53 INT. KAFE BUKU - SORE
Kita melihat Arya sedang membaca ebook dari tabletnya untuk menambah referensi mengenai penyempurnaan Memorabilia. Di sebuah meja panjang, terdapat tumpukan buku dan secangkir gelas kopi di depan Arya. Hologram Shafana pun setia menemani Arya.
Hologram Shafana duduk dan tersenyum melihat Arya sedang membaca ebook. Orang-orang di sekitar kafe terkagum dengan hologram itu.
Di saat Arya fokus dengan bacaannya, Lylia datang menghampirinya. Lylia duduk di sebelah Arya. Arya yang kaget langsung mengambil handphone-nya kemudian mematikan hologram Shafana.
Lylia hanya tersenyum. Arya bingung dengan keberadaa Lylia yang berada di sebelahnya.
ARYA
Lylia? tempo hari kamu datang sama Pak Wira. Apa kamu itu calon atasan saya di kantor?
LYLIA
Nggak terlalu penting kalau kamu tahu saya kerja sebagai apa. Yang paling penting itu bagaimana aplikasi itu bisa jadi dan dipasarkan ke publik.
ARYA
(tersenyum)
Oh iya Lylia, nggak masalah kalau gitu. Saya berterima kasih banyak kamu mendukung penuh aplikasi ini.
LYLIA
Selain TEKNORIA sebagai perusahaan teknologi, ada beberapa perusahaan lain yang menjadi kompetitor kita. Kamu tahulah. Setiap industri memang begitu.
Arya yang awalnya fokus pada laptop, kini membiarkan laptopnya dan fokus menyimak obrolan dengan Lylia.
LYLIA (CONT'D)
Khusus untuk investasi ini, perusahaan banyak mengeluarkan biaya yang tak sedikit. Berdasar info dari investor, ada deadline yang harus dipenuhi. Kalau lewat dari itu maka investor akan membatalkan investasi ini. Saya yakin kamu dan tim bisa menyelesaikan apa yang sudah dimulai.
Lylia menggaet tasnya dan pergi meninggalkan Arya.
LYLA (CONT'D)
Saya pergi dulu ya, Arya. Fokus (beat) dan jangan lupa juga kesehatanmu.
54 INT. RUANG KERJA SUBAGJA - SORE
Subagja sedang melamun dan memandag pemandangan kota ke luar jendela. Lamunannya membawa pada kenangannya bersama almarhum istrinya.
BEGIN MONTAGE - VARIOUS LOCATIONS (original soundtrack on):
- SUPERMARKET - Subagja sedang jalan-jalan di pusat perbelanjaan/supermarket bersama istri dan anaknya Lylia.
- Istrinya mengeluarkan beberapa belanjaan dari trolley ke kasir. Subagja dan Lylia bercanda bersama.
- JALAN RAYA - Subagja dan istrinya pulang ke rumah dengan sepeda setelah olahraga sepedaan bersama.
- Subagja bercanda dengan istrinya dengan cara menyalip istrinya dengan sepeda. Kini posisi istrinya berada di belakangnya. Tiba-tiba Subagja dan istrinya dibegal dua motor. Pembegal ingin mengambil tas selempang istrinya. Istrinya terjatuh dari sepeda dan tertabrak mobil dari belakang.
END MONTAGE.
Sarah masuk ke dalam ruangan Subagja dan membuyarkan lamunannya.
SARAH
Pak, ini laporan terbaru dari perusahaan.
SUBAGJA
Oh, iya. Taruh di meja saya ya. Terima kasih.
Subagja melihat laporan tersebut dan langsung menggelengkan kepala. Kondisi perusahaan semakin memburuk.
55 INT. RUANG ARYA DKK/QUBICLE TEKNORIA - SORE/MALAM
Hari sudah mulai gelap. Ghalia bersiap untuk pulang dan pamit kepada Barly yang masih berada di depan komputernya.
GHALIA
Bar, gue balik duluan ya..
BARLY
Eh ini gue juga udah mau kelar kok. Balik bareng aja. Sama gue. Gimana?
GHALIA
Eh gpp. Gue sama cowok gue kok. Gpp. Gue duluan ya.
BARLY (bicara sendiri)
Kok Ghalia seleranya old school gitu ya. Gak paham deh gue.
Barly pun terdiam berpikir. Lalu Barly melihat dari jendela ruangannya di mana Ghalia masuk ke dalam mobil pacarnya dan kemudian mereka pergi meninggalkan area kantor.
Barly mengingat kejadian Ghalia dimarahi oleh pacarnya dan didorong di area parkiran apartemen Ghalia.
Barly memutuskan untuk mengikuti Ghalia. Barly pun membereskan mejanya dan bergegas menyusul Ghalia.
56 INT. RUMAH ARYA - MALAM
Arya di depan komputernya mencoba untuk mengerjakan kembali prototype yang ia buat. Menyempurnakan satu-per-satu.
Kita melihat Arya membuat gerakan, gestur, ekspresi dan mengeluarkan suara. Berbagai gerakan tersebut dia rekam di sebuah video dan video tersebut dia upload ke sistem.
Visual hologram tersinkronisasi. Gerakan yang dilakukan Arya diikuti juga oleh hologram.
Hologram Shafana terlihat menjadi sedikit lebih nyata dibanding sebelumnya.
57 INT. RESTORAN - MALAM
Ghalia dan sugar daddy turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam restoran. Mereka menuju meja yang sudah dipesan.
Di lain sisi, Barly melihat mobil yang ia yakini mobil pacarnya Ghalia. Barly pun turun dari motornya kemudian masuk ke dalam.
Barly mencari Ghalia dan pacarnya agar ia tidak ketahuan. Barly pun melihatnya. Barly mencari tempat agar ia bisa memperhatikannya. Barly menyalakan laptop dan memesan minuman ke waitress.
Ghalia dan pacarnya sedang menyantap makanannya yang sudah hampir habis. Terlihat oleh Barly mereka mengobrol. Tidak lama dari itu Ghalia menangis, sugar daddy pun meninggalkan mejanya.
Barly yang sedang menikmati minumannya pun sedikit tersedak. Ia menutup laptop dan memasukan ke tas. Ia menghampiri Ghalia. Ghalia sedang menunduk untuk menutupi tangisannya.
BARLY
Ghal, lo nggak apa-apa?
GHALIA
Loh, Bar. Kok lo di sini?
BARLY
Eh iya gue tadi ada janji sama temen gue di sini. Bisa kebetulan gitu ya kaya di sinetron-sinetron (ekspresi bercanda untuk menghindari salah tingkah)
Ghalia membetulkan posisi duduknya dan menghapus airmatanya.
GHALIA
Terus temen lo mana?
BARLY
Ini di depan gue lagi duduk dan abis nangis gitu tadi (bercanda)
GHALIA
Ah dasar lo. Bilang aja lo mau ketemu gue ya kan?
BARLY
Enggak ih. Geer banget lo (bercanda)
GHALIA
Terus lo nggak nawarin gue balik bareng sama lo gitu?
BARLY
Ehm. Emang lo mau? nggak sama bebeb lo itu?
GHALIA
Ah rese lo. Bebeb-bebeb. Bebek sih iya dia mah.
Barly dan Ghalia tertawa bersama dan meninggalkan restoran itu tak lama berselang.
58 EXT. JALAN RAYA - MALAM
Barly mengendarai motor untuk mengantar Ghalia pulang. Sudah hampir dekat motor Barly tiba-tiba mati karena kehabisan bensin.
BARLY
Ghal kayanya lo harus turun sekarang.
GHALIA
Eh, kenapa mati motornya Bar?
BARLY
Belom di-charge baterenya.
GHALIA
Lo kira tamiya apa di-charge.
BARLY
Loh tamiya bukannya pake dinamo ya?
GHALIA
Ah emang iya ya? gak tau deh gue haha. Terus kenapa kita berhenti? jangan bilang lo mau ngapa-ngapain gue?
BARLY
Emang ada ya kalo orang mau jahatin, terus bilang-bilang dulu (tertawa). Ini bensinnya abis. Lagian nggak mungkinlah. Gila kali gue ngelakuin yang enggak-enggak. Paling juga gue cuma kissing dan itu consent. Ada kesepakatan.
GHALIA
(Tertawa) terus gimana? gue cari ojek online ya untuk kita?
BARLY
Eh, nggak usah Ghal. Coba lo liat di sekitar lo. Udah mau nyampe kan? jalan aja yuk.
Raut wajah Ghalia berubah. Ia membantu mendorong motor Barly dari belakang.
BARLY (CONT'D)
Ceritain dong. Tadi lo kenapa sama cowo lo? maaf ya kok gue ngeliatnya lo lagi jalan sama bokap lo.
GHALIA
(Tertawa) Gue emang sengaja cari yang mature. Biar gak ribet nanti kalo mau nikah. Udah aman semua (tertawa).
BARLY
Oh itu toh alesannya. Siapa namanya Ghal?
Adrian. Intinya gue terjebak di hubungan yang gak sehat gitu Bar. Toxic.
BARLY
Toxic-nya gimana Ghal?
GHALIA
Dia overprotective. Mau tau semua privasi gue. Ngecekin hape gue setiap ketemu. Terus dia ngelarang-larang gue. Mau pergi sama temen harus ngabarin dulu blabla. Capek gue. Orang tua gue aja gak segitunya.
BARLY
Nah kan. Nggak semua yang berumur itu dewasa dalam pemikiran kan. Jaman sekarang masih ada ya cowo kaya gitu?
GHALIA
Bukan cowo dia.
BARLY
Eh, maksudnya?
GHALIA
Iya dia bukan cowo tapi pria. Kan udah tuwir kata lo (tertawa)
BARLY
(Tertawa) terus lo kenapa gak udahan aja sama dia?
GHALIA
Gue juga pengen gitu awalnya. Tapi gue lagi mikir-mikir. Males banget sebenernya kenalan sama cowo lagi. Pedekate lagi. Jaim dan pura-pura lagi pas awal kenal dan lainnya.
BARLY
Tapi lo harus cepet ambil keputusan sih. Daripada lo gini terus kan. Bisa ngaruh ke psikis nanti.
GHALIA
Iya. Serba salah kayanya.
59 INT. LOBBY APARTEMEN - MALAM
Barly dan Ghalia sampai di lobby.
GHALIA
Bar, thank you ya udah nemenin gue sampe pulang. Lo mau nginep apa gimana?
BARLY
Eh, nggak usah Ghal. Pas banget itu di depan apartemen ada bensin eceran. Gue tinggal isi.
GHALIA
Serius gpp?
BARLY
Gpp bangetlah. Oke gue cabut yaa
GHALIA
Oke sekali lagi makasih banyak ya Bar.
Ghalia masuk ke dalam. Barly tersenyum ke arah Ghalia. Sambil mendorong motornya, Barly pun pergi.
60 INT. RUANG KERJA MICHAEL - SIANG
Michael bersama Sarah dan Sandra sedang berpikir untuk menjalankan skema baru.
MICHAEL
Ini nggak bisa dibiarin. Kita harus cari solusi secepatnya. Sarah, Sandra, menurut kalian gimana?
SARAH
Menurut bos. Kira-kira solusinya apa?
MICHAEL
Kok nanya balik? Sandra gimana?
SANDRA
Sarah, kira-kira solusinya gimana ya?
SARAH
Kok nanya saya balik San?
MICHAEL
Ah, udah-udah. (kesal) ribet gini jadinya. Intinya kita harus punya skema baru. Kita harus bisa menjatuhkan value TEKNORIA dan sahamnya bisa dijual. Terus saya akan membeli untuk menjadi pemilik saham mayoritas.
SARAH
Nah itu dia.
SANDRA
Betul itu dia.
MICHAEL
Itu dia gimana?
SARAH
Ya seperti yang bos bilang.
SANDRA
Betul. Bos harus beli sahamnya.
MICHAEL
Nah iya. Caranya supaya MEMORABILIA nggak dijalanin lagi itu gimana?
SARAH
Ya diberhentiin aja bos.
SANDRA
Betul diberhentiin biar gak jalan lagi bos.
MICHAEL
Aduh kalau itu saya juga tau (semakin kesal dengan tingkah konyol mereka). Tapi gimana caranya?
Michael memukul mejanya. Semua diam. Hening beberapa saat.
MICHAEL
Begini. MEMORABILIA itu kan perpaduan antara software dan hardware. Software-nya emang ada di Arya. Tapi hardware dan core-nya itu ada di ruang operasional kantor. Ya kan?
SANDRA
Betul bos.
SARAH
Nah itu bos, itu betul.
MICHAEL
Nah dari situ kita sabotase core atau hardware di ruang operasional. Oh iya, kalian tau anak kantor yang nggak satu circle sama Arya dan kawan-kawan?
SARAH
Setau saya ada Reno, bos.
SANDRA
Nah Reno boleh tuh bos.
MICHAEL
Reno yang anak PR/humas itu? Hem menarik. (tersenyum jahat)
61 INT. RUMAH ARYA - SIANG
Arya tidak bisa hadir ke kantor karena sakit. Arya menelpon Suroso untuk mengkonfirmasi.
ARYA
Pak Suroso. Saya mau ngabarin kalau hari ini saya nggak bisa dateng ke kantor karena lagi nggak enak badan. Tapi saya tetap pantau Memorabilia dari rumah, Pak.
SUROSO
Oke kalau begitu. Ingat Arya, kita harus profesional apa pun yang terjadi. Investor dan public nggak mau tahu alasan apa pun.
Arya mengangguk. Telepon terputus. Ia lantas pergi ke dapur untuk menyeduh teh hangat.
Kita melihat ke monitor Arya. Di situ terlihat fitur “save” dan Arya bernafas lega. Kemudian ia menuju tempat tidur guna untuk beristirahat.
Dalam baringannya Arya melamun dan membayangkan Shafana yang selalu bersenandung ketika ia tidur. Senandungnya adalah lagu favorit Shafana dan Arya: Reza Artamevia - Satu yang Tak Bisa Lepas.