25. EXT/INT. MOBIL JUNO – JALANAN – SORE
CAST : JUNO (27 TAHUN), WANITA BERTUDUNG HITAM (AROUND 40)
Di luar langit mendung. Juno duduk di kursi pemudi. Mobilnya berhenti saat lampu lalu lintas berubah merah. Juno mengganti persneling mobil ke huruf P, lalu dia menaikkan volume radio.
PENYIAR 1 (O.S)
Jadi, filmnya itu tentang time travel, bro. Pemeran utamanya itu dapat keajaiban bisa kembali ke masa lalu buat cegah perang yang bakal terjadi di masa depan.
PENYIAR 2 (O.S)
Tunggu-tunggu … Bentar, bro gua potong dulu, nih. Kalau menurut lo sendiri, lo percaya enggak perjalanan lintas waktu kayak gini itu ada?
PENYIAR 1 (O.S)
Gue? Kalau gue sih …
JUNO
(Membuang napas kasar) Mana ada keajaiban seperti itu.
Juno mengganti siaran radio. Lagu SALTNPAPER – Satellite (not fixed) terputar di radio. Juno kembali melamun (sedikit berharap keajaiban seperti itu benar ada). Perlahan, Juno memejamkan mata.
JUNO (V.O)
Kalau saja keajaiban seperti itu ada. Kalau saja bisa, aku …
FX : Suara ketukan di jendela mobil.
Juno membuka mata dan melihat ke jendela. Kita melihat balik jendela ada seorang wanita paruh baya dengan lipstick merah terang, tudung hitam dan keranjang anyaman rotan menatap Juno sambil tersenyum. Juno melambaikan tanggannya sebagai pengusiran halus. Namun, wanita bertudung hitam itu mengayunkan tangannya seakan memanggil Juno. Akhirnya Juno menurunkan kaca mobil.
WANITA BERTUDUNG HITAM
Saya lihat Anda lagi sedih, ya?
Juno hanya membalas dengan senyum kecut.
WANITA BERTUDUNG HITAM (CONT’D)
Saya punya coklat, Anda mau?
Juno berbalik untuk mengambil uang.
JUNO
Harganya berapa?
WANITA BERTUDUNG HITAM
Oh, tidak, tidak perlu.
Juno menoleh kembali ke wanita tadi dengan ekspresi heran. Wanita itu membuka penutup keranjang rotannya dan menyodorkan sebiji coklat berukuran kelereng yang dibungkus dengan plastik transparan, diikat pita di kedua ujungnya.
WANITA BERTUDUNG HITAM (CONT’D)
Ambil saja, gratis. Tapi, harus segera Anda makan sebelum coklatnya meleleh.
Sesaat, Juno terlihat ragu. Namun, dia melirik dan melihat waktu lampu berubah hijau tinggal 10 detik lagi. Hujan juga mulai menetes. Juno buru-buru mengambil coklat itu.
JUNO
Terima kasih.
Juno menggerakkan tombol untuk menaikkan kaca, tapi wanita bertudung itu menahan kaca dengan tangannya.
WANITA BERTUDUNG HITAM
Langsung dimakan.
Hujan di luar dengan cepat menjadi deras. Juno mendesah, tapi dengan patuh memakan coklatnya. Wanita tadi tersenyum puas dan melepaskan pegangannya dari kaca mobil Juno. Lampu lalu lintas berubah menjadi hijau. Juno buru-buru menutup kaca mobilnya.
WANITA BERTUDUNG HITAM
(Terdengar samar) Semoga masa lalumu menyenangkan.
Juno menoleh lagi untuk memastikan perkataan wanita bertudung itu. Namun, bunyi klakson bersahut-sahutan di belakangnya. Juno segera mengganti persneling dan menginjak pedal gas. Mobilnya kembali melaju.
26. EXT. JALANAN DEPAN RUMAH JUNO – SORE
Hujan deras. Juno tiba di depan rumahnya. Dia keluar dari mobil untuk membuka pagar. Di depan pagar, Juno tertegun sesaat. Kemudian dia menoleh ke rumah di belakangnya, rumah yang berhadapan dengan rumahnya, rumah Sera.
CUT TO BLACK :
27. EXT/INT. DEPAN RUMAH SERA – SORE
CAST : JUNO (27 TAHUN), LARISA (50 TAHUN)
Pintu terbuka. Larisa muncul dari balik pintu.
LARISA
Loh? Juno?
Kita melihat Juno berdiri di luar, keadaan basah kuyup.
LARISA (CONT’D)
Kamu dari mana? kenapa basah kuyup kayak gini? Ayo, masuk dulu. (Menoleh ke belakang) Bi! Tolong ambilkan handuk buat Juno!
Juno melangkah masuk, Larisa menutup pintu.
JUNO
Dari depan kok, Tante. Cuma di luar hujan, Juno enggak pakai payung.
Bi Inah—asisten rumah tangga—tergopoh-gopoh membawa handuk dan menyerahkannya ke Juno. Juno mengeringkan diri mulai dari rambut.
JUNO
Tante sendirian? Deva sama Hendra mana, Tante?
LARISA
Deva belum pulang, kerja tugas kelompok di rumah teman. Hendra ada di atas, lagi belajar di kamarnya.
Juno mengangguk. Pandangannya menerawang ke halaman belakang.
JUNO
Aku mau ke studio Sera, boleh enggak, Tan?
Larisa mengangguk membolehkan. Juno berjalan gontai ke halaman belakang rumah. Larisa memandanginya prihatin.
CUT TO :
28. INT. STUDIO SERA – RUMAH SERA – SORE
Kita melihat ruangan studio dengan meja kecil penuh sketsa di salah satu sisi. Di bawah dekat meja, berhamburan rol-rol kain berbagai jenis. Di tengah-tengah ruangan, ada meja lain dengan potongan-potongan kain, mesin jahit, serta peralatan desain baju lainnya. Tidak jauh dari meja, itu ada manekin yang ditutupi kain putih. Sisi lainnya ada rak yang berisi sertifikat, piala, dan piagam. Rak paling bawahnya ada radio lama dengan pemutar kaset. Kaset pita tertumpuk di samping radio. Juno mengambil kaset BLINK 182 dan memasukkannya dalam pemutar. Dia mempercepatnya ke lagu kesukaan Sera, BLINK 182 – I MISS YOU.
Saat lagi sudah terputar, dia berjalan ke sisi jendela. Di bawah jendela dua besar ada sofa panjang tanpa sandaran. Pada dinding yang memisahkan dua jendela itu, terpajang foto-foto Sera. Juno mendatangi sisi ruangan tersebut dan memandangi foto-foto itu satu persatu. Juno mengambil foto paling bawah, foto selfie dirinya dan Sera di sebuah café yang diambil empat bulan lalu. Foto terakhirnya dengan Sera.
Juno menatap nanar foto itu. Air matanya menetes. Close up foto di tangan Juno mendadak kabur (pandangan Juno mengabur). Juno mengusap matanya. Close up kembali ke foto tadi dan tetap terlihat kabur. Tiba-tiba Juno memegangi kepalanya, merasa pening.
FX : Suara lagu dari kaset yang tersendat-sendat.
JUNO
(Mengerang)
Juno membungkuk, ekspresi kesakitan, sebelah tangan meremas rambutnya dan sebelahnya lagi meremas foto yang masih dia pegang. Detik selanjutnya, dia jatuh terduduk dan hilang kesadaran.
CUT TO BLACK :
Close Up pemutar kaset yang pita kasetnya bergerak mundur.
CUT TO BLACK :
29. BLACK SCREEN
SERA (O.S)
Jun? Jun? Juno?
WASH OUT :
30. INT. STUDIO SERA – RUMAH SERA – SORE
Kita melihat (Close Up) mata Juno yang perlahan terbuka. Bola matanya bergerak ke segala arah.
SERA (O.S)
Jun? Juno?
Juno yang awalnya tertidur di lantai refleks bangkit mendengar suara itu. Kita melihat Juno yang membelalak dan mulut menganga kaget, lalu di hadapannya ada Sera yang memandang bingung.
SERA (CONT’D)
Kamu ngapain tidur di sini? Di lantai pula.
JUNO
(Suara berbisik tidak percaya) Ini mimpi …
Sera menampar pipi Juno.
JUNO
Aduh!
SERA
Mimpi apaan? Bukan mimpi!
JUNO
Hantu?
SERA
(Mengangkat tangan seperti akan meninju) Ish!
Juno masih dengan pandangan tidak percaya meraih kepalan tangan Sera dan menurunkannya. Dia menunduk, menatap tangannya yang memegang tangan Sera.
JUNO
(Nada takjub) Bisa dipegang! Enggak tembus!
SERA
Ya iyalah, Jun! Ngomong apa sih? Nga—
Juno menarik Sera ke dalam pelukan. Gantian Sera yang membelalak kaget.
SERA (CONT’D)
—co …
(Beat)
Jun, kamu kerasukan apa sih? Kok tiba-tiba meluk? Biasanya juga enggak mau dipeluk.
Juno semakin mengeratkan pelukannya. Matanya memejam.
JUNO
Entah sudah berapa kali aku mimpi bisa ketemu kamu lagi kayak begini. Hari ini kok rasanya terlalu nyata, ya?
SERA
Dibilangin ini bukan mimpi! Tadi pas aku tampar sakit, kan?
JUNO
(Mendengkuskan tawa) Bentar … Seperti ini sebentar saja …
(Beat)
Aku enggak tau kapan kamu bakal hilang lagi.
Sera melepaskan pelukan Juno dan memandangi cowok itu bingung.
SERA
Hilang? Hilang ke mana?
JUNO
Hilang …
Bola mata Juno bergerak menghindari tatapan Sera, seketika matanya melebar. Dia malah berdiri dan berjalan gontai ke sisi ruangan di belakang Sera. Juno berdiri di hadapan jam digital yang menggantung di dinding. Pada jam itu tertera pukul 17.05, tanggal 2 Oktober 2020.
JUNO
Ser, jam ini mati ya?
SERA
Jam?
Sera ikut bangkit berdiri dan menghampiri Juno.
SERA (CONT’D)
Enggak kok, baru aja aku ganti baterainya kemarin.
Juno kembali melihat ke jam dan menitnya berubah menjadi 06. Juno mengerjap dan menggeleng tidak percaya.
JUNO
Hari ini tanggal 2 Oktober 2020? Masih tahun 2020?
SERA
Kamu ini udah kelamaan jaga di rumah sakit ya sampai lupa hari ini tanggal berapa?
JUNO
(Menggeleng) Mestinya hari ini tanggal 2 Maret 2021 … (Menoleh ke Sera) Dan mestinya kamu enggak di sini …
SERA
Hahhh?
Juno menyugar rambutnya, berjalan mondar-mandir kebingungan.
JUNO
Tante Larisa! Mama kamu! Mama kamu mana?
SERA
Mama? Mama di dapur lagi mau ma—
Juno langsung berlari pergi.
CUT TO :
31. INT. DAPUR – RUANG MAKAN – RUMAH SERA – SORE
Kita melihat Larisa yang sedang mengeluarkan barang belanjaan di dapur. Juno muncul dari pintu kaca halaman belakang.
LARISA
Wah, Juno, ada kamu ternyata! Kapan datangnya? Tante kangen, sudah lama nggak liat kamu main ke sini.
JUNO
Tante nggak ingat tadi aku datang?
Larisa mengerutkan dahi, ragu. Sera ikut masuk ke ruang makan.
SERA
Bagaimana mama bisa tahu kamu datang? Mama habis belanja sama aku tadi di supermarket. Pulangnya mama langsung ke dapur, aku ke belakang. Terus nemuin kamu tidur di lantai studio.
Juno memandangi Sera dan Larisa bergantian. Kemudian dia menelengkan kepalanya, masih merasa aneh.
JUNO
Ah! Bi Inah! Bi Inah mana? Tadi dia juga lihat aku datang.
SERA
Bi Inah?
LARISA
Maksud kamu Bi Mar?
JUNO
Bi Mar?
(Berbicara sendiri dengan suara berbisik) Ah, kalau enggak salah Bi Inah masuk bulan Desember, ya? Ganti Bi Mar yang pulang kampung.
Sera berjalan mendekati Larisa.
LARISA
(Berbisik ke Sera) Si Juno kenapa, Nak? Kok kayak orang linglung begitu?
JUNO
(Masih berbicara sendiri dengan suara berbisik) Kalau begitu sekarang beneran bukan bulan Maret. Serius bulan Oktober? 2020?
SERA
(Mengangkat bahu) Enggak tau. Kecapaian kali dia sampai otaknya korslet.
JUNO
(Menyeru ke arah Sera dan Larisa) Aku kembali ke masa lalu?
Sera memutar bola mata dan melemparkan anggur yang tadi mau di makannya.
SERA
Okay enough!
Sera menghampiri Juno dan mendorong punggungnya.
SERA (CONT’D)
Kayaknya kamu harus pulang dan istirahat di rumah. Omonganmu udah makin melantur.
JUNO
Ta—tapi … tapi …
Juno protes tapi Sera terus mendorongnya.
CUT TO :