EXT. GANG SEPI - SORE
Anom mengenakan hoodie dan masker berjalan menyusuri gang seorang diri. Sepanjang gang terlihat ada beberapa preman yang berdiri, mengawasi Anom. Anom tetap berjalan dengan santai. Tiba-tiba seorang preman merangkul dari sisi kanan Anom.
PREMAN
ANOM
PREMAN
ANOM
PREMAN
Dengan cepat Anom mengangkat tangan kanannya, membuat tangan Preman yang memegang pisau (kanan) ikut terangkat. Tanpa jeda sedikit pun, Anom mengambil tangan kanan preman kemudian memutar badannya. Tangan preman terpelintir.
PREMAN
ANOM
PREMAN
KETUA PREMAN
Seorang pria berotot datang.
KETUA PREMAN
Anom mengambil pisau si preman, kemudian melepaskan kunciannya. Si preman tersungkur kesakitan.
KETUA PREMAN
ANOM
KETUA PREMAN
ANOM
KETUA PREMAN
Anom mengarahkan pisau ke Ketua Preman.
KETUA PREMAN
Anom menurunkan pisaunya.
KETUA PREMAN
ANOM
KETUA PREMAN
Anom melemparkan beberapa amplop tebal berisi uang.
ANOM
KETUA PREMAN
ANOM
KETUA PREMAN
ANOM
Anom langsung pergi meninggalkan TKP.
PREMAN
KETUA PREMAN
CUT TO:
EXT. HALAMAN DEPAN RUMAH ANOM - MALAM
Menaiki motor, ANOM melewati sebuah komplek pekarangan menuju sebuah rumah besar. Sekitar 50m sebelum pintu gerbang, sebuah sensor memindai seluruh tubuh dan motor ANOM yang lewat dengan kecepatan tinggi. Pintu gerbang terbuka disertai suara seperti robot.
AAREN
ANOM terus melaju menuju rumah besar.
CUT TO:
INT. RUMAH ANOM - MALAM
ANOM membuka helm kemudian memasuki sebuah bilik (seperti lift). Pintu bilik tertutup dan tiba-tiba menyemprotkan gas desinfektan hingga memenuhi bilik. Tak lama, pintu lain yang berada di hadapan ANOM terbuka. ANOM keluar bilik dengan wajah kesal.
AAREN
ANOM
AAREN
Dari kejauhan terdengar langkah kaki berlari menuju ANOM.
ANJING
ANOM
Raut wajah ANOM seketika berubah menjadi senang. LABU melompat ke arah ANOM. ANOM memeluk LABU sambil mengelus pipinya.
ANOM
AAREN
ANOM
AAREN
Seorang pria tinggi berpakaian rapi berjalan menghampiri ANOM. Melihatnya membuat raut wajah ANOM dan LABU berubah kesal.
ADRI
ANOM
ADRI
ANOM
ADRI
ADRI berjalan melewati ANOM dan memasuki bilik.
ADRI
Pintu bilik tertutup. ANOM terlihat sangat kesal.
AAREN
ANOM
AAREN
ANOM
AAREN
CUT TO:
INT. KAMAR ANOM - MALAM
ANOM melempar tas seraya merebahkan tubuhnya ke kasur.
ANOM
LABU
ANOM
LABU
ANOM
ANOM memandangi LABU sambil mengelusnya.
ANOM (V.O.)
ANOM terbayang wajah NUSA.
ANOM (V.O.)
Saat ANOM mengambil buku tua dari tasnya, tiba-tiba LABU menggonggong tanpa henti ke arah buku tersebut.
ANOM
LABU terus menggonggong, sementara ANOM mengambil foto sampul buku tersebut menggunakan smartphonenya.
ANOM (V.O.)
Saat hendak mengirimkan foto ke NUSA, ANOM melihat notifikasi email dari NUSA.
ANOM (V.O.)
ANOM membuka email yang dikirim NUSA.
INSERT Isi email:
"Aku sudah baca proposalmu. Aku nggak tahu apa ini membantu, tapi sepertinya kamu perlu membaca jurnal ini.”
BACK TO SCENE
ANOM membaca dengan seksama. Perlahan raut wajahnya berubah semangat.
ANOM
Tiba-tiba LABU menerjang buku yang masih berada di genggaman ANOM.
ANOM
Terjadi rebutan sengit antara ANOM dan LABU hingga buku itu terlempar dan jatuh dalam kondisi terbuka. Seketika buku itu mengeluarkan cahaya yang berwujud burung hantu.
LABU menggonggong semakin keras sementara ANOM terkejut hingga tak bisa berkata apa-apa hingga ia menyadari tubuhnya berubah menjadi butiran pasir dan masuk ke dalam buku.
Suasana sekejap menjadi sunyi. LABU berhenti menggonggong, pun bergerak. Burung-burung berhenti terbang. Dedaunan yang jatuh tak kunjung menyentuh tanah. Sementara buku tua itu dalam keadaan tertutup, melayang di udara.
Di saat waktu terhenti, ANOM menghilang tanpa jejak.