INT. RICE TO MEET YOU - SIANG
Suasana kedai tampak sibuk seperti biasanya. Angga melayani pelanggan, Arman mengemas makanan, Rika memasak berdampingan dengan Nadine, sementara Anggika sibuk dengan laptopnya di meja depan kasir.
On Nadine, yang rautnya kini tampak berbeda, terlihat kelelahan. Sesekali dia meregangkan badannya dan menyeka keringat yang mengucur di seluruh wajahnya.
Angga memberikan pesanan kepada seorang driver Gocek.
ANGGA
Terima kasih, Pak. Semoga datang kembali.
Sang driver Gocek beranjak pergi dan pelanggan lain memesan.
ANGGA (CONT’D)
Rice to Meet You! Mau pesan apa, pak?
Tiba-tiba terdengar Nadine membanting spatulanya di belakang, membuat semua orang melihat ke arah Nadine.
NADINE
Ngga, boleh break dulu nggak sebentar.
ANGGA
(kepada pemesan)
Sebentar ya, Pak.
Angga menghampiri Nadine, memegang pundaknya. Nadine tampak sudah bersandar di tembok.
ANGGA (CONT’D)
Are you okay?
NADINE
Hari ini rasanya capek banget, aku butuh istirahat sebentar aja.
ANGGA
Yaudah, ini antrian terakhir ya. Abis itu kita break.
Nadine mengangguk lemas dan duduk di bangku di dekatnya.
ANGGA (CONT’D)
(kepada Rika)
Rika kamu tolong handle tugasnya Nadine dulu ya.
Rika meninggalkan tugasnya dan melanjutkan masakan Nadine.
ANGGA (CONT’D)
Man, handle tugas Rika ya. Nanti packing gua yang handle. Sama aplikasi tolong matiin dulu.
ARMAN
Siap-siap.
Arman mengambil handphonenya dikantong dan menutup kedai sementara di aplikasi agar tidak ada pesanan online.
CLOSE ON Angga mengambil penanda OPEN-CLOSE dan menggantikannya dengan penanda bertulisan “ISTIRAHAT”.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN--
INT. RICE TO MEET YOU, MEJA KASIR - SORE
ANGGA
Kamu beneran gapapa?
Nadine batuk kecil.
NADINE
Iya, cuma kecapean doang. Mungkin gara-gara langsung kerja padahal kemarin abis tanding.
ANGGA
Yakin? Gapapa loh kalo mau tutup dulu?
Nadine menggelengkan kepalanya, tampak sudah sedikit membaik. Dia kemudian berdeham.
Keheningan sejenak.
POV ANGGA-- melihat adiknya dan Rika yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing di teras depan.
Nadine menatap Angga yang sedang melihat pemandangan itu.
NADINE
Kamu punya dua adik sekarang.
Angga tertawa.
ANGGA
Seneng Anggika akhirnya punya temen main. Semenjak pandemi kan kebanyakan di rumah dia. Pacaran sama laptopnya terus.
Nadine tertawa.
EXT. RICE TO MEET YOU, TERAS - SORE
Anggika tampak sedang mengambil foto lalu lintas. Sementara Rika duduk di kursi teras, tampak sedang menggambar. Setelah beberapa jepretan, Anggika menghampiri Rika.
CLOSE ON GAMBAR yang sedang digambar oleh Rika. Tampak Rika menggambar lalu lintas di depannya, dan seorang wanita yang sedang menjepret foto, dia Anggika.
ANGGIKA
Ih, bagus!
Rika tersenyum.
ANGGIKA (CONT’D)
Ini rambut aku kurang pendek, ih.
RIKA
Oh, oke, nih.
Rika malah membuat rambut Anggika panjang di gambarnya. Anggika keki.
JEDA.
ANGGIKA
Kamu kenapa gap year, sih? Sayang banget loh sejago gini malah nunda kuliah.
RIKA
Ya biasa, Gik. Biaya. Ayah dan ibuku nggak sanggup kuliahin aku DKV. Kan kamu tau biayanya nggak murah.
Anggika tampak terharu.
RIKA (CONT’D)
Makannya aku nabung dulu. Biar bisa bayar kuliah sendiri.
Anggika tidak bisa berkata apa-apa.
RIKA (CONT’D)
Kamu foto apa aja tadi?
Anggika memperlihatkan foto hasil jepretannya di kamera.
EXT. RICE TO MEET YOU - SIANG
AERIAL SHOT menampakkan kedai Rice to Meet You.
[TEXT: H-2 Grand Final Kedai Terhebat]
INT. RICE TO MEET YOU - SIANG
Kedai masih tampak ramai. Angga datang telat hari itu, di tangan kanannya dia tampak membawa sebuah gulungan yang terikat rapih dengan tali rapia.
ARMAN
(sedang mengemas pesanan)
Kemana aja bos?
