RUANG TEMU
11. RUANG TEMU - ( Sebuah Script Film ) - Bagian 11

SC.116

INT. KAMPUS - KELAS - SIANG

Suasana ruang kelas itu sedikit berisik, beberapa mahasiswa masih ada yang sibuk menulis, mencatat, memainkan game online serta mendengarkan musik. Di arah belakang tepat pada barisan belakang terlihat bima dan aryo yang tengah duduk bersebelahan di barisan yang sama. Bima terlihat sedang sibuk menulis pada buku catatan tebal berwarna coklat tua sementara aryo terlihat duduk dengan pandangan wajah yang bosan.

 

ARYO

Bim

Bima tidak menengok ke arah aryo

ARYO (CONT'D)

(Nada kencang)

BIM !!!

 

Bima yang sedang menulis itu pun lalu menutup bukunya dan menengok ke arah aryo

 

BIMA

Kenapa yo ?

ARYO

Bolos yuk

BIMA

Enggak ah, nanti nilai gue dapet C lagi

ARYO

Gue titip absen deh ya

BIMA

Lagi ?

ARYO

Yaaa, sekali ini lagi aja deh

BIMA

Jatah absensi lu tinggal satu loh yo, kalo ketauan bisa mampus lu ngulang.

ARYO

Makanya itu gue nitip absen, ya ? Pliss (Memohon)

BIMA

(Menghela nafas)

Iye iyee, nanti gue tanda tanganin absen lo.

 

(Intercut - Zoom Out) Ruangan kelas terlihat dari arah depan dengan beberapa mahasiswanya yang masih sibuk masing-masing.

CUT TO:

 

SC.117

INT. PERPUSTAKAAN - KAMPUS - SORE

Suasana perpustakaan saat itu sedang sepi dan hanya ada beberapa mahasiswa yang berada disana saat sore itu.

Sedangkan dari arah luar Bima yang berjalan masuk kedalam perpustakaan sambil mendengarkan musik lewat headset yang sudah terpasang di kupingnya, sambil kepalanya bergoyang mengangguk mengikuti alunan musik yang dia dengar. Dia masuk dan lalu berjalan menelusuri rak buku filsafat yang terletak pada rak di ujung ruangan.

(Intercut-CU) Disamping itu tiba-tiba senjani datang dari arah yang berlawanan dari bima,. senjani berdiri dan mencari buku di rak yang sama namun agak berjarak dari samping bima berdiri.

(Intercut - CU) Bima yang tengah mencari-cari buku itu pun lalu berjalan pelan menghampiri senjani dan berhenti di sampingnya, bima lalu mengambil satu buku dan memberikannya ke senjani.

 

BIMA

(Memberikan buku)

Deja vu ya

 

Senjani sedikit terkaget karena melihat bima yang tiba-tiba ada di sampingnya.

 

BIMA (CONT'D)

Kenapa ? Ngerasa aneh ?

 

Senjani lalu mengambil buku itu dan dia hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Senjani pun akhirnya pergi dari rak buku itu, di ikuti oleh bima di belakangnya.

 

CUT TO:

SC.118

INT. RUANG TENGAH PERPUSTAKAAN - KAMPUS - SORE

Bima dan senjani yang terlihat tengah duduk berdua pada satu meja yang sama di ruang tengah perpustakaan. Senjani sedang membaca buku yang tadi di berikan bima, sedangkan bima hanya memandangi senjani.

(POV-BIMA) Senjani yang sadar itu pun melirik ke kanan dan ke kiri lalu menatap balik bima.

 

SENJANI

Kenapa ?

BIMA

(Wajah datar dengan sedikit senyum)

Gapapa.

 

Senjani lalu lanjut membaca bukunya.

 

BIMA (CONT'D)

Kamu tau gak sih ? Kita duduk disini, persisi kayak gini, kayak gak asing buatku.

 

Senjani menutup bukunya lalu menatap bima sambil tertawa kecil

 

SENJANI

(Tertawa kecil)

Kamu kenapa ? Amnesia ?

BIMA

(Tersenyum kecil)

CUT TO:

 

SC. 119

EXT. LORONG KAMPUS - SORE

Sementara itu di tengah-tengah suasana kampus saat sore, bima dan senjani berjalan di antara lorong kampus itu menuju ke arah luar / keluar gedung kampus.

 

SENJANI

(Heran)

Kamu kenapa sih hari ini ?, aneh banget

BIMA

Gapapa, aku cuma mau nginget momen dimana kita ketemu dulu

SENJANI

(Tertawa)

BIMA

(Heran)

Loh, kenapa ketawa ?

SENJANI

Yaa aneh aja ngeliat kelakuan kamu hari ini

 

Bima lalu menghentikan langkahnya, dia menatap senjani tajam sambil tersenyum sesekali.

 

BIMA

Nja, setelah kamu pergi nanti, kayaknya gak mungkin buat aku dapetin cewe yang sama kayak kamu lagi.

 

Senjani merespon ucapannya bima dengan tersenyum, dia lalu lanjut berjalan sambil pandangannya dia lemparkan ke arah depan.

SENJANI

Yaa aku juga gak nyuruh kamu buat nyari orang yang sama kayak aku

 

CUT TO:

 

SC.120

EXT. JEMBATAN LAYANG - PINGGIRAN JALAN - SORE (MENJELANG GELAP)

Sementara itu di jembatan layang yang ramai dengan para pedagang asongan yang terkadang berjaLan di pinggirannya. Bima dan senjani sama-sama berdiri di samping jembatan layang itu sambil menatap kearah langit yang perlahan sudah mulai gelap. (Intercut) Terlihat langit kota saat senja.

(Intercut) Bima dan senjani yang tengah berdiri di jembatan layang sambil menatap kearah langit senja.

BIMA

Apa kita ini cuma sebuah kebetulan?

SENJANI

Mungkin

 

(Jeda)

BIMA

Kamu percaya ?

SENJANI

Aku percaya kamu

BIMA

(Tersenyum)

Makasih ya

SENJANI

(Tersenyum)

BIMA

Makasih, karena kamu udah mampir sebentar di hidup aku.

 

Senjani hanya tersenyum sambil melihat ke arah langit senja, sementara itu matanya berkaca-kaca.

 

BIMA (CONT'D)

Makasih juga karena kamu udah percaya aku selama beberapa waktu ini buat ada di samping kamu.

 

Bima lalu menolehkan pandangannya kearah langit senja

 

BIMA (CONT'D)

Senja gak akan pernah ingkar janji, dia bakalan terus ada, walaupun berkali-kali tenggelam

 

Bima lalu memalingkan lagi pandangannya ke arah senjani

 

BIMA (CONT'D)

Dan kamu nja, aku berharap kamu bakalan kayak langit senja itu,

senja yang selalu aku liat setiap hari.

Dan aku harap semua tentang pertemuan kita enggak tenggelam gitu aja sia sia.

You always in my mind (Tersenyum)

 

(Intercut-POV Bima) Terlihat Senjani lalu menoleh ke arah bima dengan matanya berkaca-berkaca.

(Intercut) dan dia pun lalu memeluk bima (Zoom out-Beat).

 

FADE IN:

CUT TO:

 

SC.121

INT/EXT. DI MOTOR - JALAN - MALAM

Bima terlihat sedang membonceng senjani dengan sepeda motor vespa matic di tengah jalanan kota.

 

BIMA (O.S)

Diantara semua kejadian yang terjadi begitu saja tanpa di sengaja

 

(Intercut-CU) Senjani mendekatkan kepalanya hingga dagunya bersandar di bahu bima, lalu tangannya memeluk bima dari belakang (Beat).

 

BIMA (O.S)

Ternyata, jatuh cinta kepadamu adalah hal yang paling sulit di definisikan.

 

CUT TO:

MONTAGE

SC.121

INT. CAFFE - MALAM

(POV-BIMA) Melihat senjani dengan wajah cerianya sambil tersenyum sekaligus tertawa kecil, sementara di tangannya sedang memegang cangkir kopi yang hendak ingin di minum.

 

BIMA (O.S)

Tiba-tiba dia datang, entah dari senyum mu atau dari mana, rasa itu memang masih misteri.

 

CUT TO:

SC.122

EXT. TAMAN KAMPUS - SIANG

(LS) Bima sedang duduk di satu kursi bersama senjani dan sedang membaca buku bersama.

 

BIMA (O.S)

Mungkin hingga saat ini.

 

CUT TO:

 

SC.123

INT. GALERI SENI - SIANG

Bima dan senjani yang sedang melihat-lihat pameran karya seni/lukisan dan berkeliling galeri seni.

 

BIMA (O.S)

Setelah musim hujan itu berakhir pada tahun setelahnya.

Cerita antara aku dan senjani itu pun seakan ikut selesai

 

CUT TO:

SC.124

INT. PERPUSTAKAAN - SIANG

Bima dan senjani yang sedang mencari-cari buku pada rak buku. Sesekali bercanda-canda dengan riang.

BIMA (O.S)

Musim itu ternyata adalah musim hujan terakhir,

dimana kita bisa melihat langit senja dengan indah bersama pelangi

 

CUT TO:

SC.125

EXT. TROTOAR JALAN - PASAR - SIANG

Bima dan senjani berjalan bergandengan menyusuri area pinggiran pasar, berkeliling.

 

BIMA (O.S)

Dan setelahnya, itu hanya akan menjadi

tanda jeda yang tak pernah bersambung lagi.

CUT TO:

 

SC.126

EXT. JEMBATAN LAYANG - PINGGIRAN JALAN - SORE

(LS) Senjani dan bima sedang berdiri berdua di atas jembatan layang sambil melihat langit senja.

 

BIMA (O.S)

Jatuh hati memang tidak setepat apa yang kita pikir

 

(POV-BIMA) Melihat wajah senjani dengan sedikit siluet karena cahya senja, senjani sedang tersenyum manis menoleh kearah bima, lalu dia memalingkan lagi pandangannya kearah langit.

 

BIMA (O.S)

Entah bagaimana pun, ruang temu itu akan selalu ada terbangun,

untuk menyatukan lagi cerita kita yang sempat berjeda lama.

 

OFF MONTAGE

FADE OUT

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar