANGGA

Enggak, biarin dia nyalurin hobinya. Kebetulan Gangga ada acara komunitas dulu.


PRADA

Kamu sibuk juga ya, Ngga sekarang?!


GANGGA

Lumayan, kalo gitu Gangga langsung pamit ya.


Gangga langsung meraih tangan Prada untuk pamit bersalaman.

CUT TO

24. INT. RUMAH PRADA – KAMAR KEYGI – SIANG

Kamar nuansa biru tertata rapi buku dalam rak. Dihadapan meja belajar Keygi duduk didepan laptop, mengetik sesuatu. Layar laptop mengetik kalimat cerita yang Keygi tulis.


KEYGI (VO)

Tuhan, jika kau izinkan waktu untukku sedikit lagi. Berikan kesan terbaik untuk orang yang akan ku tinggalkan. Ayah, jangan sampai berlarut kesedihannya. Aku tidak kuasa meninggalkan dia di dunia penuh penghakiman ini.


Jemari Keygi berhenti mengetik, tangannya mengusap lehernya yang kelihatan membengkak dari tatapannya ke cermin. Keygi menggerakkan lehernya lalu berdiri ke depan cermin.

Keygi memperhatikan lehernya yang bengkak/benjolan nampak membesar. Lalu merasa darah mengalir dari hidung. Jrengg! Keygi kaget langsung berlari ke toilet.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar