Rencana Penyelamatan Juni
8. 8
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. GUDANG — DAY

Juni dkk memasuki gudang. Ani telah berada di dalamnya. Juni dkk kaget.

ANI

(pura-pura marah)
Kalian lama sekali. Aku sudah menunggu lama disini.

TIA

Ani! Kamu datang!

ANI

(malu)
Ayo cepat kita bereskan urusan ini. Sebelum aku berubah pikiran.

JUNI

Oke... Oke...

BUDI

Siap Bos!

CLOSE UP - DINDING

Satpam sekolah sedang berjalan di depan dinding. Tiba-tiba sebuah tas jatuh hampir mengenai kepalanya. Disusul dengan Siswa Telat. Siswa itu tertangkap oleh pak Satpam.

EXT. HALAMAN DI DEPAN GUDANG — DAY

Pak Dang sedang menyapu halaman. Dari jauh terlihat pada b.g Pak Satpam dan Siswa Telat memasuki halaman sekolah.

INT. GUDANG — DAY

Juni, Tia, Budi dan Ani membereskan piala-piala.

Budi mencari-cari bagian piala yang terpisah. Juni dan Tia mengelem piala-piala. Ani mengelap piala.

ANI

Aduh... Masih banyak yang harus diperbaiki.

JUNI

Sabar, kalau dikerjakan bersama-sama pasti terasa lebih ringan.

BUDI

Maaf ya Ani. Sudah merepotkan kamu.

ANI

Ya sudahlah... Tidak apa-apa.

TIA

Ayo semangat! Kita pasti bisa!

Tiba-tiba Juni tidak sengaja menyenggol piala yang ada didekatnya. Membuat piala-piala itu terjatuh dengan keras.

Mereka semua terdiam kaget.

JUNI

Maaf... Untung tidak pecah.

TIA

(setengah bercanda setengah serius)
Juni jangan menambah-nambah kerja kita lagi.

JUNI

(tersenyum malu)
Maaf - maaf.


INTERCUT WITH :


EXT. HALAMAN DEPAN GUDANG — CONTINUES

Pak Dang mendengar suara-suara dari dalam gudang. Dia mendekati pintu gudang. Dia hendak membuka pintu.

BACK TO :

INT. GUDANG — CONTINUES

Juni dkk terdiam. Terlihat gagang pintu bergerak-gerak. Namun pintu telah diganjal dengan meja dan kursi.

INTERCUT :

EXT. LORONG — CONTINUES

Pak Dang masih berusaha membuka pintu.

BOBBY (O.S)

Pak Dang.

Pak Dang melihat ke belakang. Bobby berdiri di belakangnya.

BOBBY

Pak pelatih minta lapangan agar tolong segera dibersihkan sekarang. Murid-murid sudah mau latihan.

PAK DANG

Waduh, biasanya kan sore baru dibersihkan. Habis latihan.

Terlihat pada b.g di halaman Siswa telat sedang dihukum oleh Pak Satpam. Dia sedang lompat kodok di tempat.

BOBBY

Lapangannya bauk pak. Kayaknya ada yang baru ulang tahun. Terus dilemparin telor dan tepung disana. Mending bapak lihat deh..

PAK DANG

Kalian merepotkan saja. Masa kalo ulang tahun malah dilemparin telor sama tepung. Harusnya didoain atau dikasih hadiah...

BOBBY

Hari ulang tahun itu justru hari orang dikerjain ga bakal marah pak. Makanya dikasih telor sama tepung aja. Lebih murah.

PAK DANG

Ada-ada saja... Tunggu sebentar. Bapak periksa gudang ini dulu.

BOBBY

Kenapa pak?

PAK DANG

Ada kedengaran suara-suara dari dalam.

BOBBY

Ohh... Ya sudah. Saya saja yang lihat pak.

PAK DANG

Tidak usah. Biar bapak saja yang lihat.

BOBBY

Gak apa-apa pak. Saya saja. Urusan lapangan lebih penting. Paling cuma suara kucing saja pak.

Pada b.g terlihat Siswa Telat kecapean. Pak satpam masih menatapnya dengan garang.

PAK DANG

Ya sudah. Tolong di cek ya. Takutnya ada apa-apa. Di dalam ada piala-piala. Kalau rusak bisa bahaya.

BOBBY

Iya. Beres pak. paling tidak ada apa-apa. Ayo pak segera ke lapangan saja.

Pak Dang pun pergi. Bobby menunggu sampai bapak itu keluar dari scene.

BOBBY

(ke arah pintu)

Hey... Itu kalian kan? Pak Dang sudah pergi.

Pintu terbuka. Terlihat Tia dari balik pintu dengan memasang muka galak.

TIA

Ngapain kamu disini?

BOBBY

Tia. Kenapa marah-marah gitu? Ntar cepat tua loh.

TIA

Kamu tidak tahu kenapa aku marah? Coba perhatikan sikapmu dan teman-teman kamu!

Budi menyusul ke depan pintu.

BUDI

Bobby, terima kasih tadi. Hampir saja kami ketahuan.

TIA

Tidak usah berterima kasih dengan dia!

Juni dan Ani menyusul.

JUNI

Sudahlah Tia. Jangan marah-marah.

ANI

Iya. Sudahlah... Ntar jadi benci loh. Benar-benar cinta.

TIA

Enak aja!

BOBBY

Kelakuanku dan anak-anak basket memang keterlaluan. Maaf ya Bud.. Maaf Juni... Maaf Tia...

JUNI

YA Bobby. Tidak apa-apa.

BUDI

Maaf juga ya kalau aku ada salah.

Mereka semua terdiam sejenak menunggu respon Tia. Tia masih tidak mau bersuara.

ANI

Ayo Tia. Yang lain sudah saling memaafkan.

TIA

Ya sudahlah.

Tia berjalan masuk ke dalam. Bobby sedikit lega.

ANI

Oke Bob. Kami lanjutin kerjaan kami dulu ya.

BOBBY

Aku boleh ikutan?

Mereka memperhatikan Bobby dengan heran.

BOBBY

Masih adakah ruang untukku?

BUDI

Tentu saja. Ayo!

Mereka semua masuk ke dalam.

INT. KELAS — DAY

CLOSE UP PAPAN TULIS

Di papan tulis tertulis tulisan Ujian Bahasa Indonesia.

Ibu Dena membagikan kertas ujian ke murid-murid.

IBU DENA

(sambil membagikan kertas ujian)
Kerjakan dengan baik ya nak. Coba cek lagi namanya sudah betul atau belum.

Terlihat meja Budi. Budi sedang mengangkat kedua tangannya berdoa. Bobby di belakang Budi, dia mengisi namanya dengan hati-hati.

Tia dan Juni sedang mengisi kertas LJK mereka. Ani berada paling depan. Dia sedang mengambil pensil dari kotak pensil. Tiba-tiba secarik kertas contekan kecil keluar. Dia kaget. Terdiam sejenak berpikir. Dia merobek kertas itu dan memasukkannya kembali ke kotak pensil. Dia mulai menulis pada kertas LJK-nya.

INT. GUDANG — DAY

Juni dkk sedang membereskan piala.

ANI

(ke Tia)
Sudah kabari orang tuamu?

TIA

Ya. Belajar kelompok dengan teman.(ke yang lain) Yang lain bagaimana?

BUDI

Belajar bersama teman pramuka.

BOBBY

Sama anak basket. Mamaku kaget. Tapi untung saja mama percaya.

JUNI

Sedang terapi. Sudah bilang ke ayahmu?

TIA

Tidak dapat melakukan sesi terapi karena ujian. Ya, sudah.

ANI

Apa tadi kamu bilang? Terapi?

BOBBY

Kamu terapi sobat?

JUNI

Ya. Tidak apa-apa. Ibu hanya sedikit cemas. Kalian tahu sendiri, 'kejadian' itu.

BUDI

Ohh.. 'kejadian' yang terkenal seantero sekolah eh se-Indonesia itu.

JUNI

Ya benar. Detail sekali. Terima kasih.

ANI

Buktikan Jun. Di hari perpisahan nanti.

BOBBY

Ya. Tunjukkan ke Ibumu ataupun Delia kalau kamu bisa.

JUNI

Jangan sampai Delia tahu! Cukup kalian saja yang tahu. Ini rahasia!

ANI

(tertawa)
Akhirnya Juni mengakuinya.

BOBBY

Rahasia ini akan tetap aman. Kamu kan sobatku.

TIA

Benarkah? Bukannya teman-teman basketmu?

BOBBY

Bukan. Kalian adalah sobatku. Sobat dikala senang maupun susah.

JUNI

Ya. Kalian adalah sobatku.

BUDI

Kalian sobatku juga.

ANI

(meledek)

Oww... Manis sekali. Mari sekarang kalian berpelukan.

BOBBY

Amit-amit.

Mereka semua tertawa.

INT. KELAS — DAY

Juni dkk bersama murid-murid lainnya serius mengerjakan ujian.

INT. GUDANG — DAY

Juni dkk sedang memperbaiki piala. Mereka duduk bersebelahan. Mengelem piala atau melapnya sambil membaca buku pelajaran.

INT. KELAS — DAY

Juni dkk dan murid-murid serius mengerjakan ujian.

Ibu Dena duduk di meja guru memperhatikan murid-murid. Dia menatap arlojinya. Waktu menunjukkan hampir pukul 10.00.

IBU DENA

Kalian masih punya waktu lima menit lagi.

Tidak lama setelah itu bel sekolah berbunyi.

EXT. LORONG — DAY

Murid-murid keluar sambil bersorak-sorai. Ujian sudah berakhir.

Juni dkk keluar bersama-sama.

JUNI

Ujian sudah selesai. Sekarang tinggal piala yang harus kita bereskan.

BOBBY

Ayo... Mari kita selesaikan urusan terakhir kita.

Mereka berjalan bersama-sama dengan kompak seperti petarung yang siap bertempur. 

INT. GUDANG — NIGHT

Juni dkk sedang memperbaiki piala sambil terkantuk-kantuk.

Bobby sudah tertidur sambil memegang satu piala. Ani sedang memperbaiki piala tapi tiba-tiba dia tidak bergerak lagi.

Tia sedikit masih sadar dan terus memperbaiki piala.

Bobby tiba-tiba terbangun.

BOBBY

Tia, belum ngantuk?

TIA

Belum. Ini sedikit lagi.

BOBBY

Kamu benar-benar teman yang baik.

TIA

Hah? Maksud kamu?

BOBBY

Kamu membantu siapapun tanpa imbalan.

TIA

(malu)

Siapa bilang. Juni adalah kelinci percobaanku.

BOBBY

Tidak. Aku tahu kamu tulus membantunya. Kamu adalah cewek yang mengagumkan.

TIA

Sudahlah... (mengalihkan pembicaraan) coba lihat mereka.

Tia menunjuk ke arah Juni dan Budi.

Juni dan Budi tertidur sandar bersandaran satu sama lain sambil memegang piala. Sangat romantis.

BOBBY

Ya. Mereka baru jadian.

Tia tertawa manis.

EXT. HALAMAN — DAY

Siswa-siswa mengerubungi papan pengumuman di pinggir halaman.

Ani dan Tia juga ikut mengerubungi papan tersebut. Mereka sampai di depan papan. Mereka melihat lembaran kertas pengumuman satu persatu. Dimulai dari pinggir kiri.

TIA

Juni nomor satu seperti biasa.

ANI

Kamu nomor sepuluh Tia.

TIA

Yeay!

Tia melompat-lompat kegirangan.

ANI

Sombong!

TIA

Kenapa? Aku sudah berusaha keras!

ANI

Baiklah... Kamu memang pantas untuk jingkat jungkit kegirangan.

Mereka mencari lagi. Mereka sampai di tengah papan.

TIA

Ini Budi!

Mereka mencari lagi. Mereka hampir mendekati pojok kanan.

TIA

Nama kamu ketemu!

ANI

Syukurlah... Tapi nama Bobby belum juga ketemu.

Mereka mencari lagi. Mereka tiba di lembaran terakhir.

TIA

Ini lembaran terakhir. Bagaimana ini?

Mereka berdua kebingungan dan sedih. Lalu tiba-tiba seorang siswa menempelkan satu lembar kertas lagi di pojok terakhir.

SISWA

Kertas ini tadi tertinggal di ruang guru.

Tia dan Ani segera memperhatikan kertas itu.

TIA

Ada! Nama Bobby ada!

ANI

Iya! Dia lulus! Kita semua lulus!

Mereka berdua melompat kegirangan dan berpelukan namun terlihat canggung. Mereka adalah teman yang baru akrab.

INT. GUDANG — DAY

Juni, Budi dan Bobby sedang menyusun piala-piala kembali ke rak.

Bobby menyanyikan bagian depan lagu Ya Sudahlah dari Bondan and Fade 2 Black. Suaranya biasa saja. Namun tetap enak didengar.

BOBBY

(bernyanyi)
Ketika mimpimu... Yang begitu indah... Tak pernah terwujud... Ya sudahlah...

Juni dan Bobby tertarik mendengarkan Bobby menyanyi.

BOBBY

Saat kau berlari... Mengejar anganmu... Yang tak pernah sampai... Ya sudahlah...

Juni mengikuti Bobby bernyanyi. Suaranya biasa-biasa saja.

JUNI

Apapun yang terjadi... Ku kan slalu ada untukmu...

JUNI DAN BOBBY

Janganlah kau bersedih... Cause everything's gonna be okay...

Tiba-tiba Budi menyanyikan bagian rap dengan sangat bagus.

BUDI

(semua bagian Rap)

Juni dan Bobby kaget. Mereka terkesima.

BOBBY

Wow. Aku tidak menyangka kamu bisa rap

JUNI

Kamu ternyata memiliki bakat terpendam Bud!

BUDI

Benarkah?

BOBBY

Ya. Orang-orang pasti akan kaget. Jika melihat dari penampilanmu, tidak ada yang akan percaya kamu bisa mengeluarkan suara seperti itu.

JUNI

Kamu harus ikut ajang pencarian bakat.

BOBBY

Ya benar. Dengan modal muka anak polos kayak kamu dan suara seperti itu. Kamu pasti sukses.

BUDI

(tidak tersinggung)
Serius? Baiklah. Akan kucoba. Mungkin aku akan menjadi terkenal.

Ani dan Tia masuk ke gudang dengan terburu-buru.

TIA

Teman-teman! Pengumumannya sudah keluar! Kita semua lulus!

BOBBY

Sudah keluar?? Bagaimana hasilnya?? Apakah aku di nomor terakhir lagi??

ANI

(sedih)
Maaf Bob... (ceria) Kamu naik 5 nomor!

BOBBY

Serius??? Benaran??? Yeaaaay.... Rasakan itu ujian! Aku mengalahkanmu!

TIA

Ujian bukanlah musuh, itu adalah sebuah uji kemampuan. Untuk mengetahui seberapa paham kita dengan... Ya sudahlah! Kita semua lulus!

Mereka semua bersorak sorai melompat-lompat kegirangan.

EXT. LORONG DEPAN GUDANG — DAY

Dari luar mereka melihat piala-piala yang telah tersusun rapi di rak.

BUDI

Akhirnya... Jerih payah kita.

Budi mengusap matanya.

ANI

Lihat mereka. Berdiri tegap dengan angkuhnya.

BOBBY

Seolah-olah mereka sudah melakukan hal yang luar biasa... (menyoraki piala) Hey! Kami yang sudah membuat kalian mengkilat!

TIA

(ikut menyoraki piala)
Tanpa kami kalian tidak akan bisa sampai seperti ini!

JUNI

Kalian bukan apa-apa tanpa kami!

ANI

Kita sudah menjadi gila karena membereskan piala ini.

Mereka memperhatikan piala untuk terakhir kali.

JUNI

Urusan kita sudah selesai. Ayo pulang.

Mereka pun berjalan pergi

EXT. LORONG — CONTINUES

Mereka berjalan di lorong.

BOBBY

(ke Budi)
Bud, lain kali... Hati-hati kalau memegang barang ya. Jangan sampai terulang lagi.

BUDI

Aku tidak akan menyentuhnya lagi. Tobattt...

Mereka berpapasan dengan Pak Dang.

TIA

Siang pak... Mau kemana?

PAK DANG

Siang neng. Ini bapak mau angkat piala. Sudah harus dipajang.

JUNI

Ohh, untuk perpisahan ya? Tapi... Sendirian pak ngangkatnya?

PAK DANG

Iya.. Selalu sendirian. Petugas kebersihan dan kerapihan sekolah kan cuma bapak sendiri. Bapak permisi dulu ya.

JUNI

Iya pak, silahkan.

TIA

Kasihan bapaknya... Ngangkat segitu banyaknya piala sendirian.

JUNI

Apakah kita harus membantu Pak Dang?

