Sakura Barcelona
3. BAGIAN DUA

04. EXT. PARKIRAN STUDIO SAMPAI RUANG TAMU RADIO - DAY

Cast : Ogut, dan Doi

Ogut dan Doi baru saja tiba di pelataran parkir Radio Midasswara. Setelah memarkir Vespanya, Ogut menyiapkan profil proposal bandnya, mirip orang yang mau melamar kerja.

Doi memberi kode menutup mulutnya dengan jari.

 

DOI

(Berbisik) Mmm. Oh, iya, ini penting. Ada yang belom gue ceritain tentang produser musik ini.

 

Ogut mendekati Doi.

OGUT

Semua orang tokau, doksi kan bos Doi yang ngerangkep punya studio rekaman disokin. (Subtite : semua orang pasti tahu, dia kan bos Doi yang merangkap juga punya studi rekaman di sini.

 

Doi memberi kode supaya Ogut mengecilkan volume suaranya.

 

DOI

(Berbisik) Yeee. Bukan. Bukan itu.

 

OGUT

(Berbisik) Doksi anak kokay. Anak Menteng. Anak yang punya ini radio juga yoi?

 

DOI

(Berbisik)Namanya Bule. Masih muda. Dia keponakannya si bos toko musik tempat lu gawe.

 

Ogut mendelik. Kaget. Tapi kemudian tertawa.

OGUT

Yogokil! Koit Go-ut. (Subtitle : Ya ampun! Mati gue). Hahaha.

 

DOI

(Setengah terawa) Emangnya lu pake alesan apa hari ini bolos, Gut?

 

OGUT

Kena hama.(Subtitle: lagi sakit).

 

DOI

(tertawa geli) Orang gila, orang gila...

 

Ogut memperlihatkan sudut bibirnya yang memerah.

 

OGUT

Sariawan kan sakit juga Doi.

 

Doi meletakkan jarinya ke jilat Ogut.

 

Doi

Kasian. 69. Semoga dia bukan pengaduan kayak adek gue, ya Gut. Yuk kita cabut.

 

Seperti ada yang belum tuntas, Ogut menahan Doi.

 

OGUT

Gokin, JBTJN juga? (Subtitle: Ini JBTJN juga?)

 

DOI

(Bicara pelan) Betul, Gut. J-B-T-N.(beat) JANGAN BOHONG TAPI JANGAN NGABLAK. Ya kalo pas ditanya aja, kita ada hubungan apa? kalo enggak ditanya, kita diem aja.

 

OGUT

(Nyengir) 69.

 

DOI

Tapi dia enggak gila sama urusan orang lain. Cuek. Orang mau ngapain kek, yang penting produktif. Dia gila uang. Uang doang yang pikirannya. Kayak robot.

 

Doi merapikan rambutnya, sebentar.

 

DOI (CONT’D)

Ada juga robot model laen ya, Gut. Orang yang enggak pernah sedih, kagak nyegir aja kerjaannya. Disakikin orang rame-rame bukannya sedih malah nyengir kuda.

 

OGUT

Rentok banget itu wa-ang. (Subtitle: Keren sekali orang itu).

 

DOI (VO)

Betul, kan gue salah. Mana mempan orang model kayak begini disindir.

 

 

05. INT.RADIO MIDASSWARA.RUANG TAMU – DAY

 

Cast : Ogut, Doi dan resepsionis

Seorang resepsionis menyambut Doi dengan ramah. Mereka sangat akrab, karena tiga kali seminggu Doi datang untuk dubbing sandiwara radio di sana.

Resepsionis berdiri menyambut kedatangan Doi dan Ogut. Selain Ogut, semua orang akan memanggil Doi dengan nama aslinya; Selasa.

 

RESEPSIONIS

Selamat siang dubber kenamaan ibu kota.

 

DOI

(Suara kuntilanak) Hihihi siang-siang udah kelayapan.

 

Resepsionis membuang dagu ke arah Ogut, memberi kode ke Doi.

 

RESEPSIONIS

Hayo Selaaaaa. Sama siapa itu?

 

DOI

Biasa. Penggemar. Dubber sandiwara radio kan juga punya penggemar berat.

 

RESEPSIONIS

Penggemarnya kuntilanak ngikik caem caem ya, Sel.

 

DOI

(Dubbing kuntilanak tertawa) HIHIHI- 69 HIHIHI.

 

Kemudian Doi menarik tangan Ogut.

 

DOI (CONT’D)

Ini Ogut, calon musisi dia ini. Mumpung belom banyak groupis loh. Ada kertas kosong dan pulpen? Hii... Mau ketemu si bos, udah janji.

Ogut mengulurkan tangan ke arah resepsionis, tanpa suara, hanya nyengir kuda.

 

Resepsonis memberikan secarik kertas pada Doi.

 

REPSIONIS

Sel, minta tanda tangan rock starnya nanti-nanti aja, ini ada pesan dari Bule.

 

Doi membaca isi pesan di secarik kertas itu dan mengganggukkan kepala.

 

DOI

Oke deh, nona, gue ama Ogut ke kantor cabut dulu ke ke kantor sebelah aja kalo begitu.

 

 CUT TO

 

 

06.INT. KANTOR KOTAK MIDAS STUDIO. RUANGAN DIREKTUR – DAY

Cast : Bule (23, bos dari Radio Midasswara dan Kotak Midas Records, dan beberapa remaja.

Di bagian tengah menjorok ke dinding ruangan, Bule duduk di meja besar yang penuh dengan tumpukan map, kaset,piala dan plakat. Sebuah bufet kaca berisi ratusan kaset dan video Betacam dan dua telepon kabel. Ruangannya bersih dan dindingnnya dipenuhi poster-poster musisi luar negeri seperti KISS, BB King, David Bowie, Led Zeppelin, dan poster film The Sound of Music. Pintu ruangan tidak tertutup.

Satu meja lagi di kosong, bertuliskan SEKRETARIS tampak rapi dengan tumpukan ma, filling, dan satu saluran telepon kabel.

Bule duduk di kursi putar, dengan meja berlapis kaca dengan plang nama bertuliskan PEMIMPIN PERUSAHAAN yang terbuat dari kayu berukir.

Tujuh remaja sedang berada di ruangan itu, tiga orang duduk di kuris lipat, yang empat orang berdiri. Bule memandangi mereka tak bergairah.

Seperti bos muda di era itu, Bule mengenakan kemeja biru telur asin yang berkerah putih, dengan pantalon yang licin. Kemejanya digulung sampai siku.

Bule berdiri sambil setengah bersandar ke meja kerjanya.

 

BULE

Lu pada semua itu dua group band, tapi demo lu yang gue denger tadi sama aja.

 

REMAJA #1

Beda, Bos.

 

REMAJA #2

Yang satu rock progresif, yang satu lagi disko.

 

 

Bule menunjuk kaset demo mereka.

 

BULE

Kuping gue ini udah dengerin rIbuan lagu laris. Bawa aja pulang lagi aja demonya. Nyempit-nyempitin meja gue.

 

REMAJA # 2

Satu lagu tadi belom sampe selesai kan, Bos.

 

Bule berdiri sebentar, lalu duduk menghempaskan pantatnya di kursi. Bule memegang gagang telepon, lalu memutar satu nomor.

 

BULE

Gue ada tamu yang lain. Pintu gak ditutup tuh. Waktu gue enggak banyak.

 

Tujuh remaja tadi pamit pulang, dan dengan mereka permisi dengan jalan mengendap-endap. Tapi Bule tak melihatnya karena mulai telepon seseorang.

Sambil bicara dengan lawan bicaranya di telepon, Bule mengambil dua kaset demo mereka, lalu membuangnya ke tong sampah.

 

CUT TO BLACK

 

 

07. INT. KANTOR KOTAK MIDAS RECORDS. RUANG KERJA BULE - DAY

Cast : Ogut, Doi, dan tujuh remaja

Ogut dan Doi sudah keluar dari kantor radio Midasswara dan sekarang sedang menuju kantor Kotak Midas Record yang berada di sebelah gedung radio.

Doi masih terus memberikan sejumlah info penting tentang calon produser yang akan mereka temui itu. Ogut manggut-manggut mendengarkan Doi yang kadang bicara pelan, kadang normal.

Doi berhenti sebelum naik tangga dan balik badan, menghadap Ogut di belakangnya.

 

DOI

(Berbisik) Si Bule ini umurnya masih muda. 

Dua puluh tiga tahun, tapi kelakuannya kayak bos besar.

 

OGUT

Paham.

 

DOI

Yang masukin gue jadi dubber ya si Bule, pas gue gagal ngelamar jadi penyiar.

 

OGUT

Yoi. Bus tingkat tokau. (Oh ya. Baru tau).

 

DOI

(Suara normal) Dia tau siapa-siapa aja yang punya bakat. Gue pikir tadinya males ah jadi dubber, tapi Bule ngeyakinin gue bisa.

 

Ogut mengangguk kecil, seperti memikirkan sesuatu.

 

OGUT

Sabi. (Subtitle: Bisa).Doi kan punya bakay=t nyanyi dan akting.

 

DOI (CON’T)

(Berbisik). Gue yakin lu berdua cocok. Ogut punya bakat, doski punya modal. Lu mikirin apaan sih Gut dari tadi.

 

 

Ogut nyengir.

 

OGUT

Go-ut lagi mikirin doski keponakan bos gue di toko musik.

 

Doi menahan tawa.

 

 

08. EXT. KANTOR KOTAK MIDAS RECORDS.LORONG GEDUNG – DAY

Tujuh remaja sudah keluar dari ruangan kerja Bule. Mereka semua tampak lesu, hanya satu orang di antaranya yang masih kuat ngedumel.

Doi dan Ogut berpapasan dengan mereka di tangga. Mereka seperti tidak peduli saat berpencar menuruni tangga. Jalannya pelan-pelan tak bertenaga. Ogut juga sering ditolak produser, paham apa yang mereka rasakan.

Ogut menghentikan langkahnya di tangga.

 

OGUT

(Semangat) Bikin lagi. Ajojing lagi

 

Salah satu remaja yang masih kuat ngedumel itu memandang Ogut dengan rasa apatis. Lalu menyeringai.

 

REMAJA # 3

Bikin lagi, masuk tong sampah lagi.

 

Suasana tangga menuju ruangan Bule seperti lengang. Langkah kaki tujuh remaja itu yang tadinya seperti lemas, tak bertenaga, memberi jalan untuk Ogut dan Doi lewat. Lalu ditimpa suara langkah kaki Ogut yang menyalip mereka dengan kencang. Satu persatu kaki-kaki mereka mulai terdengar kencang.

Lagu MUSIK RASTA original karya Fariz RM terdengar sebagai soundtrack.

 

 

09. EXT. KANTOR MIDASSWARA. RUANG KERJA BULE – DAY

Bule menyudahi perbincangannya dengan seseorang ketika Ogut dan Doi sampai di depan ruangan kerja Bule yang pintu tidak ditutup. Doi memberi kode, satu langkah menjelang pintu. Bule melihat kehadiran Doi lalu segera menutup teleponnya.

Doi mengetuk pintu.Bule memberikan tanda dengan jari telunjuk kirinya supaya Doi masuk.Bule tetap dalam posisi duduk.

 

BULE

Masuk.

Doi dan Ogut masuk ke ruangan Bule. Dan memperkenalkan Ogut ke Bule.

 

DOI

Bule ini Ogut.

Ogut mengulurkan tangan.

 

OGUT

Ogut.

 

Bule mengulurkan tangannya yang masih dalam posisi duduk.

 

BULE

Oke.

 

DOI

Dua personil Ogut RM nya ketemu belakangan aja kan, Le?

 

Bule menyodorkan tangan seperti menagih sesuatu ke arah Doi.

 

BULE

Itu masalah kecil. Sekarang tergantung barang dagangannya, Sela.

 

Ogut mengambil proposal profil Ogut RM dan sebuah kaset demo musik mereka tanpa suara apa-apa.

Bule melihat kaset demo itu dengan wajah tak bernafsu. Hanya proposal yang dia ambil, dan langsung dibuka-buka. Bule menunjuk tape di bufet, meminta Doi untuk menyetel demo itu.

Ogut sangat menyimak gaya Bule dalam membuka-buka proposal itu. Lagu pertama membuat Bule sempat bergoyang-goyang kecil. Tapi Doi, tampak begitu cemas dan penuh harap.

Bule membiarkan satu lagu selesai, masuk ke lagu kedua, sambil terus membaca proposal.

 

BULE

Enggak mirip musiknya Fariz RM lah kalo begini. Lu pada punya skill, tapi lagunya masih kodian.

 

Ogut memandangi Doi dengan aneh. Lalu mamandang ke arah Bule.

 

OGUT

Yang labing lagu Ogut sama persis sama Fariz siokap?

 

Tanpa melihat ke arah Ogut, Bule melempar dagunya ke arah Doi, dengan masih terus membaca proposal.

Doi seperti kebakaran jenggot, tampak panik dan mencoba menetralisir suasana.

 

DOI

(Kepada Ogut) Gue bilang, Ogut ini fans berat Fariz RM, Le.Bukan lagunya persis Fariz RM.

 

Lagu kedua sudah habis. Artinya kedua lagu demo Ogut RM sudah didengarkan. Doi mematikan tape, lalu memasukkan kembali kaset demo itu ke tempatnya, dan meletakkan di atas meja, tepat di depan Bule.

Bule mamandang ke arah Doi.

 

BULE

Sela bentar lagi dubbing, kan?

 

DOI

Setengah jam lagi, Le.

 

OGUT

Kalo ketemu bokin gue suru cepet kemari. Gue mau kasih kabar ke dia.

 

DOI

Siap, Bos.

Bule menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi putarnya yang empuk sambil mendongak ke arah langit-langit ruangan. Bule memejamkan mata ke arah langit-langit.

 

BULE

(Seperti bicara sendiri) Skill aja enggak bisa hidup. Lu butuh modal. Butuh tangan emas buat jadiin uang karya lu pada.

 

Ogut seperti ingin menyampaikan pendapatnya.

 

OGUT

Emangnya...

 

Bule memotong ucapan Ogut dengan memberikaan kode tangannya yang berarti ucapannya belum selesai

 

BULE

Musik band lu enggak ada tempat. Kecuali lu pernah menang Light Music Contest, atau... Lu pernah gabung jadi salah satu personil band yang sudah mapan, atau, atau... lu anak orang gedean gitu. Lu mau atraksi atau mau jualan? Gue mah ogah produserin orang yang mau atraksi skill doang. Gue mau jualan. Barang gue kudu laku. Perlu satu abad buat nemuin musisi yang jadi pioner yang laku. Micheal Jakson itu punya bakat, lu juga Gut. Kuping gue tajem. Tapi Michael Jackson udah dari lahirnya pioner, dan ada Quency Jones yang nemuin dia. Lu, (beat) punya apa?

 

Suasana jadi sangat hening. Wajah Doi pucat mendengarkan omongan Bule. Tapi Ogut tampak bisa saja.

Ogut seperti menunggu apakah Bule masih lanjut bicara atau sudah selesai bicara. tapi melihat situasi masih hening, akhirnya Ogut mengeluarkan suara.

 

OGUT

Ogut muleng ja-ay sementara, karna Ogut gibot 69 sama lu-ay punya janur. (Subtitle: gue diam aja sementara, karena gue baru setengah sapakat sama omongan lu).

 

Bule menyerengit, lalu mandang Ogut.

 

BULE

Terserah gaya lu mau gimana. Mau gaya preman kek, gaya Anak Menteng kek, mau gaya kayak anak Bongkaran kek. Yang penting kalo lu mau gue modalin, musik lu harus laku. Gue pedagang, Gut. Bukan seniman.

 

OGUT

(Sambil tersenyum) 69. Paham Go-ut.

 

BULE

Lagu yang bakal disukai anak-anak muda.

 

Ogut terseyum lagi. Masih menyimak Bule bicara.

 

BULE (CONT’D)

Lagu yang bakal dinyanyiin sama pengamen. Ibu-ibu. Itu duit, jangan anggap remeh.

 

Doi ikut menyumbangkan pendapatnya.

 

DOI

Apalagi kalo lagu yang dijadiin musik buat anak-anak SMA nari di panggung perisahan sekolah, tuh kaya lagu Sakura, pasti laris.

 

BULE

Sela... Lu enggak ngerti apa-apa soal jualan musik.

 

Bule seperti beranjak dari sandaran kursinya, dan duduk layaknya seorang bos muda. Bule melihat-lihat demo yang tadi diputar Doi.

 

SLOW MOTION

Bule mengambil kaset demo Ogut RM, lalu melemparnya ke tong sampah, seperti pebasket melempar bolanya ke keranjang.

 

BULE (CONT’D)

Kita bisa teken kontrak. Gue modalin, lu boyong gerombolan lu kemari, atur waktu besok pagi. Di sini lu pada bikin lagu. (beat) Lagu yang laku. Lu pada pabriknya, gue yang dagangin. OKE?

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Hahaha, kocak banget👍🤣
1 tahun 5 bulan lalu
Pas demo kaset dibuang pake slow motion....Aaahh TVRI bgt sih, jd inget Six milion dolla man
1 tahun 10 bulan lalu
Aromanya jadoel bebttt
1 tahun 10 bulan lalu
Hahaha, vintage hokilll
3 tahun 7 bulan lalu