40. EXT. TEMPAT BUNGEE JUMPING – PAGI
Juno dan Sera berada di ketinggian. Sudah siap dengan alat keamaan bungee jumping. Juno mengintip ke bawah, lalu mundur teratur.
JUNO
Ser, kemarin aku bilangnya cuma bakal temani kamu ke mana aja, kan? Aku udah temani ke sini, jadi aku enggak harus ikut lompat dong. Aku liat kamu aja, ya?
SERA
Ya enggak gitu dong! Kamu udah di sini. Sayang banget kalau lompat.
JUNO
Enggak, aku enggak bisa, Ser. Ngeliat ke bawah aku tiba-tiba vertigo. Nih, semua tiba-tiba muter-muter.
SERA
Ya makanya jangan liat ke bawah! Udah ah, yuk. (Menggenggam tangan Juno) Kita kan lompatnya juga barengan.
Juno masih menggeleng dengan ekspresi lemas, tapi Sera terus menariknya. Juno pun pasrah dan berdiri dengan Sera di tempat melompat. Dia menggigit bibir ketakutan.
SERA
Udah siap?
JUNO
Tu—tunggu … (Menoleh ke petugas yang ada) Mas, mas, ini talinya enggak bakal putus, kan?
SERA
Ngaco! (Menarik tangan Juno) Ini aman kok. Udah siap, Mas!
PETUGAS BUNGEE JUMPING
Hitungan tiga ya. Satu … Dua …
Sera bersiap-siap berlari, Juno masih ketakutan.
PETUGAS BUNGEE JUMPING
Tiga!
Sera dan Juno berlari lalu melompat turun. Juno berteriak ngeri.
MATCH CUT TO :
41. EXT. TAMAN BERMAIN – SIANG
Close Up Juno berteriak ngeri. Juno dan Sera menaiki Roller Coaster.
CUT TO : Juno duduk di bangku taman bermain, wajah pucat pasi. Sera datang membawa dua minuman, tertawa saat melihat Juno.
SERA
(Mengulurkan minuman ke Juno) Masih hidup, kan?
Sera duduk di samping Juno dan menyeruput minumannya.
JUNO
List kamu tuh isinya apa sih? Bisa enggak dipilih dari yang enggak ekstrim dulu?
Sera hanya tertawa. Juno memandang hangat dari samping. Saat Sera menengok, Juno mengalihkan pandangannya.
SERA
Kamu lagi ada masalah, ya?
JUNO
Kenapa nanya gitu?
SERA
Aneh aja. Kamu tiba-tiba enggak masuk kerja, terus nemenin aku di sini. Kamu juga jadi sering benging liatin aku.
Juno memainkan pipetnya karena salah tingkah.
SERA
Makanya aku pilih yang ekstrim-ekstrim dulu. Siapa tau pikiran kamu bisa sedikit teralihkan.
Juno tersenyum samar, kemudian dia berdiri.
JUNO
Oke, selanjutnya mau naik wahana apa?
SERA
(Ikut berdiri) Rumah Hantu.
JUNO
(Meringis) Ah …
BEGIN MONTAGE – VARIOUS LOCATION
A. Rumah Hantu – Juno menenangkan diri setelah dikejutkan oleh hantu, sedangkan Sera menertawainya.
B. Komidi Putar – Sera menaiki komidi putar dan Juno turun dari tempatnya untuk mengambil foto Sera.
C. Sera membeli gula kapas, Juno membayarnya. Mereka berdua berjalan pergi dari penjual gula kapas tadi. Sera memakan gula kapasnya, kemudian dia menawarkannya ke Juno. Saat Juno menunduk untuk memakannya, Sera lantas mendorong kepala Juno dari belakang hingga wajah cowok itu tertanam di gula kapas. Sera langsung kabur sambil tertawa.
D. Bom-bom car – Juno dan Sera mengendarai mobil yang berbeda dan saling menabrak.
E. Juno dan Sera menonton suatu acara pertunjukan di taman bermain yang mereka datangi. Keduanya menikmati pertunjukan dengan bertepuk tangan, lalu mereka saling pandang dengan senyum lebar.
END MONTAGE
42. EXT/INT. RESTO OUTDOOR – MALAM
Juno dan Sera bercakap dan tertawa sembari berjalan ke bagian outdoor resto yang mereka datangi. Tempat itu ramai. Orang-orang bertepuk tangan, di tengah-tengah ada dua orang yang berpelukan, dua orang lain di belakang mereka menembakkan confetti. Sera menjulurkan kepala penasaran.
SERA
Ada acara apa, ya?
PELAYAN RESTO
Ada yang cowok yang ngelamar, Mbak.
SERA
Wah … So sweet …
Sera menonton keriuhan di depannya dengan mata berbinar sambil ikut bertepuk tangan, sedangkan Juno kembali memandangi Sera.
PELAYAN RESTO
Katanya mereka sahabatan lama, terus pacaran. Enggak lama pacaran, cowoknya ngelamar deh.
SERA
(Menggumam) Sahabat bisa jadi pasangan, ya?
PELAYAN RESTO
Loh, kenapa enggak, Mbak?
SERA
(Tatapannya berubah sendu) Apa mereka enggak takut, kalau hubungannya bermasalah, selain kehilangan pasangan, mereka juga kehilangan sahabat?
PELAYAN RESTO
Iya juga, ya.
SERA
(Menggumam) It’s a scary double kill.
Juno menunduk dalam dan mengembuskan napas gundah.
CUT TO :
43. EXT. RESTO OUTDOOR – MALAM
Sera dan Juno sedang menikmati makanan mereka. FX : Dentingan dari ponsel Juno. Juno mengecek ponselnya, Sera ikut menengok.
JUNO
HP dan data papa kamu sudah bisa diambil besok.
Sera terlihat menelan ludah.
JUNO (CONT’D)
Besok kita liat sama-sama, ya.
Sera mengangguk, tapi terlihat wajahnya berubah resah.
CUT TO :
44. INT. KAMAR SERA – SIANG
Sera dan Juno duduk di depan laptop, terlihat serius.
SERA
(Menunjuk layar laptop) Coba buka yang ini.
Juno mengikuti instruksi Sera.
SERA (CONT’D)
Suster Halizah?
JUNO
Kamu kenal?
SERA
(Menggeleng) Tapi kamu ingat enggak tadi. Di panggilan keluar papa juga banyak nama dia. Dan sepertinya panggilan papa di reject semua karena keterangan waktunya cuma beberapa detik.
JUNO
Oh ya?
Sera menarik laptop dari tengah mereka dan memindahkannya ke depannya untuk melihat sendiri.
SERA
Biar aku baca dulu pesan-pesannya.
Juno menunggu sementara Sera membaca pesan di laptop dengan seksama.
SERA (CONT’D)
Pesan papa enggak pernah di balas, tapi suster Halizah ini siapa? Kok papa nanya terus pengen ketemu sama dia?
JUNO
Siapa tau di pernah kerja sama Om Wij? Tapi seingatku sih di rumah sakit enggak ada yang namanya begitu.
SERA (CONT’D)
Kamu bisa cari tau enggak di rumah sakit? Siapa tau aja dia pernah kerja di sana terus berhenti.
JUNO
(Mengangguk) Biar aku cari tau besok.
CUT TO :
45. INT. RUMAH SAKIT – SIANG
Juno keluar dari kantor HRD rumah sakit. Aris menunggu di depan, duduk di sofa. Saat melihat Juno keluar, dia berdiri.
ARIS
Lo beneran resign?
JUNO
Iya. Sorry ya, jaga kalian pasti jadi nambah.
Juno berjalan pergi dari tempat itu, diikuti Aris. Mereka berdua menuruni tangga.
ARIS
Kok tiba-tiba? Lo sakit? Apa mau nikah?
JUNO
Bukan keduanya. Yang saya minta kemarin, dapat infonya enggak.
ARIS
Bilang dulu kenapa lo resign, baru gue kasih tau.
JUNO
(Menghela napas panjang) Saya perlu bantuin Sera sesuatu. Dan kayaknya kalau masih di sini, waktunya susah.
ARIS
(Mengangguk-angguk) Sera …
Beat.
Terus bokap lo tau?
JUNO
Enggak perlu dikasih tau kayaknya. Biasanya dia juga enggak peduli. So, yang saya minta kemarin ada enggak?
Aris mengeluarkan sesuatu dari saku jas dokternya. Dia menyodorkan kertas putih yang terlipat ke Juno.
ARIS
Orang yang lo cari ini mantan perawat bangsal bedah. Resign dari tahun lalu katanya, makanya kita enggak pernah ketemu. Kayaknya kita belum masuk rumah sakit ini waktu itu. Tapi, perawat-perawat lain bilang, sejak keluar dari rumah sakit, dia jadi hilang kontak. Tinggalnya juga pindah dan enggak bilang siapa-siapa.
JUNO
Jadi enggak dapat alamatnya? (Mengangkat kertas putih tadi) Terus ini apa?
ARIS
(Mengayunkan jari telunjuknya) Berhubung kemampuan sosialisasi gue kuat, enggak kayak lo, gue jadi tau kalau dia masih punya keponakan yang kerja di sini. Orang di bagian laundry. Awalnya dia enggak mau bilang orang yang lo cari ini tinggal di mana sekarang. Tapi setelah gue bujukin … (menunjuk dengan dagu) itu alamat dia tinggal sekarang.
Juno membuka kertas yang terlipat tadi dan membaca alamat yang tertera.
ARIS (CONT'D)
Kenapa lo cariin perawat ini.
JUNO
Ada. Kamu enggak perlu tau. Bukan urusan kamu juga.
Aris menganga.
JUNO (CONT’D)
Thanks, ya. Saya pergi dulu.
Juno menepuk bahu Aris lalu melesat pergi. Aris cuma bisa bengong sambil geleng-geleng kepala melihat Juno.
CUT TO :
46. EXT. HALAMAN RUMAH SUSTER HALIZAH – PAGI
CAST : JUNO (27 TAHUN), SERA (27 TAHUN), SUSTER HALIZAH (50 TAHUN)
Sera dan Juno berdiri memandangi rumah tanpa pagar di depan mereka.
SERA
Benar ini rumahnya?
JUNO
Kalau dari map sih benar yang ini.
Sera melangkah masuk menuju teras. Juno mengekor di belakangnya. Sera mengetuk.
SERA
Permisiiii …
Setelah tiga kali ketukan pintu di depan mereka terbuka. Seorang wanita menggunakan mukena, HALIZAH (50) muncul dari balik pintu.
HALIZAH
Siapa?
SERA
Dengan Ibu Halizah?
HALIZAH
(Melangkah maju) Iya, betul. (Melihat Juno dan Sera bergantian) Maaf kalian siapa, ya?
JUNO
(Menyalami Halizah) Saya Juno.
SERA
(Ikut menyalami Halizah) Saya Sera.
Halizah masih memandangi Sera dan Juno bergantian dengan raut bingung.
HALIZAH
Ya, ada yang bisa saya bantu?
Juno dan Sera saling pandang. Keduanya terlihat ragu-ragu.
JUNO
Ng … itu, Bu …
SERA
Ibu kenal dokter Wijaya Kusuma?
Halizah yang awalnya melihat ke Juno sontak menoleh ke Sera. Dia perlahan mundur dua langkah. Wajahnya menjadi pucat, napasnya tercekat, dan bibirnya bergetar ketakutan.
SERA
Ibu enggak apa-apa?
Halizah berubah lemas dan hampir terhuyung ke belakang. Dia segera meremas pegangan pintu.
HALIZAH
Saya tidak kenal. Saya tidak tahu apa-apa.
Halizah langsung saja menutup pintu, tapi Sera menahannya.
SERA
Saya tau Ibu kenal almarhum papa saya!
Daun pintu kembali terbuka. Halizah terlihat semakin pucat.
HALIZAH
Almarhum katamu?
SERA
Papa saya meninggal tiga bulan lalu.
HALIZAH
Karena apa? Kecelakaan?
SERA
(Menggeleng) Papa ditemukan bunuh diri.
Halizah memegangi dadanya, napasnya menjadi cepat.
HALIZAH
Kalian … kalian pulang saja. Saya punya urusan lain. Anggap saja kalian tidak pernah ketemu saya.
Pintu dibanting menutup dan dikunci sebelum Sera sempat maju dan memberi balasan. Sera menghentakkan kaki dan melayangkan tinjuannya dengan kesal. Sera baru akan mengetuk lagi pintu Halizah, tapi Juno menahan tangannya.
JUNO
Jangan dipaksain. Dia pasti punya alasan sendiri kenapa nutupin apa yang dia tau.
SERA
Tapi …
Kita melihat ada secarik kertas yang meluncur dari celah bawah pintu. Juno yang pertama kali menyadarinya langsung melepaskan tangan Sera dan mengambil kertas itu. Juno membalik kertasnya, dan Sera berpindah ke samping Juno untuk ikut membaca.
SERA
Hardi Sutjiapto Ansar. Lapas Garuda?
Juno dan Sera saling pandang dengan alis bertaut.
CUT TO :