Rencana Penyelamatan Juni
1. 1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

CLOSE UP - DINDING

Sebuah tas jatuh dari atas. Beberapa detik kemudian seorang siswa SMA Laki-laki juga jatuh dari atas. Penonton mendapatkan ekspresi bahwa siswa ini baru saja memanjat dinding sekolah.

SISWA Telat itu kemudian dengan muka penuh kemenangan memasang headset ke telinganya.

Terdengar musik yang ceria

Lalu di dinding muncul judul.

TITLE : RENCANA PENYELAMATAN JUNI

EXT. LORONG — DAY

Masih dengan musik yang ceria.

Siswa Telat menyapa siswa-siswa lain. Dia berjalan melewati sebuah lorong yang penuh dengan ratusan PIALA.

Terus berjalan dia melihat di gerbang depan sekolah beberapa siswa sedang dihukum lompat ditempat oleh PAK SATPAM yang sudah tua, garang namun masih segar bugar, Siswa Telat pun tersenyum penuh kemenangan. 

Dia terus berjalan, menyapa guru yang lewat dan akhirnya ikut mengantri dalam barisan siswa yang masuk ke dalam sebuah ruangan.

Musik berhenti.

INT. AULA SEKOLAH — DAY

Siswa-siswa SMA mulai memasuki ruangan dan mengisi kursi-kursi kosong yang telah berjejer rapi.

NARATOR (JUNI) (V.O)

SMA adalah masa indah yang tidak akan pernah terlupakan.

Kemudian dengan cara yang dramatis terlihat siswa-siswi yang semuanya berpenampilan cantik dan tampan berjalan masuk dengan ceria dan bahagia.

JUNI (V.O)

(tertawa sinis)
Omong Kosong... Itu hanya ada di lagu-lagu, film atau cerita lama, kawan... Masa SMA adalah masa untuk...

Dari sisi lain, terlihat BOBBY, siswa yang ganteng, pebasket, berbadan tinggi besar, namun pemalas, nakal.

Dia berjalan bersama geng basketnya. Tipe geng sombong dan merasa paling ganteng sedunia. Lengan baju mereka dilipat untuk memamerkan otot-otot atletisnya.

Salah satu anggota geng menabrak siswa berbadan kecil yang kemudian jatuh tersungkur. Mereka memberikan tatapan mengancam pada siswa malang tersebut, siswa itu mundur ketakutan. Mereka berjalan kembali seolah tidak terjadi apa-apa.

JUNI(V.O)

Menghindar dari masalah... Dan...


Dari sisi yang lain, terlihat BUDI, siswa culun yang menggunakan atribut sekolah sesuai standar, rapih, tipikal siswa teladan yang patuh kepada Guru dan peraturan.

Dia sudah duduk sendirian di barisan paling depan dengan tampang polos. Dua orang siswi hendak duduk disampingnya. Namun kemudian melihat senyuman lebay Budi, senyum lebar hingga ke telinga, terlihat kawat gigi warna-warni dari mulutnya... sehingga mereka mengurungkan niat mereka untuk duduk disana.

JUNI (V.O)

Memilih dengan siapa kamu akan duduk...

Kita melihat panorama seluruh ruang. Siswa-siswa sudah duduk dengan rapi.

JUNI (V.O)

Itulah hari-hariku di SMA... (menghela napas) Itulah SMA. Membosankan.


FADE TO BLACK

INT. PODIUM AULA SEKOLAH — DAY

Kepala Sekolah, PAK ISWARA sedang berpidato. Berumur sekitar 50 tahun, tampan, ambisius, serius namun auranya menyeramkan.

PAK ISWARA

Setiap tahun Sekolah CIPTA CITA tidak pernah gagal. 100 persen lulus, sempurna.

Siswa-siswi mendengarkan dengan seksama. Patuh seperti robot.

PAK ISWARA

Siswa-siswi kita juga selalu melanjutkan ke Universitas terkemuka. Apa yang membuat kita tidak pernah gagal?... (melihat sekeliling ruangan dengan tatapan tajam)
Kesuksesan dan keberhasilan didapat melalui persiapan sekolah yang matang dan juga berkat siswa-siswi kita yang cerdas!
Saat ini adalah salah satu momen yang akan menentukan masa depan kalian.(berapi-api) Kelas tiga, harumkan nama Sekolah CIPTA CITA.