BOBBY

Oh tidak. Aku sudah menyelasaikan tugasku. Membantu memperbaiki piala-piala angkuh itu. Sudah cukup.

BUDI

Tapi kasihan bapaknya. Sudah sepuh harus membawa piala sebanyak itu.

ANI

Arrghh... Kalian terlalu baik. Ya sudah, ayo! Sebelum aku berubah pikiran.

TIA

Ayolah Bobby. Jarang-jarangkan kamu bantuin orang lain? Nanti aku traktir minum deh.

BOBBY

Bagaimana ya...

Kecuali Bobby, mereka semua mulai berjalan berbalik ke arah perginya pak Dang.

BOBBY

Kalian pikir aku bisa disogok? Kita sudah begadang dari kemaren-kemaren. Badan kalian tidak pegal?

Yang lain sudah meninggalkan Bobby. Tidak mendengarkannya.

BOBBY

Hey, tunggu!... Oke! Baiklah... Tapi aku mau minumnya dua!

Bobby menyusul teman-temannya.

EXT. LORONG TEMPAT PIALA — DAY

Tia, Budi, Bobby dan Ani sedang menyusun piala ke rak kaca.

BOBBY

Ada masalah apa dengan rak-rak di sekolah ini? Semua sudah pada rapuh. Lihatlah rak ini.

Bobby menggoyang rak itu sedikit. Rak itu langsung bergoyang tidak kokoh.

TIA

Wow wow. Jangan lakukan itu lagi Bob.

Budi menyusun sebuah piala besar ke rak. Lemari rak langsung

goyang lagi. Mereka semua tersentak.

ANI

Hati-hati Bud!

BOBBY

Benarkan. Rak ini sudah dalam kondisi gawat darurat.

BUDI

Hampir saja.

ANI

Jika rak ini roboh juga. Aku akan membuat hidup mu menderita Bud! Serius! Hidupmu akan menderita!

BUDI

Ampun Ani... Ampunn..

Pak Iswara datang bersama asistennya. Dia memperhatikan piala-piala. Tia dkk langsung tegang.

PAK ISWARA

(melihat ke piala-piala)
Piala-piala ini sudah disusun semua?

BOBBY

Belum pak. Masih ada beberapa di gudang.

Pak Iswara memperhatikan piala dengan seksama. Ada satu piala yang kelihatan aneh. Piala itu bertuliskan lomba sepak bola tapi lambang bolanya adalah bola basket. Pak Iswara memasang tampang curiga.

Tia dkk kelihatan panik.

BOBBY

Wahh.. Piala ini besar sekali.

Untuk mengalihkan Pak Iswara. Bobby mengambil satu piala besar.

BOBBY

Wow.. Ini adalah piala Kepala Sekolah terbaik punya bapak. Bapak memang orang yang hebat. Kepala sekolah terkeren!

Pak Iswara tersenyum puas.

PAK ISWARA

Ya... Tentu saja.

Dia menaruh piala aneh tadi lalu pergi.

Tia dkk lega.

INT. R. TERAPI — DAY

Juni masuk ke ruangan dengan muka yang sangat ceria. Tidak seperti biasanya. Pak Ayat sudah duduk di kursinya. Juni duduk di sofa seperti biasa.

JUNI

Hai pak. Sudah lama tidak bertemu.

PAK AYAT

Kamu kelihatan berbeda dari biasanya.

JUNI

Oh benarkah? Mungkin karena sebentar lagi saya lulus.

PAK AYAT

Bagaimana dengan pidatonya?

JUNI

Sudah diatasi.

PAK AYAT

Kamu bisa mengatasinya? Bagaimana?

JUNI

Saya minta bantuan teman saya.

PAK AYAT

Jadi sekarang kamu punya teman?

JUNI

Ya. Beberapa orang.

PAK AYAT

Sayang sekali kamu sebentar lagi lulus.

JUNI

Memangnya kenapa pak?

PAK AYAT

Jadinya kamu harus berpisah dengan teman kamu kan.

JUNI

Tidak apa-apa pak. Saya senang. Yang penting saya bisa segera meninggalkan SMA.

PAK AYAT

Bagaimana dengan teman-teman kamu?

JUNI

Tidak masalah. Menyenangkan bersama mereka. Tapi saya sudah terbiasa sendirian.

Juni tersenyum. Dia sangat senang.
















































































Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar