33. INT. LOBI Kampus – DAY
Cast: Nanti 32 di tubuh 18 tahun, Extras
Nanti menelepon Senja. Kita perdengarkan bunyi panggilan dialihkan. Nanti memandangi ponselnya sendiri dengan ekspresi kesal.
Nanti kemudian berjalan cepat.
CUT TO
34. INT. KELAS SENJA – DAY
Cast: Nanti 32 di tubuh 18 tahun, Extras
Nanti menengok ke kelas Senja dari pintu. Kita perlihatkan kelasnya ramai, mahasiswa dan mahasiswi saling bicara, ada yang main basket juga. Namun, tidak terlihat ada Senja.
Nanti kemudian bersandar di dinding.
Nanti memeriksa ponselnya. Kita perlihatkan sekarang tanggal 10 November 2008.
CU: Tanggal 10 November 2008 di ponsel
Mata Nanti membelalak. Ia kemudian berlari kencang.
CUT TO
35. INT. RUMAH SAKIT. DAY
Cast: Nanti 32 tahun di tubuh Nanti 18 tahun, Extras
Nanti tiba di rumah sakit dan langsung berlari ke resepsionis dengan napas tersengal.
Nanti membelalak ketika melihat ibunya Senja berada di atas kasur dan dibawa oleh suster dan Senja. Nanti kemudian berlari dan ikut mendorong kasur rumah sakit itu.
Senja bergidik karena ada Nanti di sebelahnya. Ia kemudian lanjut mendorong kasur ibunya sampai ke kamar.
CUT TO
36. INT. KAMAR RUMAH SAKIT – NIGHT
Cast: Nanti 32 tahun di tubuh Nanti 18 tahun, Senja 18 tahun, ibu senja
Senja memperhatikan wajah ibunya yang pucat dan sedang tertidur. Ia mengusap tangan ibunya lembut dengan wajah cemas.
Di sebelahnya duduk Nanti. Nanti kemudian menepuk-nepuk bahu Senja untuk memberikan dukungan dengan ekspresi prihatin.
Nanti sampai cengok dengan mulut berbuka. Bagaimana cara menjelaskannya? Ia pun jadi agak panik
Senja memperlihatkan Nanti dengan wajah penasaran dan menyelidiki.
Nanti mencoba menjelaskannya selogis mungkin.
Nanti terdiam sebentar menunggu respons Senja. Senja tersenyum manis.
Nanti tiba-tiba saja menitikkan air mata. Senja tentu saja terkejut.
Nanti buru-buru menghapus air matanya.
Senja kemudian mengambil tisu di meja dan menghapus air mata Nanti. Nanti dan Senja kemudian saling bertatapan, senyum satu sama lain
Kemudian kita Slow motion pada Nanti.
CUT TO
Established SHOT rumah sakit
37. EXT. RUMAH SAKIT – DAY
Cast: Nanti 32 di tubuh Nanti 18, Senja 18, Ibu Senja, Extras
Senja mendorong kursi roda ibunya bersama Nanti di sebelahnya. Ada taksi yang berhenti di lobi rumah sakit.
Supir keluar dari mobil, Nanti kemudian membuka pintu.
Senja membantu ibunya masuk taksi. Mereka semua pun masuk ke dalam taksi.
Taksi meluncur pergi dari rumah sakit.
CUT TO
38. INT. TAKSI – Day
Cast: Nanti 32 tahun di tubuh 18 tahun, Senja 18 tahun, Ibu Senja, dan Extras
Dalam taksi, ibu Senja duduk di tengah. Senja di sebelah kiri dan Nanti di sebelah kanan. Ibu Senja yang masih lemas, menggenggam tangan Nanti.
Nanti balik menggenggam tangan Ibu Senja dengan lembut.
Ibu Senja walau masih lemas, jadi semangat.
Senja menatap Nanti agak grogi. Nanti juga begitu.
Senja dan Nanti tambah malu-malu. Ibu Senja kembali menatap Nanti dengan antusias.
Senja jadi tambah grogi. Nanti hanya tersenyum lebar sembari melirik Senja yang sedang menatapnya grogi. Ia langsung membuang muka dan tersenyum sendiri.
CUT TO
39. EXT. RUMAH SENJA – SORE
Cast: Senja 18 tahun, Nanti 32 di tubuh 18 tahun, Ibu Senja, Sonya 18 tahun, Extras
Kita perlihatkan taksi berhenti di depan rumah Senja. Nanti keluar dari mobil lebih dulu dan terkejut ada Sonya di depan pagar.
Senja yang baru keluar dari mobil juga terkejut.
Sonya menghampiri Senja.
Senja terlihat kebingungan. Melirik ke Nanti sebentar dan agak panik. Nanti sengaja membuang muka dan kembali ke mobil untuk bantu Ibu Senja.
Nanti kemudian membantu Ibu Senja keluar dari mobil. Senja membantu di sebelahnya.
Sonya tampak kikuk dijawab seperti itu.
Senja, Nanti dan Sonya terkejut mendengarnya.
Sonya hanya menatap Nanti dengan ekspresi judes dan membuang muka.
Senja dan Nanti menuntun ibu masuk ke rumah.
CUT TO
40. EXT. TERAS – NIGHT
Cast: Nanti 32 di tubuh Nanti 18 tahun, Senja 18 tahun
Nanti dan Senja diam saja sambil menatap ke depan. Senja tidak tahu mau mulai dari mana, jadi Nanti yang duluan bicara.
Nanti kesal dengan candaan Senja yang menurutnya garing.
Nanti menatap Senja agak jutek.
Nanti menjulurkan lidahnya pada Senja. Senja hanya tertawa kecil. Kemudian Nanti berdiri, diikuti oleh Senja.
Nanti hanya terdiam, kemudian tersenyum kembali.
Nanti senyum dan melambaikan tangan, tapi tangannya ditarik oleh Senja untuk mendekatinya. Nanti pun terkejut.
Nanti membelalak sembari menatap Senja. Ia menarik tangannya.
Nanti jadi agak waswas.
Senja menunjukkan senyuman, tapi wajahnya begitu sedih.
Nanti semakin membelalak.
Nanti lari sekencang-kencangnya meninggalkan Senja yang bersedih di tempat.
CUT TO