Semua siswa tepuk tangan setelah mendengarkan perkataan Pak Iswara.

INT. KELAS — DAY

CU LACI MEJA. Sebuah komik diam-diam dibaca oleh seorang siswa.

Di sebelah siswa yang membaca komik duduk JUNI yang mengantuk. Juni, berkaca mata tebal, seorang siswa jenius, sangat kaku dan kikuk, individualis, tidak punya teman. Dia hampir tumbang dari tempat duduknya namun berhasil menyeimbangkan badannya kembali.

Disisi lain, seorang guru sedang berdiri di depan menjelaskan pelajaran. B.g papan tulis yang berisi penjelasan dengan judul KEMERDEKAAN RI.

IBU DENA, guru sejarah, 30 tahun. Masih single. Tegas dan kaku. Dia menjelaskan pelajaran sambil berjalan-jalan mengelilingi kelas.

Siswa-siswa kelihatan tidak bersemangat. Hanya beberapa siswa yang memperhatikan dengan serius, yaitu Budi dan TIA. TIA adalah seorang siswi cantik namun kaku dan serius, sifatnya lebih dewasa dari umurnya. Dia adalah Love Interest dari BOBBY.

IBU DENA

(berjalan mengelilingi kelas)
Indonesia meraih kemerdekaannya dengan perjuangan. Bukan pemberian... (melihat BOBBY bermain HP) Simpan HP-nya Bob.

BOBBY segera menyimpan HP-nya.

BOBBY

(senyuman tertangkap basah)
Maaf, buk.

IBU DENA

(mengabaikan BOBBY)
Kalian tahu? Dengan bambu runcing pemuda-pemuda Indonesia melawan penjajah yang sudah bersenjata lengkap.

IBU DENA melirik ke meja ANI. ANI adalah seorang siswa yang tomboy, suka hal yang berbau gothic, musik-musik rock. Galak dan penyendiri. Rambutnya yang sebenarnya indah selalu diikat kuncir kuda. Dia sedang menulis-nulis Chord lagu dibuku catatannya.

ANI pun melirik ke arah IBU DENA. Mereka saling bertatapn. ANI tidak takut dengan guru tersebut. IBU DENA yang akhirnya memalingkan pandangannya terlebih dahulu. Dia menyerah. Dia sebenarnya tidak terlalu peduli dengan apa yang dilakukan ANI.

IBU DENA

Pemuda-pemuda tersebut seumuran dengan kalian. Belasan tahun.


INTERCUT WITH :

EXT. LORONG — DAY

PAK ISWARA sedang berjalan bersama asistennya yang penurut. Mereka sedang berbicara satu arah. Dia tidak memandang asistennya sedikitpun dan terus berjalan. Asistennya berjalan patuh dibelakangnya.

PAK ISWARA

Jangan lupa umumkan rapat guru selanjutnya.

ASISTEN

Baik pak. Nanti siang saya umumkan.

PAK ISWARA

Oh ya, jangan lupa suruh PAK DANG bersihkan piala-piala. Jangan sampai ada debu yang menempel setitik pun. Piala-piala itu adalah kebanggaan sekolah kita.

ASISTEN

Mengerti pak... Jangan lupa pak, Perwakilan kelas tiga adalah Juni Mandala, IPA.

PAK ISWARA tiba-tiba berhenti, hampir saja sang asisten menabraknya. Dia memandang asistennya dengan tajam.

PAK ISWARA

Juni? Yang dari 'Kejadian' kemaren itu?

ASISTEN

Iya pak.

PAK ISWARA

Tidak bisa diganti?

ASISTEN

Delia Putri dari IPS pak. Dia dinomor urut 2.

PAK ISWARA

IPS?

ASISTEN

Ya pak. IPS.

Pak Iswara kembali berjalan. Diikuti asistennya.

PAK ISWARA

Mereka jarang menjadi perwakilan. Kapan IPS terakhir?

ASISTEN

Sekitar delapan tahun yang lalu pak.

PAK ISWARA

Baiklah, panggil dua orang tersebut ke ruangan saya saat jam istirahat.


BACK TO SCENE :

INT. KELAS — LANJUTAN

IBU DENA

Baiklah, untuk projek akhir sejarah, kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok akan berdiskusi dan membuat makalah.

Budi mengangkat tangan.

IBU DENA

Ya?

Budi

Apa saja yang dibahas buk?

IBU DENA

Topiknya adalah Perjuangan Kemerdekaan RI, coba kalian pelajari dan temukan inspirasi dari Perjuangan para Pahlawan Kita. Melalui Sejarah kita dapat memahami jati diri suatu bangsa.

TIA mengangkat tangan. IBU DENA memandangnya.

TIA

Kelompoknya kita pilih sendiri?

IBU DENA

(menghela napas, bersiap-siap)
Kali ini kelompoknya Ibu yang akan tentukan.

Semua siswa didalam kelas langsung gaduh tidak setuju.


INTERCUT :

EXT. LORONG DEPAN KELAS — DAY

PAK ISWARA sampai di depan kelas JUNI. Dia mendengar kegaduhan di kelas itu. Dia berhenti dan mengintip ke dalam kelas melalui jendela.


BACK TO SCENE :

INT. KELAS — DAY

BOBBY

Yah, Buk. Lebih enak kalo pilih sendiri.

Seluruh kelas bersorak setuju. IBU DENA lalu menepuk papan tulis untuk menenangkan mereka.

IBU DENA

Ini adalah tugas terakhir kalian. Kalian selalu membuat kelompok dengan teman yang sama. Coba kali ini bekerja sama dengan teman yang lain.

ANI lalu mengangkat tangannya. Sebelum dipersilahkan dia sudah mulai berbicara.

ANI

Tapi lebih mudah kerja sama dengan teman yang sudah biasa buk.

Semua murid bersorak setuju.

IBU DENA

(menenangkan murid)
Dunia lebih luas dari kelas ini, bagaimana kalian bisa menghadapi dunia luar jika selalu berada di zona nyaman kalian. Dari sekarang kalian harus berlatih bekerja dengan orang lain.

Siswa-siswi serempak komplain, membuat kelas semakin gaduh. IBU DENA tidak bisa menenangkan mereka.

PAK ISWARA INTO SCENE

PAK ISWARA yang dari tadi memperhatikan akhirnya masuk ke dalam kelas.

PAK ISWARA

Selamat pagi anak-anak.

Mereka spontan menjadi tenang.

PAK ISWARA berjalan ke tengah ruangan dengan gagah. Dia melihat papan tulis sekilas. Sang Asisten menunggu di dekat pintu.

PAK ISWARA

Kelas ini tampak sangat hidup. Oh... Kalian sedang belajar tentang perjuangan kemerdekaan ya? Kalian tahu kenapa kita bisa merdeka.

Melihat ke arah Ani yang berada disampingnya.

ANI

Berperang?

PAK ISWARA

Ya, tepat sekali. Dengan berperang. Tapi bukan sembarang perang.

Pak Iswara melihat seisi kelas dengan seksama.

PAK ISWARA

Bukan hanya perang di satu daerah saja. Namun perang satu negara. Tidak ada lagi yang namanya beda suku, beda ras, beda agama. Semua rakyat Indonesia bersatu padu untuk berperang...

Para siswa mendengarkan perkataan Pak Iswara. Mereka tahu ini adalah sebuah nasehat yang tidak akan bisa mereka sanggah.

PAK ISWARA (CON'T)

Begitu pula di sekolah. Dalam mengerjakan tugas, tidak ada yang namanya beda-beda teman.

Semua siswa terdiam. Kalah.

PAK ISWARA

(ke arah Juni) Juni, datang ke ruangan saya saat jam istirahat... Oke, anak-anak, selamat melanjutkan pelajaran.

Kepala sekolah berjalan keluar kelas. Diikuti sang asisten.

IBU DENA

Nah, sekarang akan ibu bagi kelompoknya.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar