59 EXT. LAPANGAN SEKOLAH - PAGI HARI
Ferdian melihat lingkungan sekitar.
FERDIAN
Tepat kejadian setelah Riska dan Venita pergi, suasana sekolah tidak seramai dulu. Menjadi sepi dan menakutkan. Jarang perempuan yang ikut ekstrakurikuler dengan alasan harus pulang tepat waktu, suasana berkabung masih dirasakan di sekolah. SMAN 92 bagaikan awan mendung yang berwarna hitam, gelap, dan pekat. Waktu yang begitu cepat mengubah suasana yang gelap gulita berubah menjadi warna yang indah, Bima dan Andin berpacaran namun masih dalam jalurnya. Maragaret menjadi aktivis muda di Jakarta. Bima ikut komeptisi sains and tchnology di luar negeri. Dan yang lainnya masih mengurus diri dalam belajar agar mereka bisa lolos seleksi masuk perguruan tinggi negeri.
Tanpa disadari setahun berlalu tepat kembali mengenang hari kematian Riska dan Venita. Alangkah baiknya Ekspression Day bisa berjalan dengan lancar dan bisa dinikmati oleh banyak murid. Berbagai ekskul ditampilkan. Dari sekian murid hanya gua yang berbeda, gua tampil dengan sulap karena setelah kepergian Riska banyak anggota teater yang keluar. Mereka melihat gua bermain sulap kartu, api, dan burung-burung kecil. Mereka terhibur dengan sulap gua.
"Hujan Bulan Juni" judul puisi dari seorang penulis terkenal, ya puisi tersebut sangat indah. Di bulan tersebut adalah hari kelulusan kami. Kami merayakan dengan pesta kembang api di pagi hari dan coret-coret seragam dengan warna-warni. Memberikan hasta karya berupa tanda tangan kepada guru-guru dan merayakan makan besar yang disponsori oleh oma gua. Semuanya gembira karena mendapat nilai yang bagus-bagus. Nem yang didapat pun sangat sempurna gua, Margaret, Bima, Andin, Regina, Devi, Andin, Betty, Gusti dan Regita mendapat nilai 40.00 dengan skor yang sempurna namun yang mendapat beasiswa diluar negeri, hanya gua dan Margaret tepatnya di Oxford university, Inggris. Sisanya diterima di UI, UGM, UNNES, tapi sebagian kek Bima dan Andin kuliah di Massachusetts Institute of Technology, United States karena ayahnya pernah kuliah disana. Gua gak mau berlama-lama bercerita karena kejadian yang paling seru hanya saat di persidangan nanti. Saat gua kuliah di Oxford bersama Margaret, dia di asrama putri sedangkan gua di asrama putra. Pertama kali gua lihat dia... dia beda banget, anggun dan cantik. Disitulah gua ngungkapin perasaan gua ke Margaret kalo gua jatuh cinta, dan ternyata selama ini dia juga suka sama gua. Hari hari berlalu, seperti biasa kami selalu melakukan debat Bahasa Inggris, perlombaan menulis essay dan kami pernah disuruh tampil teater di Australia dll.
Sedikit tambahan gua dan Margaret mengambil jurusan yang sama di Fakultas Hukum. Tahun terus berlalu tanpa kita berdua sadari. Gua dan Margaret lulus dengan nilai yang sangat baik tentunya dengan 50 prestasi di bidang hukum dan lomba-lomba lainnya. Tahun 2020 adalah tahun yang mencengkam bagi Indonesia, pasalnya kami berdua dipinta untuk datang ke Indonesia untuk menyelesaikan masalah pendidikan terutama di minat bakat siswa dan hak-hak manusia yang dibatasi. Kini saatnya kami Tuan Ferdian dan Nyonya Margaret datang dan melawan "mereka"
CUT TO