ANGGA
Nih.
Angga membuka gulungan tersebut yang ternyata merupakan spanduk promosi bertuliskan: DISKON 15% UNTUK YANG BUKAN LAHIR DI BULAN AGUSTUS.
ARMAN
Kok gitu? Nggak buat yang lahir di Agustus aja gitu? Atau yang namanya Agus?
ANGGA
Tuh, ide si Nad. Kalo kayak gitu udah banyak katanya. Justru kita balik. Lucu sih.
Arman hanya mengangguk.
ANGGA (CONT’D)
Entar bantuin pasang yak. -- Nad, udah aku cetak, nih.
(kepada Nadine)
On Nadine, yang tampak sedang mengaduk nasi goreng. Nadine hanya memberikan hand-sign “oke” ke Angga, sambil batuk kecil.
Angga menaruh spanduk itu di bawah meja kasir.
ANGGA (CONT’D)
(berbisik kepada Arman)
Nadine aman?
ARMAN
Aman.
On Nadine, yang terbatuk-batuk kecil dan membersihkan dahaknya.
Lonceng pintu tiba-tiba berbunyi, seseorang datang.
Angga melihat orang itu, matanya seketika melebar. Angga bergegas menghampirinya. Arman memperhatikan Angga yang menghampiri Pak Boris.
ANGGA
Pak Boris, silahkan duduk, Pak.
Angga menyuruh Arman untuk membuatkan minum dengan gestur. Pak Boris duduk di meja depan kasir. Pembawaannya tenang.
PAK BORIS
Jadi gimana, Ngga? Cicilan aja nggak ada nih sampe hari ini.
ANGGA
Maaf banget, Pak, saya lagi usahain.
PAK BORIS
Bantu saya lah, Ngga. Nggak enak hati juga kan saya kalo harus bawa orang buat sita rumah kamu.
Rika datang membawa es teh manis untuk Pak Boris.
RIKA
Diminum dulu, Pak.
PAK BORIS
Ya, terima kasih.
Rika beranjak kembali ke tempatnya.
INT. RICE TO MEET YOU, KITCHEN - SIANG
Sekembalinya Rika ke tempatnya, dia bertanya ke Arman siapa sosok yang sedang ngobrol dengan Angga, berbisik.
RIKA
Itu siapa Ka Arman?
ARMAN
Debt collector.
RIKA
Ka Angga punya hutang?
ARMAN
Bukan gitu, panjang ceritanya.
INT. RICE TO MEET YOU, LOBBY - SIANG
ANGGA
Gini Pak.. nih, saya sekarang lagi ikutan lomba masak, hadiahnya satu miliar. Kalo saya menang, janji langsung saya bayar lunas hutangnya.
Angga menunjukkan tayangan salah satu match kedainya di acara Kedai Terhebat. Pak Boris memperhatikan.
PAK BORIS
Oh itu tadi yang masak?
ANGGA
Iya Pak, sama satu lagi tuh di belakang.
Pak Boris melihat ke arah dapur.
JEDA.
PAK BORIS
Tapi tetep, Ngga, saya butuh kepastian. Kapan kira-kira?
ANGGA
Dua hari lagi saya babak final, Pak. Begitu menang pasti saya langsung kabarin bapak.
PAK BORIS
Kalo kalah?
Angga terdiam.
PAK BORIS (CONT’D)
Yaudah, dua hari lagi ya. Kalo nggak ada juga..mohon maaf, saya hanya menjalankan perintah kantor.
ANGGA
Oke, baik Pak.
PAK BORIS
Yaudah, saya pergi dulu ya.
ANGGA
Nggak sekalian makan, Pak?
PAK BORIS
Baru makan saya tadi.
Tiba-tiba Pak Boris tahak di depan Angga.
ANGGA
Oh, oke Pak.
Pak Boris beranjak pergi.
Selepas mengantar Pak Boris pergi, Angga bolak-balik di depan kasir, tampak khawatir seandainya dua hari lagi dia tidak memenangkan kompetisi itu.
On Nadine, yang kini batuknya tampak semakin keras. Dia batuk sambil menghindari kepalanya ke arah samping agar virus tidak masuk ke dalam wajan, meski dia sudah menggunakan mouth-shield.
Rika yang berada di sebelah Nadine kaget.
RIKA
Ka Nadine gapapa?
Nadine berusaha berbicara sambil membersihkan dahaknya.
NADINE
Iya.. gatel aja ini tenggorokan aku.
On Nadine, batuknya MAKIN KERAS, kini tampak dia kesulitan bernafas, membuatnya reflek melepas spatula dan terduduk di lantai.
Angga, Arman dan Rika buru-buru menghampiri Nadine.
NADINE (CONT’D)
(ngos-ngosan)
Jangan sentuh gue!