EXT. TEPI SUNGAI - SIANG
Anom, Taya, Putih, Merah dan warga mencari kain di tepi sungai, tempat Putih biasa mencuci.
WARGA 1
Putih, aku sudah cari di sini tapi kainnya nggak ada.
WARGA 2
Putih, di sini juga nggak nemu.
WARGA 3
Putih, kainnya tidak ada di sini, tapi aku selalu ada untukmu.
WARGA LAIN
HUUUUU!!!
PUTIH
Bapak-bapak dan abang-abang, saya sangat menghargai bantuan kalian. Tapi saya mohon untuk tidak berkelahi ya.
GADIS 1
Emang dasar laki-laki di mana aja semua sama!
GADIS 2
Betul! Tidak akan kami biarkan para lelaki hina itu mengotori Putih kami yang suci!
PUTIH
Aduh Kak, jangan gitu ah. Semua orang sama kok. Mau pria atau wanita, kita sama-sama manusia. Tidak seharusnya diperlakukan berbeda.
PARA GADIS
Ahhhh.... Putih emang paling baik dari yang terbaik.
MERAH
Ckck! Kalian ini pada ngapain rebutan Putih, udah tau orangnya begitu.
WARGA 1
Wah, kalau kau enaknya cuma buat dipacarin. Kalau buat dibawa ke pelaminan, ya mending Putih.
WARGA LAIN
BETUUULL!
MERAH
(kesal)
Ih! Siapa juga yang mau sama kalian. Lagipula aku juga sudah ada yang punya.
Merah melirik ke arah Anom yang sedang melongo melihat pemandangan yang ada di hadapannya.
ANOM (V.O)
Ini yang kehilangan satu orang, yang nyariin satu kampung. Heran.
Anom melihat ke arah Putih. Putih melihat balik dan melempar senyuman. Anom membuang muka, salting.
Matahari mulai meninggi. Pencarian tak kunjung memperoleh hasil. Anom yang dari tadi hanya duduk mulai resah.
ANOM
Hey. Orang sebanyak ini nggak ada yang bisa mikir apa? Sudah jelas ada sungai mengalir, berarti ada kemungkinan kain itu hanyut. Tapi nggak ada satu pun yang mencoba menyusuri sungai. Apa kita harus nungguin terus sampai mereka punya otak?
TAYA
Jika Anda berkenan, Anda bisa berinteraksi dan memberi pancingan agar Lakon bergerak ke arah yang ditunjuk oleh Kitab.
ANOM
Katamu kau yang urus soal interaksi.
TAYA
Saya bilang, interaksi diluar unsur utama. Interaksi yang mempengaruhi alur cerita masih menjadi tanggung jawab Anda.
ANOM
Cih!
ANOM (V.O.)
Aku benci berinteraksi dengan orang, tapi menunggu tanpa kepastian jauh lebih menyebalkan.
Anom menarik dan menghela nafas, kemudian mulai berjalan mendekati Putih.
WARGA 1
Maaf Putih, kami sudah mencari di segala penjuru wilayah ini, tapi kami tidak melihat satu pun kain yang kau cari.
MERAH
Kita sudah jauh-jauh sampai sini masa' nggak ada juga? Kau ngelamun ya?! Masa' kain bisa sampai hilang.
PUTIH
Aku yakin sudah kuperiksa sebelum aku pulang dan kain itu masih ada. Atau mungkin...
GADIS 1
Jangan-jangan jin wilayah sini sedang mengerjai kamu. Hiiii.... serem.
ANOM
Kainnya hanyut ke sungai.
Warga menatap tajam ke Anom yang sedari tadi tak bersuara.
PUTIH
Jadi memang hanyut ya?
ANOM
Lebih masuk akal daripada dikerjain jin. Lebih baik kita segera menyusuri sungai ini.
WARGA 1
Tapi...
GADIS 2
Sungai ini mengarah ke Hutan Keramat!
ANOM
..... Terus?
WARGA 2
Orang yang masuk sana, nggak pernah bisa pulang. Katanya, hutan itu banyak penunggunya dan mereka nggak suka kalau wilayah mereka diusik.
ANOM
..... Jadi selama ini, kalian nggak ada yang menyusuri sungai gara-gara takut dhemit?
GADIS 1
Sudah banyak kejadian orang hilang di sini-
ANOM
Cukup. Aku nggak mau berdebat sama orang yang sesat berpikir. Ayo Putih, kita susuri sungai ini.
Anom mulai berjalan, tapi Putih dan Merah tidak bergerak dari tempatnya. Anom menoleh ke mereka.
ANOM
..... Kalian juga percaya sama tahayul?
Merah dan Putih mengangguk mantap. Anom terdiam menahan emosi.
ANOM (V.O.)
Ah.... aku udah nggak tahan.
ANOM
Dengar! Kalau kasus orang-orang yang hilang itu benar, ya jelas kemungkinannya cuma tiga. Tersesat, dibunuh hewan buas, atau dibunuh orang lain. Logika dasar gitu aja nggak ngerti? Emang dasar bodoh!
Tiba-tiba ada seorang pemuda yang mendatangi Anom dan menggenggam kerah baju Anom.
PEMUDA 1
Hey bocah tengik! Jangan mentang-mentang kau jadi pahlawan di pasar, kau bisa ngomong seenaknya!
Dengan sigap Anom menggenggam tangan pemuda itu dan membantingnya ke tanah. Pemuda pun tak berkutik.
PEMUDA 2
Bangsat!! Hajar dia!!
5 orang pemuda berlari ke arah Anom dengan penuh emosi. Dengan cukup tenang, Anom melumpuhkan satu per satu pemuda tersebut tanpa terkena pukulan satu pun.
ANOM
Kalau kampung ini memang suka mengandalkan otot daripada otak, silakan maju. Akan kuladeni.
Warga yang semula tidak terima, akhirnya menyerah dan memilih untuk diam.
ANOM
Putih, kalau ingin masalahmu cepat selesai, kita harus ke sana. Sekarang!
Anom berjalan menuju Hutan Keramat. Taya menghampiri Merah dan Putih.
TAYA
Tidak perlu khawatir. Anom cukup bisa diandalkan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Yuk.
Dengan ragu, Putih dan Merah mengikuti Anom bersama Taya.
WARGA
Putih! Hati-hati!! Jangan sampai lengah!! Kalau orang asing itu macem-macem pukul saja!!
CUT TO:
EXT. HUTAN KERAMAT BAGIAN DALAM - SIANG
Seekor burung terbang, masuk ke dalam sebuah goa.
CUT TO:
INT. GOA KERAMAT - SIANG
Burung tersebut hinggap di pundak seseorang yang sedang bertapa di atas sebuah batu.
SOSOK MISTERIUS
Akhirnya mereka datang juga.
Sosok itu berdiri, kemudian membuka matanya.
SOSOK MISTERIUS
Mari kita siapkan sambutan terhangat untuk para tamu kita.