EXT. HUTAN KERAMAT BAGIAN TERDALAM - SIANG
Anom, Taya, Putih dan Merah berjalan dengan penuh kewaspadaan menyusuri sungai hingga ke bagian dalam Hutan Keramat. Anom berjalan paling depan, Putih dan Merah mengawasi kanan kiri, sementara Taya berjalan tenang di belakang.
Tiba-tiba terdengar suara dari semak-semak. Anom, Putih dan Merah kaget dan langsung pasang kuda-kuda. Setelah diamati, ternyata ada seekor kelinci keluar dari semak-semak.
MERAH
Merah yang emosi mengarahkan ranting ditangannya hendak menusuk si kelinci.
MERAH
PUTIH
Si kelinci yang panik lari terbirit-birit. Merah masih berusaha mengejar tapi ditahan Putih. Anom dan Taya masih mengamati dengan tenang.
TAYA
ANOM
TAYA
ANOM
TAYA
ANOM
TAYA
ANOM
TAYA
ANOM
TAYA
Dengan wajah datar, Anom menjabat tangan Taya. Melihat Taya tersenyum, Anom sedikit tersipu.
MERAH
Karena kaget, Anom dan Taya menarik tangan mereka dengan cepat.
MERAH
TAYA
ANOM (V.O.)
MERAH
ANOM DAN TAYA
MERAH
ANOM DAN TAYA
Anom dan Taya reflek saling memandang dengan mata melotot. Merah menatap tajam ke wajah mereka berdua.
MERAH
ANOM DAN TAYA
MERAH
Anom menyadari lirikan Merah ke arah Putih. Putih yang mendengar pernyataan itu terlihat menunduk dan sedih. Tiba-tiba terdengar suara mendengung di kepalanya.
ANOM (V.O.)
TAYA
MERAH
ANOM
MERAH
ANOM
MERAH
ANOM
MERAH
Merah menarik tangan Putih.
MERAH
Anom menggenggam lengan Merah dengan keras hingga Merah kesakitan. Anom menatap Merah dengan tatapan dingin.
ANOM
Wajah Merah kaget menatap ke arah Anom. Di belakang Anom berdiri ular berukuran raksasa yang siap melahap mereka.
PUTIH
Anom membalikkan badannya. Tangannya reflek menahan mulut ular menggunakan ranting yang dibawanya.
ANOM
Selagi ular raksasa berusaha melepaskan ranting yang menahan mulutnya, Anom, Merah, Putih dan Taya berlari menjauh.
ANOM
TAYA
ANOM
TAYA
ANOM
TAYA
ANOM
TAYA
ANOM
TAYA
ANOM
ANOM
MERAH
Merah melihat ular raksasa berhasil mematahkan ranting di mulutnya dan siap menyerang kembali.
MERAH
Tanpa berpikir panjang, Putih, Merah dan Taya mengikuti instruksi Anom. Dengan kecepatan tinggi ia mengejar rombongan Anom.
Buntut ular menyabet kaki Taya, membuatnya terjatuh. Ular raksasa siap menerkam Taya. Dengan sigap Anom merebut ranting yang dibawa Putih dan melemparkannya tepat mengenai mata si ular. Ular raksasa meraung kesakitan.
ANOM
Anom berteriak dari mulut goa, tapi Taya bergeming.
ANOM
Anom berlari menghampiri Taya. Di saat bersamaan, ular raksasa telah bersiap untuk menerkam kembali. Anom teringat momen saat di pasar.
TAYA (V.O.)
Sambil berlari Anom mengepalkan tangannya.
ANOM
Anom meninju kepala ular dari bawah. Anom merasakan pukulannya tidak terlalu berdampak.
ANOM (V.O.)
Tiba-tiba di jari tengah Anom muncul cincin merah yang menyala. Dalam sekejap kepala ular raksasa tersebut hancur. Anom terkejut dengan dampak dari pukulannya. Anom menatap tangannya, seketika itu pula cincin di jari Anom menghilang.
ANOM (V.O.)
MERAH
Kereenn!!! Aku nggak tahu kalau Mas Anom sekuat ini! Duuhh, jadi makin suka deh!
PUTIH
Merah dan Putih keluar dari dalam goa. Putih menghampiri Taya sementara Merah ke arah Anom.
TAYA
PUTIH
ANOM
Putih mengangguk serius. Anom memasang posisi gendong princess dengan gestur kaku. Taya, Putih dan Merah diam sejenak.
PUTIH
ANOM
TAYA
ANOM
Anom menggendong Taya di punggungnya, berjalan menuju goa bersama Putih dan Merah.
MERAH
Tadi dia mau gendong ala tuan putri kan? Hihihi
PUTIH
Muka Anom agak merah karena menahan malu.
ANOM (V.O.)
Anom merasa tangan Taya semakin kuat menggenggam badan Anom.
TAYA
Anom mendengar gumaman Taya, membuatnya teringat sesuatu di masa lalu.
Tiba-tiba Anom teringat masa lalunya.
INSERT FLASHBACK
Anom kecil terjatuh di lantai.
PAPA ANOM
ANOM KECIL
PAPA ANOM
ANOM KECIL
PAPA ANOM
BACK TO SCENE
Anom menghela nafas panjang.
ANOM
TAYA
ANOM
Suasana hening sesaat, hingga terdengar tawa kecil dari Taya.
ANOM
TAYA
ANOM
TAYA
ANOM (V.O.)