MEI 2020.
Film dibuka dengan televisi yang sedang menyiarkan berita bertajuk CORONA ANCAM PHK MASSAL GLOBAL.
PENYIAR
Virus Corona yang telah menjangkiti lebih dari 150 negara tak hanya menjadi krisis kesehatan global, tapi kini juga telah menjadi krisis pasar tenaga kerja dan ekonomi yang berdampak besar terhadap hidup banyak orang. Organisasi Buruh Internasional atau ILO memperkirakan pandemi COVID-19 dapat menyebabkan hingga 25 juta orang di dunia terancam akan kehilangan pekerjaan.
TV SHUT DOWN.
INT. RUMAH ANGGA - DAPUR - PAGI
JUNI 2020.
Tangan itu menekan tombol on di sebuah turntable otomatis. Tonearm bergerak dari tempat asalnya, menjatuhkan needle ke piringan hitam yang berputar. Terpasang lagu Kugadaikan Cintaku milik Gombloh.
Perlahan kita mendekati sosok berdaster ungu yang memunggungi kita-- BU ANI (59), yang tampak sedang mengulek. Sayup-sayup terdengar suara ulekan beradu dengan suara rebusan air.
CLOSE ON cabai yang sedang diulek di atas cobek.
On Bu Ani, keringat mengucur di sekujur wajahnya, efek panasnya hawa dapur. Dia menyekanya, tidak tampak raut kelelahan. Dia bernyanyi seiring lirik masuk.
BU ANI
Di radio, aku dengar. Lagu kesayanganmu.
CLOSE ON potongan daging yang sedang direbus di sebuah wajan sedang berdiameter 40 cm.
BU ANI (O.S.) (CONT’D)
Kutelepon, di rumah mu. Sedang apa sayangku..
Sambil mengulek, Bu Ani sesekali memeriksa potongan daging yang sedang direbus di sebelahnya.
BU ANI (CONT’D)
(kepada Anggika)
Gik, udah, tuh, kamu tirisin dagingnya. Abis itu digoreng.
Anggika (18) yang tengah sibuk main handphone di meja makan langsung meletakkan handphonenya, bergegas meniriskan daging. Dengan capitan, dia mengangkat potongan daging satu per satu ke saringan dan menyalinnya ke dalam baskom. Sambil meniriskan daging, dia ikut berdendang dengan ibunya.
ANGGIKA
Malam minggu, pukul tujuh. aku apel di rumahmu.
BU ANI (CONT’D)
(terkejut)
Ih, hafal kamu.
ANGGIKA
Ibu setel tiap hari, gimana nggak hafal.
Bu Ani tersenyum. Mereka terus berdendang sambil mengerjakan kegiatan masing-masing.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN--
CLOSE ON api kompor yang menyala.
Wajan berisikan minyak panas siap menyambut potongan daging yang baru selesai direbus tadi. Satu per satu potongan daging dimasukkan Anggika ke dalamnya. Dia akan menggoreng secara bergilir, karena wajan hanya muat beberapa potong daging sekali deep fry.
Bu Ani sementara itu masih sibuk dengan sambalnya.
Kita melihat sederet bumbu halus di samping cobek, ada: bawang merah, bawang putih, kaldu bubuk, gula merah, gula putih, daun jeruk, garam dan tomat yang sudah dihaluskan.
Bu Ani mengambil masing-masing dua siung bawang merah dan bawang putih, dimasukannya ke dalam cobek. Bawang ditumbuknya terlebih dahulu sebelum diulek rata dengan sambal.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN--
BU ANI
(sambil mengulek)
Goreng sampe warnanya kecokelatan..
Kita melihat Anggika tampak kembali sibuk dengan handphonenya. Dia memaju-mundurkan handphonenya ke penggorengan, sedang membuat boomerang. Baru mau menulis caption--
BU ANI (CONT’D)
(dengan nada agak tinggi)
Kalo masaknya sambil main HP dagingnya bisa gosong loh, Gik.
Anggika buru-buru memasukkan handphonenya ke kantong celana dan kembali menggoreng daging.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN--
Olahan sambal selesai diulek. Bu Ani menyeroknya dari cobek dan menyalinnya ke dalam baskom plastik.
Bu Ani mencelupkan lidi ke dalam wajannya, memeriksa tingkat kepanasan minyak. Tampak gelembungan minyak di sekitar lidi, pertanda minyak sudah cukup panas.
Bu Ani memasukkan sambalnya ke dalam wajan, menumisnya sebentar sebelum memasukkan beberapa bahan tambahan, mulai dari: tomat halus, daun jeruk, kaldu bubuk, gula merah, gula putih, garam dan kaldu rebusan daging.
Kepulan asap membara dari wajan Bu Ani, aroma sambalnya memenuhi seluruh penjuru dapur. Anggika menghirupnya penuh kenikmatan.
ANGGIKA
Enak banget, Bu, wanginya!
Bu Ani tersenyum.
Anggika masih menggoreng daging. Kali ini dia siaga, dia membolak-balikan daging, memastikan agar tidak gosong.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN--
Dengan saringan, Anggika mengangkat gorengan daging pertamanya. Dia menunjukkan ke ibunya, memastikan tingkat kematangannya sudah pas.
ANGGIKA (CONT’D)
Segini cukup, Bu?
BU ANI
Hmmm..
(mengamati)
Sedikiiit lagi.
CUT TO:
INT. RUMAH ANGGA - KAMAR ANGGA - CONTINUOUS
Kita melihat seorang lelaki sedang berkaca, bersiap berangkat kerja. Dia tampak rapih dengan kemeja hitam dan dasi birunya.
Dia menyisir rambut cepaknya ke arah kanan, menyemprotkan parfum ke seluruh badan dan melempar senyum sok tampan. Dia merapihkan kemejanya, memastikan penampilannya on point sebelum beranjak menghilang dari kaca, keluar dari kamarnya. Dialah Angga (27), tokoh utama kita.
CUT TO:
INT. RUMAH ANGGA - DAPUR - CONTINUOUS
Anggika meniriskan gorengan daging terakhirnya. Di meja makan Bu Ani tampak menyiapkan beberapa toples kotak berukuran 250 gr untuk kemasannya.
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN--
Perlahan Anggika menuangkan potongan daging yang telah digorengnya tadi ke dalam wajan ibunya.
BU ANI
Pelan-pelan..
Semua daging sudah dimasukkan, Bu Ani mengaduknya rata dengan sambal.
CLOSE ON daging yang sedang diaduk Bu Ani.
[TEXT: DENDENG BALADO, PADANG]
ANGGA (O.S.)
Emmhh..masak apa, sih, Bu? Wanginya sampe kamar.
Angga menghampiri dan memegang kedua pundak ibunya dari belakang dan melihat DENDENG BALADO yang sedang diaduk ibunya.
ANGGA (CONT’D)
Wuihhhh, pesenan, Bu?
Angga beranjak ke kulkas dan mengambil sekotak susu putih.
BU ANI
Iya, buat Bu Tejo. Anaknya pulang KKN hari ini. Dia kan suka banget tuh dendeng ibu.
ANGGA
(menuangkan susu ke gelas)
Si Samsul?
BU ANI
Kembarannya, si Samsil.
ANGGA
Oh.
Angga meneguk susunya.
Di meja makan Anggika hendak mengunggah boomerang yang dia rekam tadi ke Instagramnya. Dia menulis caption: “Morning Cooking!”
ANGGA (CONT’D)
Yeeee, orang ibu yang masak.
ANGGIKA
Orang aku bantuin, wlee.
(meletin Angga)
ANGGA
Narsis.
ANGGIKA
Biarin.
BU ANI
Dah, dah, dah. Nih, cobain.
Bu Ani mengambil dua potong dendeng, ditaruhnya di sebuah piring kecil.
ANGGA
Nah, ini..
ANGGIKA
Mau!
Angga dan Anggika menghampiri ibunya, mereka masing-masing mengambil satu dendeng. Dicobanya dendeng itu.
ANGGA DAN GIKA
(penuh kenikmatan)
Emphhhh!
GIKA
(sambil mengunyah)
Resep ibu emang nggak pernah gagal!
Tidak bisa berkata-kata, Angga mengungkapkannya dengan hand-sign “Enak!” kepada ibunya.
BU ANI
(kembali mengaduk)
Siapa dulu ya masak..
Angga dan Anggika kompak: “Ibu!”
Mereka tertawa.
ANGGA
(salim ke ibunya)
Yaudah, Angga berangkat ya, Bu.
BU ANI
Iya, hati-hati kamu.
ANGGA
Bantu ibu, Gik. Jangan main HP mulu. Assalamu’alaikum!
(beranjak pergi)
Bu Ani dan Anggika membalas salam Angga.
JEDA.
BU ANI
Maskernya, Ngga, jangan lupa!
ANGGA (O.S.)
Udah bu!
CUT TO:
EXT. RUMAH ANGGA - TERAS - CONTINUOUS
Angga menyalakan motor matiknya yang tampak sangat mulus seperti baru. Dia memasang masker dan helm, menggeber pelan motornya dua kali dan tancap gas.