32. EXT/INT. PINTU DEPAN – RUMAH SERA – SORE
Sera mengeluarkan Juno dari rumahnya dan membanting pintu menutup. Juno terdiam beberapa saat di depan pintu.
JUNO
Tunggu … Kalau ini beneran, bakal sampai kapan?
Juno langsung berbalik dan menggedor pintu rumah Sera.
JUNO
Sera! Sera!
Pintu terbuka. Kepala Sera menyembul dari daun pintu.
SERA
Apa lagi?
JUNO
Ser, aku mau nginap di sini. Aku enggak tau berapa lama waktu yang aku punya di waktu ini. Aku enggak tau kapan aku bakal balik lagi ke tahun 2021. Aku enggak tau kapan aku kembali ke masa di mana kamu sudah mening……gal…
Sera langsung menjepit hidung Juno dengan jari telunjuk dan tengahnya hingga Juno mengaduh kesakitan.
SERA
Kamu mimpi apa sih tadi sampai jadi aneh begini. (Menghempaskan kepala Juno ke belakang dan melepaskan tangannya) Udah ah, sana balik! Besok kita ketemu lagi kalau kamu sudah sedikit waras!
Sera kembali menutup pintu rumahnya. Juno otomatis menggedor-gedor lagi.
JUNO
Sera! Takutnya besok aku kembali lagi ke masa depan! Sera! Sera!
CUT TO :
33. INT. KAMAR JUNO – MALAM
Juno berjalan mondar-mandir di kamar, gelisah.
JUNO
Aneh. Ini aneh.
Juno mengambil ponselnya, dia melihat tanggal di layar ponsel. 02 Oktober 2020. Dia kemudian berlari ke meja, menyalakan laptop. Tertera juga tanggal 02 Oktober 2020. Dia menoleh ke jam digitalnya di atas nakas. Tanggal 02 Oktober 2020. Juno kemudian membuka laci mejanya. Dia mengambil buku jurnal yang sering digunakannya. Kalender di jurnal itu masih yang tahun 2020.
JUNO (CONT’D)
(Mengusap wajah) Ternyata benar tahun 2020. Kenapa bisa?
Juno lalu memasukkan kedua tangannya ke saku celana. Dia merasakan ada sesuatu di dalam sakunya. Juno mengeluarkan PEMBUNGKUS PLASTIK COKLAT.
JUNO (CONT’D)
Coklat tadi … Apa karena coklat ini?
FLASHBACK
34. EXT/INT. MOBIL JUNO – JALANAN - SORE
Kita melihat wanita bertudung hitam dari balik kaca mobil Juno.
WANITA BERTUDUNG HITAM
Semoga masa lalumu menyenangkan.
FLASHBACK END
35. INT. KAMAR JUNO – MALAM
Juno meremas pembungkus coklat tadi.
JUNO
Sial! Aku lupa ketemu perempuan bertudung tadi di lampu merah mana! Gimana cara mastiinnya ke dia!
Juno melempar pembungkus itu ke lantai. Lalu dia duduk di pinggiran tempat tidur.
JUNO (CONT’D)
Mimpi atau enggak, yang jelas aku bisa ketemu Sera. Tapi sampai kapan? (Menoleh ke belakang, melihat tempat tidur) Apa kalau aku tidur bakal balik lagi ke masa depan?
Juno segera bangkit berdiri. Sebelah tangan di pinggang dan sebelah lagi menunjuki tempat tidurnya.
JUNO (CONT’D)
Oke, kalau begitu aku enggak bakal tidur. Aku harus ketemu Sera lagi besok.
Beat.
Juno menelengkan kepala, ragu-ragu memandangi tempat tidurnya.
JUNO (CONT’D)
Tapi baring bentar enggak papa kali ya?
Juno membanting dirinya di tempat tidur. Dia memandangi langit-langit. Lama kelamaan kelopak matanya mulai bergerak-gerak hendak menutup, kemudian tertutup sempurna.
MATCH CUT TO :
36. INT. KAMAR JUNO – PAGI
Mata Juno terbuka dengan ekspresi syok. FX : Suara alarm.
Juno tergesa bangkit. Dia mengulurkan tangan ken akas, menoleh kiri-kanan mencari jam digitalnya, tapi tidak menemukannya di mana-mana. Juno bergegas turun dari tempat tidur, berlari, membuka pintu. Mayang berdiri di depan pintu, baru mau mengetuk.
MAYANG
Eh? Baru mau Bunda bangunin …
Juno tidak menghiraukan Mayang dan langsung berlari turun.
BEGIN MONTAGE – VARIOUS LOCATIONS
A. Juno berlari menuruni tangga, melewati ruang tengah, ruang tamu, membuka pintu depan, keluar.
B. Depan rumah Sera – Juno berusaha membuka pagar, tapi tergembok. Dia menekan berkali-kali bel yang ada di samping pagar, tapi tidak ada yang keluar. Juno mengintip dari celah pagar, yang ada hanya mobil Sera.
C. Juno berlari tanpa arah menengok kiri-kanan.
D. Juno berlari memasuki taman perumahan. Dia henti berlari saat akhirnya melihat Sera duduk melamun di bangku di tengah-tengah taman. Dia memperhatikan Sera beberapa saat dari kejauhan. Napasnya masih memburu.
END MONTAGE
37. EXT. TAMAN PERUMAHAN – PAGI
Juno berjalan mendekati Sera, kemudian dia duduk di samping gadis itu. Sera belum sadar, masih melamun. Sembari memandangi Sera, air matanya jatuh perlahan. Tidak lama, Sera menoleh. Mereka saling pandang beberapa saat. Tatapan Juno sendu, sedangkan Sera datar.
SERA
You’ve been acting weird.
JUNO
I know. It’s weird. Tapi aku senang kamu ada di sini.
Sera mengernyitkan dahi bingung. Juno cepat-cepat tersenyum menenangkan, lalu berdehem beberapa kali dan menyeka hidung untuk meredakan tangisnya.
JUNO
Ser, kira-kira ada hal yang pengen kamu lakuin enggak? Apa aja. Yang mungkin pengen kamu lakuin tapi enggak sempat-sempat, karena aku, sahabat kamu satu-satunya ini sibuk terus.
SERA
Banyakkkkkk! Tapi kamu sih sibuk melulu. Kamu tau, kan, aku punya list ‘Things I want to do with Juno’?
Juno mengangguk. Jeda sebentar. Sera merenung.
SERA (CONT’D)
Tapi dibandingkan list itu … ada hal yang benar-benar pengen aku lakuin saat ini. Dan sepertinya butuh bantuan kamu, Jun.
JUNO
Kamu mau menyelediki kematian papa kamu?
SERA
(Terkejut) Kok kamu tau?
JUNO
(Mengangkat bahu, berpura-pura tidak tahu) Wild guess.
Sesaat Sera menyipitkan mata curiga.
SERA
Tebakanmu benar.(Suaranya semakin mengabur) Aku merasa ada yang janggal. Aku merasa papa enggak bunuh diri.
FLASHBACK :
38. INT. RUMAH SAKIT – CAFÉ RUMAH SAKIT – SIANG
Note : Connect with Scene 22
SUPERIMPOSE : OKTOBER 2020
Juno dan Sera duduk berhadapan di kursi café. Juno masih menggunakan jas dokternya. Sera menyesap minuman, sedangkan Juno memandang dengan ekspresi kaget.
JUNO
Apa?
SERA
(Meletakkan minumannya) Aku mau menyelidiki ulang kematian papaku.
JUNO
Maksudku … tunggu dulu … kenapa?
SERA
(Menarik napas dalam) Aku merasa ada yang janggal. Aku merasa papa enggak bunuh diri.
Jeda sesaat. Sera menatap serius Juno yang masih memandanginya dengan alis bertaut.
JUNO
Kamu ini kebanyakan nonton drama atau gimana, sih?
SERA
(Merengut sebal) Kedengarannya memang enggak masuk akal, tapi aku serius, Jun.
JUNO
Kamu masih kepikiran kata-kata mama Putra? Sudah aku bilang ka—
SERA
Enggak! Itu sudah lewat lama, Jun. Aku sama sekali enggak memikirin itu. Enggak ada hubungannya dengan perkataan perempuan tua cerewet itu!
JUNO
Sera …
SERA
Jujur aku memang sakit hati sama perkataan dia …
Raut wajah Sera berubah sendu. Baru saja Juno hendak bersimpati, Sera mengepalkan tangan dan memukul meja.
SERA (CONT’D)
Tapi anggap aja yang ngomong hewan, enggak ada akalnya!
Juno otomatis memukul pelan bibir Sera dengan telapak tangannya.
JUNO
Kamu juga ngomong kayak hewan, enggak ada sopan-sopannya! Biar gitu dia orang yang lebih tua, Ser.
Sera kembali merengut sambil memegangi bibirnya.
JUNO (CONT’D)
Kalau begitu jelasin, kenapa kamu tiba-tiba mau menyelidiki soal kematian papa kamu.
SERA
Kamu ingat catatan dari dokter papa? Yang nyatain kalau papa depresi? Kamu ingat enggak kalau dari catatan itu dokter mendiagnosis kalau depresi papa masih depresi ringan? Aku udah pernah ketemu dengan dokter papa itu. Dia bilang kalau selama konsultasi papa enggak pernah menunjukkan tanda-tanda ingin bunuh diri atau bahkan kondisi depresi berat yang lain.
JUNO
Tunggu …
SERA
Dan kamu tahu apa yang lebih aneh? Pesan terakhir papa ke mama. Di pesan itu sama sekali enggak ada singkatan. Aku tahu betul papa selalu menyingkat pesannya, bahkan kata yang disingkatnya kadang terlihat enggak biasa, tapi itu ciri khas papa kalau kirim pesan.
JUNO
Tapi itu …
SERA
Bagiku, rasanya enggak masuk akal kalau papa tiba-tiba bunuh diri. Waktu itu aku udah berusaha bahas dengan mama, tapi mama tetap aja nolak untuk dilakukan otopsi dan penyelidikan lebih lanjut.
Karena tidak diberi kesempatan bicara, Juno menghela napas dan menarik diri, menyandarkan punggungnya di kursi.
SERA (CONT’D)
Mama bilang pesan terakhir papa, tingkah lakunya sebelum meninggal, dan fakta bahwa di laci lemari papa memang ada obat anti-depresan dan catatan dari dokter jiwa sesungguhnya sudah cukup untuk menyimpulkan.
JUNO
Yang tante Larisa bilang itu benar, Ser …
Sera merajuk. Dia menggoyangkan sedotan minumannya dengan wajah cemberut.
JUNO (CONT’D)
(Menghela napas panjang) Jadi, kamu serius ingin ngelakuin itu? Bagaimana caranya?
SERA
(Mengangkat bahu) Entahlah, pasti ada cara.
JUNO
Kalau begitu lapor polisi. Minta untuk dilakukan penyelidikan ulang.
SERA
Enggak semudah itu. Kemungkinan polisi bakal menolak karena aku juga enggak punya bukti konkret yang bisa mendukung dilakukannya penyelidikan ulang. Aku cuma punya argumen. Kasus ini juga sudah cukup lama berlalu dan ditutup. Dan lagi, kalau pun dengan suatu keajaiban permintaanku dipenuhi, penyelidikan ulang butuh otopsi ulang. (Raut tidak yakin) Iya enggak, sih? Artinya mayat papa harus digali dari kubur baru kemudian di otopsi?
JUNO
(Berbisik meledek) Kalau sudah tahu enggak semudah itu, kenapa malah ingin coba?
Sera melemparkan tisu ke wajah Juno.
SERA
Aku dengar, tahu!
JUNO
Kalau gitu kamu mau bagaimana?
SERA
Enggak perlu polisi dulu. Aku bakal ngelakuin sendiri. Mulai dari mencari bukti dan hal-hal yang mencurigakan.
JUNO
Apa?
SERA
Kamu bakal bantuin, kan?
JUNO
(Menggeleng tegas) Enggak!
SERA
Jun …
JUNO
Sera, dengar. Kalau pun misalnya kamu menemukan bukti dan memang benar ada seseorang yang membunuh papamu, orang itu juga bisa nyelakain kamu. Ini …
SERA
Jadi menurut kamu, kalau benar ada seseorang yang bunuh papa, aku harusnya diam saja. Begitu?
JUNO
Sera, bukan begitu …
FLASHBACK END
39. EXT. TAMAN PERUMAHAN – PAGI
Juno termenung memandangi Sera bicara. Dia kemudian membenamkan wajahnya di kedua tangan, menarik napas dalam-dalam merasa getir. Setelah itu Juno meraih bahu Sera dan membuat mereka saling berhadapan.
JUNO
Ser, kalau aku bilang tidak dan larang kamu … kamu pasti bakal tetap lakuin itu diam-diam, kan?
SERA
(Meringis dengan ekspresi bersalah) I don’t know … Maybe?
JUNO
Kira-kira … kalau ada dari penyelidikan ini yang bikin kamu stress dan putus asa, kamu bakalan sampai makai enggak?
SERA
Makai?
JUNO
Narkoba …
Sera menepis tangan Juno dari bahunya.
SERA
Ngaco! Ya enggak lah! Kok sampai nanya kayak gitu sih, Jun?
JUNO
Enggak bukan apa-apa. Aku cuma khawatir. (Menggeleng) Overthinking.
Sera menyipitkan mata memandang Juno, tapi Juno mengalihkan pandangan dan bergerak gelisah. Sera mendengkuskan tawa melihatnya.
SERA
Jun, tau enggak kenapa aku minta kamu bantuin aku?
Juno menatap Sera beberapa saat baru menggeleng. Sera tersenyum.
SERA (CONT’D)
Bukannya kamu pernah bilang bakal jagain dan lindungin aku apapun yang terjadi? Aku percaya kamu bakal lakuin itu. Jadi, please, jangan khawatir dan bantuin aku. Ya? Ya?
Sera mengatupkan tangan dan mengerjap penuh harap. Setelah berpikir, tidak lama Juno akhirnya mengangguk. Sera tersenyum lebar, Juno juga tersenyum tapi kaku. Sera mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya.
SERA
Ini ponsel papa. Rusak pas ditemukan sama mayat papa. Mau aku perbaiki dan kembalikan semua datanya. Termasuk riwayat pesan dan panggilannya.
Juno mengambil ponsel itu.
JUNO
Biar kubawa ke kenalanku.
(Beat)
So, anyway, sambil nungguin ini selesai diperbaikin, mau ke mana kita besok? Apa yang pengen kamu lakuin dari list kamu? Bakal aku temani. Ke mana aja.
SERA
Serius?
JUNO
Serius. Ke mana aja terserah kamu, aku bakal ikut.
SERA
Kamu enggak bakal nyesal, kan?
JUNO (V.O)
(Menggeleng) Malah aku bakal nyesal kalau menyia-nyiakan waktu ini dan biarin kamu sendirian lagi.
Sera tersenyum misterius.
CUT TO :